PENDAHULUAN
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Air
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk
kepentingan lainnya seperti pertanian dan indutri.Oleh karena itu keberadaan air
dalam masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi kelangsungan kehidupan.Air
tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan, tanpa air tidaklah mungkin ada kehidupan.
Semua orang tahu betul akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Namun,
tidak semua orang berpikir dan bertindak secara bijak dalam menggunakan air
dengan segala permasalahan yang mengitarinya.Malah ironisnya, suatu kelompok
masyarakat begitu sulit mendapatkan air bersih, sedangkan segelintir kelompok
masyarakat lainnya dengan mudahnya menghambur-hamburkan air.
Kebutuhan akan pentingnya air tidak diimbangi dengan kesadaran untuk
melestarikan air, sehingga banyak sumber air yang tercemar oleh perbuatan manusia
itu sendiri. Ketidak bertanggung jawaban mereka membuat air menjadi kotor, seperti
membuang sampah ke tepian sungai sehingga aliran sungai menjadi mampet dan
akhirnya timbul banjir jika hujan turun, membuang limbah pabrik ke sungai yang
mengkibatkan air itu menjadi tercemar oleh bahan-bahan berbahaya, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan air yang telah tercemar hingga
layak digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
2.1.1 Sifat Umum Air
Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia
yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0 0C (320F) 1000C,
air berwujud cair. Suhu 0 0C merupakan titik beku dan suhu 100 0C
2.
3.
yang besar.
Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia. Sifat ini memungkinkan air digunakan sebagai pencuci
yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke badan
5.
air.
Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Tegangan permukaan
yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan
6.
Air tanah (Ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara ilmiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan
tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih
baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan (Chandra, 2006).
2.1.3 Pembagian Air
Pembagian air berdasarkan analisis
a. Air kotor/air tercemar
Air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan disebut
air tercemar/air kotor. Sumber air kotor/ air tercemarMenurut lokasi pencemaran
maka air tercemar ini digolongkan dalam 2 lokasi yaitu:
b. Air bersih
Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun
bakteriologi belum terpenuhi.Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor, air
hujan, air dari sumber mata air. Pemanfaatan air bersihSecara umum dapat di katakan
penggunaan air bersih sebagai berikut :
Akan diolah menjadi air siap minum
Untuk keperluan keluarga (cuci, mandi)
Sarana pariwisata (air terjun)
Pada industri (sarana pendingin)
Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
2.
3.
4.
peternakan.
Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.
air
limbah
menurut
Tchobanoglous
dan
Eliassen
(Soeparman.Suparmin, 12) adalah gabungan cairan dan sampah yang terbawa dari
tempat tinggal, kantor, bangunan perdaganan, industri serta air tanah, air permukaan,
dan air hujan yang mungkin ada. Air limbah pada umumnya mengandung air, bahan
3. Warna
Zat terlarut dalam air limbah dapat menimbulkan warna air limbah.Berdasarkan
sifat-sifat penyebabnya, warna dalam air dibagi menjadi2 jenis, yaitu warna sejati dan
warna semu.Warna sejati disebabkan oleh koloida-koloida organik atau zat-zat
terlarut.Sedang warna semu disebabkan oleh suspensi partikel-partikel penyebab
kekeruhan.Warna juga merupakan ciri kualitatif untuk mengkaji kondisi umum air
limbah.Jika coklat, umur air kurang dari 6 jam.Warna abu-abu muda sampai abu-abu
setengah tua tandanya air sedang mengalami pembusukan oleh bakteri.Jika abu-abu tua
hingga hitam berarti sudah busuk akibat bakteri. Air yang berwarna dalam batas tertentu
akan mengurangi segi estetika dan tidak dapat diterima oleh masyarakat.
4. Temperatur
Proses kegiatan sumber limbah padat menyebabkan air buangan menjadi hangan,
sehingga air limbah umumnya memiliki suhu yang lebih tinggi dibanding dengan suhu
air bersih. Suhu dari air limbah sangat berpengaruh terhadap kecepatan reaksi kimia dan
tata kehidupan dalam air. Proses pembusukan terjadi pada suhu tinggi serta tingkat
oksidasi yang juga lebih besar. Pengukuran suhu penting karena pada umumnya instalasi
pengolah air limbah meliputi proses biologis yang bergantung suhu.
5. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organic
terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri
komponen-komponen
anorganik
dalam
air
limbah
perlu
a. Senyawa Organik Kira-kira 75% suspended soil dan 40% filterable solid dalam
air buangan merupakan senyawa-senyawa organic. Senyawa organic tersebut
berasal dari kombinasi karbon, hidrogen, dan oksigen serta nitrogen dalam
berbagai senyawa. Urea sebagai kandungan bahan terbanyak, di dalam urin
merupakan bagian lain yang penting dalam bahan organik, sebab bahan ini
diuraikan secara cepat dan jarang didapati urea yang tidak terurai berada di
dalam air limbah. Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik semakin
banyak, hal ini akan mempersulit dalam pengelolaan air limbah sebab beberapa
zat tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Sugiharto, 25)
b. Senyawa Anorganik
Beberapa komponen anorganik dari limbah dan air alami adalah sangatpenting
untuk peningkatan dan pengawasan kualitas air minum. Jumlah kandungan
bahan anorganik meningkat sejalan dan dipengaruhi oleh formasi geologi dari
asal air limbah berasal. Secara umum bahan anorganik yang ada dalam air
terbagi dalam tiga macam yaitu: bahan butiran, bahan garam-garam mineral dan
bahan metal. Selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan kimia tersebut
merupakan bahan yang beracun. Bahan kimia yang penting yang ada di dalam
air pada umumnya meliputi bahan organik, kandungan gas klorida, sulfur,
deterjen, logam berat dan nitrogen.
2.3.3
Sifat Biologis
Keberadaan
mikroorganisme
dalam
air
limbah
dapat
membantu
limbah tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, justru akan menimbulkan gangguan
bagi lingkungan. Berdasarkan kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan
gangguan terhadap lingkungan, maka mikroorganisme dikelompokkan menjadi 2
(dua) golongan yaitu :
1. Mikroorganisme pathogen, seperti : bakteri coli, virus hepatitis, salmonella dan
lain-lainnya
2. Mikroorganisme non pathogen, seperti : protista dan algae.
Berdasarkan beberapa karakteristik air buangan tersebut, maka pengolahan air
limbah dibagi atas:
Pengolahan air buangan secara fisik
Pengolahan air buangan secara kimiawi
Pengolahan air buangan secara biologis
Untuk sutu jenis air buangan tertentu ketiga metode pengolahan tersebut dapat
diaplikasikan secara terpisah atau secara kombinasi.
Baik tidaknya kualitas air secara biologis ditentukan oleh jumlah mkroorganisme
patogen dan nonpatogen. Mikroorganisme patogen bisa berwujud bakteri, virus atau
spora pembawa bibit penyakit. Sebaliknya yang nonpatogen, meskipun relatif tidak
berbahaya bagi kesehatan, kehadirannya akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak
enak. Pemeriksaan biologis di dalam air bertujuan untuk mengetahui apakah ada
mikroorganisme patogen berada di dalam air.
Kelompok mikroorganisme terpenting dalam air buangan ada tiga macam, yaitu
kelompok protista, tumbuh-tumbuhan, dan kelompok hewan, sedangkan kelompok
tumbuh-tumbuhan terdiri dari paku-pakuan dan lumut. Bakteri berperan penting
dalam air buangan, terutama pada proses biologis. Sedangkan protozoa dalam air
buangan berfungsi untuk mengontrol semua bakteri sehingga terjadi keseimbangan.
Alga sebagai penghasil oksigen pada proses fotositesis juga dapat mengurangi
nitrogen yang terdapat dalam air. Namun alga juga dapat menimbulkan gangguan
pada permukaai air karena kondisinya yang menguntungkan (sampai kedalaman 1
meter di bawah permukaan air) sehingga dapat tumbuh dengan cepat dan menutupi
permukaan air, sehingga sinar matahari tidak mampu menembus permukaan air.
2.4 Unsur dari sistem pengelolaan air limbah modern
Unsur-unsur dari suatu sistem pengelolaan air limbah yang
modern terdiri dari:
1. Sumber air limbah
Sumber air limbah dari suatu daerah pemukiman seperti
perumahan, bangunan komersial dan industri.
2. Pemrosesan setempat
Sarana untuk pengolahan pendahuluan atau penyamaan air
limbah sebelum masuk ke sistem pengumpul.
3. Pengumpul
Sarana untuk pengumpulan air limbah dari masing-masing
sumber dalam daerah pemukiman.
4. Penyaluran
Sarana untuk memompa dan mengangkut air limbah yang
terkumpul ke tempat pemrosesan dan pengolahan.
5. Pengolahan
Sarana pengolahan air limbah sebelum dibuang dari suatu
daerah ke saluran irigasi.
6. Pembuangan
Sarana pengolahan limpahan yang sudah diolah dan ampas
padat yang didapat dari pengolahan. Seperti dalam sistem
penyaluran air bersih, dua faktor penting yang
harus diperhatikan dalam sistem pengolahan air limbah adalah
jumlah dan mutu (Tchobanoglous, 1991).
Air limbah yang harus dibuang dari suatu daerah pemukiman
terdiri dari:
air
dipergunakan
yang
pemakaiannya
untuk
berulang,
pemrosesan
serta
setempat,
cara
yang
bila
ada
Bila
proses-proses
kimiawi
dan
biologis
dipergunakan
telah
tangki
yang
dibutuhkan
berdasarkan
analisis
jenis
reaktor
(tangki)
yang
sekarang
paling
sama
dengan
yang
ada
dalam
reactor
bergerak
melalui
reaktor
(Tchobanoglous,1991).
Pada
PFR,
aliran
masuknya
reaktor.
Dalam
praktek,
kebanyakan
reaktor,
biasanya
mempunyai
BOD
yang
kecil
dan
sarana
pembuangan
yang
serpih, pengendapan dan filtrasi (Tchobanoglous,1991). Pengertian singkat masingmasing tahap di jelaskan sebagai berikut:
a. Penyaringan
Saringan kasar atau kisi-kisi dengan lubang sebesar 2 inci (50mm) atau lebih
dipergunakan untuk memisahkan bendabenda terapung yang besar dari air limbah.
Alat-alat dipasang (50mm) atau lebih dipergunakan untukmemisahkan bendabenda
terapung yang besar dari air limbah. Alat-alat dipasangdidepan pompa untuk
mencegah penyumbatan. Saringan kasar dapat menyaring bahan yang biasanya
terdiri dari kayu, sampah dan kertas yang tidak akan membusuk dan dapat
dibuang dengan cara membakar, mengubur, atau memupuknya.
Saringan menengah mempunyai lubang antara 0,5 atau 1,5 inci (12 sampai
40mm). Saringan kasar dan menengah haruslah cukup besar agar kecepatan
aliran melalui lubanglubangnya tidak lebih dari 1m/detik. Hal ini membatasi
kehilangan tinggi tekanan dan mengurangi kemungkinan terdorong lolosnya
bahan yang harus disaring melalui lubang lubang itu.
Saringan halus dengan lubang antara 0,0625 hingga 0,125 inci (1,6 hingga
3mm) sering dipergunakan untuk pengolahan pendahuluan dari air limbah atau
untuk mengurangi beban kolam pengendapan pada instalasi kota di mana
terdapat limbah industri berat. Saringan ini akan membuang hingga 20 persen bahan
padat terapung yang ada dalam air limbah.
Penyaringan biasanya meliputi bahan organik yang cukup banyak yang akan
membusuk dan menjadi ganas, sehingga harus dibuang dengan pembakaran
atau penguburan(Tchobanoglous,1991).
b. Pengecilan ukuran
Alat pengecil ukuran (penyerpih) adalah alat-alat yang dipergunakan untuk
menggiling atau memotong bahan padat limbah hingga berukuran kira-kira 0,25
inci (6mm). Alat pengecil ukuran memecahkan persoalan pembuangan bahan
saringan dengan mengecilkan bahan padat ke dalam ukuran yang dapat diproses
di tempat lain dalam instalasi yang akan bersangkutan.
c. Pembuangan serpih
Kolam
serpih
membuang
yang
direncanakan
partikel-partikel
secara
khusus dipergunakan
untuk
misalnya pasir, kerikil, kulit telur dan tulang yang ukurannya 0,2mm atau lebih besar
untuk mencegah kerusakan pompa dan untuk mencegah penumpukan bahanbahan ini di dalam pencerna lumpur.Serpih dapat dipergunakan untuk urugan atau
diangkut
bila
tidak
mengandung
bahan
organik
terlalu
banyak(Tchobanoglous,1991).
d. Pengendapan
Fungsi utama dari kolam pengendapan biasa dalam pengolahan air limbah
adalah untuk membuang bahan terlarut yang lebih besar dari air limbah yang
masuk. Pengendapan mendapatkan
hasil
melalui
tangki
septik,
tangki
Imhoff,
dan
alat-alat
lainnya(Tchobanoglous,1991).
e. Filter cepat berbutir kasar dan pasir lambat
Penggunaan filter cepat berbutir kasar guna membersihkan air buangan setelah
pengolahan sekunder.Filter pasir lambat kadang-kadang dipergunakan untuk
pengolahan akhir atau lanjuta setelah proses pengolahan sekunder atau lainnya.
Air limbah dialirkan terus-menerus dengan kecepatan kira-kira 0,4m/hari dan
kegiatan penyaringan oleh pasir diandalkan untuk membuang sebagian besar dari
bahan padat terapung yang masih tersisa di dalam air limbah (Tchobanoglous,1991).
2.8 Metode-metode pengolahan biologis
Metode-metode ini merupakan unsur-unsur pokok bagi hampir semua
jaringan
pengolahan
sekunder.
Konsepsi
dasar
1. Konversi bahan organik terlarut dan kolodial dalam air limbah menjadi seratserat biologis dan menjadi produk akhir.
2. Pembuangan selanjutnya dari serat-serat sel, biasanya dengan cara
pengendapan gravitasi (Tchobanoglous,1991).
Walapun konversi biologis dapat dilaksanakan baik dengan cara aerobik
(dengan adanya oksigen) maupun anaerobik (tanpa adanya oksigen), tetapi
biasanya dipergunakan konversi aerobik karena laju konversinya jauh lebih cepat
daripada untuk konversi anaerobik.Konversi biologis dari bahan organik oleh
organisme mikro yang terapung dilaksanakan dalam tangki-tangki yang disebut
reactor(Tchobanoglous,1991).
Dua jenis yang paling umum adalah reaktor aliran gabus (PFR) dan rektor
taangki berpengaduk dengan aliran tetap (CFSTR). Salah satu pengolahan biologis
pertumbuhan terapung aerobik yang paling terkenal adalah proses lumpur yang
diaktifkan.
a. Proses lumpur yang diaktifkan
Proses lumpur aktif adalah proses biologik aerobik yang dapat digunakan
untuk menangani berbagai jenis limbah (Rahayu, 1993). Pada proses lumpur
yang diaktifkan, air limbah yang tak diolah atau yang diendapkan dicampur
dengan lumpur yang diaktifkan balik, yang volumenya 20 hingga 50 persen dari
volumenya sendiri. Campuran itu akan memasuki suatu tangki aerasi dimana
organisme dan airlimbah dicampur bersama dengan sejumlah besar udara. Pada
kondisi ini, organisme akan mengoksidasikan sebagian dari bahan limbah
organik menjadi karbon dioksida dan air, kemudian mensintesakan bagian yang
lain menjadi sel-sel mikrobial yang baru (Tchobanoglous,1991).
Campuran itu lalu memasuki suatu kolam pengendapan di mana organisme
flokulan
mengendap
dan
dibuang
dari
aliran
buangan. Organisme
yang
Buangan
dari
instalasi
lumpur
aktif
yang
dioperasikan dengan
baik
mempunyai mutu yang sangat tinggi, biasanya mempunyai BOD yang lebih
rendah daripada yang dihasilkan oleh filter tetesan. BOD5dan konsentrasi bahan
padat terapung dalam buangan ini berkisar antara 10 dan 20mg/l untuk kedua
kandungan tersebut (Tchobanoglous,1991).
Kolamaerasi biasanya memiliki kedalaman 3 hingga 5m dan kira-kira
lebarnya 6m. Panjangnya tergantung pada waktu penahanan,
yang
umumnya
bervariasi dari 4 hingga 8 jam untuk air perkotaan.Dari ruang aerasi bahan
buangan akan mengalir ke kolam pengendapan akhir dengan jangka waktu
penahanan selama kira-kira 2 jam. Salah satu masalah yang paling berat
padaproses lumpur yang diaktifkan adalah fenomena yang disebut penggumpalan, di
mana
lumpur
dari
tangki
aerasi
tidak
mau mengendap.
Bila
terjadi
penggumpalan yang luar biasa, sebagian bahan padat terapung dari aerator
akan dialirkan dalam buangan (Tchobanoglous,1991).
Keuntungan utama dari proses lumpur yang diaktifkan adalah karena dapat
menghasilkan buangan yang bermutu tinggi dengan kebutuhan luas instalasi
pengolahan yang minimum. Biaya awal lebih kecil daripada untuk instalasi filter
tetesan, tetapi biaya operasinya lebih
dari
sering
dipergunakan
(Tchobanoglous,1991).
untuk
pengolahan
limbah
industry
c. Lagoon
Lagoon adalah kolam dari tanah yang luas, dangkal atau tidak terlalu
dalam (Rahayu, 1993). Air limbah yang yang dimasukkan kedalam lagoon
didiamkan dengan waktu yang cukup lama agar terjadi pemurnian secara
biologis alami. Di dalam sistem lagoon, paling tidak sebagian dari sistem
biologis dipertahankan dalam kondisi aerobik agar didapatkan hasil pengolahan
sesuai yang diharapkan. Meskipun suplai oksigen sebagian didapatkan dari
proses difusi dengan udara luar, tetapi sebagian besar didapatkan dari hasil
fotosintesis(BPPT, 2008).
2.9 Metode pengolahan air limbah lanjutan
Pengolahan limbah lanjutan bersangkutan operasi-opersai dan proses-proses
tambahan di luar yang secara konvensional dipergunakan untuk mempersiapkan
air limbah guna penggunaan kembali secara langsung bagi kebutuhan-kebutuhan
industri, pertanian dan perkotaan. Selama suatu daur penggunaan, konsentrasi
garamgaram, magnesium, kalsium, sodium, sulfat, klorida, dan bikarbonat dapat
meningkat sebesar 100 hingga 300mg/l. Garam-garam semacam ini juga bersifat
sangat tahan (sukar cair). Bila air limbah harus dipergunakan kembali, seperti
yang biasa terjadi pada daerah-daerah kekurangan air, maka konsentrasi dari
bahan-bahan yang sangat tahan tersebut mungkin harus diturunkan, tergantung
pada rencana penggunaan buangan yang bersangkutan (Tchobanoglous,1991).
2.10 Dampak Buruk Air Limbah
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi
mahluk hidup dan lingkungannya.Beberapa dampak buruk tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit
bawaan air (waterborne disease).Selain itu di dalam air limbah mungkin juga
terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan bagi mahkluk hidup yang mengkonsumsinya.
BAB III
ION EXCHANGER
3.1 Resin Penukar Ion
3.1.1 Pengertian
Resin ion exchange atau resin penukar ion dapat didefinisi sebagai senyawa
hidrokarbon terpolimerisasi, yang mengandung ikatan silang (crosslinking) serta
gugus-gugus fungsional yang mempunyai ion-ion yang dapat dipertukarkan. Sebagai
zat penukar ion, resin mempunyai karakteristik yang berguna dalam analisis kimia,
antara lain kemampuan menggelembung (swelling), kapasitas penukaran dan
selektivitas penukaran. Pada saat dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion
terlarut dalam air akan teresap ke resin penukar ion dan resin akan melepaskan ion
lain dalam kesetaraan ekivalen, dengan melihat kondisi tersebut maka kita dapat
mengatur jenis ion yang diikat dan dilepas. Sebagai media penukar ion, maka resin
penukar ion harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas pertukaran ion
yang tinggi.
2. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat digunakan
berulang-ulang. Resin akan bekerja dalam cairan yang mempunyai sifat
melarutkan, karena itu resin harus tahan terhadap air
3. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH
yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi
dan radiasi.
4. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis,
tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
Konsentrasi asam keseluruhan yang dihasilkan oleh reaksi (4.17) disebut Free
MineralAcid (FMA).Jika nilai FMA turun, berarti kemampuan resin mendekati titikhabis danregenerasi harus dilakukan. Reaksi pada tahap regenerasi adalah sebagai
berikut :
Terdapat dua tipe penukar anion basa kuat.Tipe I dan tipe II.Keduanya
memiliki kelompok ammonium kuartener sebagai bagian aktif penukar. Dalam tipe
I ,kelompok melekat pada nitrogen biasanya kelompok alkil,sementara pada tipe II,
salah satu dari kelompok adalah alkanol.
sebagai acidadsorbers. Reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap layanan adalah sebagai
berikut :
Resin penukar anion basa lemah dapat diregenerasi dengan NaOH, NH 4OH atau
N2CO3 seperti ditunjukkan oleh reaksi di bawah ini :
dalam
kondisi
basah,
kapasitasselalu
kurang
darinilai
3.
ukuran saluran.
Karakteristik fisika pada penukar ion adalah densitas, ukuran bead, dan
keseragaman koefisien dan persentase seluruh bead dalam material.
Ketika resin sedang digunakan, resin mengalami siklus yang berbeda pada
treatment selama jangka waktu yang lama. Hal ini menyebabkan penggelembungan
berkala dan kontraksi bead resin, setidaknya sekali dalam 24 jam.
3.2 Prinsip Ion Exchanger
Pertukaran ion adalah sebuah proses fisika-kimia. Pada proses tersebut
senyawa yang tidak larut, dalam hal ini resin, menerima ion positif atau negatif
tertentu dari larutan dan melepaskan ion lain ke dalam larutan tersebut dalam jumlah
ekivalen yang sama. Jika ion yang dipertukarkan berupa kation, maka resin tersebut
dinamakan resin penukar kation, dan jika ion yang dipertukarkan berupa anion, maka
resin tersebut dinamakan resin penukar anion. Contoh reaksi pertukaran kation dan
reaksi pertukaran anion disajikan pada reaksi :
Reaksi pertukaran kation :
2NaR (s) + CaCl2 (aq)
dengan siklus Na. Resin penukar kation dengan siklus H akan mempertukarkan ion
H+ pada tahap layanan dan regenerasi.
bergabung membentuk molekul air dan limbah menjadi air netral. Jumlah pengotor
kationik yang seimbang akan setara dengan jumlah kotoran anionik di perairan
alami. Dengan demikian, kapasitas pertukaran ion akan habis dalam kedua kolom
resin pada tingkat yang sama. Tapi, dalam prakteknya, hal ini agak berbeda, karena
adanya ion bikarbonat dan karbonat di perairan alam.Ion-ion hidrogen berinteraksi
dengan anion dan dihasilkan asam karbonat sehingga terbentuk menjadi air dan
karbon dioksida.
Bagian dari beban anioik dihilangkan dalam bentuk gas untuk mengurangi beban
anion resin.Hal ini menyebabkan banyak pembentukan gelembung, hampir seperti
buih.Hal ini diperlukan untuk menghilangkan gas buangan.
yang diolah selama tahap layanan dengan konsentrasi ion yang dihilangkan. Tahap
layanan ini dilakukan dengan cara mengalirkan air umpan dari atas (down flow).
3.4.2 Tahap Pencucian Balik
Tahap pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik
habis. Sebagai pencuci, digunakan air produk. Pencucian balik mempunyai sasaran
sebagai berikut :
1. pemecahan resin yang tergumpal
2. penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang antar resin
3. penghilangankantong-kantong gas dalam reaktor, dan
4. pembentukannulang lapisan resin
Pencucian balik dilakukan dengan pengaliran air dari bawah ke atas (up
flow).
3.4.3 Tahap Regenerasi
Tahap regenerasi adalah operasi penggantian ion yang terserap dengan ion
awal yang semula berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat
awal atau ke tingkat yang diinginkan. Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan
titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan jumlah larutan yang digunakan).
Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka ekivalen ion
yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Jadi
secara teoritik, jumlah larutan
regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang
dihilangkan (kebutuhan larutan regenerasi teoritik). Operasi regenerasi agar resin
mempunyai kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi
hanya dilakukan untuk menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran
awal.Upaya tersebut berarti bahwa regenerasi ditentukan oleh tingkat regenerasyang
diinginkan.Tingkat regenerasi dinyatakan sebagai jumlah larutan regenerasi yang
digunakan per volume resin.Perbandingan kapasitas operasi yang dihasilkan pada
tingkat regenerasi tertentu dengan kapasitas pertukaran yang secara teoritik yang
dapat dihasilkan pada tingkat regenerasi itu disebut efisiensi regenerasi. Efisiensi
regenerasi resin penukar kation asam kuat yang diregenerasi dengan H 2 anion basa
kuat yang diregenerasi dengan NaOH antara 20-50%, oleh sebab itu pemakaian
larutan regenerasi 2-5 kali lebih besar dari kebutuhan teoritik.
Besaran untuk
Melakukan
slow
rinse,
yaitu
mengalirkan
air
pelan-pelan
untuk
Fast rinse, yaitu membilas unit dengan laju yang lebih cepat untuk
menghilangkan sisa regeneran sebelum operasi.
a. Regenerasi kation
Regenerasi kation dilakukan dengan cara mengganti kembali ion H + yang
2.
3.
4.
5.
Slow rinse dimaksudkan untuk pembilasan dan pengangkatan kotoran yang telah di
proses.
6.
Fast rince sama dengan slow rinse hanya saja melakukannya dengan debit air yang
besar.
b.
Regenerasi anion
Regenerasi resin penukar anion sama dengan regenerasi kation, jika sudah
jenuh maka dapat dikembalikan ke keadaan dengan menggunakan alkali. Soda
kaustik dipakai sebagai penukar anion dari basa kuat.
R-
ClSO4-
+ NaOH
Na2SO4
R OH + NaCl
Sama dengan regenerasi pada kation, pada anion juga terdapat beberapa tahapan.
Tahap-tahap yang dilakukan pada proses regenerasi anion :
1. Backwash adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuang/menghilangkan
deposit
kotoran yang menempel di resin.
2.
Preheat bed
3.
Caustic injection yaitu penambahan kaustik dengan cara menginjeksian NaOH 4%.
4.
Slow rinse dimaksudkan untuk pembilasan dan pengangkatan kotoran yang telah di
proses.
5.
Fast rince sama dengan slow rinse hanya saja melakukannya dengan debit air yang
besar.
Selama proses regenerasi, limbah air yang dihasilkan ditampung pada bak
penampung regenerasi (neutral basin) untuk dinetralkan sebelum akhirnya dibuang
ke sungai.
Biasanya regenerasi dilakukan dengan melewatkan regeneran melalui bed
resin penukar ion pada arah yang sama dengan air baku yang diolah; proses ini
disebut regenerasi co-current. Jika regenerasi co-current (aliran ke bawah) terjadi,
lapisan bawah kolom diregenerasi dengan buruk, kecuali jika digunakan regeneran
asam atau basa dalam jumlah yang sangat besar.Di sisi lain, jika regenerasi dilakukan
counter-current (dengan arah yang berlawanan), lapisan bawah resin yang jenuh
lebih efektif diregenerasi. Proses ini terjadi pada pengurangan kebocoran natrium
(pada penukar kation) dan silika (pada penukar anion) hingga tingkat
pengurangannya sangat rendah selama siklus pertukaran.
Pada
studi
lebih
lanjut,
teknik
fluidisasi
telah
digunakan
untuk
demineralisasi. Pada proses ini, air mentah diolah dengan mengalirkan ke atas dan
regenerasi dilakukan oleh regeneran (zat peregenerasi) melalui aliran ke bawah .
BAB IV
APLIKASI PADA INDUSTRI KELAPA SAWIT
4.1.
Utilitas
Utilitas dari suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat
secara langsung sebagai bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat
berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV
Bah Jambi untuk mendapatkan minyak kelapa sawit (crude palm oil) dan inti sawit
(palm kernel) adalah sebagai berikut:
1. Unit ketel uap (boiler)
2. Unit pengolahan air (water treatment)
3. Unit laboratorium
4. Unit pengolahan limbah
4.1.1. Ketel Uap (Boiler)
Berfungsi untuk membakar bahan bakar dalam bentuk serabut dan cangkang
untuk proses uap air diperebusan. Bagian ini merupakan bagian vital yang berfungsi
untuk menghasilkan uap kering untuk kebutuhan turbin uap yang menghasilkan
energi listrik dan uap untuk kebutuhan proses produksi. Air lebih dulu dimurnikan
sebelum dipanaskan untuk menggerakkan turbin. Adapun air ketel yang murni harus
memenuhi standar mutu, seperti yang tertera pada Tabel 4.1.
Standar
pH
10,5-11,5
Silika (ppm)
150 ppm
TDS
1500 ppm
Alkalitet P
250-750
Akalitet M
250-1400
Tamin
120-160
Tidak hanya air ketel yang harus memenuhi standar mutu, akan tetapi air
umpanketel juga harus memenuhi standar mutu, seperti yang tertera pada Tabel 3.
Tabel 4.2. Standar mutu air umpan ketel
Parameter
Standart
Ph
8,5-9,2
Silika
Max 5 %
100 ppm
Deaerator
bantuan panas hasil pembakaran cangkang dan serabut untuk pembangkit tenaga
listrik melalui turbin uap serat menyuplai uap untuk keperluan proses
dipabrik.Tekanan kerja 20 21 kg/cm2, tekanan uap stabil 19-21 kg/cm2 , dan
kevakuman ruang bakarnya yaitu 5-10 mm
f.
Untuk mengubah energi kimia dari bahan bakar diesel menjadi energi listrik
dengan menggunakan alternator. Kapasitas 400 KW dan frekuensi 50 Hz.
h. Main switch board
Untuk mendistribusikan energi listrik ke semua instalasi yang membutuhkan.
4.7.2 Pengolahan air (water treatment)
Water treatment merupakan suatu bagian yang sangat penting dan vital
terhadap pabrik kelapa sawit, dimana fungsinya untuk mengolah air yang digunakan
sebagai air umpan ketel.
Peralatan yang digunakan untuk water treatmentadalah :
1. Pompa air
Untuk menghisap air dari sumber air untuk dialirkan kebak penampung
sementara (water basin). Jumlah pompa minimal 2 unit. 1 unit sebagai cadangan dan
1 unit dioperasikan.Kapasitas pompa 200 liter/hari.
2. Water basin
Untuk mengendapkan kotoran/pasir sehingga air yang dijernihkan di water
clarified bisa lebih bersih.
3. Water clarified tank
Untuk melanjutkan penjernihan terhadap air dari water basin.Waktu tinggal
ditangki water clarifier 2-4 jam.pH air ditangki yaitu 5,5-8.
4. Tawas (alum)
Untuk menjernihkan/membersihkan air dari padatan yang tidak larut.Jumlah
tawas yang diberikan adalah 25-50 ppm.
5. Sand filter
Untuk menangkap/menyaring kotoran yang melayang dengan menggunakan
pasir kwarsa dan batu krikil kecil dan krikil besar. Perbandingan jumlah batu yaitu
40:30:30. Pasir dan batu krikil harus diganti minimal 4 tahun sekali.
6. Demin plant
Untuk menangkap padatan terlarut dalam air yang berupa kation dan
anion.Kapasitas minimal 25 m3/jam.
Fungsi unit pengolahan air ini antara lain:
a. Mengolah air dari sumber air sehingga memenuhi standar untuk digunakan di
pabrik dan perumahan
b. Mendistribusikan air yang telah diolah ke semua pemakai
c. Mengolah air untuk mendapatkan mutu standar sebelum digunakan di boiler
Air yang keluar dari bak pengendapan selanjutnya ditampung dalam tanki
penyimpanan.Air dalam tanki ini biasanya masih keruh dan mengandung zat-zat
padatan halus dalam air.Zat-zat tersebut harus dihilangkan melalui penyaringan
untuk mendapatkan air yang lebih jernih.
4.7.2.3.Penyaringan (sand filter)
Proses berikutnya adalah penyaringan. Penyaringan dilakukan melalui
penyaring (pasir, kerikil, anthracite, atau media lainnya). Zat-zat padatan halus yang
tidak larut akan melekat pada media penyaring sedangkan air jernih akan berkumpul
dibagian dasar bejana dan mengalir keluar.
4.7.2.4.Tangki penyimpanan (Tower II)
Air yang keluar dari penyaring dialirkan/mengalir ke dalam sebuah tangki
penyimpanan (storage tank).Air hasil penyaringan ini belum dapat dipergunakan
untuk pengisian ketel karena mengandung zat-zat padatan terlarut (terutama garamgaram kalsium, magnesium, silica) yang dapat mengakibatkan pembentukan kerak
dan merusak ketel.
4.7.2.5.Penukar kation
Fungsi penukar kation tersebut ialah:
1. Menghilangkan/mengurangi kesadahan yang disebabkan oleh garamgaramkalsium dan magnesium dalam air
2. Menghilangkan/mengurangi alkalinity dari garam-garam alkali(karbonat,
bikarbonat, dan hidroksida)
4.7.2.6.Penukar anion
Air yang keluar dari bejana penukar kation selanjutnya mengalir ke dalam
bejana anion mengandung resin bersifat basa kuat atau basa lemah.
Fungsi penukar anion adalah:
1. Menyerap asam-asam karbonat, sulfat, khlorida dan silikat yang dibebaskan
oleh penukar kation tersebut.
2. Menghilangkan sebagian besar atau semua garam-garam mineral sehingga
air yang dihasilkan tidak mengandung garam-garam mineral lagi
Proses pertukaran kation dan anion akan berlangsung terus sampai kapasitas
resin menjadi jenuh, artinya resin tidak mampu lagi melakukan pertukaran ion.
Untuk mengembalikan kapasitas resin tersebut maka dilakukan regenerasi dengan
asam sulfat pada unit kation dan natrium hidroksida pada unit anion.
Cation Exchanger
Air umpan boiler dan air proses yang digunakan merupakan air murni yang
Anion Exchanger
Anionexchangerberfungsi menghilangkan anion-anion (misal, Cl-, SiO22-, CO32dan SO42-) dalam air. Resin yang digunakan adalah weak and intermediate base
anion.
Reaksi pengikatan yang terjadi dipermukaan resin:
R-OH + H2SO42H2O + R2SO4
R-OH + HCl H2O + RCl
Untuk regenerasi resin digunakan NaOH, reaksi yang terjadi:
RCl + NaOH R-OH+ NaCl
R2SO4 + NaOH 2R-OH + Na2SO4
CPO yang dihasilkan adalah 3-5%. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar
ALB dalam CPO adalah :
Tingkat kematangan buah
Semakin matang buah yang dipanen, semakin cepat naik ALB-nya.
- Transportasi
Transportasi yang lambat merupakan penyebab kenaikan ALB yang paling dominan.
- Proses pengolahan
Untuk meminimalkan ALB, buah sawit harus diolah segera setelah dipanen.
2. Kadar air
Tingginya kadar air dalam CPO akan mengakibatkan hidrolisis trigliserida secara
-
autokatalis yang dapat meningkatkan kadar ALB. Kadar air dari CPO yang
dihasilkan adalah 0,20%.
3. Kadar kotoran
Kadar kotoran dalam minyak sawit adalah kotoran yang tidak larut dalam heksan dan
petroleum ether. Kotoran ini dapat menyebabkan proses hidrolisis dalam minyak.
Penyebabnya adalah TBS kotor dan juga selama proses di pabrik. Kadar kotoran dari
CPO yang dihasilkan adalah < 0,020%. Mutu CPO yang dihasilkan dapat
dipengaruhi
oleh
kualitas
panen,
pengangkutan,
proses
pengolahan
dan
penyimpanan.
4.7.4. Limbah
Limbah pada PKS Bah Jambi terdiri dari 2 jenis, yaitu limbah cair dan limbah
padat.
a.
Limbah padat
Berupa cangkang sawit dan serabut (ampas) yang digunakan sebagai bahan
a. Deoiling pond
Untuk mengutip kembali sisa minyak yang masih belum terkutip didalam kolam
Fat Fit, hingga maksimum kadar minyak menjadi 0,5%.
b. Anaerobic pond
Untuk menguraikan butiran butiran minyakyang masih tersisa atau senyawasenyawa organik yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan
bantuan mikroorganisme. Kedalamannya 5,5 m dengan retention time lebih dari 80
hari. Kolam ini memiliki kapasitas 22.400 m3. Di dalam kolam ini terdapat mikroba
metanogonik maka senyawa asam akan dinetralkan dengan proses dekomposisi dan
degradasi.
c. Anaerobic sedimentation pond
Untuk mengendapkan hasil penguraian butiran minyak dan padatan lain yang
berasal dari kolam anaerobik. Pada kolam ini pH berkisar 7,3. Kapasitas kolam ini
13.705 m3.
d. Facultative pond
Untuk merombak senyawa organik yang masih tersisa dari kolam anaerobik
dengan menggunakan oksigen. Kedalaman 3 m dengan retentation 25 hari. Mikroba
pada kolam ini bersifat aerobik dan berfungsi untuk menguraikan senyawa-senyawa
organik yang belum terurai pada kolam sebelumnya.
e.
Aerobik pond
Dengan cara memasukkan oksigen kedalam air limbah dengan bantuan aerator.
Kedalamannya < 2m, sehingga sinar matahari masuk sampai kedasar kolam dengan
retation time > 50 hari. Kapasitas aerator 2 unit yaitu 90 m3/menit.
f.
Pumps
Kapasitas pompa sirkulasi 30 m3/ jam, untuk setiap kapasitas pabrik 30 ton
TBS/jam.
g. Fat Pit
Pengutipan minyak dari sludge buangan pabrik. Fat pit ini berupa kolam-kolam
dengan cara kerja mengendapkan minyak.
h. Kolam limbah pompa
Pada kolam limbah ini minyak didapat dari hasil pressan rodos yang selanjutnya
minyak ini akan di pompa dan masuk kembali ke pabrik dan diolah kembali.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga makalah
yang berjudul kation Exchanger ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Maria Paranteta ST, MT yang telah membagi
ilmunya kepada kami. Terima kasih kepada teman-teman kami yang telah memberi
semangat kepada kami dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan dapat diterapkan dalam dunia industri.