Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sarah Permata Sari

NIM: 08031181520021

"Mengembangkan Sikap Toleransi dan Solidaritas Dikalangan


Anak Muda"
Dunia sekarang sedang diuji oleh kelaparan dan kemiskinan dari satu segi dan di segi
lain dengan penghamburan kekayaan dan kesombongan. Banyak manusia saat ini sudah lupa
akan peristiwa sejarah masa lalu yang kelam, dunia dirusak oleh manusia-manusia yang
serakah. Contoh seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II. Pada tanggal 11 September 2001,
dunia dikejutkan kembali oleh sebuah peristiwa yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan hak asasi manusia, yaitu peristiwa pemboman gedung WTC di Amerika.
Tetapi yang anehnya lagi sungguh suatu perbuatan yang tidak berperi kemanusiaan yaitu
negara Amerika beserta sekutunya menyerang Afganistan yang banyak menelan korban
penduduk sipil tak berdosa. Lalu bagaimana dengan negeri kita Indonesia? Masihkah Anda
ingat yaitu peristiwa yang memalukan bangsa kita, yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Negara dan bangsa Indonesia pernah digoncang oleh perpecahan yang berawal dari
kemajemukan masyarakat. Di dalam kemajemukan itu ada kelompok-kelompok tertentu yang
mau memisahkan diri dari negara kesatuan. Konflik-konflik tersebut dapat terjadi karena satu
faktor perbedaan, misalnya faktor agama. Namun tidak jarang perpecahan itu disebabkan
oleh beberapa faktor secara bersama, misalnya kerusuhan ras yang ditunjang oleh perbedaan
kondisi ekonomi, agama, dan budaya. Cobalah Anda renungkan mengapa terjadi peristiwa
perkelahian, tawuran bahkan permusuhan antar etnis di negeri kita. Contoh di Aceh, peristiwa
di Sampit, Sambas, Ambon dan lain-lainnya yang kalau ditulis sungguh memalukan dan
memilukan hati dan perasaan kita. Dari contoh peristiwa yang tidak semuanya disebutkan itu,
bagaimana menurut pendapat Anda? Pasti Anda tidak menghendaki peristiwa itu terjadi
bukan? Karena peristiwa itu apapun alasannya yang pasti akan menghancurkan masa depan
anak-anak bangsa, martabat serta harga diri bangsa. Kita tidak ingin bangsa Indonesia
terpecah-pecah saling bermusuhan satu sama lain karena masalah agama. Kita ingin hidup
tertib, aman, dan damai, saling menghormati dan saling menghargai agama dan keyakinan
masing-masing. Untuk itu kita harus dapat menciptakan kehidupan umat beragama yang
solid, toleransi, serasi, selaras, dan seimbang, sebagai umat beragama, sebagai masyarakat
maupun warga negara.
Di era reformasi menuju Indonesia baru mari kita berupaya semakin meningkatkan
kualitas hidup. Salah satunya adalah bagaimana seharusnya kita bina atau menjalin hubungan
toleransi dengan benar. Kita perlu dan wajib membina dan menjalin kehidupan yang penuh
dengan toleransi. Apalagi kita sebagai manusia, secara kodrat tidak bisa hidup sendiri. Hal ini
berarti seseorang tidak hidup sendirian, tetapi ia berteman, bertetangga, bahkan ajaran agama
mengatakan kita tidak boleh membedakan warna kulit, ras, dan golongan. Sikap dan perilaku
toleransi dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, di manapun kita berada, baik di
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, bahkan berbangsa dan
bernegara
Permasalahan yang sering terjadi di indonesia sehingga menyebabkan kurangnya sifat
toleransi dan solidaritas di kalangan anak muda disebabkan oleh Perbedaan yang ada, salah
dipahami dan salah disikapi, dan tidak dilihat dan ditanggapi secara positif serta tidak
dikelola dengan baik dalam konteks kemajemukan. Seperti misalnya perbedaa n ras, suku,
Fanatisme yang salah. Penganut agama tertentu menganggap hanya agamanyalah yang paling
benar, mau menang sendiri, tidak mau menghargai, mengakui dan menerima keberadaan

serta kebenaran agama dan umat beragama yang lain. Umat beragama yang fanatik (secara
negatif) dan yang terlibat dalam konflik ataupun yang menciptakan konflik adalah orangorang yang pada dasarnya : kurang memahami makna dan fungsi agama pada umumnya;
kurang memahami dan menghidupi agamanya secara lengkap, benar, mendalam;
kurang matang imannya dan takwanya; kurang memahami dan menghargai agama lain serta
umat beragama lain; kurang memahami dan menghargai hakekat dan martabat manusia;
kurang memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang universal, terutama hati nurani dan cinta kasih;
kurang memahami dan menghidupi wawasan kebangsaan dan kemasyarakatan yang khas
Indonesia, yakni kerukunan, toleransi, solidaritas atau persatuan dalam kemajemukan, baik
pada tingkat nasional maupun lokal.
Oleh sebab itu permasalahan yang timbul, ataupun yang dikhawatirkan akan timbul,
dapat diatasi atau dicegah dengan upaya peningkatan pemahaman dan implementasi yang
memadai dari kekurangan-kekurangan tersebut, terutamapeningkatan kwalitas iman dan
takwa, hati nurani dan cinta kasih. Hal ini dapat dilaksanakan dengan: Mengembangkan
Dialog atau komunikasi timbal balik, yang dilandaskan pada kesadaran akan : adanya
kesamaan maupun perbedaan yang tak dapat diingkari dan disingkirkan, sesuai hakekat atau
harkat dan martabat manusia; adanya kesamaan nilai-nilai serta permasalahan dan kebutuhan
yang universal, yang berkaitan dengan kemanusiaan, seperti kebenaran, keadilan, HAM,
persaudaraan dan cinta kasih; adanya fakta kehidupan bersama dalam kemajemukan serta
hubungan dan ketergantungan satu sama lain; mutlak perlunya kerukunan dan damai
sejahtera, persatuan dan kerjasama dengan prinsip keadilan, saling menguntungkan, saling
menghargai, saling terbuka dan saling percaya. Mengevaluasi dan memperbaiki sistem dan
bobot pendidikan dan pembinaan, baik yang khas keagamaan maupun yang bukan khas atau
yang bersifat umum, untuk menambah pengetahuan, mematangkan iman, meningkatkan
moral dan spiritual, memantapkan kepribadian; Sasaran pendidikan dan pembinaan bukan
hanya pada aspek intelektual dan ketrampilan, tetapi juga pada budi pekerti dan hati
nurani (moral dan spiritual) sertaemosionalitas dan perilaku, pola pikir dan pola hidup.
Mencermati, mengevaluasi dan membaharui doktrin dan praktek-praktek keagamaan yang
terlalu atau bahkan hanya formal dan ritualistik belakaagar lebih fungsional atau berdayaguna secara tepat dan efektif bagi pemantapan kwalitas diri dan kehidupan penganutnya pada
khususnya maupun masyarakat pada umumnya. Mengembangkan hidup bersama, kegiatan
bersama dan kerjasamasecara proporsional yg dilandaskan pada kesadaran akan kebutuhan
dan ketergantungan satu sama lain sebagai konsekwensi hidup bersama serta kesamaan
martabat dan hak sebagai manusia.

Anda mungkin juga menyukai