laboratorium yang menunjukkan adanya peningkatan kadar kreatinin dan nitrogen urea darah. Azotemia sendiri dapat disebabkan oleh banyak penyakit seperti diantaranya gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Berdasarkan lokasi penyebab, azotemia dapat dibagi menjadi azotemia prarenal dan azotemia pascarenal. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboraturium darah didapatkan hasil natrium pasien sebanyak 127 mmol/L, dimana pada keadaan ini pasien mengalami hiponatremia sedang. Hiponatremia sendiri ditandai dengan kadar [Na+] serum < 135 mmol/L (1 mmol/L = 1 meq/L). Walaupun pada sebagian besar kasus hiponatremia tidak bergejala, namun setidaknya terdapat tiga alasan yang menjadikan kondisi hiponatremia menjadi penting, yaitu: 1. Hiponatremia akut (<48 jam) dan derajat berat dapat menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas 2. Pada berbagai penyakit yang berbeda; efek samping, termasuk angka mortalitas, lebih tinggi pada pasien hiponatremia 3. Koreksi yang cepat terhadap keadaan hiponatremia kronis, dapat menyebabkan defisit neurologis yang bermakna bahkan kematian Hiponatremia berat (<115 mmol/L) dapat menimbulkan gangguan neurologis seperti menurunnya kesadaran, kejang bahkan koma. Walaupun umum terjadi, hiponatremia belum sepenuhnya dimengerti. Hal ini disebabkan banyak kondisi yang mendasari terjadinya hiponatremia, disertai dengan patofisiologi yang banyak ditambah dengan kondisi klinis dan yang berbeda baik pada kondisi akut maupun kronis.