Anda di halaman 1dari 3

Tugas Pengantar Farmakologi

Pagi B

Dibuat Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apriliani
Addina humairoh
Fransiska sinta mutiara
Indah mutiara
Linda sari
Indah citra vinacick
Sariah marzini

1443050043
1443050059
1443050068
1443050047
1443050105
1443050042
1243050017

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta


Fakultas Farmasi
Tahun Ajaran 2015-2016

CLASSIFIED OF STEREOTYPIC BEHAVIOUR RESPONSE


1.

Mood
Pada Percobaan dalam menangani hewan yang akan diuji cenderung
memiliki karakteristik yang berbeda, seperti mencit lebih penakut dan
fotofobik,mengeluarkan suara,cenderung sembunyi dan berkumpul dengan
sesama,mudah ditangani, lebih aktif pada malam hari (nocturnal), aktivitas
terganggu dengan adanya manusia.
Mencit mudah dijumpai dirumah-rumah dan dikenal sebagai hewan
pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil
lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Oleh karena itu penguji harus
lebih berhati-hati dalam melakukan hewan uji,yang mana dilakukan pada
malam hari. jika pada pagi dan siang hari hewan uji(mecit) akan istirahat.

2.

Perangsangan SSP
Obat-obat analgesik antipiretik yang khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu
dan pusat nyeri tanpa pengaruh jelas terhadap pusat lain.
Obat-obat ini melakukan kerjanya secara tak selektif dengan salah satu
mekanisme berikut : merintangi hambatan pascasinaptik atau mengeksitasi neuron
secara langsung. Eksitasi neuron secara langsung dapat dicapai dengan
mendepolarisasi sel prasinaptik, meningkatkan pelepasan prasinaptik akan
transmiter, melemahkan kerja transmiter, melabilkan membran neuron atau
menurunkan waktu pulih sinaptik.
Zat-zat yang dapat menekan SSP.Misal pada tikus, efek yang ditimbulkan adalah
Aktivitas motorik meningkat.

3.

Depresi SSP
Obat-obat analgesik antipiretik yang khusus mempengaruhi pusat pengatur suhu
dan pusat nyeri tanpa pengaruh jelas terhadap pusat lain.
Obat-obat ini menimbulkan efeknya dengan mendepresi secara tak selektif
struktur sinaptik, termasuk jaringan prasinaptik, termasuk jaringan prasinaptik dan
prasinaptik. Obat-obat ini menstabilkan membran neuron dengan mendepresi
struktur pascasinaptik, disertai dengan pengurangan jumlah transmiter kimia yang
dilepaskan oleh neuron prasinaptik.
Zat-zat yang dapat menekan SSP. Efek yang ditimbulkan berlawanan dengan
aktivasi SSP. Misal pada tikus, efek yang ditimbulkan antara lain:

Aktivitas motorik menurun


Laju pernapasan menurun
Hilang refleks pinal
Paralisa kaki
Hilang daya cengkeram

4. Efek Otonom
Sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom) mengontrol aktivitas yang tidak dapat
diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi
keringat. Obat sistem syaraf otonom atau obat kolinergik, dimana dilakukan
pengujian terhadap pengaruh aktivitas obat-obat sistem syaraf otonom pada
mencit. syaraf-syaraf yang bekerja tanpa disadari atau bekerja secara otomatis
tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang
belakang.
Sistem saraf otonom ini terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur
kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar
keringat, otot polos sistem pencernaan dan otot polos pembuluh darah.
5. Postur Tubuh
Misalkan Postur tubuh menjelaskan mengenai hewan uji (tikus atau mencit)
tentang posisi hewan,gerakan kepala,sag tubuh, mengejar ekor,mengais-ngais
diudara tanpa tujuan.
6. Respon lain-lain
Penurunan kinerja mata yang disebabkan oleh efek di luar ekspetasi atas
pemberian obat kepada mencit:
Menonjolkan mata
Kepekaan/sensitivitas yang menurun
Dan menyembunyikan mata

Anda mungkin juga menyukai