Ni Putu Ari Listya Dewi, 2I Putu Suka Arsa, 3Ketut Udy Ariawan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FTK
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Pembelajaran Konvensional
Salah satu model pembelajaran yang
masih berlaku dan sangat banyak
digunakan oleh guru adalah model
pembelajaran konvensional. Pendekatan
konvensional dapat diartikan sebagai
pendekatan pembelajaran yang lebih
banyak berpusat pada guru, komunikasi
lebih banyak satu arah dari guru ke siswa,
metode
pembelajaran
lebih
pada
penguasaan
konsep-konsep
bukan
kompetensi.
Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan
oleh siswa dalam kelompok-kelompok
tertentu
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Slavin
dalam
Isjoni
(2009:15)
pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran dimana siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5
orang dengan struktur kelompok heterogen.
Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam
Isjoni (2009:15) mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan suatu
cara pendekatan atau serangkaian strategi
yang khusus dirancang untuk memberi
dorongan kepada siswa agar bekerja sama
selama proses pembelajaran. Selanjutnya
Stahl dalam Isjoni (2009:15) menyatakan
pembelajaran
kooperatif
dapat
meningkatkan belajar siswa lebih baik dan
meningkatkan sikap saling tolong-menolong
dalam perilaku sosial.
Pembelajaran
kooperatif
adalah
model pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan
pendekatan
salingtemas
yaitu
keterkaitan antara teknologi, sains,
lingkungan, dan masyarakat.
Adapun
kekurangan/kelemahan
model pembelajaran Learning Together
adalah:
a. Hanya cocok diterapkan di kelas tinggi
karena lebih didominasi kegiatan
diskusi dan presentasi.
b. Memakan waktu cukup lama dan sedikit
membosankan.
c. Tidak bisa melihat kemampuan tiap-tiap
siswa karena mereka bekerja dalam
kelompok.
Penghargaan yang diberikan kepada
kelompok
dalam model
pembelajaran
Learning
Together didasarkan
pada
pembelajaran individual semua anggota
kelompok, sehingga dapat meningkatkan
pencapaian siswa dan memiliki pengaruh
positif pada hasil yang dikeluarkan (Slavin,
2008).
Prosedur Pembelajaran
Pada
dasarnya
kegiatan
pembelajaran dipilahkan menjadi empat
langkah,
yaitu;
orientasi,
fasilitas
pembelajaran, bekerja bersama/kelompok,
test, praktik dan penilaian. Setiap langkah
dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para
pendidik dengan berpegang pada hakekat
setiap langkah sebagai berikut:
1) Orientasi
Dalam setiap pembelajaran, kegiatan
diawali dengan orientasi untuk memahami
dan menyepakati bersama tentang apa
yang akan dipelajari serta bagaimana
strategi
pembelajarannya.
Pendidik
mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu,
langkah-langkah serta hasil akhir yang
diharapkan dikuasai oleh peserta didik,
serta sistem penilaiannya.
2) Bersama/kelompok
Pada tahap ini peserta didik melakukan
pembelajaran secara bersama/kelompok
sebagai inti proses kegiatan pembelajaran.
Kerja kelompok dapat dalam bentuk
kegiatan memecahkan masalah, atau
memahami dan menerapkan suatu konsep
yang dipelajari.
3) Tes/Ujian
Pada akhir kegiatan pembelajaran
diharapkan semua peserta didik telah
mampu memahami konsep/topik/masalah
yang sudah dikaji bersama. Kemudian
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
PTK adalah Penelitian Tindakan
Kelas
atau dalam
bahasa Inggris
dinamakan Classroom Action Research
merupakan suatu penelitian tentang praktik
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
itu sendiri (an inquiry on practice from
within). PTK merupakan salah satu upaya
peneliti atau praktisi dalam bentuk
berbagai kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki, dan atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas. Kegiatan penelitian
oleh peneliti ini dipicu oleh permasalahan
praktis yang real terjadi dan dialami
langsung (jadi, bersifat spesifik-konstektual,
practice driven), dan bagaimana masalah
tersebut ditangani secara langsung pula
(action driven).
Pada
pembelajaran
disekolah
tentunya setiap kegiatan yang dilakukan
pada proses pembelajaran perlu dipantau.
Pada tahun 1986, bersama dengan Wilf
Carr,
Kemmis menggalakkan
istilah
penelitian tindakan pendidikan.
Pada penelitian ini aspek yang
diamati dalam setiap siklusnya adalah
hasil
belajar
siswa
saat
standar
kompetensi
mengukur
dengan
menggunakan alat ukur berskala dengan
implementasi
model
pembelajaran
Learning Together (LT) melihat perubahan
hasil belajar siswa, untuk mengetahui
kemajuan
belajarnya
dengan
alat
pengumpul data seperti lembar test, dan
dokumentasi.
Penelitian ini dilakukan dengan dua
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
tahapan, yaitu perencanan tindakan,
pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan
refleksi. Siklus I terdiri dari dua kali
pertemuan untuk membahas Daya Listrik
dan Kabel Instalasi Listrik dan satu kali tes.
Pada siklus II terdiri dari dua pertemuan
untuk membahas Simbol-simbol Peralatan
Instalasi Listrik dan Gambar One Line
Diagram, serta satu kali pertemuan tes.
No
Pelaksanaan 1
Pelaksanaan 2
Evaluasi 1
Evaluasi 2
Jumlah Nilai
1275
Rata-rata Ketuntasan
57,95
0%
15
Amat Baik
Baik
10
5
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
No
60
Amat Baik
50
Baik
40
Jumlah Nilai
1837
Rata-rata Ketuntasan
73,48
44%
Cukup
30
20
10
Kurang
Sangat Kurang
Jumlah Nilai
2020
Rata-rata Ketuntasan
80,80
88%
No
Amat Baik
Baik
60
100
80
Cukup
40
20
0
Refleksi Awal
60
Kurang
Siklus I
40
Sangat Kurang
Siklus II
20
0
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang sudah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model