Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Malnutrisi yaitu gizi buruk atau Kurang Energi Protein (KEP) dan
defisiensi mikronutrien merupakan masalah yang membutuhkan perhatian khusus
terutama di negara berkembang, yang merupakan faktor risiko penting terjadinya
kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita1. Di Indonesia KEP dan
defisiensi mikronutrien juga menjadi masalah kesehatan penting dan darurat di
masyarakat terutama anak balita2.
Pada tahun 2010, sebanyak 103 juta anak berusia di bawah lima tahun di
negara berkembang mengalami underweight atau berat badan terlalu rendah.3
Prevalensi balita yang mengalami masalah gizi berdasarkan berat badan per umur
(BB/U) di Indonesia pada tahun 2010 meliputi kasus gizi kurang 13,0% dan gizi
buruk 4,9%.3 Data terakhir dari Riskesdas tahun 2013 secara nasional, prevalensi
berat-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7 persen gizi
buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka prevalensi
nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %) terlihat meningkat.
Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007,
4,9 persen pada tahun 2010, kemudian naik lagi menjadi 5,7 persen tahun 2013.
Diantara 33 provinsi di Indonesia,19 provinsi memiliki prevalensi gizi burukkurang di atas angka prevalensi nasional yaitu berkisar antara 21,2 persen sampai
dengan 33,1 persen. Dari 19 propinsi tersebut Provinsi Kalimantan Selatan

menduduki peringkat ke-5 dengan prevalensi gizi buruk 6,6 % dan prevalensi gizi
kurang 16,7 % .4
Masalah gizi buruk balita merupakan masalah yang sangat serius, apabila
tidak ditangani secara cepat dan cermat dapat berakhir pada kematian. Gizi buruk
lebih rentan pada penyakit akibat menurunnya daya tahan tubuh, pertumbuhan
dan perkembangan yang tidak optimal, sampai pada kematian yang akan
menurunkan kualitas generasi muda mendatang. Hal ini telah membukakan mata
kita bahwa anak balita sebagai sumber daya untuk masa depan mempunyai
masalah yang sangat besar. Apalagi penyakit penyerta yang sering pada gizi buruk
seperti lingkaran setan, yaitu penyakit-penyakit penyerta justru menambah
rendahnya status gizi anak. Penyakit-penyakit penyerta yang sering terjadi adalah
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), diare persisten, cacingan, tuberculosis,
malaria dan HIV/AIDS.13
Berikut ini akan disajikan suatu laporan kasus pasien anak berrmur dengan
diagnosis Severe Malnutrition tipe marasmik Kondisi V yang dirawat di bangsal
tulip RSUD Ulin Banjarmasin. Akan dibahas tentang tanda gejala, pemeriksaan,
diagnosis, penatalaksanaan dan prognosis pasien sesuai dengan teori yang sudah
ada.

Anda mungkin juga menyukai