Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab I ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan tujuan
karya ilmiah.
I.1

LATAR BELAKANG MASALAH


Teknologi sederhana merupakan teknologi yang dibuat secara sederhana

mulai dari segi biaya , peralatan , dan fungsinya atas dasar untuk mencari invosi
maupun mengaplikasikan proses suatu alat kedalam objek penelitian . Conveyor
merupakan salah satu teknologi yang berkembang saat ini dan dapat dibuat secara
sederhana sebagai objek penelitian maupun karya ilmiah . Conveyor sendiri terbuat dari
beberapa komponen-kompenen yang disatukan menjadi satu alat pengirim atau
pemindahan suatu barang proses produksi ataupun hasil proses produksi dari satu
stasioner ke stasioner lainnya yang saling berkaitan .
Conveyor yang dibuat secara sederhana ini dapat mengirim atau
memindahkan sebuah barang dalam ukuran kecil atau sesuai dengan beban dan
kapasitas yang dapat ditahan oleh conveyor berskala kecil ini . Namun dalam prosesnya
, conveyor ini memiliki kesulitan dalam proses pembuatannya dibandingkan dengan
hasil yang dapat dilihat dari conveyor ini , karena secara teknik untuk menyatukan satu
komponen dengan komponen lain haruslah sinkron tentunya agar alat ini berfungsi
sebagai mana kegunaannya . Maka dari itu conveyor ini dibuat sederhana dalam karya
ilmiah fisika untuk melihat sejauh mana aspek-aspek dalam fisika diaplikasikan dalam
conveyor diantaranya listrik , kecepatan , waktu , dan juga kinerjanya . Karya ilmiah ini
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah sesuai dengan objek penelitian dan juga
kondisi dilapangan , dengan cara membuat sebuah conveyor dan mengaplikasikannya
dengan fisika untuk mendapatkan informasi yang menarik mengenai karya ilmiah
tersebut.

I.2

PERUMUSAN MASALAH
Teknologi sederhana ini berguna sebagai salah satu alat aplikasi atau objek

penelitian dalam karya ilmiah fisika ini yang bertujuan untuk mengaitkan antara objek

I-1

penelitan yaitu berupa conveyor dengan aspek fisika yang telah dipelajari . Conveyor
sederhana ini dibuat untuk mencari cara memecahakan permasalahan tersebut.
Dengan karya ilmiah sederhana inilah hasil dapat diperoleh untuk
memberikan informasi yang diinginkan, karena karya ilmiah ini dapat memberikan
informasi dari conveyor sederhana yang sudah dibuat.
Dari karya ilmiah sederhana dalam bentuk conveyor sederhana ini kita dapat
mencari daya dan usaha listrik yang diperlukan , kecepatan yang diperoleh , dan
efisiensi waktu yang didapat .
I.3
1.
2.
3.

TUJUAN KARYA ILMIAH


Berikut ini merupakan tujuan dari karya ilmiah sederhana :
Mengetahui syarat- syarat karya ilmiah yang baik.
Mampu membedakan jenis-jenis conveyor sesuai kebutuhan.
Mampu menyajikan conveyor yang dibentuk dari komponen-komponen

4.
5.

secara sederhana.
Mampu merakit conveyor secara sederhana sesuai prosedur .
Dapat menentukan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat komponenkomponen conveyor.

BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori , komponen dan cara kerja dari conveyor.
2.1

TEORI PENDUKUNG
Pada subab ini menjelaskan tentang teorama pendukung tentang kinerja

conveyor.

Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Conveyor


Conveyor adalah suatu pesawat angkat sederhana yang mana pesawat
tersebut sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan dan pergudangan dimana pesawat
tersebut digunakan sebagai alat untuk mempermudah dalam penyimpanan dan
memindahkan barang (transferbarang).
Namun perlulah kita ketahui bersama dalam lingkungan kita banyak sekali
terdapat jenis conveyor. Ada yang menggunakan jenischain atau rantai yang mana
biasanya conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut beban-beban berat, selain itu
ada juga yang menggunakan belt atau sabuk ini biasanya digunakan untuk beban yang
ringan dan ada pula yang hanya menggunakan roller sederhana dimanarollerrollernya tidak ada penutupnya.

Gambar 2.1 Penampang Conveyor


Selain itu didalam sebuah pesawat angkat jenis ini yang terpenting adalah
komponen-komponen yang ada dalam perangkat tersebut seperti halnya:
1. Poros
2. Belt dan pulli
3. Chain dan Gear
4. Bearing
5. Motor dan Gearbox
Guna mengetahui sejauh mana tingkat keamanan dan kemampuan benda
tersebut bekerja dalam proses produksi pada nantinya. Dimana yang harus kita
perhitungkan secara detailnya berupa moment-moment yang terkandung dalam
conveyor tersebut dan gaya yang terkandung didalamnya.
Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

2.2.1 Tinjauan tentang poros


Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin karena
berfungsi untuk mentransmisikan daya. Hal yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan sebuah poros antara lain :
a) Bahan poros
Poros mesin pada umumnya baja batang yang ditarik dingin dan difinis. Poros
yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban besar yang umumnya dibuat
dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan poros dari
baja kekuatan tinggi tidak sekaku seperti ST 42 yang semacam itu (modulus E sama),
hanya kekuatan tekuk yang berubah ubah atau kekuatan torsi yang berubah ubah
lebih besar, kalau pengaruh tekukan yang tajam dihindari.
b) Kekuatan poros
Suatu poros dapat mengalami beban puntir dan lentur, maka memerlukan
kekakuan yang baik, bantalan yang kaku dan pembentukan yang kaku.
c) Kekakuan poros
Kekakuan poros perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan macam macam
mesin yang akan dilayani mesin tersebut.
d) Putaran kritis
Apabila putaran mesin dinaikan, maka pada saat putaran tertentu akan terjadi
getaran yang sangat besar. Putaran ini disebut putaran kritis. Maka poros yang
direncanakan harus memiliki putaran kerja yang lebih rendah dari putaran kritis.
e) Korosi
Bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros, bila terjadi kontak dengan sebuah
fluida yang korosif.
2.2.2 Macam macam poros
Menurut pembebananya poros dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Poros dengan beban puntir
Berikut ini akan dibahas rencana sebuah poros yang mendapat pembebanan
utama berupa torsi, seperti pada poros motor dan sebuah kopling.

Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak akan mendapat beban lain
kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil dari pada yang
dibayangkan.
Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan,
tarikan, atau tekanan, maka kemungkinan adanya pembebanan tambahan tersebut perlu
diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil.
b. Poros dengan beban lentur murni
Pembebanan ini biasanya terdapat pada gandar, jadi gandar dari kereta rel tidak
dibebani dengan puntiran melainkan mendapat pembebanan lentur saja, selain mendapat
beban statis ternyata gandar juga mendapat beban dinamis maka dari itu dalam
merencanakan gandar (poros dengan beban lentur) perlu diberikan angka faktor
keamanan yang tinggi.
c. Poros dengan beban puntir dan lentur
Poros ini pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai.
Dengan demikian poros tersebut mendapat dua pembebanan sekaligus, yaitu selain
poros tersebut mendapat beban lentur yang diakibatkan oleh tarikan, juga mendapat
beban puntir yang diakibatkan oleh putaran.

Gambar. 2.2 Penampang poros


2.3 Bantalan
Tempat sebuah poros ditumpu, dinamakan tap poros atau leher poros (journal)
elemen yang menumpu dinamakan bantalan. Bantalan ini dapat dipasang didalam mesin
dimana poros termasuk atau dalam suatu elemen terpisah yang difondasikan yang
dinamakan blok bantalan, blok atau dengan singkat bantalan.
Dalam bantalan pada umumnya bekerja gaya reaksi. Apabila gaya reaksi inijauh
lebih banyak mengarah tegak lurus pada garis poros, bantalan dinamakan
bantalan radial; kalau gaya reaksi itu lebih jauh mengarah garis sumbu, namanya ialah
Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

bantalan aksial. Pada poros vertikal, nama yang diberikan ialah bantalan pivot. Untuk
menahan gaya aksial, pada poros dipasang kuping, karena itu namanya blok kuping.
Juga terdapat kombinasi gaya radial dan gaya aksial. Adapun jenis jenis bantalan
adalah sebagai berikut:
1. Bantalan Luncur
Menurut konstruksinya Batok bantalan pada sebelah luarnya kebanyakan
silinderik, sebab mudah diolah dan disuaikan dalam rumah. Pada bantalan untuk poros
yang harus dapat distel, seperti yang misalnya terdapat pada kursi mesin gilas, pada sisi
sampingnya terdapat bidang untuk tuntunan.
Dalam kebanyakan hal, bantalan luncur dibuat terbagi. Ini menyebabkan
pemasangan poros lebih mudah dilakukan.
Bantalan satu bagian (Bus) harus disorongkan pada poros dan karena itu hanya
dapat diterapkan pada ujung poros. Bus ini yang kebanyakan dibuat dari besi cor atau
perunggu, sering dipres pada bagian mesin yang mengelilinginya atau dalam blok
bantalan (blok bantalan mata).
Dalam bantalan terbagi terdapat metal bawah dan metal atas. Metal atas
dieratkan oleh tutup bantalan yang dengan baut tembus atau dengan pena ulir dipasang
pada bagian bawah. Baut ini dibuat sepanjang mungkin untuk memberikanya regangan
yang besar, jadi membuatnya lebih tahan terhadap tumbukan.

2. Bantalan Gelinding Radial


Untuk keperluan ini banyak dipergunakan bantalan peluru. Sebuah bantalan
peluru terdiri dari dua buah cincin jalan (cincin dalam dan cincin luar), diantaranya
terdapat peluru dengan sangkar.
Pada

bantalan

peluru

alur, bidang

jalanya

dibengkokkan

dalam

arah aksial dengan jari jari yang hanya sedikit lebih besar daripada jari jari peluru.
Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

Sehingga terdapat tepi yang mencegah jatuhnya peluru yang memungkinkan blok
mampu menerima gaya radial dan gaya aksial yang agak besar. Karena itu bantalan
peluru alur cocok untuk semua arah beban. Oleh sebab itu bantalan ini sangat banyak
penerapanya.
Gambar 2.3 memperlihatkan penampang sebuah bantalan peluru alur satu baris
dengan sangkar peluru baja dan gambar 2.4 diperoleh dengan plat lindung atau dengan
perapat karet. Bantalan ini juga dapat diperoleh dengan plat lindung atau dengan
perapatan satu sisi. Sangkar peluru berfungsi untuk memisahkan benda gelinding yang
satu dengan yang lain, sehingga tidak dapat meluncur yang satu dengan yang lain.
Dengan jalan ini aus, dibatasi. Pada sejumlah tepi bantalan, sarang tambahan
pula diperlukan untuk mencegah benda gelinding, ketika dipasang atau dilepaskan,
jatuh ke luar bantalan.

Gambar 2.4 Bantalan peluru dengan plat pelindung atau cincin perapat karet

3. Bantalan Gelinding Aksial


Bantalan mempunyai satu stel peluru yang berputar diantara dua buah cincin
jalan, yang satu buah diantaranya dipasang pada poros (cincin poros) dan yang lain
ditempatkan dalam rumah (cincin rumah). Bantalan pivot peluru hanya dapat menerima
beban aksial dalam satu arah. Untuk penempatan yang lebih baik bantalan ini juga
dilaksanakan dengan cincin berbentuk bola.
Untuk beban aksial dalam kedua arah diperlukan dua baris peluru. Untuk
pekerjaan presisi (misalnya mesin perkakas) dalam hal ini diterapkan bantalan kontak
Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

sudut aksial, lihat gambar 2.5 demikianlah pada jumlah perputaran lebih tinggi dapat
dipakai bantalan pivot peluru.
2.4 Sabuk dan Pulli
Suatu elemen mesin dimana benda tersebut difungsikan sebagai pemindah
tenaga dengan melalui sebuah pulli. Sabuk menurut fungsinya dapat dibedakan sebagai
berikut, sabuk rata dan sabuk V, sabuk rata berjalan pada pulli silinderik atau yang
boleh dikatakan silinderik, sedangkan sabuk V berjalan pada pulli dengan alur
berbentuk V.
2.4.1 Sabuk Rata
Sebagai bahan untuk sabuk penggerak rata telah sangat lama dipergunakan kulit,
yaitu kulit berteras dan kulit khrom. Ujung sabuk penggerak dapat disambung dengan
sengkang jepit, kait, engsel atau lebih baik dengan menggunakan lem. Sabuk yang
dilem dan dibuat dari karet, balat, katun, sutera dan terutama bahan buatan dan
sebagainya, disebabkan oleh sifatnya yang lebih cocok untuk suatu pemakaian tertentu
daripada sabuk kulit.
Sabuk dengan bahan buatan mempunyai keuntungan penting. Pertama tama,
hanya pada permulaan sabuk ini memperlihatkan regang yang tetap; kemudian sabuk
sepenuhnya elastis.
Selanjutnya ketika dibuat dalam pabrik, sifatnya dapat dikuasai dengan lebih
baik daripada pada sabuk yang dibuat dari hasil alam
Dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Sabuk yang terdiri dari tenunan katun yang dicelup dalam khlorida
polivinil (p.v.c) seperti sabuk igelit. Dewasa ini sabuk ini dibuat dari suatu tenunan
nilon yang dicelup dalam neoprene. Sabuk ini sangat cocok untuk kecepatan tinggi,
pada pulli kecil, dengan jarak poros pendek.
b. Sabuk dari poliamida, sabuk ini sangat kuat (kekuatan tarik mencapai
200N/mm2) dan sangat eastis, tetapi koefisien gesekpoliamida pada besi cor hanyalah
kecil. Maka dari itu sabuk ini sangat cocok untuk kecepatan rendah, kecepatan tinggi,
serta untuk jarak poros yang pendek.
Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

2.4.2 Sabuk V
Sabuk dengan penampang berbentuk trapesiun ini banyak diterapkan; sabuk ini
terutama dipakai agar dalam keadaan yang paling tidak menguntungkan (jarak sumbu
kecil, perbandingan transmisi besar, atau keduanya), pra tegangan kecil namun masih
memberi penyelesaian.
Gesekan antar sabuk V dan pulli sebagai akibat efek baji, lebih besar dari pada
gesekan antara sabuk rata dan pulli, lihat gambar 98 dan 99.
Suatu kerugian ialah aus pada sisi samping, sebab kecepatan sabuk = kecepatan
pulli hanya dapat dijumpai pada satu tempat.
Pada sisi lainya sabuk terdiri dari karet lunak yang diperkuat dengan tenunan
dari nilon atau dari poliester (tubuh sabuk penarik), pada sisi dalamnya untuk
kepentingan kelembutannya hanya dari karet yang lebih keras, keseluruhanya itu
diselubungi dengan tenunan yang dicelup karet. Juga terdapat sabuk V yang mempunyai
kawat baja sebagai tubuh sabuk penarik.
Sabuk V ini tidak boleh terkena minyak; tidak boleh dibiarkan terkena
temperature lebih tinggi dari dari 600C. Kerugian sabuk V adalah tidak pernah ada
kepastian bahwa semua sabuk memindahkan gaya yang sama. Kalau satu sabuk
meregang dari suatu bundel, maka sabuk lainya dibebani terlampau kuat. Kalau diambil
secara ketat, setelah salah satu sabuk rusak, maka kesemuanya harus diganti.
Untuk memungkinkan sabuk tanpa sambungan dapat dipasang sekeliling pulli,
salah satu poros harus dapat digeser secara jauh, misalnya karena motor listrik terletak
pada eretan. Apabila hal ini tidak dapat dilaksanakan, maka harus dipasang pulli
pemegang alur, lebih baik pada posisi dalam sangat dekat dengan pulli yang besar. Pulli
pemegang ini harus mempunyai garis tengah yang sedikitnya sama dengan pulli kecil.
Apabila disebabkan oleh kekurangan tempat hal ini tidak dapat dilakukan, maka
dapat dipergunakan pulli penegang pada posisi luar, sedekat mungkin dengan pulli
kecil. Dengan menggunakan pulli penegang ini, sabuk memperoleh pra tegangan yang
diperlakukan setelah dipasang sekeliling pulli. Setelah itu pulli dikencangkan.
2.4.3 Pulli
Pulli adalah suatu elemen mesin yang digunakan untuk mentransmisikan daya
dari mesin dengan perantara sabuk. Pulli sabuk ini biasanya terbuat dari besi cor, atau
Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

baja. Dewasa ini pulli kayu sudah tidak banyak digunakan lagi. Sedangkan untuk
konstruksi ringan diterapkan pulli dari paduan aluminium. Pulli sabuk baja terutama
cocok untuk kecepatan sabuk yang tinggi (di atas 35 m/det).
Dilihat dari bentuknya sabuk dapat dibedakan menjadi :
a. Pulli datar
Pulli datar menurut konstruksinya yaitu sebuah elemen mesin yang digunakan untuk
mentransmisikan daya dengan perantara sabuk, tetapi sabuk tersebut adalah sabuk yang
konstruksinya rata.
b. Pulli alur (dengan bentuk alur V)
Pulli bentuknya beralur dan alur tersebut membentuk huruf V dimana pulli tersebut
digunakan untuk sabuk yang berbentuk atau yang mempunyai penampang V.
2.5 Motor dan Gear Box
Motor danGear box disini merupakan salah satu komponen utama dalam
perencanaanconveyor ini. Karena dalam hal ini kita sangatlah butuh motor yang mana
berfungsi sebagai penggerak utama dalam conveyor ini. Dimana Motor berfungsi
sebagai penggerak awal dariconveyor ini.
Selain itu Gear Box juga punya nilai yaitu sebagai pentranmisi daya dan putaran
pada conveyor yang mana lebih tepatnya gear boxberfungsi untuk mentranmisikan dari
motor ke poros conveyor utama .

BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1 Komponen Conveyor Sederhana


Pada pembuatan bahan conveyor sederhana ini , diperlukan bahan sebagai
berikut :
Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Dinamo
Kabel
Gear
Paralon
Ban dalam sepeda
Mur
Saklar
Lampu
Triplek
Roller kecil
Baterai
Bearing

3.1.1 Design Gambar Conveyor


Berikut merupakan design dari sebuah conveyor berukuran besar yang dibentuk
menjadi patokan pembuatan ilustrasi conveyor sederhana yang berukuran kecil :

Gambar design conveyor

3.1.2 Flowchart Tahapan Komponen

Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karya ilmiah sederhana dalam bentuk conveyor ini dapat menjadi pengetahuan
tentang mesin conveyor pada umumnya dan juga bermanfaat sebagai salah satu objek
penelitian dalam praktikum fisika . Meski conveyor sederhana yang dibuat tidaklah
begitu sesuai dengan apa yang diharapkan , tapi setidaknya menjadi contoh untuk
pengaplikasian suatu mesin industri yang terbentuk dari komponen-komponen ilmu
fisika .
B. Saran
Berdasarkan pembahasan masalah yang ada diatas, disarankan bagi mahasiswa agar :
1. Lebih teliti terhadap komponen yang diperlukan
2. Tambahan waktu agar proses pembentukan conveyor sederhana lebih terlihat
hasilnya
3. Menambah dari segi biaya agar komponen yang diperlukan tidak terlalu murah

Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

DAFTAR PUSTAKA

Praktikum Fisika (Karya Ilmiah Sederhana)

Anda mungkin juga menyukai