09E01544
09E01544
SKRIPSI
Oleh:
RISTAROLAS TIOLENA H
041000303
1
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
SKRIPSI
Oleh:
RISTAROLAS TIOLENA H
041000303
2
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN
PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER
PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2008
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:
RISTAROLAS TIOLENA H.
041000303
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada Tanggal 09 Februari 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji
Ketua Penguji
Penguji I
Drs.Tukiman, MKM
NIP. 131918719
Dra. Syarifah, MS
NIP. 131688345
Penguji II
Penguji III
3
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat,
akan tetapi angka kematian dan angka kejadian kanker payudara masih tetap tinggi
karena banyak penderita kanker payudara datang ke pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan ketika penyakitnya sudah parah atau pada stadium lanjut
padahal ada SADARI (pemerikSAan payuDAra sendiRI) untuk deteksi dini.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif
dengan wawancara mendalam (indepth interview) yang akan menggambarkan faktorfaktor yang mempengaruhi keterlambatan pengobatan pada wanita penderita kanker
payudara di RSUP H. Adam Malik Medan. Informan dalam penelitian ini adalah wanita
penderita kanker payudara yang dirawat inap dan datang pertama kali untuk mendapatkan
pengobatan pada stadium III sebanyak 7 orang informan. Analisa data dilakukan dengan
menggunakan EZ-TEXT dan disajikan dalam bentuk matriks.
Faktor predisposisi (predisposing factor) yang mempengaruhi keterlambatan
pengobatan yaitu pendidikan informan rendah dan informan tidak memiliki riwayat
keluarga menderita kanker payudara sehingga informan tidak memiliki pengalaman dan
pengetahuan tentang penyakit kanker payudara sebelumnya. Sikap informan kurang
berespon terhadap penyakitnya, namun ketika informan tahu penyakit kanker payudara
informan setuju mendapatkan pengobatan. Masa inkubasi penyakit kanker payudara
lama sehingga informan tidak tahu sudah menderita kanker payudara pada stadium III
dan ketika informan memutuskan untuk berobat informan sudah terlambat untuk
mendapatkan pengobatan. Faktor pemungkin (enabling factor) yang mempengaruhi
keterlambatan pengobatan yaitu fasilitas pengobatan di tempat pengobatan sebelumnya
yang tidak lengkap sehingga informan harus dirujuk ke RSUP H.Adam Malik Medan.
Faktor penguat (reinforcing factor) tidak mempengaruhi keterlambatan pengobatan
karena ketiga komponen faktor ini baik keluarga, teman ataupun petugas kesehatan
menguatkan informan untuk segera mengobati penyakitnya..
Diharapkan kepada dinas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang
kanker payudara dan pentingnya melakukan SADARI kepada seluruh wanita yang
berusia subur (cancer age) untuk menemukan kanker payudara sejak dini sehingga
penderita dapat cepat mendapatkan pengobatan. Diharapkan kepada dinas kesehatan
bekerja sama dengan yayasan kanker di Medan untuk memberikan penyuluhan tentang
kanker payudara dan SADARI kepada wanita berusia subur (cancer age). Diharapkan
kepada petugas kesehatan di RSUP H. Adam Malik Medan agar memberikan penyuluhan
tentang kanker payudara dan SADARI kepada keluarga informan yang wanita.
Kata kunci : Faktor-faktor, Wanita Penderita Kanker Payudara, Keterlambatan
Pengobatan
4
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
ABSTRACT
The structure of cancer mamma had speedy progress, but the mortality rate an
incidence rate of cancer mamma still high, because many victim woman of cancer
mamma is coming to health treatment in serious condition or an advanced stage, but
actually the case is cancer mamma be able detect by early detection or named Individual
Inspection Mamma.
This research is descriptive research with qualitative method use indepth
interview which describe factors of influence delay medical treatment at the victim
woman of cancer mamma. The informant in this research is the victim woman of cancer
mamma. Number of informant is seven women. The informant is being treated and came
in the first time to health treatment in third stadium. Analize data with EZ-TEXT and
presented in the matrix.
Predisposing factors which influence delay medical treatment of cancer mamma
are informant education in the low rate, informant dont have knowledge and experience
about cancer mamma because informant dont have family historic of cancer mamma.
Informants attitude are not response enough about informants disease, but when the
informant know about the disease informant agree to get treatment. The informant didnt
know had suffer cancer mamma in the third stadium cancer mamma because the period of
the disease incubation have a long time. Enabling factors which influence delay medical
treatment of cancer mamma are the medical treatment facilities not complete so the
informant get the treatment in the Adam Malik Medan General Hospital Centre (RSUP
H. Adam Malik Medan). Reinforcing factors are not influence delay medical treatment of
cancer mamma because informants family, informants friend, and the helath official
confirm the informant to get treatment.
Health department give the information about cancer mamma and early detection
for all women in the cancer age to find the cancer in early stadium so the victim get the
treatment as fast as the inspection. Indonesian Cancer Foundation in Medan have a
cooperation with health department to give information about cancer mamma and early
detection for women in the cancer age. Health official in RSUP H. Adam Malik Medan
give the information about cancer mamma and early detection for all women the victims
family.
Key word : factors, the victim woman of cancer mamma, delay medical treatment
5
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
: Ristarolas Tiolena H.
Tempat/Tanggal Lahir
Agama
: Kristen Protestan
Status Perkawinan
: Belum Menikah
: 6 (enam) orang
Anak ke
Alamat Rumah
Riwayat Pendidikan
6
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Pengesahan.....................................................................................
Abstrak .........................................................................................................
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................
Kata Pengantar ..............................................................................................
Daftar Isi ........................................................................................................
Daftar Tabel ..................................................................................................
Daftar Matriks ..............................................................................................
i
ii
iii
iv
vii
x
xi
BAB 1
PENDAHULUAN .........................................................................
1.1
Latar Belakang ....................................................................
1.2
Permasalahan ......................................................................
1.3
Tujuan Penelitian ................................................................
1.3.1 Tujuan Umum .....................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus .....................................................................
1.4
Manfaat Penelitian ...............................................................
1
1
5
5
5
5
6
BAB 2
7
7
7
7
8
8
10
12
13
15
15
15
15
15
16
16
16
17
17
17
17
18
18
19
20
7
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
2.4.2
2.5
2.5.1
2.5.2
2.5.3
2.6
2.6.1
2.6.2
2.6.3
2.6.4
2.6.5
2.6.6
2.6.7
2.7
2.8
22
23
23
24
24
25
25
25
25
28
29
32
33
39
41
BAB 3
42
42
42
42
42
43
45
46
48
BAB 4
HASIL PENELITIAN...................................................................
4.1
Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan ....................................................................
4.2
Gambaran Pengobatan Kanker Payudara diRSUP H. Adam
Malik Medan ....................................................................
4.3
Karakteristik Informan ......................................................
4.4
Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)........................
4.4.1
Biaya Pengobatan Informan ..............................................
4.4.2
Rasa Takut Informan.........................................................
4.4.3
Pengetahuan Informan ......................................................
4.4.4
Sikap Informan ..................................................................
4.4.5
Kepercayaan Informan ......................................................
4.4.6
Riwayat Keluarga Informan ..............................................
4.5.
Faktor Pemungkin (Enabling Factor) .............................
4.5.1
Fasilitas Pengobatan .........................................................
4.5.2
Tempat Pengobatan Lain...................................................
4.5.3
Jarak Tempat Pengobatan..................................................
4.6
Faktor Penguat (Reinforcing Factor) ................................
4.6.1
Keluarga ............................................................................
4.6.2 Teman.................................................................................
49
49
50
51
52
52
53
54
55
56
57
58
58
59
60
61
61
63
8
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
4.6.3
4.7
64
65
BAB 5
PEMBAHASAN ............................................................................
5.1
Karakteristik Informan .......................................................
5.2
Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)..........................
5.2.1 Pendidikan ...........................................................................
5.2.2 Status Perkawinan ...............................................................
5.2.3 Pekerjaan dan Jaminan Kesehatan .....................................
5.2.4 Biaya Pengobatan ...............................................................
5.2.5 Rasa Takut ..........................................................................
5.2.6 Pengetahuan.........................................................................
5.2.7 Sikap .................................................................................
5.2.8 Kepercayaan Terhadap Pengobatan .................................
5.2.9 Riwayat Keluarga ...............................................................
5.3
Faktor Pemungkin (Enabling Factor) .................................
5.3.1 Fasilitas Pengobatan ...........................................................
5.3.2 Tempat Pengobatan Lain.....................................................
5.3.3 Jarak Tempat Pengobatan ...................................................
5.4
Faktor Penguat (Reinforcing Factor) ..................................
5.4.1 Keluarga ..............................................................................
5.4.2 Teman..................................................................................
5.4.3 Petugas Kesehatan ..............................................................
5.4
Keterlambatan Pengobatan..................................................
68
68
68
68
69
70
71
72
74
79
81
83
85
85
87
89
90
90
93
95
96
BAB 6
102
102
103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Print Out Komputer Program EZ-Text versi 3.06.
Surat Izin Penelitian dari FKM USU
Surat Selesai Penelitian dari RSUP H. Adam Malik Medan
9
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Klasifikasi Stadium Kanker Payudara.... 31
Tabel 4.1 Karakteristik Informan... 52
10
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR MATRIKS
Hal
Matriks 4.1
Matriks 4.2
Matriks 4.3
Matriks 4.4
Matriks 4.5
Matriks 4.6
Matriks 4.7
Matriks 4.8
Matriks 4.9
55
11
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala
kasih dan kuasa-Nya dalam hidup penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengobatan pada
wanita penderita kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada orangtua penulis
yaitu D. Hutagalung, SE dan N. Simanjuntak yang telah menjadi inspirasi dan telah
banyak memberikan dukungan dan motivasi baik materiil maupun moril dengan kasih
yang tulus dan tiada pernah habis dalam hidup penulis.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara materiil maupun moril. Untuk itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu dr. Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Tukiman, MKM, selaku Kepala Departemen Pendidikan Kesehatan
dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
dan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam
pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Syarifah, MS, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan, saran, dan
petunjuk dalam pembuatan skripsi ini.
12
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
4. Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS selaku Dosen Penguji I yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritik yang berguna untuk
kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Alam Bakti Keloko, MKes selaku Dosen Penguji II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan saran dan kritik yang berguna untuk
kesempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, serta Bang Hendro
yang telah banyak membantu penulis.
7. Ibu Prof. Dr. Ida Yustina, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang
telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk selama penulis
mengikuti perkuliahan di FKM USU.
8. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah mengizinkan peneliti untuk
mengadakan penelitian di RSUP H. Adam Malik Medan.
9. dr Kamal dan Kak Evi yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membantu
penulis serta seluruh perawat dan dokter di Rindu B 2 yang telah membantu
penelitian ini. Seluruh informan, yang telah memberikan waktu dan pikiran, tanpa
kalian skripsi ini tidak akan selesai.
10. Adek-adekkku, Finsensia Septiani Geovanni Hutagalung, Jonathan Ernesto
Hutagalung, dan Debora Agustina Hutagalung yang telah menjadi inspirasi dan
telah banyak memberikan dukungan, semangat serta doa bagi penulis.
11. Keluarga besar Op. Rista Simorangkir, dan Op. Lina Panjaitan yang telah
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
13
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
12. KAsnah, KHelen dan BDavid yang telah memberikan dukungan, semangat
serta doa-doa pada penulis serta adek-adek kelompok, Dede, Erika, Nova dan
Reta yang telah menjadi inspirasi dan telah memberikan motivasi, dukungan serta
doa pada penulis.
13. Sahabat-sahabatku, Adiyanto, Alfian, Atun, Dini, Efran, Elfrida, Elin, Encep,
Febriyanti, Frisca, Ichwan, Jannie, Nova, Sri, Yuliantari, dan Yuna atas
kebersamaan selama ini juga atas semangat dan dorongan kepada penulis.
14. Sahabat-sahabatku, Amelia, Berliana, Christina (Elektro05), Deci Cimbolon,
Endang, Erlyn, Hans, Lala, Lamria, Maya, Olis, Ria Ok, Renova, Rugun,
Sumisan, dan Velma yang tiada lelah memberikan dukungan, motivasi, serta
semangat pada penulis.
15. Angel, Conti, KHasnah, KHeny, KJamileh, KPida, Sherly, dan Vutri serta
seluruh teman-teman peminatan PKIP yang tak dapat disebutkan satu persatu,
untuk kebersamaan kita yang singkat dan dukungan serta semangat kepada
penulis.
16. Teman-teman stambuk 2004, khususnya Aina, Andry, Belina, Bona, Dame,
Gifani, Ica, Indah, Indri, Iwan, Jay, Juminah, Lastiar, Martalena, Nerida, Rendita,
Rospida, Tina, Veni atas dukungan, perhatian dan semangat yang diberikan
kepada penulis.
17. Kakak dan abang staff LPMI serta teman-teman di LPMI CMSI USU, Mas
Christian, KEva, KRisma, Rian, Atik, Christian, Defita, KFerna, Herlin, Iswan,
Jupiter, Lamhot, Lilis, Lisa, Mince, Ruci, Santi, BWesli dan Yeni atas
kebersamaan serta doa-doa dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
14
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
18. Teman-teman 1 kost, KSiti, Neli, Meli, Ani, dan yang lainnya atas dukungan dan
motivasi yang diberikan pada penulis.
Penulis menyadari skripsi ini belum sempurna, penulis minta maaf atas kesalahan
dalam penulisan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
15
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit tidak menular mengalami peningkatan karena perubahan gaya hidup
masyarakat seperti pola konsumsi yang lebih mementingkan makanan berlemak, kurang
serat, maupun yang diproses (seperti diawetkan, diasinkan dan diasap). Kanker adalah
salah satu penyakit tidak menular yang bisa menyerang jaringan dalam berbagai organ
tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yang terdiri dari payudara, rahim, indung telur
dan vagina (Mardiana, 2004).
Kanker payudara adalah salah satu penyakit yang paling banyak ditakuti oleh
wanita karena kanker payudara banyak menyerang wanita (Dalimartha, 2004).
Menurut Sutjipto (2006), kanker payudara adalah penyakit yang bersifat ganas akibat
tumbuhnya sel kanker yang berasal dari sel-sel normal di payudara bisa berasal dari
kelenjar susu, saluran susu, atau jaringan penunjang seperti lemak dan saraf.
Berdasarkan data dari IARC (International Agency for Research on Cancer), pada
tahun 2002 kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada
perempuan (insidens rate 38 per 100.000 perempuan) dengan kasus baru sebesar 22,7%
dan jumlah kematian 14% per tahun dari seluruh kanker pada perempuan di dunia (Pusat
Komunikasi Publik Setjen Depkes, 2008 ).
The American Cancer Society memperkirakan 211.240 wanita di Amerika Serikat
akan didiagnosis menderita kanker payudara (stadium I-IV) dan 40.140 orang akan
meninggal pada tahun 2005. Selanjutnya, Canadian Cancer Society memperkirakan
penderita kanker payudara pada tahun 2005 di Kanada akan mencapai 21.600 wanita dan
16
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
5.300 orang akan meninggal dunia. Sementara itu, berdasarkan data dari Australian
Institute of Health and Welfar menunjukkan jumlah penderita kanker payudara di
Australia pada tahun 2001 sebanyak 11.791 wanita dan jumlah yang meninggal sebanyak
2.594 orang (Kusminarto, 2005).
Insiden kanker di Indonesia masih belum diketahui secara pasti karena belum ada
registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan, tetapi IARC (International Agency
for Research on Cancer) memperkirakan insidens kanker payudara di Indonesia pada
tahun 2002 sebesar 26 per 100.000 perempuan (Kusminarto, 2005).
Penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat,
akan tetapi angka kematian dan angka kejadian kanker payudara masih tetap tinggi
karena penderita ditemukan pada stadium lanjut. Kanker payudara akan mendapat
penanganan yang secepatnya dan akan memberikan harapan kesembuhan serta harapan
hidup yang lebih baik apabila kanker payudara dideteksi sejak dini (Supit, 2002).
Tambunan (1995) dalam Widiyanto (1999) juga menyatakan bahwa kesembuhan akan
semakin tinggi jika kanker payudara ditemukan dalam stadium dini yang biasanya masih
berukuran kecil.
Kanker payudara dapat ditemukan pada stadium dini dengan cara deteksi dini.
Menurut Soebroto, Ahmad Ghozali, dan Evi Yuliati (2001), satu-satunya cara deteksi
dini kanker payudara yang murah, namun praktis dan akurat adalah pemerikSAan
payuDAra sendiRI (SADARI).
Hasil penelitian para ahli yang dikutip oleh Widiyanto (1999) menunjukkan
kanker payudara ditemukan secara tidak sengaja oleh penderita, seperti penelitian Long
(1989) yang menyebutkan sekitar 90% kanker payudara ditemukan dengan SADARI
17
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
18
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
19
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
meninggal dunia sebanyak 4 orang dari 109 orang penderita yang dirawat inap pada
bulan Januari-Juli tahun 2008. Berdasarkan keadaan tersebut, maka perlu penelitian untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengobatan pada wanita
penderita kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan.
20
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
21
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
2.1.1 Teori Perilaku
1. Notoatmodjo (2007) mengartikan perilaku dari segi biologis yaitu suatu
kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup yang bersangkutan).
2. Menurut Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau perilaku seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar).
3. Glanz (1988) menyatakan perilaku itu dipandang sebagai sesuatu yang dipengaruhi
oleh dan sedang dipengaruhi oleh tingkatan-tingkatan yang berkelanjutan dari pengaruh
yaitu faktor dalam diri seseorang atau individu, faktor antara seseorang dengan yang
lainnya, faktor institusi/organisasi, faktor masyarakat dan faktor kebijakan publik.
subjektif. Komponen pertama mengacu pada sikap terhadap perilaku. Sikap ini
merupakan hasil dari pertimbangan untung dan rugi dari perilaku tersebut (outcomes of
the behavior). Komponen kedua mencerminkan dampak-dampak dari norma subyektif (
Smet, 1994).
2.2 Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) membagi perilaku manusia itu ke dalam tiga domain,
ranah atau kawasan yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotorik
(psychomotorik). Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan
kesehatan yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik/tindakan
(practice) (Notoatmodjo, 2007).
2.2.1 Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2007).
Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam kognitif
memiliki 6 tingkatan yaitu:
1. tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
23
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
2. memahami (comphrehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
3. aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5. sintesis (synthesis)
Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
24
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
b) Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2007) sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu:
1. menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
25
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
2. merespon (responding)
Merespon diartikan memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indikasi dari sikap. Karena
dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas
yang diberikan, terlepas dari pekerjaaan itu benar atau salah, adalah berarti
bahwa orang menerima ide tersebut.
3. menghargai (valuing)
Mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang mengajak ibu lain untuk
pergi menimbangkan anaknya ke posyandu.
4. bertanggungjawab (responsible)
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap
suatu objek (Notoatmodjo, 2007).
2.2.3 Praktik atau Tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung
atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Disamping faktor
fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2007).
26
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
tanpa mengurangi
27
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
28
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Pendidikan
Dalam model-model struktur sosial dijelaskan bahwa individu-individu yang
berbeda suku bangsa, pekerjaan, atau tingkat pendidikan mempunyai kecendrungan yang
tidak sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatan mereka (Smet, 1994).
2.3.2
Status Perkawinan
Menurut Clark (1959) dalam Sarwono (1997), seorang pasien tidaklah bebas
untuk membuat keputusan yang segera dan menentukan mengenai kesehatannya sendiri .
Ia tidak bertindak sebagai individu tetapi sebagai anggota keluarga.
2.3.3
hubungannya dengan dengan konsep diri, penghayatan situasi yang dihadapi, dan
pengaruh birokrasi (karyawan yang mendapat jaminan perawatan kesehatan yang baik
akan cenderung merasa lebih cepat sakit daripada mereka yang cenderung akan
kehilangan nafkah hariannya jika tidak masuk karena sakit).
2.3.4
Biaya Pengobatan
Taylor (1999) menyatakan salah satu faktor yang menyebabkan penundaan
pengobatan adalah biaya pengobatan yang dirasakan terutama untuk orang-orang miskin.
29
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Mereka akan menganggap gejala penyakit yang dideritanya tidak serius sebagai alasan
mahalnya biaya pengobatan (Smet, 1994).
2.3.5
Rasa takut
Menurut Blackwell (1963) dalam Muzaham (1995), menyatakan bahwa banyak
pula orang yang memandang gejala penyakitnya harus ditangani dokter, namun tidak
melakukannya, boleh jadi karena takut mendengar keterangan dokter. Mitchell dalam
Hawari (2004) menyatakan salah satu faktor yang menghambat datangnya pasien untuk
berobat adalah karena rasa takut bahwa ia menderita kanker , takut dioperasi, dan rasa
takut berlebihan dalam hubungan emosional dengan suaminya.
2.3.6
Pengetahuan
Sarwono (1997) menyatakan kadang-kadang orang tidak pergi berobat atau
menggunakan sarana kesehatan karena dia merasa tidak mengidap penyakit. Menurut
Green dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan menjadi salah satu faktor predisposisi
yang mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat terhadap kesehatan. Menurut
Hawari (2004) ketidaktahuan/ignorancy menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
keterlambatan pengobatan kanker payudara.
2.3.7
Sikap
David dalam Muzaham (1995) menyatakan bahwa salah satu alasan mengapa
beberapa penderita gejala penyakit yang cukup berat namun tidak meminta pertolongan
dokter ialah karena mereka dapat bertoleransi pada rasa sakit dan meragukan bahwa rasa
sakit itu akan membawa akibat negatif bagi kehidupannya.
30
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
2.3.8
Riwayat Keluarga
David dalam Muzaham (1995) menyatakan bahwa nilai dari suatu tindakan yang
31
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
32
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
olahraga teratur
tidak merokok
mengendalikan stress
perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya tidak
berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks.
33
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
keluarganya). Perilaku ini disebut perilaku peran sakit (the sick role) yang
meliputi:
kesehatan,
(memberitahukan
dan
sebagainya)
penyakitnya
kepada
dan
orang
kewajiban
lain
orang
terutama
sakit
kepada
Perilaku sakit
Menurut Suchman dalam Sarwono (1997), ada lima macam reaksi dalam mencari
Shoping atau proses mencari beberapa sumber yang berbeda dari medical
care untuk satu persoalan atau yang lain, meskipun tujuannya adalah
untuk mencari dokter yang akan mendiagnosis dan mengobati yang sesuai
harapan.
34
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
35
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Pada tahap ini pasien atau individu memutuskan untuk melepaskan diri
dari peran pasien. Ini ada 2 kemungkinan yaitu : pertama karena ia pulih
kembali sebelum sakit, dan kedua karena ia menjadi cacat.
2.4.2
berikut:
36
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
2.
3.
37
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
2.5.2
38
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
faktor yang terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai
pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat keluarga, hormonal, dan
faktor lain yang bersifat eksogen.
2.6.3 Faktor Resiko Kanker Payudara
Menurut Dalimartha (2004), ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan
terjadinya kanker payudara yaitu:
a. Riwayat keluarga
Beberapa riwayat keluarga yang dianjurkan untuk pemeriksaan deteksi dini
yaitu ibu atau saudara perempuan terkena kanker payudara atau kanker yang
berhubungan dari ibu atau ayah, terkena kanker ovarium, kanker kolorektal,
kanker prostate, tumor otak, leukemia, dan sarkoma. Hasil penelitian dari
T.M. Simanjuntak (1977) dalam Tjindarbumi (2002) menunjukkan bahwa
wanita yang memilki riwayat keluarga ada yang menderita kaker payudara
seperti pada ibu, saudara perempuan, atau adik/kakak memiliki resiko terkena
kanker payudara 2 hingga 3 kali lebih tinggi.
b. Hormon
Faktor hormon adalah faktor yang banyak berpengaruh pada timbulnya kanker
payudara seperti mendapat haid pertama (menarche) sebelum umur 10 tahun,
mati haid (menopause) setelah umur 55 tahun, tidak menikah atau tidak
pernah melahirkan anak, melahirkan anak setelah umur 35 tahun dan tidak
pernah menyusui anak. Hasil penelitian dari
39
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita yang mengalami menstruasi pada
usia normal yaitu > 12 tahun dan pada wanita yang mengalami menopause
terlambat yaitu > 55 tahun memiliki resiko terkena kanker payudara 2,5
hingga 5 kali lebih tinggi. Pada wanita yang tidak kawin memiliki resiko
terkena kanker payudara 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang kawin dan
mempunyai anak . Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 35
tahun memiliki resiko terkena kanker payudara 2 kali lebih besar.
c. Umur
Wanita berumur > 30 tahun, mempunyai kemungkinan lebih besar mendapat
kanker payudara dan kemungkinan tersebut bertambah setelah menopause.
d. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara
akibat tumor jinak atau tumor ganas kontralateral. Hasil penelitian dari T.M.
Simanjuntak (1977) dalam Tjindarbumi (2002) menunjukkan bahwa wanita
yang pernah mengalami infeksi, trauma, atau tumor jinak payudara, memiliki
resiko terkena kanker payudara 3 hingga 9 kali lebih besar sedangkan wanita
dengan kanker payudara kontralateral, memiliki resiko terkena kanker
payudara 3 hingga 9 kali lebih besar.
e. Wanita yang pernah menggunakan obat hormonal yang lama seperti terapi
suluh hormone atau Hormonal Replacement Therapy (HRT), dan pengobatan
kemandulan (infertilitas).
f. Wanita yang memakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak
seperti kelainan fibrokistik. Hasil penelitian dari T.M. Simanjuntak (1977)
dalam Tjindarbumi (2002) menunjukkan bahwa wanita yang memakai
40
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
41
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
4. mulai timbul luka pada payudara dan putting susu seperti koreng atau eksim
5. kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk
6. terkadang keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-hitaman dari putting
susu
2.6.5
Joint
Committee
on
Cancer
(2002)
dalam
Sani
(2003)
T0
Tis
: Karsinoma insitu
T1
: Tumor 2cm
T1a
: Tumor 0,5 cm
T1b
T1c
: Tumor 1 cm dan 2 cm
T2
T3
T4
T4a
T4b
T4c
42
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
T4d
: Karsinoma Inflamasi
N0
N1
N2
N2a
N2b
N3
N3a
N3b
N3c
43
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
c. Metastasis Jauh ( M )
MX
M0
M1
Stadium
Stadium 0
Stadium I
Stadium II A
Stadium II B
Stadium III A
Stadium III B
Stadium III C
Stadium IV
Stadium I
Tumor terbatas pada payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada
fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan di bawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm.
Kelenjar getah bening regional belum teraba.
44
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Stadium II
Sesuai dengan stadium I, hanya besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau
beberapa Kelenjar Getah Bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan
diameter < 2 cm.
Stadium III A
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas di jaringan
sekitarnya, KGB aksila masih bebas satu sama lain.
Stadium III B
Tumor sudah meluas ke dalam payudara (5-10 cm) fiksasi pada kulit atau
dinding dada, kulit merah dan ada oedema (> 1/3 permukaan kulit payudara),
ulserasi dan atau nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama
lain atau terhadap jaringan sekitarny. Diameter > 2,5 cm, belum ada
metastasis jauh.
Stadium IV
Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III), tetapi sudah disertai
dengan KGB aksila supra-klavikula dan metastasis jauh lainnya.
45
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
(2004), angka-angka statitistik menunjukkan bahwa para penderita kanker usianya tidak
lebih dari lima tahun untuk bertahan (five years survival rate). Karnadihardja (1987)
menyatakan bahwa jika kanker payudara tidak diobati maka ketahanan hidup lima tahun
sebesar 16%-22% dan 1%-5% dalam 10 tahun.
Karnadihardja (1987) membagi ketahanan hidup lima tahun menurut tingkat
pertumbuhan tumor sebagai berikut:
46
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Memberikan ASI pada anak selama mungkin dapat mengurangi resiko terkena
kanker payudara. Hal ini disebabkan selama proses menyusui, tubuh akan
memproduksi hormon oksitoksin yang dapat mengurangi produksi hormon
estrogen. Hormon estrogen dianggap memegang peranan penting dalam
perkembangan sel kanker payudara.
2. prevensi sekunder
Prevensi sekunder adalah usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut
karena kanker itu dengan deteksi dini dan diagnosis kanker serta pengobatan
dengan segera. Pada stadium dini kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker ini
masih kecil sehingga bila segera diobati dengan baik diharapkan penderita dapat
dibebaskan dari cengkraman dan dapat hidup dengan normal.
a.
Deteksi Dini
Walaupun kemajuan pengobatan kanker dengan sitostatika semakin
meningkat, namun penemuan tumor pada stadium dini merupakan faktor
penting dalam penanggulangan kanker payudara. Sebagian besar kanker
payudara ditemukan oleh pasien sendiri, artinya tumor dalam tingkat
pertumbuhan lanjut. Untuk menemukan tumor ini pada stadium awal
47
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
karena
diperkirakan
mempunyai
kesempatan
luas
untuk
48
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Pemeriksaan mamografi
Mamografi adalah foto payudara dengan mempergunakan alat khusus. Teknik
sederhana, tidak sakit dan tidak ada suntikan kontras. Pada cara ini kanker
payudara ukuran kecil 0.5 cm dapat dideteksi bahkan cara ini dapat
dipergunakan sebagai alat skrining massal terutama golongan risiko tinggi
walaupun tumornya tidak teraba. Apabila pada SARARI atau pemeriksaan
SADARI ditemukan benjolan pada payudara, pemeriksaan dilanjutkan dengan
mamografi. Pemeriksaan mamografi dilanjutkan dengan pemeriksaan
patologik : sitologi biopsi aspirasi ataupun biopsi bedah. Ketepatan diagnosis
mamografi lebih kurang 80%. Indikasi lain mamografi adalah para wanita
golongan risiko dengan keluhan bahwa dari puting susu keluar cairan coklat
atau campur darah.
b.
49
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
a.
Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Menurut Hirshaut
dan Pressman (1992) dalam Pane (2002), ada 4 jenis mastektomi yaitu:
Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara payudara, jaringan payudara di tulang dada,
tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan
seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan
hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh
payudara.
Operasi
ini
selalu
diikuti
dengan
pemberian
50
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam
bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh
sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh
tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami
mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang
diberikan pada saat kemoterapi.
3. prevensi tersier
Prevensi tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi kanker.
Komplikasi apa yang akan timbul dapat diantisipasi kalau kita mengetahui jenis kanker
itu, patologinya serta epidemiologinya.
tidak sakit
51
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Takut ke dokter
Takut operasi
Takut sakit
52
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
53
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Faktor Pemungkin
Fasilitas pengobatan
Tempat pengobatan lain
Jarak tempat pengobatan
Keterlambatan pengobatan
Faktor Penguat
Keluarga
Teman
Petugas kesehatan
54
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif
dengan wawancara mendalam (indepth interview) yang akan menggambarkan faktorfaktor yang mempengaruhi keterlambatan pengobatan pada wanita penderita kanker
payudara di RSUP H. Adam Malik Medan.
55
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
56
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Peneliti sedang mencari informan kedua dan peneliti bertemu dengan seorang ibu
yang menjaga keluarganya. Peneliti pernah bertemu dengan ibu itu sebelumnya, dan
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Peneliti diajak ibu itu ke salah
satu ruangan dimana ada 4 orang yang dirawat inap. Ibu itu menjadi key informan untuk
mencari informan yang lainnya. Ibu itu memperkenalkan seorang ibu yang kondisinya
sedang lemah dan telah menjalani operasi pengangkatan payudara. Ibu itu yang
kondisinya parah bersedia menjadi informan kedua dalam penelitian ini.
Dalam pencarian informan ketiga, peneliti masuk ruangan berikutnya setelah
ditunjukkan oleh key informan. Peneliti bertanya pada salah satu dokter muda yang
bertugas mengenai stadium pasien dan ternyata memang benar bahwa ibu itu sedang sakit
kanker payudara pada stadium III. Ibu itu bersedia menjadi informan ketiga. Peneliti
mengatakan bahwa wawancaranya akan direkam dengan tape recorder dan ibu itu
tertawa dan berkata macam artis aku di tipi-tipi itu. Wawancara dilakukan setelah
peneliti melihat kondisi ibu itu siap.
Hari berikutnya, peneliti bertanya pada suster yang menjadi suster jaga pada hari
itu, tetapi karena sibuk peneliti bertanya pada key informan. Key informan mengatakan
bahwa tidak ada pasien baru masuk. Peneliti melihat seorang ibu yang sedang berdiri di
depan pintu ruang rawat inap. Peneliti berbincang-bincang dengan ibu itu dan ternyata
ibu itu sesuai menjadi informan keempat. Ibu itu agak mengambil jarak pada peneliti
karena peneliti ingin mewawancarainya. Ibu itu akhirnya setuju menjadi informan setelah
peneliti menyakinkan bahwa nama ibu itu tidak akan dimasukkan dan akan memakai
inisial. Ibu itu menjadi informan keempat.
57
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Hari berikutnya, peneliti bertanya pada key informan tentang pasien yang baru
datang yang dapat dijadikan informan kelima. Key informan menunjukkan seorang ibu
yang akan makan siang dengan kondisi payudaranya tinggal sebelah. Ibu itu agak tidak
mengerti tentang maksud dan tujuan penelitian ini karena ibu itu kurang mengerti Bahasa
Indonesia. Suami ibu itu membantu menjelaskan kembali maksud dan tujuan penelitian
dengan Bahasa Aceh yang lebih dimengerti ibu itu. Ibu itu menjadi informan kelima.
Selama wawancara, ibu itu mengerti pertanyaan peneliti dan bisa menjawab dengan jelas.
Setelah menunggu selama 2 jam, key informan menunjukkan seorang ibu yang
baru datang menjalani chemoteraphy dan kedua payudaranya sudah diangkat. Ibu itu
sangat ramah dan bersedia menjadi informan keenam. Setelah mewawancarai informan
keenam, key informan menunjukkan seorang ibu yang telah botak dan agak lemah. Ibu itu
bersedia menjadi informan ketujuh.
Setelah wawancara dengan ketujuh informan peneliti menganggap bahwa
jawaban dari ketujuh informan sudah cukup dan sesuai dengan penelitian. Selama proses
pencarian informan, peneliti bertanya kepada dokter muda dan perawat yang sedang
bertugas tentang kesesuaian informan dengan penelitian yaitu wanita penderita kanker
payudara yang dirawat inap dan datang pertama kali untuk berobat pada stadium III.
58
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Untuk itu peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis, pedoman wawancara dan
tape recorder.
59
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
60
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
61
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik dibangun di atas tanah seluas 10
Ha dan berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan
Kotamadya Medan Propinsi Sumatera Utara. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit
Kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai
Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 serta
sebagai Pusat Rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera
Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau (Profil kesehatan RSUP H.
Adam Malik Medan, 2006).
Rumah Sakit ini mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan
rawat jalan sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik memiliki 790 orang tenaga medis, 604
orang tenaga paramedis perawatan, 298 orang tenaga medis non perawatan, dan 263
orang tenaga non medis (Profil kesehatan RSUP H. Adam Malik Medan, 2006).
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik memiliki fasilitas pelayanan yang
terdiri dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat
darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi diagnostik
terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi medik, kardiovaskuler,
mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi, farmasi, Central
Sterilization Supply Depart (CSSD), bioelektro medic, Penyuluh Kesehatan Masyarakat
62
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Rumah sakit (PKMRS)), dan pelayanan non medis (instalasi tata usaha pasien, teknik
sipil, pemulasaraan jenazah) (Profil kesehatan RSUP H. Adam Malik Medan, 2006).
gambaran kulit jeruk (peau de orange), satelit nodule (+), bisa dijumpai dimpling,
disertai rektrak-I nipple, wanita dengan faktor resiko (+). Setelah itu, diagnosa banding
dengan melihat fibrikistik payudara (Standar Pelayanan Medik RSUP H. Adam Malik
Medan, 2006). Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan:
Radiologi : mamografi, foto torak, bone scan/bone survey (pada stadium
lanjut)
PA : Aspirasy biopsy
Laboratorium: rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, haemorrahagic, screening
test, KGD, estrogen receptor, lipid profile
Konsultasi dilakukan oleh spesialis bedah onkologi, spesialis patologi anatomi,
spesialis radiology (untuk radioterapi), dan spesialis penyakit dalam (terutama untuk
penilaian system kardiovaskuler, penatahan/scan hepar (system hepatobilier), endokrin
metabolism dan kelainan sistemik lainnya. Setelah selesai proses pemeriksaan dilakukan
pengobatan pada pasien sesuai dengan stadium yang diderita (Standar Pelayanan Medik
RSUP H. Adam Malik Medan, 2006).
63
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Pengobatan kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan terdiri dari 6 jenis
pengobatan yaitu operasi, chemoteraphy, radioterapi, terapi hormonal, targeting terapi
dan kombinasi yang disesuaikan dengan keluhan dan stadium penderita. Lama perawatan
pasien tergantung dari stadium kanker dan keluhan penderita akibat dari metastasis dan
kelainan local. Masa pemulihan penderita 4 minggu.
Pasien dirawat di ruang rawat inap untuk pasien penderita kanker (oncology).
Penelitian dilakukan di Rindu B2 yang terdiri dari 6 ruangan untuk rawat inap pasien, 1
ruangan untuk gudang, dan 1 ruangan untuk perawat dan tenaga kesehatan. Jumlah
tempat tidur di Rindu B2 sebanyak 18 tempat tidur. Jumlah dokter spesialis bedah tumor
di RSUP H. Adam Malik Medan sebanyak 4 orang dan dibantu dengan 7 orang perawat
bagian onkologi.
64
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.1
Karakteristik Informan
No
Karakteristik Informan
Keterangan
1 Pendidikan
Tidak Tamat SD
SD
SMP
SMA
2 Status perkawinan
Kawin
Janda
3 Pekerjaan
IRT
4 Jaminan kesehatan
Jamkesmas
5 Tempat tinggal
Aceh
Sibolga
Rantau Parapat
Langkat
Tebing Tinggi
Jumlah
1 orang
2 orang
2 orang
2 orang
6 orang
1 orang
7 orang
7 orang
2 orang
2 orang
1 orang
1 orang
1 orang
65
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
66
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan
1
2
3
4
5
Matriks 4.2
Pengetahuan informan tentang kanker payudara
Pengetahuan informan tentang kanker payudara
(gejala, penyebab, pengobatan dan SADARI)
Gejalanya payudaranya sakit, ada benjolannya di payudara. Ya
penyebabnya gak tahu. Ya harus diobati biar sembuh, dioperasi. Itu
meraba nenen ya.
Gak tahu yang saya tahu dimakan teteknya itu. Gak tahu
penyebabnya. Diobati dengan operasi. Meraba nenen ini (menunjuk
ke payudara).
Ada benjolan di payudaranya trus itulah sakit payudaranya. Gak
tahulah penyebabnya. Ya dioperasi. Meraba payudara.
Yang saya tahu ya itu payudaranya sakit. Diobati. Mencari benjolan
di payudaranya.
Kanker payudara itu apa penyakitnya lebih dua tahun tapi saya gak
ngerti penyebabnya gak tahu. Dioperasi. Itu mencari benjolan di
nenennya.
Ya penyebabnya saya kurang tahu. Ya kalo ciri-cirinya yang ada
pada saya ada benjolan lama kelamaan makin membesar. Yang tua
sama yang muda semua kena. Tidak tahu apa sebabnya kena. Harus
diobati karena ganas dan mematikan. Dioperasi ngangkat
payudaranya. Tahu dari iklan tipi, penyuluhan kesehatan di daerah.
Meraba payudara untuk menemukan benjolan.
Ya kayak saya inilah benjolan di payudaranya makin lama makin
besar. Penyebabnya gak tahu. Memang diobati dengan operasi. Itu
memegang payudara untuk mencari benjolan.
67
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
dan puting susu seperti koreng atau eksim yang dikatakan dengan smbol dimakan
teteknya oleh informan. Seluruh informan tidak mengetahui tentang penyebab kanker
payudara. Seluruh informan mengetahui pengobatan kanker payudara adalah operasi.
Mengenai SADARI, seluruh informan mengetahui bahwa SADARI adalah meraba
payudara untuk mencari benjolan setelah informan mendapatkan informasi tentang
SADARI dari petugas kesehatan. Informan sebelumnya tidak mengetahui tentang
SADARI.
4.4.4 Sikap Informan
Adapun hasil wawancara mendalam mengenai sikap informan yaitu pendapat atau
penilaian informan mengenai penyakitnya dan pengobatan kanker payudara oleh dokter
disajikan dalam matriks di bawah ini.
Matriks 4.3
Sikap informan terhadap kanker payudara dan pengobatannya
Informan
Pendapat atau penilaian informan mengenai penyakitnya dan
pengobatan kanker payudara oleh dokter
Ya kata dokter kanker itu sakit tapi punya ibu kan enggak, namanya
gak pernah periksa. Kata dokter sakitnya uda lama tapi terasa ibu
1
gak. Kata dokter ada benjolan ini kan enggak. Ya setuju berobat
karena ya supaya sembuh.
Kek ginilah kalo misalnya kanker payudara itu kan bukannya sampe
2
ke tangan dimakan aja yang ditetek itu gitu .Setuju. Ya langsung
berobat begitu tau kanker payudara. Ya biar sembuh.
Ya percaya apa yang dibilang dokter itu. Ya setujulah berobat. Ya
3
biar sembuh kan bahaya.
Punya awak gaknya ada rasa sakit. Ya setuju apa yang dibilang
4
dokter, kekmanalah awak gak ngerti. Dialah yang ngerti. Ya harus
diobati biar gak bahaya.
Penyakit ibu, menurut ibu rasanya bahayalah. Kekmana gak setuju
5
itulah penyakitnya. Ya langsung berobat biar sembuh.
Ya setuju sangat setuju. Ya membahayakan, uda banyak contoh
6
disekeliling kita. Kalo gak segera diatasi akan menyebabkan
kematian. Ya setuju yang dibilang dokter.
Kupikir masuk angin saja karna cuma benjolan yang membesar. Ya
7
setuju. Setuju diobati karna bahaya. Ya itu membahayakan nyawa.
68
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan
1
2
3
4
5
6
7
Matriks 4.4
Kepercayaan informan terhadap kesembuhan
pengobatan kanker payudara oleh dokter
Penilaian informan terhadap kesembuhan kanker payudara
dengan pengobatan dokter
Ya ibu percaya supaya sembuh.
Percaya. Saya percaya supaya sembuh penyakit saya.
Saya percaya penyakit saya bisa sembuh jika diobati.
Ya percaya, dapat sembuh.
Ya percaya, sebabnya dapat sembuh.
Yakin, soalnya dapat menyembuhkan sakit saya ini.
Ya saya percaya dengan pengobatan dokter.
Dari matriks di atas dapat diketahui bahwa seluruh informan menilai bahwa
pengobatan kanker payudara yang dilakukan oleh dokter dapat menyembuhkan penyakit
mereka. Seluruh informan mempercayai dokter dapat menyembuhkan penyakitnya.
69
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan
1
2
3
4
5
6
7
Matriks 4.5
Riwayat Kanker Payudara pada Keluarga Informan
Ada tidaknya riwayat keluarga informan yang menderita
kanker payudara
Kalo dari pihak laki ibu dan pihak ibu itu ndak ada.
Gak ada cuma saya.
Gak ada saya sendiri.
Gak ada.
Ada, anak adek ibu saya. Uda meninggal. Ga tahu, orang kampong
gak dibilang payudara. Uda 4 tahun baru dibilang payudara, kalo
kata orang Aceh barah memek dibilang.
Gak ada, saya sendiri.
Gak ada.
Dari matriks di atas dapat diketahui bahwa mayoritas informan yaitu sebanyak 6
orang informan tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara sedangkan
seorang informan memiliki sepupu yang menderita kanker payudara. Seorang informan
yang memiliki riwayat keluarga tidak tahu bahwa penyakit saudaranya itu adalah
penyakit kanker payudara.
70
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
71
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
72
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan
1
2
3
4
5
6
7
Matriks 4.8
Jarak Tempat Pengobatan
Jarak tempat pengobatan sebelumnya dari rumah informan
Ada setengah jam ke puskesmas, setengah jam ke rumah sakit dari
rumah.
Puskemas jauh dari rumah kira-kira setengah jam. Jauhlah dukun
itu di Tebing.
Puskesmas jarak dua rumah dari rumah. Lebih jauhlah Sinse itu di
kota Tebing Tinggi.
Lumayan juga, ga papalah berapa jam, naek becak goceng, sekitar
dua puluh menit.
Jauh, kalo kami pegi bedua enam puluh ribu ongkos motor pulang
pegi.
Puskemas letaknya dekat, kira-kira seratus meter lebih kurang.
Jauhlah puskes di Langkat kota.
Dari matriks di atas dapat diketahui bahwa jarak rumah sebagian besar informan
yaitu 5 orang informan jauh dari tempat pengobatan medis (puskesmas) sedangkan jarak
rumah dua orang informan dekat dari puskesmas yaitu jarak dua rumah dan seratus meter.
Pertanyaan tentang perbandingan jarak tempat pengobatan medis (puskesmas) dan
pengobatan alternatif dari rumah informan ditanyakan kepada 2 orang informan yang
berobat ke alternatif. Dari matriks ditemukan bahwa jarak tempat pengobatan alternatif
lebih jauh daripada puskesmas.
73
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan
1
2
3
4
5
6
7
Matriks 4.9
Pengaruh dan Dukungan Keluarga Informan terhadap
Pengobatan Kanker Payudara
Pengaruh dan dukungan keluarga informan terhadap
pengobatan kanker payudara
Ya berpengaruh, semua keluarga mendukung supaya sembuh, semua
nyuruh berobat ke rumah sakit. Suami yang paling membuat saya
ingin berobat, dia mendukung saya untuk berobat.
Saya sendiri yang memutuskan berobat. Mereka bilang itu tergantung
sama mamak, yang penting mamak sehat katanya gitu. Sebenarnya
anak saya menyuruh saya ke rumah sakit.
Ya berobatlah gitu aja. Berobat kemanapun mau orang itu ngantar.
Kayak ke Sinse itu. Suami mendukung pengobatan
Eh cemana ya. Justru dikasih saran sama keluarga, berobatlah ga ada
uangmu pakelah Jamkesmas itu. Ya, suami setuju. Cemanalah mana
untuk kesehatan dia setujulah. Walopun dioperasi mana yang
terbaiklah.
Keluarga bilang jangan diangkat lantaran takut diangkat semua. Saya
pasrah. Suami menyuruh diobati karna menyangkut nyawa.
Keluarga menganjurkan untuk berobat ke rumah sakit. Tanpa
persetujuan suami kan gak mungkin saya operasi.
Kata keluarga berobat aja ke rumah sakit biar dioperasi. Mulanya
saya tidak mau tetapi setelah didesak keluarga saya berobat. Suami
mendukung berobat karna katanya bahaya penyakitnya.
Dari matriks di atas dapat diketahui bahwa seluruh informan didukung dan
dipengaruhi oleh keluarganya untuk mengobati penyakitnya. Sebagian besar informan
yaitu sebanyak 6 orang informan didukung untuk berobat ke pengobatan medis (rumah
sakit) sedangkan seorang informan didukung keluarga untuk mengobati penyakitnya ke
semua jenis pengobatan baik dengan pengobatan medis maupun non medis, bentuk
dukungan keluarga informan dengan mengantar informan berobat.
74
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
75
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
mengobati penyakitnya sedangkan seorang informan tidak mengetahui respon atau reaksi
dari teman-temannya karena informan belum bertemu dengan teman-temannya. Hal ini
berarti dukungan dan pengaruh teman informan tidak menjadi salah satu pendukung
dalam pengambilan keputusan informan. Salah satu informan juga mendapatkan bantuan
biaya dari teman-temannya.
Pengaruh dan dukungan teman
76
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan
1
2
3
4
5
6
7
Matriks 4.11
Petugas Kesehatan
Sikap petugas kesehatan kepada informan dan kepercayaan
informan pada petugas kesehatan di tempat pengobatan
sebelumnya
Ya percaya karena ingin sembuh apalagi orang itu baik-baik.
Baek-baeknya orang itu. Ya percayalah karena ingin sembuh.
Semuanya baek. Saya percaya sama dokter.
Baik, ramah. Saya percaya sama dokter.
Petugasnya baik sama saya. Ya percaya, lantaran kan ada obat sama
dia.
Baik, saya percaya.
Baik orang itu. Saya percaya sama dokter.
77
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
78
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
79
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
kesini. Empat bulan ada jadi uda besar dia, disuruh kami ke Tanjung
Pura. Uda ada dua bulan kami disuruh bolak-balik, bolak balik gak ada
hasilnya. Itulah balek aja kami ke rumah. Itulah kami tunggu 2 bulan
barulah kami disuruh ke Rumah Sakit Adam Malik, disana gak bisa
alat-alat gak ada. Aku berobat pake Jamkesmas.
Berdasarkan matriks di atas dapat dilihat bahwa seluruh informan tidak langsung
mengobati penyakitnya ketika menemukan gejala kanker payudara bahkan informan
mengabaikan gejala-gejala kanker payudara yang ada padanya. Setelah penyakit yang
dideritanya semakin parah informan mengobati penyakitnya. Dua orang informan
mengobati penyakitnya ke pengobatan alternatif dan yang lainnya mengobati ke
pengobatan medis. Seluruh informan menemukan penyakit kanker payudara sudah pada
stadium III dilihat dari gejalanya yaitu benjolan membesar, payudara yang sudah hijau,
payudara sudah berkerut dan sakit paru-paru (metastasis).
80
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Informan
Karakteristik informan adalah ciri-ciri yang melekat pada informan. Informan
dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang wanita penderita kanker payudara yang dirawat
inap dan datang pertama kali untuk berobat di RSUP H. Adam Malik Medan pada
stadium III. Berdasarkan tempat tinggal seluruh informan bertempat tinggal di luar kota
Medan dengan tempat tinggal informan yang terjauh dari kota Medan di Aceh yaitu
sebanyak 2 orang informan dan terdekat 1 orang informan di Tebing Tinggi.
bereaksi terhadap kesehatan mereka. Dalam penelitian ini, seluruh informan memiliki
tingkat pendidikan yang berbeda namun seluruh informan sama-sama terlambat berobat.
5.2.2 Status Perkawinan
Dari hasil penelitian, ditemukan sebagian besar informan dengan status kawin
yaitu sebanyak 6 orang informan sedangkan informan yang lainnya yaitu sebanyak 1
orang informan dengan status janda (suami meninggal).
Informan yang memiliki suami mengatakan bahwa suami informan yang
mempengaruhi keputusan informan untuk berobat sedangkan informan yang janda
mengambil keputusan sendiri walaupun informan meminta saran dan pendapat dari orang
lain.
Pernyataan informan dengan status janda:
Saya sendiri yang memutuskan berobat. Mereka bilang itu tergantung sama
mamak, yang penting mamak sehat katanya gitu. Sebenarnya anak saya
menyuruh saya ke rumah sakit.
Pernyataan informan yang memiliki suami:
.Tanpa persetujuan suami kan gak mungkin saya operasi.
Kedua informan memiliki pernyataan yang berbeda mengenai cara pengambilan
keputusan. Informan dengan status janda mengambil keputusan untuk berobat dengan
meminta saran dari orang lain, baik dari anak-anaknya atauupun teman-temannya lalu
informan memutuskan sendiri tindakan yang harus diambil berdasarkan saran-saran yang
ada. Informan yang memiliki suami mengambil keputusan dengan mendiskusikan
tindakan yang akan diambil dengan suami lalu suami yang mengambil keputusan. Suami
informan yang memutuskan mengenai pengobatan yang akan dijalani oleh informan.
Informan tidak dapat mengobati penyakitnya tanpa persetujuan dari suaminya karena
82
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
informan tidak bertindak sebagai individu yang berdiri sendiri seperti informan yang
janda.
Seluruh informan dengan status kawin tidak bertindak sebagai individu tetapi
sebagai anggota keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Clark (1959)
dalam Sarwono (1997) yang menyatakan bahwa seorang pasien tidaklah bebas untuk
membuat keputusan yang segera dan menentukan mengenai kesehatannya sendiri. Status
perkawinan tidak mempengaruhi keterlambatan pengobatan karena informan yang
memiliki suami didukung oleh suaminya untuk mendapatkan pengobatan.
5.2.3 Pekerjaan dan Jaminan Kesehatan
Hasil penelitian mengenai pekerjaan informan, seluruh informan adalah ibu
rumah tangga. Seluruh informan tidak memiliki jaminan kesehatan seperti orang lain
yang memiliki jaminan kesehatan yang didapatkan dari pekerjaannya sehingga informan
tidak segera mengobati penyakitnya karena tidak memiliki jaminan kesehatan.
Seluruh informan mendapatkan jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan
sangat miskin yaitu Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Pada penelitian ini,
seluruh informan mengobati penyakitnya setelah mendapatkan Jamkesmas karena
informan tidak mampu membayar biaya pengobatan kanker payudara yang mahal.
Penelitian ini sesuai dengan pernyataan Mechanic dalam Sarwono (1997) yang
menyatakan bahwa perilaku sakit erat hubungannya dengan konsep diri, penghayatan
situasi yang dihadapi, pengaruh birokrasi (karyawan yang mendapat jaminan perawatan
kesehatan yang baik akan cenderung merasa lebih cepat sakit daripada mereka yang
cenderung akan kehilangan nafkah hariannya jika tidak masuk karena sakit).
83
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
84
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
pertama kali mendengar dan mengetahui dari dokter bahwa penyakitnya adalah kanker
payudara.
Salah satu informan menyatakan ketakutannya terhadap pengobatan kanker
payudara yaitu operasi dalam pernyataannya berikut:
Takut, takut operasi, kupikir mati nanti saya.
Pernyataan seorang informan lain yang juga takut terhadap operasi seperti berikut:
Perasaannya ya setelah tau sakit ini ya takut takutnya eh, takut operasi.
Sebagian informan yang lain takut terhadap bahaya dari kanker payudara yaitu
kematian seperti pernyataan 2 orang informan berikut:
Karna saya takut akan penyakit ini takut membahayakan nyawa sementara
anak masih kecil.
Takutlah saya karna dibilang kanker payudara bahaya kata orang. Ya itulah
takut mati.
Salah satu informan menyatakan tidak takut terhadap penyakit kanker payudara
dan pengobatannya, seperti dalam pernyataannya berikut:
Gak ada rasa takut orang dia gak sakit ga apa.
Dari pernyataannya, dapat dilihat bahwa informan tidak merasakan sakit karena informan
dapat bertoleransi dengan rasa sakit yang dialaminya. Informan menganggap penyakit
yang dideritanya tidak terlalu parah karena tidak adanya rasa sakit sehingga informan
santai menanggapi penyakitnya.
Seorang informan lain juga merasakan ketakutan seperti pernyataannya berikut:
Perasaan saya kekmanalah ini kubilang kayak gitu. Ya dikampung kami gak
ada penyakit kayak gini. Yah dikampung kami desa kali. Saya pasrah.
Dari pernyataan informan di atas, dapat diketahui bahwa informan mengalami ketakutan
ketika informan pertama kali mengetahui bahwa dirinya terkena kanker payudara.
85
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan merasakan dirinya berbeda dengan masyarakat sekitarnya dan merasa heran
karena hanya dirinya yang menderita penyakit kanker payudara. Keadaan ini
menyebabkan dirinya tidak mempunyai teman berbagi informasi dan berbagi pengalaman
tentang penyakitnya
informan.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa seluruh informan mempunyai ketakutan
namun, rasa takut yang dialami seluruh informan tidak menghambat informan untuk
langsung mengobati penyakitnya. Salah seorang informan mengungkapkan ketakutannya
dalam pernyataannya berikut:
Karna saya takut akan penyakit ini takut membahayakan nyawa sementara
anak masih kecil.
Ketakutan informan membuat informan ingin berobat agar lekas mendapatkan
kesembuhan sehingga informan terhindar dari kematian yang disebabkan penyakitnya.
Informan ingin tetap hidup agar informan bisa merawat anak-anaknya yang masih kecil.
Rasa sayang informan kepada keluarganya mengalahkan ketakutan informan atas
penyakitnya.
Mitchell dalam Hawari (2004) menyatakan bahwa salah satu faktor yang
menghambat datangnya pasien untuk berobat adalah karena rasa takut bahwa ia
menderita kanker, takut dioperasi, dan rasa takut berlebihan dalam hubungan emosional
dengan suaminya. Namun, dalam penelitian ini seluruh informan memang mengalami
ketakutan terhadap operasi kanker payudara dan kematian yang
86
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
5.2.6 Pengetahuan
Dari hasil penelitian, pengetahuan seluruh informan mengenai kanker payudara
(gejala kanker payudara, penyebab, pengobatan, dan SADARI) pada tingkat kurang.
Mengenai gejala kanker payudara, sebagian informan hanya mengetahui satu
gejala yaitu berupa benjolan pada payudara seperti pernyataan informan berikut:
Ya kalo ciri-cirinya yang ada pada saya ada benjolan lama kelamaan makin
membesar..\
Sebagian informan yang lainnya mengatakan bahwa gejala kanker payudara
adanya rasa sakit pada payudara seperti pernyataan salah satu informan berikut:
Yang saya tahu ya itu payudaranya sakit
Sebagian informan yaitu dua orang informan mengetahui dua gejala kanker
payudara yaitu adanya benjolan dan adanya rasa sakit pada payudara seperti pernyataan
informan berikut:
Gejalanya payudaranya sakit, ada benjolannya di payudara
Sedangkan seorang informan tidak mengetahui gejala kanker payudara seperti
pernyataan informan berikut:
Kanker payudara itu apa penyakitnya lebih dua tahun tapi saya gak ngerti
penyebabnya gak tahu. Dioperasi. Itu mencari benjolan di nenennya.
Seorang informan mengetahui gejala kanker payudara seperti berikut:
Gak tahu yang saya tahu dimakan teteknya itu.
Berdasarkan pernyataan informan diketahui bahwa informan mengetahui gejala kanker
payudara adalah dimakan teteknya. Informan memakai simbol dimakan teteknya dan
mengasumsikan sepertinya penyakit kanker payudara memakan payudaranya. Simbol
87
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
yang dikatakan oleh informan adalah untuk menyatakan bahwa gejala kanker payudara
adalah mulai timbul luka pada payudara dan puting susu seperti koreng atau eksim.
Seluruh informan hanya mengetahui 3 gejala kanker payudara yaitu adanya
benjolan payudara, adanya rasa sakit pada payudara, dan timbul luka pada payudara dan
puting susu seperti koreng atau eksim dari enam gejala kanker payudara yang
dikemukakan oleh Mardiana (2004). Menurut Mardiana (2004) gejala serangan kanker
payudara semakin banyak setelah melewati stadium dini atau memasuki stadium lanjut
yang terdiri dari rasa nyeri atau sakit pada payudara, adanya benjolan dan semakin lama
benjolan semakin membesar, payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan, mulai timbul luka pada payudara dan putting susu seperti
koreng atau eksim, kulit payudara menjadi berkerut mirip kulit jeruk, dan terkadang
keluar cairan atau darah berwarna merah kehitam-hitaman dari puting susu.
Mengenai penyebab kanker payudara, seluruh informan tidak mengetahui
penyebab kanker payudara seperti pernyataan informan berikut:
Ya penyebabnya gak tahu.
Seluruh informan tidak mengetahui penyebab kanker payudara. Menurut Soetrisno
(1988) dalam Pane (2002) menyatakan penyebab kanker payudara belum diketahui secara
pasti. Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang
terkait satu dengan yang lain.
Mengenai pengobatan kanker payudara seluruh informan mengetahui pengobatan
kanker payudara adalah dengan operasi, seperti pernyataan informan berikut:
..Memang diobati dengan operasi
88
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Menurut Tjindarbumi (1994) dalam Pane (2002), pengobatan kanker payudara terdiri dari
Mastektomi, Penyinaran/radiasi, dan Kemoterapi.
Mengenai SADARI seluruh informan mengetahui SADARI adalah mencari
benjolan seperti pernyataan informan berikut:
Mencari benjolan di payudaranya.
Seluruh informan tidak mengetahui tentang SADARI sebelumnya. Informan mengetahui
SADARI setelah informan mendapatkan informasi dari petugas kesehatan mengenai
SADARI sehingga informan terlambat mengetahui dirinya terkena kanker payudara.
SADARI (pemerikSAan payuDAra sendiRI) adalah deteksi dini kanker payudara untuk
menemukan kanker payudara. Seluruh informan kurang mengetahui tentang SADARI.
Jika informan tahu tentang SADARI maka penyakit kanker dapat ditemukan sejak dini
sehingga informan tidak terlambat mendapatkan pengobatan.
Sebagian besar informan mendapatkan pengetahuan tentang kanker payudara dari
petugas kesehatan sedangkan dua orang informan mendapatkan pengetahuan tentang
kanker payudara dari televisi, seperti pernyataan informan berikut:
Ya penyebabnya saya kurang tahu. Ya kalo ciri-cirinya yang ada pada saya
ada benjolan lama kelamaan makin membesar. Yang tua sama yang muda
semua kena. Tidak tahu apa sebabnya kena. Harus diobati karena ganas dan
mematikan. Dioperasi ngangkat payudaranya. Tahu dari iklan tipi, penyuluhan
kesehatan di daerah. Meraba payudara untuk menemukan benjolan.
Informan menggunakan kata ganas untuk mengatakan bahwa penyakit kanker payudara
bisa menyebabkan kematian. Informan ini mengetahui ciri-ciri kanker payudara sesuai
dengan ciri-ciri penyakit yang dideritanya. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini
terjadi
setelah
orang
melakukan
pengindraan
terhadap
suatu
objek
tertentu
89
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
90
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
91
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
merasakan sakit seperti gejala kanker payudara. Namun akhirnya informan setuju dengan
pendapat dokter karena informan menganggap dokter lebih mengerti tentang penyakitnya
bila dibandingkan dengan dirinya dalam pernyataannya seperti berikut:
Punya awak gaknya ada rasa sakit. Ya setuju apa yang dibilang dokter,
kekmanalah awak gak ngerti. Dialah yang ngerti.
Dari pernyataan informan dapat diketahui bahwa informan mengganggap dokter lebih
tahu daripada dirinya yang tidak memiliki pengetahuan seperti dokter.
Informan yang lain juga menyatakan tidak setuju dengan pendapat dokter seperti
pernyataan informan berikut:
Ya katanya kanker itu sakit tapi punya ibu kan enggak, namanya gak pernah
periksa katanya orang ini sakitnya uda lama tapi terasa ibu gak.. Katanya
ada benjolan ini kan enggak.
Informan membandingkan kondisinya dengan gejala kanker payudara yang dikatakan
oleh dokter. Informan tidak merasakan benjolan ataupun rasa sakit pada payudara
padahal penyakit kanker payudara sudah lama diderita oleh informan. Informan
mengakui bahwa informan tidak pernah memeriksa payudaranya sehingga informan tidak
mengetahui dirinya sudah menderita penyakit kanker payudara sejak lama.
Informan yang lain juga menyatakan tanggapannya seperti berikut:
Kek ginilah kalo misalnya kanker payudara itu kan bukannya sampe ke
tangan dimakan aja yang ditetek itu gitu.
Dari pernyataannya, informan tidak setuju penyakitnya adalah kanker payudara karena
informan mengetahui bahwa penyakit kanker payudara hanya mengenai payudara saja
tidak menjalar sampai tangan seperti yang dialami informan. Informan tidak mengetahui
bahwa penyakitnya sudah pada stadium lanjut karena penyakit kanker payudara yang
dideritanya sudah menjalar ke tangan.
92
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
93
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
hasil
penelitian
mengenai
kepercayaan
informan
terhadap
94
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
95
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara namun, informan tidak
mengetahui tentang kanker payudara karena masyarakat di daerahnya tidak mengetahui
bahwa penyakit yang diderita keluarga informan adalah kanker payudara dan baru
diketahui empat tahun setelah saudara informan meninggal dunia. Masyarakat di
kampung informan memakai istilah barah memek untuk mengatakan bahwa penyakit
keluarga informan adalah kanker payudara. Informan memakai simbol barah memek
karena informan melihat luka yang membusuk pada payudara orang yang menderita
kanker payudara. Salah satu gejala kanker payudara pada stadium lanjut adalah adanya
luka yang membusuk pada payudaranya. Setelah informan mengetahui penyakit kanker
payudara informan memakai istilah payudara untuk mengatakan bahwa penyakitnya
kanker payudara padahal payudara adalah nama lain dari nenen atau tetek. Walaupun
informan memiliki riwayat keluarga kanker payudara, namun pengetahuan informan
mengenai kanker payudara kurang karena keterbatasan informasi tentang kanker
payudara pada lingkungan sosial sekitar informan.
Sebagian besar informan tidak memiliki riwayat keluarga menderita kanker
payudara sehingga informan tidak memiliki pengetahuan tentang kanker payudara karena
informan tidak memiliki pengalaman dengan penyakit kanker payudara. Hasil penelitian
ini sesuai dengan pendapat David dalam Muzaham (1995) yang menyatakan bahwa nilai
dari suatu tindakan yang berkaitan dengan upaya menangani gejala penyakit bersumber
dari pengalaman seseorang selaku kelompok sosial. Salah satu faktor resiko kanker
payudara adalah adanya riwayat keluarga menderita kanker atau kanker payudara.
Petugas kesehatan di RSUP H. Adam Malik Medan perlu memberikan pengetahuan
dengan penyuluhan tentang kanker payudara dan SADARI kepada keluarga informan
96
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
yang wanita agar keluarga informan dapat mendeteksi sejak dini kanker payudara pada
dirinya.
97
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan yang lain menyatakan bahwa rumah sakit tempatnya berobat tidak
memiliki obat untuk kanker payudara sehingga informan dirujuk ke RSUP H. Adam
Malik Medan seperti pernyataan berikut:
Di Rumah Sakit Sibolga gak lengkap peralatannya, gak ada obat untuk kanker
payudara. Dirujuk ke sini.
Fasilitas pengobatan yang tidak lengkap di rumah sakit daerah tempat tinggal
informan membuat informan harus mengobati penyakitnya ke RSUP H. Adam Malik
Medan yang memiliki fasilitas pengobatan yang lebih lengkap.
Seluruh informan dirujuk ke rumah sakit umum di daerahnya setelah seluruh
informan dinyatakan menderita penyakit kanker payudara di puskesmas,. Fasilitas
pengobatan kanker payudara yang tidak lengkap di rumah sakit umum daerah membuat
informan harus berobat di RSUP H. Adam Malik Medan yang memiliki peralatan lebih
lengkap. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sukardja (2002) yang menyatakan
bahwa salah satu faktor yang membuat kelambatan pengelolaan kanker adalah faktor
rumah sakit yang kurang memiliki perlengkapan untuk pengobatan.
5.3.2 Tempat pengobatan lain
Dari hasil penelitian mengenai tempat pengobatan lain ditemukan mayoritas
informan yaitu sebanyak 5 orang informan mengobati penyakitnya hanya ke tempat
pengobatan medis seperti pernyataan informan berikut:
Gak pernah ke sana, gak percaya.
Sebagian besar informan menyatakan bahwa informan tidak percaya pada pengobatan
selain pengobatan medis (pengobatan non medis) seperti pernyataan berikut:
Gak pernah ke dukun atau alternatif tidak percaya saya.
98
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan yang lain menyatakan bahwa dia tidak pernah terpikir untuk mengobati
penyakitnya di alternatif karena informan mendapatkan pengetahuan untuk tidak
mengobati penyakit ke tempat pengobatan non medis dari kegiatannya sebagai kader
posyandu dan anggota PKK seperti berikut:
Gak, yah gak, gak, pernah terpikirkan ke sana. Saya pun sebagai warga
masyarakat saya juga kader posyandu aktif di PKK jadi uda tahu juga dikitdikit.
Dari pernyataan sebagian informan ditemukan bahwa informan tidak pernah berobat ke
tempat pengobatan non medis karena tidak percaya dan telah menjadi kebiasaan informan
untuk mengobati penyakitnya ke dokter seperti berikut:
Kebetulan saya gak pernah ke alternatif langsung ke dokter.
Sedangkan 2 orang informan menyatakan bahwa mereka mengobati penyakitnya
ke alternatif sebelum ke pengobatan medis seperti pernyataan informan berikut:
Dulunya kan gini ya pertama kali ada benjolan sikit terus disini-sinikan hilang,
digini-ginikan hilang (sambil memegang payudara). Trus dibilang orang apa itu
benjolan-benjolan bisa itu alternatif katanya gitu. Pigilah saya berobat ke
alternatif berobat saya tiga bulan gitu.
Informan menyatakan bahwa dia mengobati penyakitnya ke pengobatan alternatif karena
terpengaruh oleh teman-temannya. Informan mendapatkan pengetahuan tentang
pengobatan alternatif dari teman-temannya.
Informan yang lainnya juga menyatakan mengobati penyakitnya ke pengobatan
alternatif dalam pernyataannya berikut:
Sebenarnya lebih percaya ke dokter cuma karena biaya tadi. Ke alternatif waktu
punya anak satu itulah karena gak ada biaya tadi.
99
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Informan sebenarnya tidak mempercayai pengobatan non medis atau alternatif namun,
informan tetap mengobati penyakitnya ke tempat pengobatan alternatif karena informan
tidak sanggup membayar biaya pengobatan medis.
Hasil penelitian pada informan yang mengobati penyakitnya di tempat pengobatan
alternatif sejalan dengan penelitian para ahli (seperti Jordaan, 1985; Sarwono, 1992; dan
Slamet-Velsink, 1992) dalam Sarwono, di negara-negara seperti Indonesia penderita
pergi berobat ke dukun atau ahli-ahli pengobatan tradisional lainnya sebelum mereka
datang ke petugas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat pengobatan
lain tidak mempengaruhi keterlambatan pengobatan karena hanya 2 orang informan yang
mengobati penyakitnya di alternatif.
5.3.3 Jarak tempat pengobatan
Dari hasil penelitian mengenai jarak tempat pengobatan sebelumnya (sebelum
berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan) dari rumah informan ditemukan bahwa
sebagian besar rumah informan jauh dari tempat pengobatan sebelumnya yaitu puskemas
seperti pernyataan seorang informan berikut:
Puskemas jauh dari rumah kira-kira setengah jam. .
Jarak rumah informan yang lain dekat dari tempat pengobatan sebelumnya yaitu
dari puskemas seperti pernyataan seorang informan berikut:
Puskemas letaknya dekat, kira-kira seratus meter lebih kurang.
Dari tiga orang informan, jarak rumah informan yang paling dekat dengan puskemas
adalah seorang informan dengan jarak dua rumah dari puskesmas seperti pernyataannya
berikut:
Puskesmas jarak dua rumah dari rumah.
100
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Pada penelitian ini didapatkan jarak tempat pengobatan sebelumnya yaitu puskemas dari
rumah informan tidak membuat informan menunda pengobatan karena seorang informan
tetap mengobati penyakitnya walaupun jarak puskesmas jauh dari rumah informan seperti
pernyataannya berikut:
Jauh, kalo kami pegi bedua enam puluh ribu ongkos motor pulang pegi.
Penelitian juga dilakukan kepada informan yang menggunakan tempat pengobatan
non medis (alternatif) untuk mengetahui perbandingan jarak tempat pengobatan medis
dan non medis dari rumah informan. Dari hasil penelitian ditemukan jarak tempat
pengobatan alternatif lebih jauh dari puskesmas/rumah sakit tempat informan berobat
seperti pernyataan dua orang informan berikut:
Lebih jauhlah Sinse itu di kota Tebing Tinggi.
Jauhlah dukun itu di Tebing.
Dari perbandingan jarak tempat pengobatan alternatif dan medis dari rumah informan
didapat kesimpulan bahwa jarak tempat pengobatan alternatif lebih jauh bila
dibandingkan dengan puskesmas dan jarak yang lebih jauh tidak menghalangi informan
untuk berobat. Jarak tempat pengobatan tidak mempengaruhi keterlambatan pengobatan
karena informan tetap mengobati penyakitnya walaupun jarak tempat pengobatan jauh
dari rumah informan.
101
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
5.4.1 Keluarga
Hasil penelitian mengenai dukungan dan pengaruh keluarga terhadap pengobatan
informan, ditemukan bahwa seluruh informan mendapatkan dukungan dan pengaruh
keluarga untuk mengobati penyakitnya seperti pernyataan informan berikut:
Kata mereka berobat aja ke rumah sakit biar dioperasi.
Seluruh informan mendapatkan dukungan dan pengaruh untuk berobat, namun
seorang informan tidak sepenuhnya didukung untuk mengobati penyakitnya karena
informan dilarang keluarga untuk mengangkat payudaranya seperti pernyataannya
berikut:
Mereka bilang jangan diangkat lantaran takut diangkat semua
Menurut keluarga informan, tindakan yang dianggap cocok untuk mengobati penyakit
informan adalah pengobatan jenis lain bukan pengangkatan payudara. Hasil penelitian ini
sejalan dengan pendapat David dalam Muzaham (1995) yang menyatakan bahwa masingmasing kelompok sosial memiliki nilai dan norma mengenali gejala penyakit berikut
tindakan yang dianggap cocok untuk dijalankan. Informan tetap memutuskan untuk
berobat karena suami informan yang paling mendukung dan mempengaruhi informan
untuk berobat seperti pernyataannya berikut:
............Suami menyuruh diobati karna menyangkut nyawa.
Dari pernyataan informan, dapat dilihat bahwa suami informan yang paling berpengaruh
dalam pengambilan keputusan pengobatan yang akan dijalani oleh informan. Informan
dan suaminya takut terhadap akibat penyakit kanker payudara yaitu kematian
penderitanya.
102
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Sebagian besar informan yang memiliki suami menyatakan bahwa suamilah yang
paling berpengaruh atas pengambilan keputusan informan seperti pernyataan informan
berikut:
Tanpa persetujuan suami kan gak mungkin saya operasi.
Sebagian besar informan mendapatkan dukungan keluarga untuk mengobati
penyakitnya di tempat pengobatan medis seperti pernyataan informan berikut:
Mereka menganjurkan untuk berobat ke rumah sakit.
Seorang informan tetap memutuskan untuk berobat ke alternatif seperti saran
teman-teman informan karena status informan yang janda, informan sepenuhnya yang
memutuskan untuk berobat seperti pernyataan berikut:
Saya sendiri yang memutuskan berobat. Mereka bilang itu tergantung sama
mamak, yang penting mamak sehat katanya gitu. Sebenarnya anak saya
menyuruh saya ke rumah sakit.
Informan lebih memilih untuk mengikuti saran teman-temannya. Hal ini mungkin terjadi
karena status informan yang janda dan informan yang paling tua dalam keluarga
sedangkan yang memberi saran adalah anak-anak informan yang dianggap lebih muda
dan kurang berpengalaman. Informan lebih percaya pada teman-temannya yang dianggap
lebih berpengalaman.
Pada penelitian ini keluarga hanya sebagai pendukung dan pemberi saran, semua
keputusan ada di tangan informan sendiri. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat
Geertsen (1988) dan Sarafino (1990) yang menyatakan bahwa sektor non medis yang
terdiri dari keluarga, teman, dan tetangga mungkin bisa membantu individu menafsirkan
sebuah gejala, memberi nasehat mengenai bagaimana mencari bantuan medis,
menyarankan cara penyembuhan, atau memberi saran untuk berkonsultasi dengan orang
lain (Smet, 1994). Freidson (1961) dalam Muzaham (1995) juga menemukan bahwa
103
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
teman dan anggota keluarga menjadi orang yang pertama diminta nasehatnya berkaitan
dengan penyakitnya.
Pada penelitian didapatkan keluarga mendukung informan untuk berobat ke
pengobatan medis dan mendapatkan pengobatan secepatnya. Seluruh informan akhirnya
memutuskan untuk berobat setelah mendapatkan pengaruh dan dukungan dari keluarga
untuk mengobati penyakitnya.
5.4.2 Teman
Hasil penelitian mengenai dukungan dan pengaruh teman-teman terhadap
pengobatan informan ditemukan mayoritas informan yaitu 6 orang informan
mendapatkan dukungan dan pengaruh dari teman-teman untuk mengobati penyakitnya
seperti pernyataan informan berikut:
Kata mereka kalo memang apa langsunglah berobat, orang ini gratis
dibawalah itu.
Hanya 1 orang informan yang tidak mengetahui reaksi/dukungan temantemannya karena
berikut:
Ya itulah waktu di rumah mereka ga tau saya di rumah sakit ya itulah. Saya ga
tau ga pernah jumpa sampe sekarang.
Dari pernyataan infroman dapat dilihat bahwa ada atau tidaknya dukungan dari temanteman informan tidak mempengaruhi informan dalam mengambil keputusan. Informan
lebih dipengaruhi keluarga dibandingkan teman-temannya.
104
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
105
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
106
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
menemukan bahwa teman dan anggota keluarga menjadi orang yang pertama diminta
nasehatnya berkaitan dengan penyakitnya.
5.4.3 Petugas kesehatan
Hasil penelitian mengenai dukungan dan pengaruh petugas kesehatan terhadap
pengobatan informan sebelumnya, seluruh informan mempercayai petugas kesehatan
seperti pernyataan informan pertama berikut:
Baek-baeknya orang itu. Ya percayalah karena ingin sembuh.
Seorang informan menyatakan kepercayaannya pada petugas kesehatan karena informan
menganggap petugas memiliki obat untuk menyembuhkan penyakitnya seperti
pernyataan berikut:
Petugasnya baik sama saya. Ya percaya, lantaran kan ada obat sama dia.
Seluruh informan menyatakan bahwa sikap petugas kesehatan kepada informan
baik sehingga informan mempercayai petugas. Informan mempercayai petugas kesehatan
dapat membantu kesembuhan penyakitnya. Dalam penelitian ini, petugas kesehatan
mendukung informan untuk mengobati penyakit kanker payudara. Hasil penelitian sesuai
dengan pendapat Kleinman yang menyatakan bahwa para profesional kesehatan yang
terdiri dari organisasi-organisasi profesi di bidang penyembuhan yang resmi dan ada
sanksinya seperti dokter, perawat, bidan, dan psikolog mempengaruhi seseorang dalam
perawatan kesehatan.
107
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
108
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
disebut perilaku sakit pada tahap self medication. Menurut Suchman dalam
Sarwono (1997) self medication adalah mengobati sendiri dengan berbagai ramuan.
109
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Ketiga informan mengobati penyakitnya dengan balsam, sabun dan minyak tanah karena
informan tidak memiliki pengetahuan tentang penyakit kanker payudara. Ketiga informan
tidak mengetahui bahwa gejala yang dialaminya adalah gejala kanker payudara.
Sedangkan 2 orang informan yang lainnya mengobati penyakitnya dengan
pengobatan alternatif seperti pernyataannya berikut:
Karna gak ada biaya saya pigilah ke alternatif.
Tahap yang dilakukan dua orang informan yang mengobati penyakitnya ke tempat
pengobatan alternatif termasuk dalam tahap perilaku sakit yaitu tahap shoping. Menurut
Suchman dalam Sarwono (1997) shoping yaitu proses mencari beberapa sumber yang
berbeda dari medical care untuk satu persoalan atau yang lain, meskipun tujuannya
adalah untuk mencari dokter yang akan mendiagnosis dan mengobati yang sesuai harapa
yaitu dengan pergi mengobati penyakitnya dengan pengobatan medis.
Tindakan informan ketika pertama kali menemukan penyakitnya adalah kurang.
Seluruh informan tidak segera mengobati penyakitnya yang disebabkan ketidaktahuan
informan tentang penyakit kanker payudara sehingga sikapnya kurang (tidak berespon
terhadap penyakitnya).
b. Tindakan informan setelah mengetahui penyakitnya
Sebagian informan mendapatkan informasi tentang kanker payudara dari dokter
yang mengobati penyakitnya ketika berobat seperti pernyataan informan berikut:
Habis itu pernah dibilang satu lagi katanya ibu kena jantung masuklah
rumah sakit berobat jantung sampe di rumah sakit difoto trus dibilang kanker
payudara.
110
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
111
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
112
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
113
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
4. Faktor
penguat
(reinforcing factor)
tidak
mempengaruhi
keterlambatan
pengobatan karena ketiga komponen faktor ini baik keluarga, teman ataupun
petugas kesehatan menguatkan informan untuk segera mengobati penyakitnya.
6.2 Saran
1. Diharapkan kepada dinas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang
kanker payudara dan pentingnya melakukan SADARI (pemerikSAan payuDAra
sendiRI) dengan menggunakan media seperti leaflet, brosur dan pemutaran video
cara melakukan SADARI (pemerikSAan payuDAra sendiRI) di televisi kepada
seluruh wanita yang berusia subur (cancer age) untuk menemukan kanker
payudara sejak dini sehingga penderita dapat cepat mendapatkan pengobatan.
2. Diharapkan kepada dinas kesehatan bekerja sama dengan Yayasan Kanker
Indonesia (YKI) di Medan untuk memberikan penyuluhan tentang kanker
payudara dan SADARI (pemerikSAan payuDAra sendiRI) kepada wanita berusia
subur (cancer age), seperti penyuluhan dan peragaan SADARI (pemerikSAan
payuDAra sendiRI) di televisi, penyuluhan dengan leaflet, dan penyuluhan
dengan brosur.
3. Diharapkan kepada petugas kesehatan di RSUP H. Adam Malik Medan agar
memberikan penyuluhan tentang kanker payudara dan SADARI (pemerikSAan
payuDAra sendiRI) kepada keluarga informan yang wanita dengan menggunakan
media yang ada seperti pemutaran video cara melakukan SADARI (pemerikSAan
payuDAra sendiRI) di televisi dan penyuluhan menggunakan brosur.
114
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha, Dr. Setiawan. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Anti
Kanker.Jakarta : Penebar Swadaya.
Foster/Anderson. 2005. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press.
Glanz, Karen., K. Rimer, Barbara., dan Lewis, Frances Marcus. 2002. Health Behavior
and Health Education Theory, Research, and Practise. San Fransisco :
Jossey Bass A Wiley Imprint.
Green, L., W. Kreuten, Marshall., G. Deeds, Sigrid., dan B. Partridge, Kay. 1980. Health
Education Planning A Diagnostic Approach. California : Mayfield
Publishing Company.
Hawari, Prof. Dr. dr. H. Dadang. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi Jakarta :
Balai Penerbit FKUI Jakarta.
Karnadihardja, Warko. 1987. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Kusminarto, Dr. 2005. Deteksi Dini Kanker Payudara, Jawaban untuk
Menghindar.http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewart
icle&artid=402&Itemid=3. 9 Juni 2008.
Mardiana, Lina. 2004. Kanker pada Wanita, Pencegahan dan Pengobatan dengan
Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Moleong, Levy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Muzaham, Fauzi. 1995. Sosiologi Kesehatan. Jakarta : UI Press.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo, SKM, MCom.H. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan
Aplikasi cetakan pertama. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo, SKM, MCom.H. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurlela, Feby. 2005. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang dirawat inap di
Rumah Sakit Haji Medan tahun 2000-2004. Medan : Skripsi FKM USU.
Pane, Masdalina. 2002. Aspek Klinis dan Epidemiologis Penyakit Kanker Payudara.
Jakarta : Majalah Medika No. 8 tahun XXVIII.
Profil RSUP Adam Malik Medan. 2006.
115
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
Purba, Nesli.M. 2004. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang dirawat inap
di RS St. Elisabeth Medan tahun 2000-2002. Medan : skripsi FKM USU.
Pusat Komunikasi Publik Setjen DepKes . 2008. Deteksi Kanker Leher Rahim dan
KankerPayudara.Jakarta
http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3081
&Itemid=2 .diakses pada 9 Juni 2008.
Sani, Asrul. 2003. Hubungan Antara Besar Tumor (T1-T3) dan Tipe Histopatologi
Kanker Payudara dengan Adanya Metastase Pada
Kelenjar Getah Bening Aksila.
http://72.14.235.132/search?q=cache:otf__43nmEAJ:library.usu.ac.id/download
/fk/bedah-asrul.pdf+Hubungan+Antara+Besar+Tumor+(T1T3)+dan+Tipe+Histopatologi+Kanker+Payudara+dengan+Adanya+Metastase+
Pada+Kelenjar+Getah+Bening+Aksila&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id Medan :
jurnal FK USU.
Sarwono, Solita.1997. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep dan Aplikasinya.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Sitopu, Selli Dosrani. 2004. Karakteristik Penderita Kanker Payudara yang dirawat
inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 1998-2002. Medan : skripsi FKM
USU.
Smet, Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Soebroto, J.B., Ahmad Ghozali, Evi Yuliati R.. 2001. Rancang Bangun Alat Pembuat
Model Peraga Periksa Payudara Sendiri (Sadari) untuk Meningkatkan
Jangkauan/Kuantitas dan Efektifitas Penyuluhan Deteksi Dini Kanker
Payudara di Masyarakat volume II no 3. Jakarta : www.asosiasi
politeknik.or.id.12 Juni 2008.
Soekimin. 2006. 65% Pasien Kanker Terlambat Berobat. Jakarta
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1141877979,22552,
Diakses pada 20 Juni 2008.
116
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
117
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
PEDOMAN WAWANCARA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMABATAN
PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER
PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
TAHUN 2008
Daftar Pertanyaan
I. Identitas Informan
1. Nama
2. Pendidikan
3. Status Perkawinan
4. Pekerjaan
5. Jaminan Kesehatan
6. Alamat
118
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
3. Sikap
a. Bagaimana tanggapan anda atas penyakit yang anda derita? Apakah anda
setuju jika sakit kanker payudara harus diobati?
b. Mengapa anda setuju untuk berobat?Kapan anda memutuskan untuk berobat?
4. Apakah anda percaya anda akan sembuh dengan pengobatan anda?
5. Mengapa anda terlambat berobat padahal ada anggota keluarga yang menderita
kanker payudara?
Probing :
a. Apakah ada anggota keluarga anda yang menderita kanker payudara
sebelumnya?Apakah dia masih hidup?
119
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009
D. Keterlambatan Pengobatan
1. Apa yang anda lakukan ketika anda tahu anda terkena kanker payudara?
Probing :
a. Bisa tolong ceritakan bagaimana awalnya anda menemukannya sampai sekarang
anda berobat?Apakah anda melakukan SADARI?
b. Apa yang anda lakukan ketika anda menemukan gejala-gejala itu?Apakah anda
langsung berobat?
c. Kapan anda memutuskan untuk berobat?Mengapa?
d. Jika tidak, mengapa?
120
Ristarolas Tiolena H. : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan Pada Wanita Penderita Kanker Payudara
RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008, 2009.
USU Repository 2009