Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AGAMA ISLAM

FUNDAMENTALIS MENURUT ISLAM

Disusun Oleh :
Nama

: Dian Nur Ikhsan

NIM

: 15137034

Jurusan

: Teknik Pertambangan

Fakultas

: Teknik

MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Agama Islam ini yang berjudul
Fundamentalis Menurut Islam dengan baik. Kami juga sangat berterima kasih kepada
Dr. Fuady Anwar, M.Ag. yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
Adapun tujuan kami menulis makalah ini, yaitu agar serta penggunaannya baik di
dalam proses pembelajaran maupun di dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada manusia yang sempurna. Kami menyadari masih terdapat banyak
kesalahan yang tanpa sengaja dibuat, baik kata maupun tata bahasa di dalam makalah ini.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang,

Penulis

November 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.

Latar Belakang..........................................................................................
Rumusan Masalah.....................................................................................
Tujuan.......................................................................................................
Manfaat.....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fundamentalis.........................................................................
2.2 Sejarah Fundamentalis..............................................................................
2.3 Ciri-ciri Fundamentalis.............................................................................
2.4 Fundamentalis Menurut Islam..................................................................
2.5 Fundamentalis di Indonesia......................................................................
2.6 Cara Menyikapi Fundementalis...............................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Dewasa ini (belakangan ini) kita mengenal istilah fundamentalisme
Islam atau Islam fundamentalis ataupun Islam garis keras. Istilah ini cukup
popular dan tidak asing lagi dalam dunia media massa, baik media elektronik
maupun media cetak ataupun media lainnya yang berskala nasional maupun
internasional. Istilah fundamentalisme Islam atau Islam fundamentalis atau
Islam garis keras ini banyak dilontarkan oleh kalangan pers dan juga otang
banyak terhadap gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer semacam
Hamas, Hizbullah, Al-Ikhwanul Muslimin, Jemaat Islami, dan Hizbut Tahrir AlIslamy, dan lain-lain. Penggunaan istilah fundamentalisme yang dituduhkan
oleh media massa terhadap gerakan-gerakan kebangkitan Islam kontemporer
tersebut, disamping bertujuan memberikan gambaran yang negatif terhadap
berbagai aktivitas mereka, juga bertujuan untuk menjatuhkan kredibilitas
mereka di mata dunia.
Dapat diartikan bahwa fundamentalisme adalah paham yang berusaha
untuk memperjuangkan atau menerapkan apa yang dianggap mendasar.
Pada dasarnya, fundamentalisme Islam bergelora melalui penggunaan
bendera jihad untuk memperjuangkan agama. Suatu ideologi yang kerap kali
mempunyai

fungsi

menggugah

militansi

dan

radikalisasi

umat.

Fundamentalisme ini diwujudkan dalam konteks pemberlakuan syariat Islam


yang dianggap sebagai solusi alternatif terhadap krisis bangsa. Mereka hendak
melaksanakan syariat Islam secara kaffah dengan pendekatan tafsir literal atas
al-Quran.
Mereka akan berusaha sebaik-baiknya dalam menjalankan syariat
agama sesuai dengan ajaran dan tuntunan Rasulullah SAW. Pada dasarnya,
ajaran dan tuntunan Rasulullah adalah sama dari asalnya, namun para pengikut
mempunyai pemahaman yang berbeda sehingga menimbulkan tafsir yang
berbeda dari aslinya.

Sebagaian umat Islam menafsirkan syariat-syariat Islam yang berlaku


dengan batasan-batasan yang begitu keras. Hal tersebut tentu saja akan
menimbulkan

fundamentalisme

Islam,

di

mana

syariat-syariat

Islam

mempunyai aturan yang sangat mengikat kuat bagi para pemeluknya. Aturan
yang mengikat kuat tersebut akan menimbulkan masalah yang cukup kompleks.
1.2.

RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.

1.3.

Pengerian dan sejarah fundamentalis ?


Bagaimana Cici-ciri fundamentalis ?
Bagaimana fundamentalis menurut Islam ?
Fundamentalis di Indonesia?
Bagaimana menyikapi fundamentalis ?

TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Agama Islam. Disamping itu
penulisan makalah ini agar mendapat wawasan

dan untuk mengetahui mengenai

fundamentalis menurut islam serta persebarannya di Indonesia. Dan dapat dijadikan


sumber bacaan untuk menunjang proses pembelajaran dan menjadi salah satu
pengetahuan tambahan di masyarakat. Serta menjadi salah satu ilmu tambahan dalam
menyikapinya.

1.4.

MANFAAT
Manfaat dibuat makalah ini adalah:
1. Mahasiswa mengetahui apa itu fundamentalis (Islam garis keras).
2. Mahasiswa dapat mengerti serta megetahui pengertian dan sejarah serta ciri-ciri
fundamentalis .
3. Mahasiswa dapat mengetahui fundamentalis yang ada di Indonesia.
4. Mahasiswa dapat mengetahui lalu mengpraktekkan bagaimana menyikapi
fundamentalis itu.

BAB II
PEMBAHASAN
Fundamentalis Menurut Islam

2.1.

Pengertian Fundamentalis
Istilah fundamentalis muncul pertama kali di kalangan agama Kristen
di Amerika. Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menyebut gerakan dalam
agama Kriten Protestan yang menganut ajaran ortodoksi Kristen yang berdasar
atas keyakinan-keyakinan yang mendasar.
Kamus kecil Petite Larouse Encyclopedique edisi tahun 1968
menyatakan bahwa fundamentalis adalah sikap orang-orang yang menolak
penyesuaian kepercayaan dengan kondisi-kondisi modern, KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), 1990:245 Menyatakan fundamental sebagai kata sifat yang
memberikan

pengertian

bersifat

dasar

(pokok)

atau

mendasar

serta

Fundament yang berarti dasar, asas, alas, pondasi.


Dengan demikian fundamentalis dapat diartikan dengan paham yang
berusaha untuk memperjuangkan atau menerapkan apa yang dianggap
mendasar.
Adapun defenisi lain dari fundamentalis sebagai berikut fundamentalis
sebuah gerakan dalam sebuah aliran, paham atau agama yang berupaya untuk
kembali kepada apa yang diyakini sebagai dasar-dasar atau asas-asas
(fundamental). Karenanya, kelompok-kelompok yang mengikuti paham ini
seringkali berbenturan dengan kelompok-kelompok lain bahkan yang ada di
lingkungan agamanya sendiri. Dengan kata lain kelompok fundamentalis
memiliki paham yang tidakkan sama dengan kelompok lain maupun dengan
lingkungan disekitarnya. Mereka menganggap diri sendiri lebih murni dan
dengan demikian juga lebih benar daripada lawan-lawan mereka yang iman
atau ajaran agamanya telah "tercemar". Kelompok fundamentalis mengajak
seluruh masyarakat luas agar taat terhadap teks-teks Kitab Suci yang otentik
dan tanpa kesalahan. Mereka juga mencoba meraih kekuasaan politik demi
mendesakkan kejayaan kembali ke tradisi mereka.
Biasanya hal ini didasarkan pada tafsir atau interpretasi secara harfiah
semua ajaran yang terkandung dalam Kitab Suci atau buku pedoman lainnya.

2.2.

Sejarah Fundamentalis
Adapun sejarah perkembangan fundamentalis di dunia menurut
James Barr yang merupakan rujukan utama dalam bidang fundamentalisme
mengatakan, kata ini bermula dari judul essay yang berjudul "Fundamentals"
yang muncul di Amerika sekitar tahun 1910-1915. Istilah ini digunakan untuk
mengkategorikan teologi ekslusif, yaitu kepercayaan mutlak terhadap wahyu,
ketuhanan Al-Masih, mukjizat Maryam yang melahirkan ketika masih
perawan, serta kepercayaan lain yang masih diyakini oleh golongan
fundamentalis Kristen sampai sekarang.
Namun adapun pendapat secara historis, istilah fundamentalisme
muncul pertama dan populer di kalangan tradisi Barat-Kristen. Namun bukan
berarti dalam Islam tidak dijumpai istilah atau tindakan yang mirip dengan
fundamentalisme yang ada di barat.
Gerakan fundamentalisme awal dalam Islam bisa dirujukkan kepada
gerakan

Khawarij,

sedangkan

representasi

gerakan

fundamentalisme

kontemporer bisa dialamatkan kepada gerakan Wahabi Arab Saudi dan Revolusi
Islam Iran.
faktor yang melatarbelakangi lahirnya gerakan fundamentalis adalah
situasi politik suatu waktu baik tingkat domestik maupun di tingkat
internasional. Ini dapat dibuktikan dengan munculnya gerakan fundamentalis
pada masa akhir khalifah Ali bin Abi Thalib, di mana situasi dan kondisi sosial
politik tidak kondusif. Pada masa khalifah Ali, perang saudara berkecamuk
hebat antara kelompok Ali dan Muawiyah karena masalah pembunuhan
Utsman.
Dalam keadaan runyam, Khawarij yang awalnya masuk golongan Ali
membelot dan muncul secara independen ke permukaan sejarah klasik Islam.
Dengan latar belakang kekecewaan mendalam atas roman ganas dua kelompok

yang berseteru, mereka berpendapat bahwa Ali dan Muawiyah kafir dan halal
darahnya. Kemudian Ali mereka bunuh, sedangkan Muawiyah masih tetap
hidup.
Sedangkan gerakan muslim fundamentalis Indonesia, lebih banyak
dipengaruhi oleh instabilitas sosial politik. Dimana pada akhir pemerintahan
Soeharto, Indonesia mengalami krisis multidimensi yang cukup akut. Bidang
ekonomi, sosial, politik, dan moral semuanya parah. Yang membuat masyarakat
resah dan kepercayaan terhadap pemerintah dan sistemnya menghilang. Hal ini
juga dirasakan pula oleh golongan muslim fundamentalis. Sehingga setelah
reformasi, kebebasan kelompok terbuka lebar dan mereka pun keluar dari
persembunyian-persembunyian selama ini. Mereka mendirikan kubu-kubu dan
mengkampanyekan penerapan syariat sebagai solusi krisis. Dengan situasi
tersebut mereka diterima di masyarakat karena masyarakat yang telah tidak
percaya lagi terhadap pemerintah. Tidak heran jika banyak tudingan yang
mengatakan bahwa gerakan fundamentalisme Islam merupakan bagian dari
politisasi Islam. Latar belakang tersebut lah yang melahirkan fundamentalis
islam di Indonesia.
2.3.

Ciri-ciri Fundamentalis
Dari
sekelumit

paparan

deskriptif

historis

kemunculan

fundamentalisme Islam, dapat dinyatakan bahwa memang ada beberapa


karakter / ciri khas yang bisa dilekatkan kepada kaum fundamentalis. Secara
umun karakteristik fundamentalisme adalah skriptualisme, yaitu keyakinan
harfiah terhadap kitab suci yang merupakan firman Tuhan dan dianggap tanpa
kesalahan. Dengan keyakinan itu, dikembangkanlah gagasan dasar yang
menyatakan bahwa suatu agama tertentu dipegang secara kokoh dalam bentuk
literal dan bulat tanpa kompromi, pelunakan, reinterpretasi, dan pengurangan.
Ciri-ciri umum dari fundamentalisme Islam menurut Prof. Dr. Mudjahirin
Thohir, M.A, yaitu :

1. Gerakan-gerakan Islam yang secara politik menjadikan Islam sebagai


ideology dan secara budaya menjadikan barat sebagai the others.
2. Memiliki prinsip yang mengarah pada paham perlawanan
(oppotionalisme).
3. Penolakan terhadap hermeneutika, karena pemahaman Alquran sepenuhnya
adalah skriptualistik.
4. Secara epistemologis, dalam wilayah gerakan sosial-politik menolak
pluralisme dan realativisme.
5. Menolak perkembangan historis dan sosiologis, karena dalam pandangan
mereka, umat manusia yang tengah melakukan aktivitas sejarah di dunia
harus menyesuaikan diri dengan teks Alquran, bukan sebaliknya.
Dalam beberapa kelompok Islam, di dalamnya terdapat karakteristik
gerakan Islam fundamentalis, diantaranya :
1. Mereka cenderung melakukan interpretasi literal terhadap teks-teks suci
agama dan menolak pemahaman kontekstual atas teks agama karena
pemahaman seperti itu dianggap mereduksi kesucian agama.
2. Mereka menolak pluralisme dan relativisme. Bagi kaum fundamentalis,
pluralism merupakan produk yang keliru dari pemahaman terhadap teks suci.
3. Mereka memonopoli kebenaran atas tafsir agama. Di dalam khasanah Islam
perbedaan tafsir merupakan suatu yang biasa, sehingga dikenal banyak
mazhab.
4 mahzab terbesar di Indonesia adalah
a. Ikhwanul Muslimin
b. Salafi atau Wahabi
c. Hizbut Tahrir
d. Habib.
4. Setiap gerakan fundamentalisme hampir selalu dapat dihubungkan dengan
fanatisme, eksklusifisme, intoleran, radikalisme, dan militanisme..
Beberapa karakteristik lain dari gerakan fundamentalisme Islam, yaitu :
1. Lazimnya kelompok ini memiliki perilaku yang eksklusif, tertutup, dan
2.

mencurigai kelompok lain.


Mempunyai prinsip interpretasi ajaran agama yang berbeda atau
berseberangan dengan tradisi yang berlaku.

3. Berkat keyakinan akan kebenaran pemahamannya tentang ajaran agama,


kelompok fundamentalis selalu aktif menyebarkan pahamnya, agresif
4.

dalam merekrut pengikut baru, dan sebagainya.


Keyakinan akan perlunya upaya yang sungguh-sungguh (jihad) dalam
mencapai keselamatan hidup baik di dunia ataupun di akhirat menjadikan
kelompok fundamentalis senantiasa giat dan militan melakukan segala
aktifitasnya.

2.4.

Fundamentalis Menurut Islam


Kata islam berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata slima atau
aslama yang mengandung arti berserah diri, patuh, taat. Menurut Razi Ahmad,
kata islam merupakan kata jadian bahasa Arab salama yang berarti menjadi
tenteram, menjadi tenang, untuk melaksanakan tugas, menjadi jujur dan betulbetul damai. Dengan kata lain islam bermakna kedamaian, keselamatan,
keamanan, dan penyelamatan.
Dengan pengertian yang demikian, mestinya islam sangat anti
kekerasan dalam segala jenisnya, islam sangat tidak menyukai cara-cara
kekerasan atas nama apapun, termasuk atas nama agama/Tuhan.
Di dalam ajaran islam, baik yang bersumber dari Al-Quran maupun
Hadits, banyak dijumpai doktrin-doktrin yang sangat anti-kekerasan.
Misalnya Firman Allah berikut ini:
Tidak ada paksaan dalam agama. Sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar dan sesat
(QS, 2:256)
Kami tetapkan bagi bani Israil bahwa barang siapa yang membunuh
seorang manusia kecuali karena orang itu membunuh antara membuat
kerusakan di muka bumi maka seolah-olah ia telah membunuh manusia secara
keseluruhan. Dan jika seseorang memelihara suatu kehidupan manusia maka
seolah-olah ia telah memelihara kehidupan seluruh manusia.
(QS, 5:32)
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, kecuali untuk menjaga rahmat
bagi semesta alam.
(QS, 21:107)

Namun demikian, didalam Al-Quran juga terdapat pijakan yang


menjustifikasi orang untuk bisa melakukan kekerasan atau minimal terdapat
ayat yang mengandung potensi untuk dipergunakan sebagai landasan
melakukan kekerasan.
Ayat-ayat tersebut menurut Machasin, antara lain:
Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam (agama) Islam
secara keseluruhan.
(QS, 2:208)
Kemudian apabila telah habislah bulanbulan yang dihormati itu maka
bunuhlah orang-orang Musyrik itu di mana saja kamu menemuinya, tawanlah
mereka, dan kepunglah mereka, serta awasilah mereka di tiap-tiap tempat
mengawas. Kemudian jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat serta
memberi zakat, maka lepskanlah mereka. SesungguhnyaAllah Maha
Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
(QS, 9:5)
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari
akhir, tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya, dan tidak beragama dengan agama yang benar, yaitu dari orang-orang
yang diberi kitab, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh, sedang
mereka dalam kedamaian tunduk.
(QS, 9:29)
2.5.

Fundamentalis di Indonesia
Munculnya gerakan keagamaan yang berkarakter fundamentalis
merupakan fenomena penting yang turut mewarnai citra Islam kontemporer di
Indonesia. Fundamentalis di Indonesia sendiri bemula pada saat zaman akhir
pemerintahan presiden soeharto menjelang reformasi dimana terjadi krisis yang
sangat besar di Indonesia. Dimana hal itu lah yang memicu hadirnya dan
lahirnya fundamentalis Islam di Indonesia karena masyarakat sudah kehilangan
kepercayaan terhadap pemerintah pada masa itu dan dampaknya sampai
sekarang. Istilah Islam fundamentalis sebagai sebuah kesatuan dari berbagai

fenomena sosial keagamaan kelompok-kelompok muslim merupakan hal yang


demikian

kompleks.

Islam

fundamentalis

tidak

sepenuhnya

mampu

mendiskripsikan fenomena yang beragam atas gerakan-gerakan keagamaan


yang muncul di Indonesia.
Berdasarkan karakteristik

yang

menjadi

platform

gerakan

fundamentalis di Indonesia terdapat.


Beberapa kelompok yang diasumsikan sebagai kelompok Islam fundamentalis
di antaranya :
1. Forum Komunikasi Ahlusunnah Wal Jamaah (FKAWJ)
2. Front Pembela Islam (FPI)
3. Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
4. Laskar Jihad.
5. Majlis Mujahidin Indonesia (MMI)
Secara umum dapat diidentifikasi landasan ideologis yang dijumpai
dalam gerakan-gerakan tersebut :
1. Kembali pada al-Quran dan sunnah. Dalam konsep ini umat Islam
diperintahkan untuk kembali kepada akar-akar Islam awal dan praktik nabi
yang puritan dalam mencari keaslian (otentitas) dan pembaruan. Jika umat
Islam tidak kembali ke jalan yang benar dari para pendahulu mereka maka
mereka niscaya tidak akan selamat. Kembali kepada al-Quran dan Sunnah
dipahami secara skriptual dan totalistik.
2. Konsep Din wa Daulah (agama dan negara). Dalam konsep ini Islam
dipahami sebagai sistem hidup total, yang secara universal dapat diterapkan
pada semua keadaan, waktu, dan tempat. Pemisahan antara agama dan
negara tidak dapat diterima oleh kelompok fundamentalis, sehingga agama
dan negara dipahami secara integralistik.
3. Menempatkan jihad sebagai instrumen gerakan. Umat Islam diperintahkan
untuk membangun masyarakat ideal sebagaimana telah digariskan dan
sesuai dengan syariat Islam. Dengan demikian diperlukan adanya upaya
menghancurkan

kehidupan

jahiliyah

dan

menaklukkan

kekuasaan-

kekuasaan duniawi melalui jihad atau perang suci.


4. Berpegang teguh pada kedaulatan syariat Islam. Tujuan utama umat Islam
adalah menegakkan kedaulatan Tuhan di muka bumi ini. Tujuan ini biasa

dicapai dengan membangun tatanan Islam yang memposisikan syariat


sebagai undang-undang tertinggi.
5. Puritanisme dan keadilan sosial. Nilai-nilai budaya barat ditolak karena
dianggap sesuatu yang asing bagi Islam. Perlawanan terhadap Barat yang
hagemonik dan menentang keterlibatan mendalam dari pihak Barat untuk
urusan dalam negeri negara-negara Islam.
Ideologi-ideologi itulah yang menyatukan gerakan-gerakan Islam di
berbagai negara termasuk Indonesia. Yang membedakan di antara mereka
barangkali terletak pada bentuk artikulasi gerakan. Dalam hal ini mereka
tergantung pada problem yang dihadapi di negara masing-masing. Di Indonesia
sendiri, antara Hizbut Tahrir Indonesia, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Front
Pembela Islam memiliki kesamaan ideologi, namun cara menterjemahkan
ideologi dan praktik gerakannya satu sama lain berbeda-beda. Sehingga dengan
kata lain kelompok satu dengan kelompok lainnya penyrbarannya yang
menggunakan cara-cara yang berbeda-beda.
2.6.

Cara Menyikapi Fundamentalis


Kaum fundamentalis memiliki sikap positif dan juga sikap negatif.
Dimana sikap ini lah yang mereka sering perlihatkan. Adapun sikap tersebut
sebagai berikut :
1. Sikap Positif
Sikap positif kaum fundamentalis antara lain: taat, setia, berpegang
teguh pada idiologinya, kerja tim, ikatan solidaritas yang cukup tinggi,
militan dan rela menerima resiko dari sebuah perjuangan.
2. Sikap Negatif
Sikap negatif kaum fundamental antara lain : rigid, literalis, lebih
menekankan simbol-simbol keagamaan dari pada substansinya, yakin
bahwa pandangan yang paling benar, yang tidak sejalan dianggap salah,
kehidupan mereka terkesan kolot, kuno dan cenderung nyeleneh, dan
cenderung memaksakan kehendak.
Dari sikap diatas kita harus bisa menyikapi fundamentalis yang sekarang
mulai mempengaruhi orang-orang banyak agak bergabung bersama mereka.
Adapun sikap kita dalam menyikapi fundamentalis adalah sebagai berikut :

1. Kita harus terbuka dengan fenomena fundamentalis yang terjadi.


2. Kita harus kritis dalam menyikapi hal yang terjadi karena fenomena
fundamentalis.
3. Kita harus peka terhadap kejadian yang terjadi disekitar kita jangan lah
acu tak acu dengan kejadian yang sedang terjadi disekitar kita.
4. Kita harus banyak mencari informasi tentang fenomena-fenomena apa
saja yang terjadi disekitar kita jika kita tak tau maka kita akan mudah
terjerumus dan mengikuti hal-hal yang dianggap tidak baik dan tidak
wajar.
5. Kita harus bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk menurut
agama dan sesuai keyakinan kita.
Fanatik terhadap agama memang diperlukan namun fanatik yang
terlalu dan tidak mau menerima pandangan lain itu yang salah, karena Islam
mengajarkan toleransi. Menurut kami, kita tidak boleh serta merta menolak
kaum fundamentalis selama masih dalam koridor yang rasional dan tidak
merugikan orang lain. Namun, kita juga jangan terhasut oleh doktrin-doktrin
yang mengatasnamankan agama untuk kekerasan. Sekaran gkembali ke diri kita
sendiri apakah hal yang kita lihat dan kita saksikan baik untuk kita atau tidak
ambil sisi positifnya saja yang negatif dibuang atau diubah ke sisi positif yang
benar menurut agama dan masyarakat serta tempat mengaplikasikan
dimasyarakat.

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dipaparkan di atas, dapat diambil kesimpulan :

Fundamentalisme merupakan paham dimana para penganutnya berusaha


untuk memperjuangkan atau menerapkan apa yang dianggap mendasar.

Fundamentalisme Islam yang terjadi di Indonesia saat ini muncul dalam


gerakan-gerakan maupun organisasi yang berlafashkan Islam seperti
misalnya Hizbut Tahrir Indonesia, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Front
Pembela Islam di mana tiap-tiap organisasi memiliki ideologi yang hampir
sama tapi cara praktik yang mereka gunakan berbeda-beda.

Istilah fundamentalisme yang kerap diidentikkan dengan tindakan


terorisme dan radikalisme merupakan suatu pendapat yang keliru karena
makna fundamentalis Islam bukan berarti seseorang sebagai teroris, tetapi
muslim yang bersedia melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam alQuran dan Sunnah Nabi secara konsisten. Justru ajaran Islam bersikap
toleran dan membawa rahmat bagi umat manusia dan seluruh alam.

Fundamentalis di Indonesia sendiri bemula pada saat zaman akhir


pemerintahan presiden soeharto menjelang reformasi dimana terjadi krisis
yang sangat besar di Indonesia. Dimana hal itu lah yang memicu hadirnya
dan lahirnya fundamentalis Islam di Indonesia karena masyarakat sudah
kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah pada masa itu dan
dampaknya sampai sekarang.

Untuk menyikapi sikap kelompok Islam fundamentalis ini seharusnya sikap


kita

terbuka

dan

kritis.

Terbuka

dalam

menerima

fenomena

fundamentalisme sebagai kebebasan berfikir dan berekspresi dan kritis

apabila tindakan mereka telah jauh menyimpang dan melanggar hak asasi
umat muslim yang lain.

Fanatik terhadap agama memang diperlukan namun fanatik yang terlalu


dan tidak mau menerima pandangan lain itu yang salah, karena Islam
mengajarkan toleransi. Menurut kami, kita tidak boleh serta merta menolak
kaum fundamentalis selama masih dalam koridor yang rasional dan tidak
merugikan orang lain. Namun, kita juga jangan terhasut oleh doktrindoktrin yang mengatasnamankan agama untuk kekerasan. Sekaran
gkembali ke diri kita sendiri apakah hal yang kita lihat dan kita saksikan
baik untuk kita atau tidak ambil sisi positifnya saja yang negatif dibuang
atau diubah ke sisi positif yang benar menurut agama dan masyarakat serta
tempat mengaplikasikan dimasyarakat.

3.2. Saran
Sebaiknya kita sebagai orang awam yang belum mengerti apa itu
fundamentalis harus banyak-banyak mencari informasi tentang fundamentalis
tersebut agar kita mengerti dan tahu apa itu sebenarnya fundamentalis dan
bagaimana fundamentalis itu menurut islam agar kita tidk terhasut dan malah
ikut-ikutan menjadi kaum fundamentalis. Serta jika telah mengetahui dan
mengerti nantinya kita bisa menyikapi terhadap fundamentalis tersebut. Dan
memberikan info tersebut agar orang lain terutama orang-orang disekitar kita
tidak ikut-ikutan menjadi kaum fundamentalis.

DAFTRA PUSTAKA
Afrianto Daud. 2006. Varian-varian Fundamentalisme Islam di Indonesia . Diakses
dari http://afriantodaud.multiply.com/reviews/item/2 pada 28 November 2015
Bruce, Steve. 2000. Fundamentalisme. Pertautan Sikap Keberagaman dan
Modernitas. Jakarta: Erlangga.
Didik

Harianto.

2007.

Fundamentalisme

Islam.

Diakses

http://didikharianto.wordpress.com/2007/01/01/fundamentalisme-islam/

pada

dari
28

November 2015
https://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-1/islamic-religioneducation/fundamentalisme-islam/ diakses pada 1 Desmber 2015
Montgomery W., William. 1997. Fundamentalisme Islam dan Modernitas
(terjemahan Taufik Adnan Amal). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sudrajat, Ajat, dkk. 2008. Din al-Islam Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Negeri Umum. Yogyakarta: UNY Press

Anda mungkin juga menyukai