Anda di halaman 1dari 24

SOLUSI

Soal A :
Data perhitungan kuantitas limpasan :
- Kecepatan aliran, Vizin = (0,35 ~ 1,20) m/detik
- Kemiringan lahan, S =
0.0025
Koefisien limpas permukaan :
- Atap, C1 =
0.85
- Taman, C2 =
0.10
- Jalan, C3 =
0.80
Koefisien hambat permukaan :
- Atap, nd-1 =
0.015
- Taman, nd-2 =
0.020
- Jalan, nd-3 =
0.100
Titik terjauh terhadap inlet saluran :
- Atap, 1 =
20 m.
- Taman, 2 =
8 m.
- Jalan, 3 =
5 m.

I. Kuantitas limpahan air hujan, untuk drainase sistem terpisah


Rumus yang digunakan :

Contoh perhitungan manual pada saluran terbuka primer A-B :


Panjang Saluran (L)
: 200 m
Luas daerah tangkapan (A)

Atap (A1)
A1 = x (200+160) x 60%

= 108 m

Taman (A2)
A2 = x (200+160) x 40%
2
= 72 m
Jalan (A3)
A3 = x lebar jalan x panjang saluran
= x 10 x 200
2
= 1000 m
Koefisien limpas gabungan (C.gab.)
A 1. C 1+ A 2.C 2+ A 3.C 3
C.gab.
=
A 1+ A 2+ A 3

( 108 x 0,85 ) + ( 72 x 0,1 )+(1000 x 0,8)


108+72+1000

= 0,76
Waktu Inlet (ti)
Atap (ti1)

= 1,537 menit

Taman (ti2)

= 1,384 menit
Jalan (ti3)

= 1,674 menit
Waktu Inlet Total (ti total)
Ti total
= ti1 + ti2 + ti3
= 1,537 + 1,384 + 1,674
= 4,595 menit
Waktu drained (td)

td =

200
( 60 ) x 0,6

= 5,556 menit
Waktu konsentrasi (tc)
Tc = ti + td
= 4,595 + 5,556
= 10,150 menit
Intensitas hujan (I)
=

4598
( Tc ) x (5 x absen)

4598
( 10,150 ) x (5 x 20)

= 41,743 mm/jam

Kuantitas limpasan air hujan

Qlimpasan

= 0,2778 x Cgab x I x Luas Tangkapan / 10

6
= 0,2778 x 0,76 x 41,743 x (108 +72 + 1000) / 10
3

= 0,010 m /det

Qkumulatif

= Qlimpasan
3
= 0,010 m /det

II. Dimensi hidrolis saluran air hujan, untuk drainase terpisah


Rumus yang digunakan :

Jalur Saluran

: A-B

3
Debit Rencana (Qd) : 0,010 m /det

Panjang saluran (L) : 200 m


Slove saluran
: 0,005
Kekerasan saluran
: 0,025
Kedalaman aliran (y)

y=

22 /3 .n . Qd
2. 0,005

3
8

22 /3 .0,025.0,010
2. 0,005

3
8

= 0,11 m
Lebar saluran (b)
b = 2y
= 2 x 0,11
= 0,22 m
Luas penampang basah (A)
A=bxy
= 0,22 x 0,11
2
= 0,03 m
Keliling basah (P)
P = 2y + b
= (2 x 0,11) + 0,22
= 0,45 m
Jari-jari hidrolis (R)
R = A/P
= 0,03/0,45
= 0,06 m
Kecepatan Aliran (V)
2
1
1
3
2
x
R
x
Sd
V= n

=
V

1
x 0,06 3 x 0,005 2
0,025

= 0,41 m
Cek apakah Vijin = (0,35 ~ 1,20) m/det

0,35 < V < 1,2


0,35 < 0,41 <1,2
Dari perhitungan diatas didapatkan hasil V = 0,41 m, dari persyaratan diatas dapat
disimpulkan bahwa V memenuhi persyaratan Vijin karena berada pada range (0,35 ~ 1,20)
m/det
Kapasitas saluran (Qs)
Qs = A x V
= 0,03 x 0,41
3
=0,010 m /det

Cek apakah Qs Qd
Qs Qd
0,010 0,010
Dari perhitungan diatas didapatkan hasil Kapasitas Saluran (Qs) = 0,010 dan Debit
Rencana (Qd) = 0,010 ,karena Qs Qd ,maka dapat disimpulkan kapasitas saluran
memenuhi persyaratan debit yang direncanakan

SOAL B
1. Jelaskan yang dimaksud dengan sanitasi pemukiman?
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya (Notoadmodjo,2007).
Kesehatan perumahan dan lingkungan permukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan
biologi di dalam rumah, di lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan
penghuni mendapatkan derajat kesehatan yang optimal.
Sarana sanitasi pemukiman meliputi: pengelolaan sampah, air bersih, sarana
pembuangan air limbah, dan jamban yang akan dijelaskan dibawah ini :
1.

Penyediaan Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang syaratnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum yang berasal dari penyediaan air minum (DepKes RI, 2002).
Sarana air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bagi
penghuni rumah untuk digunakan bagi penghuni rumah yang digunakan untuk
kehidupan sehari-hari.
Yang perlu diperhatikan antara lain
:
a. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran (seperti septik tank, tempat
pembuangan sampah, air limbah) minimal 10 meter.
b. Pada sumur gali sedalam 3 meter dari permukaan tanah dibuat kedap air, yaitu
dilengkapi dengan cincin dan bibir sumur
c. Penampungan air hujan pelindung air, sumur artesis atau terminal air atau
perpipaan/kran atau sumur gali terjaga kebersihannya dan dipelihara rutin.

2. Penggunaan Jamban
Pembuangan tinja manusia yang terinfeksi yang dilaksanakan secara tidak layak
tanpa memenuhi persyaratan sanitasi dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
tanah dan sumber-sumber penyediaan air. Disamping itu, juga akan dapat
memberi kesempatan bagi lalat-lalat dari species tertentu untuk bertelur,
bersarang, makan bahan tersebut, serta membawa infeksi, menarik hewan ternak,
tikus serta serangga lain yang dapat menyebarkan tinja dan kadang-kadang
menimbulkan bau yang tidak dapat ditolerir.
Atas dasar hal tersebut, maka perlu dilakukan penanganan pembungan tinja yang
memenuhi persyaratan sanitasi. Tujuan dilakukannya pembuangan tinja secara
saniter adalah untuk menampung serta mengisolir tinja sedemikian rupa sehingga
dapat tercegah terjadinya hubungan langsung maupun tidak langsung antara tinja
dengan manusia, dan dapat dicegah terjadinya penularan faecal borne diseases
dari penderita kepada orang yang sehat, maupun pencemaran lingkungan pada
umumnya.
Adapun persyaratan sarana pembuangan tinja yang baik dan memenuhi syarat
kesehatan adalah :

a. Tidak terjadi kontaminasi pada tanah permukaan.


b. Tidak terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin masuk ke mata air atau
sumur.
c. Tidak terjadi kontaminasi pada air permukaan.
d. Excreta tidak dapat dijangkau oleh lalat atau kuman.
e. Tidak terjadi penanganan Excreta segar. Apabila tidak dapat dihindarkan,
harus ditekan seminimal mungkin.
f. Harus bebas dari bau serta kondisi yang tidak sedap.
g. Metode yang digunakan harus sederhana serta murah dalam pembangunan dan
penyelenggaraannya.

3. Sarana Pembuangan Sampah


Pembuangan sampah adalah kegiatan menyingkirkan sampah dengan metode
tertentu dengan tujuan agar sampah tidak lagi mengganggu kesehatan lingkungan
atau kesehatan masyarakat. Ada dua istilah yang harus dibedakan dalam lingkup
pembuangan sampah solid waste (pembuangan sampah saja) dan final disposal
(pembuangan akhir). (Sarudji. D, 2006)
Pembuangan sampah yang berada di tingkat pemukiman yang perlu diperhatikan
adalah
:
a. Penyimpanan setempat (onsite storage)
Penyimpanan sampah setempat harus menjamin tidak bersarangnya tikus, lalat
dan binatang pengganggu lainnya serta tidak menimbulkan bau. Oleh karena
itu persyaratan kontainer sampah harus mendapatkan perhatian.
b. Pengumpulan sampah
Terjaminnya kebersihan lingkungan pemukiman dari sampah juga tergantung
pada pengumpulan sampah yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah atau
oleh pengurus kampung atau pihak pengelola apabila dikelola oleh suatu real
estate misalnya. Keberlanjutan dan keteraturan pengambilan sampah ke
tempat pengumpulan merupakan jaminan bagi kebersihan lingkungan
pemukiman.
Sampah terutama yang mudah membusuk (garbage) merupakan sumber
makanan lalat dan tikus. Lalat merupakan salah satu vektor penyakit terutama
penyakit saluran pencernaan seperti Thypus abdominalis, Cholera. Diare dan
Dysentri. (Sarudji, 2006)
4. Pembuangan Air Limbah

Air limbah adalah air yang tidak bersih mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia ataupun hewan, dan lazimnya karena hasil
perbuatan manusia. sumber air limbah yang lazim dikenal adalah :
a. Berasal dari rumah tangga misalnya air, dari kamar mandi, dapur.
b. Berasal dari perusahaan misalnya dari hotel, restoran, kolam renang
c. Berasal dari industri seperti dari pabrik baja, pabrik tinta dan pabrik cat
berasal dari sumber lainnya seperti air tinja yang tercampur air comberan, dan
lain sebagainya.

2. Jelaskan proses pengolahan air bersih?


Air bersih dan sehat merupakan salah satu kebutuhan pokok untuk kehidupan
manusia. Dalam sehari seseorang memerlukan rata-rata 120250 liter air bersih, untuk
keperluan minum, membersihkan tubuh, menyiapkan makanan, serta keperluan rumah tangga
lainnya. Karena keperluan air yang banyak itu, sudah tentu perlu suatu pengolahan dan
penjernihan air yang baik, terutama pada air yang mengandung kuman-kuman atau bakteri.
Hampir semua air mengandung ketidak-murnian, bahkan tetes air hujan dilekati
dengan debu dan karbon dioksida waktu jatuh. Kebanyakan sungai mengandung limbah dari
rumah, dan ada beberapa yang mengalir bersama air bekas dipakai. Jadi semua air yang
dimaksudkan untuk dipakai sebagai air minum oleh manusia harus dibersihkan dan
dimurnikan melalui suatu proses penjernihan air.
Membersihkan air minum merupakan pekerjaan yang sudah dilakukan orang sejak
dahulu, dari 2000 tahun sebelum Masehi menganjurkan pengolahan air dengan merebusnya
dan menyelupkan sekeping tembaga panas kedalam air tujuh kali. Para ahli kini biasa
membubuhkan chlor untuk mematikan bakteri serta tawas untuk mengendapkan lumpur dan
kotoran lainnya. Disamping itu masih ada masyarakat atau industri yang mencemari air.
Banyak orang salah pengertian bahwa air jernih dan bersih sudah merupakan air yang
cukup sehat untuk diminum, padahal kemungkinan besar air tersebut masih mengandung
kuman-kuman penyakit dan zat-zat lain yang bisa meracuni tubuh. Kita harus hati-hati dalam
memakai air agar bisa terhindar dari hal-hal yang akan merugikan tubuh kita sendiri,
kesejahteraan keluarga dan lingkungannya.
Air merupakan kebutuhan hajat hidup orang banyak tentunya sangat berhubungan
dengan kualitas dan kuantitas sebagai persyaratan umum yang harus dipenuhi,
mengingat air minum yang akan kita konsumsi berkonsuekuensi dengan kesehatan terhadap
tubuh kita sendiri, maupun terhadap sarana prasarana yang akan digunakan.
Parameterparamater fisik seperti kekeruhan, warna, bau dan sebagainya dibatasi atas
dasar estetika, sedangkan parameter kimia, biologis, dan radioaktif dibatasi atas dasar

kesehatan manusia. Untuk mencapai standar kualitas air bersih tersebut perlu dilakukan
pengolahan air.
Kualitas air minum di Indonesia diatur dalam suatu standar persyaratan yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan Nomor: 907/Menkes/SK/VIII/2002
tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum tertanggal 29 Juli 2002, dimana
pemerintah RI menetapkan suatu tingkat kualitas yang masih dapat diizinkan dengan
mempertimbangkan tingkat kemajuan yang masih dapat dicapai dengan resiko ekonomis.
Persyaratan Kualitas Air Minum seperti pada tabel 6.1.
Ada beberapa parameter jika kandungannya dalam air melebihi batas standar yang
dipersyaratkan oleh kualitas air minum/air bersih akan berdampak pada manusia itu sendiri
maupun terhadap peralatan yang digunakan seperti antara lain :
Parameter fisik
Batasan kualitas air minum secara fisik yaitu :
Air tersebut tidak berbau dan tidak berasa
Temperatur air antara 100 - 250 C
Air tidak berwarna
Tingkat kekeruhan air ( turbidity = 1 mg/liter)
Lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:
Warna ( Air tidak berwarna )
Batas kadar maksimum warna yang ditetapkan dalam standar persyaratan air
minum 15 unit skala platina cobalt (TCU). Penurunan warna merupakan suatu
masalah yang paling komplek dalam pengolahan air.
Temperatur
Temperatur air bersih maksimum diper bolehkan sama dengan temperatur udara atau
maksimum lebih 30 C dari suhu udara, bila temperatur lebih tinggi akan berdampak
teknis terhadap sistim pengolahan air.
Proses pengolahan air adalah serangkaian unit proses dan operasi yang bertujuan untuk
memproduksi air bersih yang memenuhi standar kualitas. Sistem pengolahan air biasanya
terdiri dari empat atau lebih komponen yang saling berhubungan, sehingga operasi dari
masing-masing komponen akan mempengaruhi kinerja komponen lainnya serta kinerja
instalasi secara keseluruhan.
Proses umum yang digunakan dalam sebuah instalasi pengolahan air antara lain : intake,
prasedimentasi, koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi dan reservoar.

Tabel 6.1: Baku Mutu Air


SATU
AN

PARAMETER

GOLONGAN BAKU MUTU


AIR LIMBAH
(Kep-03/MenKLH/II/1991)
I
II
III
IV

FISIKA
Temperatur
Zat Padat Terlarut
Zat Padat Tersuspensi

C
mg/l
mg/l

35
1500
100

38
2000
200

40
4000
400

45
5000
500

KIMIA
pH
Besi terlarut
Mangan terlarut
Barium
Tembaga
Seng
Krom heksvalen
Krom total
Cadmium
Raksa
Timbal
Sronum
Arsen
Selenium
Nikel
Kobalt
Sianida
Sulfida
Flourida
Klorin bebas
Amoniak bebas
Nitrat
Nitrit
BOD
COD
Senyawa
aktif

mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

6-9
1
0.5
1
1
2
0.05
0.1
0.01
0.001
0.03
1
0.05
0.01
0.1
0.2
0.02
0.01
1.5
0.5
0.2
10
0.06
20
40
0.5

6-9
5
2
2
2
5
0.1
0.5
0.05
0.002
0.1
2
0.1
0.05
0.2
0.4
0.05
0.05
2
1
1
20
1
50
100
5

6-9
10
5
3
3
10
0.5
1
0.1
0.005
1
3
0.5
0.5
0.5
0.6
0.5
0.1
3
2
5
30
3
150
300
10

5-9
20
10
5
5
15
1
2
0.5
0.01
2
5
1
1
1
1
1
1
5
5
20
50
5
300
600
15

biru

metilen
Fenol
Minyak Nabati
Minyak Aktifitas
Radio Aktifitas
Pestisida Termasuk PCB

mg/l
mg/l
mg/l
-

0.01
1
1
-

0.5
5
10
-

1
10
50
-

2
10
100
-

1) Intake (3)
Berfungsi sebagai bangunan untuk pengambilan air baku yang dilengkapi dengan saringan
agar sampah tidak terbawa ke pengolahan berikutnya.
2) Prasedimentasi (4)
Unit prasedimentasi digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel diskrit yang dapat
mengendap secara gravitasi tanpa penambahan bahan kimia. Diharapkan bak prasedimentasi
dapat mengendapkan dalam jumlah besar endapan yang terbawa air yang akan diolah
sehingga dapat meringankan beban pengolahan unit berikutnya. Prasedimentasi digunakan
untuk mengendap padatan tersuspensi yang berasal dari air baku. Proses pengendapan
mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu:
- Mengendapkan padatan tersuspensi sedemikian rupa, sehingga aliran efluen menjadi
jernih.
- Mengumpulkan padatan tersuspensi, sehingga membentuk kadar lumpur di bagian bawah
bak.
- Penumpukan lumpur yang menyebabkan kadar padatan semakin besar.
3) Koagulasi (6)
Proses koagulasi pada prinsipnya adalah penambahan bahan kimia untuk mengikat partikel
koloid penyebab kekeruhan yang masih dalam kondisi stabil dan tidak dapat mengendap

dengan sendirinya (secara gravitasi). Suatu zat kimia tertentu yang disebut koagulant
diperlukan agar terjadi destabilisasi partikel karena adanya pengadukan.
Zat kimia yang digunakan sebagai koagulant adalah Aluminium Sulfat (tawas), bahan ini
banyak dipakai karena efektif untuk menurunkan kadar karbonat, paling murah, dan mudah
didapat di pasaran dalam bentuk serbuk, kristal, dan koral.

4) Flokulasi (8)
Flokulasi atau disebut pengaduk lambat adalah transportasi partikel koloid yang sudah tidak
stabil sehingga menyebabkan kontak, dalam proses ini terjadi pembentukan partikel (flok)
agar lebih besar dan cepat mengendap pada bak sedimentasi. Untuk proses ini dilakukan
dengan mengalirkan secara vertikan (up and dowm sistem) dengan mengatur pintu-pintu bak.

Gambar 6.2 Bak Flokulasi.

5) Sedimentasi (9)
Sedimentasi merupakan unit operasi untuk memisahkan zat padat atau flok dari suspensi
secara gravitasi. Pada aplikasinya dalam pengolahan air bersih, sedimentasi digunakan untuk
memisahkan partikel diskrit (pra-sedimentasi) maupun memisahkan partikel-partikel flok
setelah tahap koagulasi-flokulasi antar partikel yang kemudian membentuk flokulen yang
mudah diendapkan, dalam proses ini diharapakan pengendapan 90%. Akibat pengendapan
flok yang terus menerus, maka accelator akan penuh oleh flok-flok yang berubah menjadi
lumpur, pembuangan lumpur ini dilakukan dengan membuka katup pipa di sisi accelator.
Bak sedimentasi ini terdiri dari zone pengendapan, zone inlet dan outlet, ruang lumpur serta
dilengkapi dengan plat settler yang terbuat dari fiber glas dan dipasang miring 60o.

Gambar 6.3 Bak Sedimentasi.

6) Filtrasi (10)
Setelah proses sedimentasi diharapkan air sudah mempunyai kekeruhan yang kecil. Untuk
menurunkan sisa kekeruhan yang ada di air maka perlu dilakukan proses filtrasi atau
penyaringan.
Bahan filter yang digunakan biasanya terdiri dari tumpukan pasir dam krikil. Bila air
mengalir melalui celah-celah antar butiran pasir dan krikil maka akan ada partikel- partikel
terapung dan bahan-bahan flokulan yang bersentuhan dan melekat kepadanya.

Penyaringan air :
1. Buka katup A. (mengalirkan air dari kolam pengendapan ke arah filter)
2. Buka katup B. (mengalirkan air melalui filter ke arah tangki penampung air yang
sudah tersaring).
Pencucian media filter :
1. Tutup katup A.
2. Tutup katup B. bila air di filter turun hingga puncak peluap.
3. Buka katup C dan D. (hal ini mengalirkan air dari tangki pencuci melalui kerikil dan
pasir, menggemburkan pasir dan mencuci kotoran yang terkumpul di permukaan pasir
dikeluarkan dari filter dan menuju selokan, kegiatan ini disebut dengan back wash).

GAMBAR : KONSTRUKSI IPA - MATA AIR

GAMBAR : KONSTRUKSI SUMUR


DALAM

GAMBAR : KONSTRUKSI BANGUNAN


INTAKE

GAMBAR : KONSTRUKSI SUMUR


INTAKE

3. Jelaskan proses pengolahan air limbah?


Kadang-kadang aliran limbah perlu diolah sendiri-sendiri untuk mengurangi
konsentrasi beberapa zat pencemar dalam limbah cair. Aliran yang mengandung
sulfida dapat dioksidasi untuk mengurangi kadar sulfida. Krom hampir selalu trivalent
karena tidak perlu dilakukan reduksi bentuk heksavalennya. Aliran mengandung krom
dapat diendapkan dengan menggunakan tawas, garam besi atau polimer pada pH
tinggi. Untuk lebih jelasnya tahapan pengolahan air limbah prosesnya adalah sebagai
berikut :
1. Unit Pengolahan Fisika

a.

Saringan

Kasar

(Bar Screen) :

untuk

sampah

berukuran besar

(>50 mm).

Gambar 1. Saringan Kasar (Bar Screen)

b. Pompa

ulir (Screw Pump)

: untuk

memompa air dari

bak

penampung ke

Grit

Chamber

Gambar 2. Pompa ulir (Screw Pump)


c. Saringan Halus (Mechanical Bar Screen) : untuk menyaring sampah yang
dihasilkan oleh saringan halus.

Saringan

Gambar 3.
Saringan Halus
(Mechanical Bar
Screen)

d.

Screning Press :

untuk

memadatkan

sampah yang

dihasilkan oleh

saringan halus.

Gambar 4. Screening Press


e. Grit Chamber : Untuk memisahkan pasir dari air buangan yang pengoperasian
secara mekanik.

Gambar 5. Grit Chamber


f. . Grit rake : untuk melakukan pengerukan pasir yang terkumpul pada Grit Dischare
Pocket.

Gambar 6. Grit rake


2. Unit Pengolahan Biologi
Unit pengolahan biologi berupa kolam-kolam pengolahan biologi yang terdiri
dari 2 set yaitu set A dan set B. Masing-masing memiliki 7 buah kolam untuk setiap
setnya. Setiap rangkaian kolam (set A dan set B) terdiri dari proses anaerobik, proses
fakultatif dan proses maturasi yang akan dijelaskan sebagai berikut :
a) Proses Anaerobik
Proses anaerobik merupakan upaya penurunan bahan organik secara anaerobik
dengan bantuan mikroba anaerob. Karakteristik kolam anaerobik adalah
sebagai berikut.
b) Proses Fakultatif
Proses fakultatif adalah upaya penurunan bahan organik secara anaerob dan
aerob untuk stabilisai air buangan. Karakteristik kolam fakultatif adalah
sebagai berikut.
c) Proses Maturasi
Proses maturasi merupakan proses pematangan air buangan sebagai
penyempurnaan dari kualitas efluen akhir sesuai dengan standar baku mutu
yang berlaku sebelum dibuang. Setelah pergi laginya ke badan air penerima
(sungai). Karakteristik kolam maturasi adalah sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai