b.
c.
d.
mengalami
kemunduran
secara
fisik
maupun
psikis.
a.
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel
sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
2) Pemakaian dan Rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel sel tubuh lelah (rusak).
3) Reaksi dari Kekebalan Sendiri (Auto Immune Theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
4) Teori Immunology Slow Virus (Immunology Slow Virus Theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya
virus ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
5) Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.
6) Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan selsel tidak dapat regenerasi.
7) Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
8) Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
b.
Ukuran
optimum
(pola
hidup)
Kehilangan Peran
c.
Teori Psikologi
perkembangan
yang
harus
dijalani
adalah
untuk
mencapai
yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus menerus. Apabila
proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulah
berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto
(1994) menyebutkan masalah masalah yang menyertai lansia yaitu:
a. Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang
lain,
b. Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola
hidupnya,
c. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah
meninggal atau pindah,
d. Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang
bertambah banyak, dan
e. Belajar memperlakukan anak anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan
dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik
yang mendasar adalah perubahan gerak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat
terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin
berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta
terhadap kegiatan kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit.
Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu
menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut
diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk
meningkatkan kebugaran fisiknya.
Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri ciri
penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
Status kesehatan
d.
Pengalaman hidup
e.
Lingkungan
f.
Stres
Perubahan Fisik
respirasi
otot-otot
pernafasan
menjadi
kaku
sehingga
dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.
10) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh
menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine
vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut - serabut otot,
sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kram dan tremor.
11) Sistem Reproduksi
Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan.
c.
d.
Perubahan Spiritual
Perubahan-perubahan yg terjadi:
- Terganggunya pembentukan
sel-sel baru
- Penurunan fungsi imunitas
- Penurunan semua fungsi organ
tubuh.
- Tidak stabilnya keadaan
psikologis
- Memasuki group / kelompok
lansia dalam komunitas
Diagnosa Keperawatan :
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
b. Keterbatasan mobilitas fisik
c. Gangguan rasa nyaman ; Nyeri
d. Gangguan pemenuhan aktivita sehari-hari
e. Resiko terjadinya infeksi
f. Resiko terjadinya cedera
B. Konsep Stroke
1. Definisi
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan
fokal,
regional
maupun
global
yang
berlangsung
cepat,
10
hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder dan kesadaran umummnya
baik.
11
2.
3.
4.
12
13
darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar
dan pembuluh darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik
terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan
darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya
kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL). Sedangkan
pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah ke
pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan
ii.
14
5. Patofisiologi
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya
pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai
oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lambat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan
spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan
paru dan jantung). Atherosklerotik sering/cenderung sebagai faktor penting
terhadap otak, thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat
beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi
turbulensi. Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah. Thrombus mengakibatkan;
1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan.
2. Edema dan kongesti disekitar area.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari pada area
infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadangkadang sesudah beberapa hari. Dengan berkurangnya edema pasien mulai
menunjukan perbaikan CVA. Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak
terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus
menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi septik infeksi
akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat
menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan
perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih
disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah..
Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian
dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler. Jika sirkulasi serebral
terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral. Perubahan disebabkan oleh
anoksia serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan
irreversibel bila anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh
karena gangguan yang bervariasi salah satunya cardiac arrest.
15
6. Manifestasi Klinis
Gejala utama GPDO (Gangguan Pembuluh Darah Otak) akibat trombosis
serebri ialah timbulnya defisit neurologis
secara mendadak
didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun pagi. Dan
biasanya kesadaran tak menurun. Biasanya
tahun. Pada fungsi lumbal likor serebrospinal jernih. Tekanan normal dari eritrosit
kurang dari 500 cc. Pada embolus yang cukup besar dapat menyebabkan
penurunan kesadaran.
Bagi pasien yang mengalami TIA, 1/3 akan mengalami stroke mayor, 1/3
akan tetap TIA, 1/3 lagi sembuh. Jika arteri karotis dan serebral yang terkena,
gejalanya: pasien mengalami kebutaan pada satu matanya, Hemiplegi gangguan
bicara dan kekacauan mental.
Jika arteri vertebralis, gejalanya: pening, diplopia, kekacauan penglihatan
pada satu atau kedua bidang pandang dan disatria.
Anamnese
Pengkajian
Perdarahan
Infark
1. Permulaannya
2. Waktu kejadian
Sangat akut
Penderita aktif
Sub akut
Bangun pagi /
istirahat
++
-/+
3.
4.
5.
6.
Tanda awal
Nyeri kepala
Kejang
Kesadaran menurun
+++
+++
+++
Pemeriksaan Fisik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penurunan kesadaran
Bradikardi
Udema pupil
Kaku kuduk
Kernig/ Brudzinski
Ptosis
Perdarahan retina
+++
++
Sering +
++
+++
++
++
Cairan
Serebrospinal
1. Tekanan
2. Warna
3. Eritrosit
Meningkat
Merah
> 1000
16
-/+
-/+
Normal
Jernih
< 500
7. Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi,
komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri pada daerah
tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi sendi,
deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsi dan sakit kepala.
4. Hidrocephalus
8. Pemeriksaan Penunjang
1.
menentukan penyebab
stroke
3.
Fungsi
dan
biasanya ada trombosis, emboli serebral dan TIA. Tekanan meningkat dan
cairan yang mengandung darah menunjukan adanya hemoragik subaraknoid
atau perdaraha intra kranial. Kadar protein total meningkat pada kasus
trombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
4.
MRI:
penyakit arteriovena
7.
17
9. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan
a. Bantuan kepatenan jalan nafas.
b. Tirah baring.
c. Penatalaksanana cairan dan nutrisi.
d. Obat-obatan:
1) Antikoagulasi/antiplatelet
2) Anti oedema.
e. Kortikosteroid.
f. EKG dan pemantauan jantung.
g. Hipotermia.
h. Pantau TIK.
i. Pemasangan kateter indelwelling.
j. Rehabilitasi neurologis.
Pengobatan Konservatif
a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan,
tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya
paling dirasakan oleh pasien TIA.
c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.
d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
1. Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak
18
b/d
NO
DX
1
DIAGNOSA
TUJUAN
Perfusi jaringan
tidak efektif:
cedera b.d
gangguan sirkulasi
darah ke otak
INTERVENSI
efektif dg KH:
Peningkatan perfusi
serebral
Kaji kesadaran klien
Monitor status respirasi
Kolaborasi obat-obatan
untuk memepertahankan
status hemodinamik.
Monitor laboratorium utk
status oksigenasi: AGD
Monitor neurology
Monitor pupil: gerakan,
kesimetrisan, reaksi pupil
Monitor
19
Ketidak
seimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
b/d
ketidakmampuan
pemasukan b.d
faktor biologis
nutrisi dg KH:
kesadaran,orientasi, GCS
dan status memori.
Ukur vital sign
Kaji peningkatan
kemampuan motorik,
persepsi sensorik ( respon
babinski)
kaji tanda-tanda
keadekuatan perfusi
jaringan cerebral
Hindari aktivitas yg dapat
meningkatkan TIK
Laporkan pada dokter ttg
perubahan kondisi klien
Managemen nutrisi
Kaji pola makan klien
Kaji kebiasaan makan
klien dan makanan
kesukaannya
Anjurkan pada keluarga
untuk meningkatkan
intake nutrisi dan cairan
kelaborasi dengan ahli
gizi tentang kebutuhan
kalori dan tipe makanan
yang dibutuhkan
tingkatkan intake protein,
zat besi dan vit c
monitor intake nutrisi dan
kalori
Monitor pemberian
masukan cairan lewat
parenteral.
Nutritional terapi
kaji kebutuhan untuk
pemasangan NGT
berikan makanan melalui
NGT k/p
berikan lingkungan yang
nyaman dan tenang untuk
mendukung makan
monitor penurunan dan
peningkatan BB
monitor intake kalori dan
gizi
20
Kerusakan
mobilitas fisik b.d
kerusakan
neuromuskuler,
kerusakan persepsi
sensori, penurunan
kekuatan otot.
kekuatan otot
ROM aktif / pasif meningkat
Perubahan pposisi adekuat.
Fungsi motorik meningkat.
ADL optimal
Kerusakan
komunikasi verbal
b.d penurunan
sirkulasi ke otak.
Komunikasi : kemampuan
penerimaan.
Kemampuan interprestasi
meningkat
komunikasi
Sindrom defisit
self-care: b.d
kelemahan,
gangguan
neuromuskuler,
kerusakan
mobilitas fisik
primer menurun,
infeksi pada klien dengan KH:
prosedur invasif Tidak ada tanda-tanda infeksi
status imune klien adekuat
V/S dbn,
Peningkatan
komunikasi: Defisit
bicara
Libatkan keluarga utk
memahami pesan klien
Sediakan petunjuk
sederhana
Perhatikan bicara klien
dg cermat
Gunakan kata sederhana
dan pendek
Berdiri di depan klien
saat bicara, gunakan
isyarat tangan.
Beri reinforcement positif
Dorong keluarga utk
selalu mengajak
komunikasi denga klien
Self-care assistant.
Kaji kemampuan klien
dalam pemenuhan
kebutuhan sehari hari
Sediakan kebutuhan yang
diperlukan untuk ADL
Bantu ADL sampai
mampu mandiri.
Latih klien untuk mandiri
jika memungkinkan.
Anjurkan, latih dan
libatkan keluarga untuk
membantu memenuhi
kebutuhan klien seharihari
Berikan reinforcement
positif atas usaha yang
telah dilakukan klien.
22
Konrol infeksi :
Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien
lain.
Pertahankan teknik
isolasi.
AL dbn
23
Proteksi terhadap
infeksi
Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal.
Monitor hitung granulosit
dan WBC.
Pertahankan teknik
aseptik untuk setiap
tindakan.
Pertahankan teknik isolasi
bila perlu.
Inspeksi kulit dan mebran
mukosa terhadap
kemerahan, panas.
Dorong istirahat yang
cukup.
Monitor perubahan
tingkat energi.
Dorong peningkatan
mobilitas dan latihan.
Instruksikan klien untuk
Kurang
pengetahuan
keluarga tentang
penyakit dan
perawatannya b/d
kurang paparan dan
keterbatasan
kognitif
memahami perawatan
Keluarga kooperativedan mau
kerjasama saat dilakukan
tindakan
Gangguan
eliminasi BAB
berhubungan
dengan imobil
24
Gangguan menelan
berhubungan
dengan kerusakan
neuromuskuler otot
menelan
25
10
memasukkan makanan
Monitor tanda dan gejala
aspirasi
Ajarkan klien dan
keluarga cara memberikan
makanan
Monitor BB
Berikan perawatan mulut
Monitor hidrasi tubuh
Bantu untuk
mempertahankan intake
kalori dan cairan
Cek mulut adakah sisa
makanan
Berikan makanan yang
lunak.
Risiko
Setelah dilakukan askep jam Manajemen kejang
trauma/injuri
terjadi peningkatan Status
monitor posisi tidur klien
berhubungan
keselamatan Injuri fisik Dg
Pertahankan kepatenan
dengan penurunan
KH :
jalan nafas
kesadaran
Klien dalam posisi yang aman Beri oksigen
dan bebas dari injuri
Monitor status neurologi
Klien tidak jatuh
Monitor vital sign
Catat lama dan
karakteristik kejang
(posisi tubuh, aktifitas
motorik, prosesi kejang)
Kelola medikasi sesuai
order
Manajemen lingkungan
Identifikasi kebutuhan
keamanan klien
Jauhkan benda yang
membahayakan klien
pasang bed plang
Sediakan ruang khusus
Berikan lingkungan
tenang
Batasi pengunjung
Anjurkan pada keluarga
untuk menunggu/berada
dekat klien
26