Permendagri No.32 Tahun 2010
Permendagri No.32 Tahun 2010
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 32 TAHUN 2010
TENTANG
PEDOMAN PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI,
Menimbang :
Mengingat
: 1.
-2-
Undang-Undang Nomor
39 Tahun 2008 tentang
Kementerian
Negara
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
5.
6.
7.
8.
2.
-3-
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
-4-
12.
13.
14.
15.
16.
BAB II
PRINSIP DAN MANFAAT PEMBERIAN IMB
Pasal 2
Pemberian IMB diselenggarakan berdasarkan prinsip:
a. prosedur yang sederhana, mudah, dan aplikatif;
b. pelayanan yang cepat, terjangkau, dan tepat waktu;
c. keterbukaan informasi bagi masyarakat dan dunia usaha;
dan
d. aspek rencana tata ruang, kepastian status hukum
pertanahan,
keamanan
dan
keselamatan,
serta
kenyamanan.
-5-
Pasal 3
(1)
(2)
-6-
(2)
Bupati/Walikota
dapat
melimpahkan
kewenangan penerbitan IMB sebagaimana
pada ayat (1) kepada camat.
sebagian
dimaksud
(3)
Pelimpahan
sebagian
kewenangan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mempertimbangkan:
a. efisiensi dan efektivitas;
b. mendekatkan pelayanan pemberian IMB kepada
masyarakat; dan
c. fungsi bangunan, klasifikasi bangunan, batasan luas
tanah, dan/atau luas bangunan yang mampu
diselenggarakan kecamatan.
(4)
(1)
Pemohon
mengajukan
Bupati/Walikota.
permohonan
IMB
kepada
(2)
(3)
(1)
(2)
-7-
(3)
(4)
(5)
-8-
Pasal 9
(1) Pemohon
dimaksud
dokumen:
a.
administrasi; dan
b.
rencana teknis.
b.
c.
d.
e.
f.
(3) Persyaratan
dan
sebagaimana
a.
b.
c.
d.
e.
f.
-9-
Pasal 10
(1)
Bupati/Walikota
memeriksa
kelengkapan
administrasi dan dokumen rencana teknis.
dokumen
(2)
(3)
(4)
(5)
Pasal 11
(1)
(2)
Pasal 12
Bupati/Walikota menerbitkan permohonan IMB paling lambat 7
(tujuh) hari kerja terhitung sejak tanda bukti pembayaran
retribusi IMB diterima.
BAB IV
- 10 -
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Pasal 13
(1)
(2)
Pasal 14
(1)
Pemilik
bangunan
yang
melanggar
ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dikenakan sanksi
peringatan tertulis.
(2)
Bupati/Walikota
memberikan
peringatan
tertulis
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali berturut-turut dengan
selang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kalender.
Pasal 15
(1)
- 11 -
(1)
(2)
(3)
Pasal 17
Pemilik bangunan yang tidak mengindahkan sanksi
penghentian sementara pembangunan dan pembekuan IMB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) dikenakan
sanksi berupa penghentian tetap pembangunan, pencabutan
IMB, dan surat perintah pembongkaran bangunan.
BAB V
PENERTIBAN IMB
Pasal 18
(1)
(2)
Pemutihan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
- 12 -
(4)
(5)
(2)
(3)
(4)
(5)
- 13 -
BAB VI
PEMBONGKARAN
Pasal 21
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
BAB VII
RETRIBUSI
Pasal 22
(1)
(2)
- 14 (3)
(4)
Pasal 23
(1) Bupati/Walikota
dapat
memberikan
pengurangan
dan/atau keringanan penarikan retribusi IMB berdasarkan
kriteria:
a. bangunan fungsi sosial dan budaya; dan
b. bangunan
fungsi
hunian
berpenghasilan rendah.
bagi
masyarakat
sarana
dan
Pasal 24
(1)
meliputi
(2)
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 25
(1)
Pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
penyelenggaraan bangunan dilaksanakan oleh satuan
kerja perangkat daerah yang membidangi perizinan
dan/atau pengawasan.
- 15 (2)
(3)
BAB IX
SOSIALISASI
Pasal 26
(1)
(2)
Keterangan
rencana
kabupaten/kota
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a antara lain berisi
persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (2).
BAB X
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 27
(1)
Menteri
mengkoordinasikan
pengawasan
pelaksanaan pemberian IMB di daerah.
terhadap
(2)
(3)
Bupati/Walikota
melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan pemberian IMB di kabupaten/kota.
Pasal 28
(1)
Menteri melakukan
secara nasional.
pembinaan
atas
pemberian
IMB
(2)
- 16 -
wilayahnya.
(3)
BAB XI
PELAPORAN
Pasal 32
(1)
(2)
(3)
kepada
BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 33
Semua tugas dan kewenangan Bupati/Walikota sebagaimana
- 17 -
(2)
MENTERI DALA
- 18 -
GAMAWAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 April 2010
MENTERI HUKUM DAN
HAM
REPUBLIK INDONESIA,
PATRIALIS AKBAR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 276