Anda di halaman 1dari 24

Gangguan Fungsi Jantung

RIZKA HARINI
1201098

Fungsi Jantung
Menyediakan oksigen ke seluruh tubuh dan
membersihkan tubuh dari hasil metabolisme
(karbondioksida).
Hal ini berarti karena jantung bekerja secara
terus menerus selama manusia hidup dan akan
berpengaruh terhadap kemampuan
fungsi
jantung
yang
secara
berangsur
akan
mengalami penurunan
Bertambahnya usia seseorang, akan sangat
berpengaruh terhadap fungsionalitas jantung
itu sendiri

Perubahan farmakokinetik tidak selalu


dapat diprediksi pada pasien gagal
jantung
efek dari penurunan volume
distribusi
dan
penurunan
clearance
menyebabkan konsentrasi obat
dalam
plasma menjadi lebih tinggi dibandingkan
pasien normal. (Dr F. V. Shammas,1988)

Hal ini membutuhkan penurunan dosis baik


loading
dose
dan
maintanance
dose.
Perpanjangan
waktu
paruh
eliminasi
menyebabkan
keterlambatan
dalam
mencapai steady-state(kadar tunak) oleh
karena itu diperlukan kenaikan dosis secara
bertahap. Pengukuran konsentrasi obat
dalam plasma dari obat yang bersangkutan
adalah panduan yang baik untuk terapi dan
membantu untuk menghindari toksisitas. (Dr
F. V. Shammas,1988)

Perubahan Farmakokinetik
tidak terlalu
penting dalam kasus obat dengan respon
klinis langsung, seperti golongan diuretik
dan vasodilator intravena seperti nitrat
dan phosphodiesterase inhibitor. Dosis
kedua kelompok obat tersebut dapat
ditingkatkan kadarnya untuk mencapai
efek
yang
diinginkan.
(Dr
F.
V.
Shammas,1988)

Gagal Jantung
Adalah Suatu sindroma klinik yang
kompleks
akibat
kelainan
struktural
fungsional jantung yang mengganggu
kemampuan ventrikel untuk di isi dengan
darah atau untuk mengeluarkan darah

Gagal jantung berkaitan dengan hipoperfusi


ke berbagai organ termasuk lokasi clearance
obat, yaitu hati dan ginjal. Hal ini juga
menyebabkan kemacetan pada organ seperti
yang terlihat di hati dan usus. Perubahan
utama dalam farmakokinetik obat pada
pasien
gagal
jantung
adalah
terjadi
penurunan volume distribusi dan penurunan
clearance obat.akibat nya,terjadi Perubahan
waktu paruh eliminasi obat.(Bauer,2008)

Penyebab
Obat obat penyekat dan antagonis kalsium
dapat menyebabkan kerusakan miokard
Alkohol bersifat kardiotoksik
Aritmia mengurangi efisiensi jantung
Penumpukan lemak pada dinding pembuluh
darah ( aterosklerosis )
Tekanan darah tinggi ( hipertensi )
Kurang olahraga
Makan makanan yang tidak sehat.

Parameter
Parameter laboratorium yang sensitif dan spesifik
untuk gagal jantung adalah brain natriuretic
peptic (BNP). BNP adalah hormon yang dihasilkan
dari pemecahan proBNP yang dihasilkan terutama
karena peningkatan tekanan pengisian dan
rangsangan oleh regangan dinding jantung. Selain
BNP pada pemecahan pro BNP juga dihasilkan
amino terminal yang disebut NT proBNP.
Merupakan fragmen yang tidak aktif. NT proBNP
dihasilkan dalam jumlah sama banyak dengan
BNP, sehingga digunakan sebagai pertanda
disfungsi jantung.

Patofisiologi Gagal Jantung


Suatu kelainan fungsi jantung aliran darah
ke jaringan tubuh tidak cukup retensi
natrium dan air ekspansi volume darah
dan kenaikan tek. Pembuluh darah vena paru
dan vena sistemik masa otot jantung
membesar dan sistem saraf simpatis
memacu kontraktilitas otot jantung. jika
sistem kompensasi ini tidak memadai maka
curah
jantung
berhenti.
adanya
jvasokontriksi lokal dan akan mengurangi
perfusi organ menyebabkan hipoksia.

Perubahan
farmakokinetik
Menurunkan absorpsi
Menurunkan atau mengubah distribusi
obat
Menurunkan klirens metabolit obat
Menurunkan klirens ginjal
Mengurangi klirens obat-obat rasio
ekstraksi hepatik tinggi (Eh tinggi)
Kecepatan curah jantung:
Qc = 180 x W-0,19

Penurunan bioavailability obat yang juga terjadi


pada pasien gagal jantung. Hal ini disebabkan
karena adanya edema pada saluran GI sehingga
proses absorpsi molekul obat menjadi sulit serta
penurunan aliran darah pada saluran GI
Volume distribusi dari beberapa obat juga
menurunpada pasien gagal jantung. Karena
klirens dan volume distribusi tidak berubah
secara bersamaan, yang disebabkan karena
perubahan waktu paruh yang sulit diprediksi
pada pasien gagal jantung

Perlambatan
motilitas
usus
akan
menunda obat masuk ke dalam sistem
sirkulasi sehingga terjadi penundaan obat
mencapai puncak di dalam darah. Namun
perlambatan aliran darah diusus halus
akan mengurangi klirens obat-obat rasio
hepatik yang tinggi (Eh tinggi) yang
seharusnya mengalami first - pass
metabolisme
di
usus.
Misalnya pada kenaikan bioavailability
dari prazosin dan hidralazin per oral, dan
tidak berubah pada digoksin atau eratik

Ketika terjadi penurunan fungsi jantung,


timbul autoregulasi aliran darah (aliran
darah ke otak dan otot jantung lebih
besar), sehingga sebagian besar obat
didalam darah dialirkan ke otak dan otot
jantung, dan sisanya dalam porsi kecil
menuju ke ginjal, otot dan organ
splanchnik, karena aliran darah ke organorgan ini berkurang.

Di dalam ginjal, aliran darah juga


menyebabkan pengurangan kecepatan dan
mungkin jumlah obat yang diambil oleh
jaringan otot skelet.
Untuk obat yang hidrofilik, karena terjadi
ekspansi volume cairan ekstraselular, obat
akan terdistribusi lebih banyak dari normal,
sehingga memperbesar Vd obat.

Gagal
jantung
dapat
mengurangi
kapasitas metabolisme hati melalui dua
cara:
Kerusakan sel hati (karena kongesti atau
hipoperfusi)
Hipoksemia sehingga mengganggu proses
oksidasi oleh enzim CYP.

Karena perubahan kecepatan aliran darah ke


tempat-tempat eliminas utama (hati dan
ginjal), maka klirens hepatik dan renal obat
juga akan berubah.
Perlambatan aliran darah karena gagal
jantung akan memperlambat klirens hepatik,
obat-obat dengan Eh tinggi akan menyebabkan
perlambatan aliran darah hepatik sehingga
meningkatkan kadarnya di dalam darah jika
dosis maintenance obat tidak dikurangi

Contoh
Klirens lidokain (Eh tinggi) dilaporkan
melambat ketika obat tersebut diberikan melalui
infus (1,4 mg/menit) pada pasien infark myocard
dengan gagal jantung, menyebabkan kenaikan
kadar lidokain darah sekitar 2 kali, jika
dibandingkan pada pasien tanpa gagal jantung.
Begitu pula setelah infus dihentikan, terjadi
perpanjangan T eliminasi lidokain dari 4,3
0,8 jam (tanpa gagal jantung) menjadi 10,2
2,0 jam (dengan gagal jantung) dan 1,4 0,1
jam pada pasien sehat.

Pengaruh usia dan gagal jantung dalam


distribusi obat

Efek gagal jantung pada ginjal

Penurunan RBF
Penurunan ukuran ginjal
Penurunan fungsi nefron
Penurunan sekresi
GFR
Penurunan
klirens
obat:
allopurinol,
atenolol, digoxin, gabapentin, H2 blocker,
kuinolon

Interaksi obat
Tidak semua reaksi negatif terhadap obat terjadi
akibat perubahan farmakokinetik pada gagal
jantung,
melainkan
beberapa
obat
berkemungkinan mengalami interaksi obat .
Interaksi obat dapat terjadi secara langsung
misalnya sebagai akiabat dari penurunan klirens
ginjal digoxin oleh kaptopril dan quinidine, atau
secara tidak langsung, misalnya oleh diuretikinduced hipokalemia, yang memperburuk aritmia
terkait dengan digoxin dan antiaritmia seperti
quinidine
dan
procainamide.(Dr
F.
V.
Shammas,1988)

THANKS !!!

Anda mungkin juga menyukai