Anda di halaman 1dari 7

12/14/2014

Pertemuan XXIX :
BALOK-KOLOM dengan GOYANGAN
(Beam-Column with Sway)

Mata Kuliah : Struktur Baja


Kode MK
: TKS 4019
Pengampu : Achfas Zacoeb

Pendahuluan
Balok-kolom merupakan elemen struktur aksial (tekan atau tarik)
atau aksial + lentur.
Jika lentur dan aksial memiliki pengaruh yang signifikan maka
batang tersebut disebut balok-kolom (beam-column).
Kombinasi momen + gaya tarik tidak terlalu menimbulkan
masalah, karena gaya tarik akan mengurangi besarnya lendutan
akibat momen.
Kombinasi momen + gaya tekan akan menambah besarnya
lendutan yang akan menambah besarnya momen sampai mencapai
kondisi keseimbangan (equilibrium).

12/14/2014

Pendahuluan (lanjutan)

Gambar 1. Elemen pada struktur portal statis tak tentu

Pendahuluan (lanjutan)
Struktur portal statis tak tentu seperti pada Gambar1 tersusun atas
beberapa elemen :
Batang CD dapat direncanakan sebagai elemen lentur (balok) saja
akibat beban gravitasi q2, karena beban aksial P2 sudah ditahan
oleh pengaku (bracing) bentuk X. Batang DE akan menahan gaya
tarik, direncanakan sebagai elemen batang tarik.
Batang CF akan menahan gaya tekan, direncanakan sebagai
elemen batang tekan.
Batang AB, AC, BD, CE, dan DF akan menahan gaya aksial dan
gaya lentur (elemen balok-kolom).
Batang AB menahan gaya lentur akibat beban gravitasi q1 dan
beban aksial P1.

12/14/2014

Efek P-delta
Pada kolom tak bergoyang disebut efek P-,
jika balok-kolom memikul momen lentur
sepanjang bagian tanpa pengekang lateral akan
melendut pada bidang momen lenturnya.
Hal ini akan menghasilkan momen sekunder
sebesar gaya tekan (P) dikalikan dengan
lendutannya ().
Mu = Mntu + (PG )
dengan :
Mu : momen lentur terfaktor
Mntu : momen lentur terfaktor orde
pertama akibat beban yang tidak
menimbulkan goyangan

Efek P-delta (lanjutan)


Pada kolom bergoyang disebut efek P-,
dimana ujung kolom akan mengalami
perpindahan lateral relatif.
Hal ini akan menghasilkan momen sekunder
sebesar gaya tekan (P) dikalikan dengan
lendutannya ().
Mu = Mltu + (PG)
dengan :
Mu : momen lentur terfaktor
Mltu : momen lentur terfaktor orde
pertama akibat beban yang dapat
menimbulkan goyangan

12/14/2014

Efek P-delta (lanjutan)


Kebanyakan peraturan perancangan sekarang mengizinkan
penggunaan analisis orde 2 dengan metode pembesaran momen
yang dihitung dengan maksimum bending momen hasil dari lentur
yang didapat dari analisis orde 1 dikalikan dengan faktor
pembesaran (amplification factor).
Untuk menghitung momen tambahan akibat dan , SNI 03-17292002 mengijinkan penggunaan rumus interaksi semi empiris
dengan memakai analisis orde 1 (Pasal 7.4.3) dan mengalikan
momen yang diperoleh dengan faktor pembesaran (amplification
factor) b (untuk elemen struktur tak bergoyang) dan s (untuk
elemen struktur bergoyang).

Faktor Pembesaran
Faktor pembesaran (amplification factor) dapat dijelaskan dengan
bantuan Gambar 2 sebagai berikut :

Gambar 2. Elemen balok-kolom

12/14/2014

Faktor Pembesaran (lanjutan)


Lendutan awal sembarang titik dapat didekati dengan fungsi sinus
dan dihitung dengan Pers. (1).
y0 = sin

x
.e
L

(1)

Hubungan momen dengan kelengkungan :


d2 y
dx2

= EI

(2)

dari Gambar 2 :
Mu = Pu y0 + y
d2 y
dx2
d2 y
dx2

=
+

(3)

x
Pu sin .e+y
L

Pu
y
EI

EI
Pu .e
x
EI
sin L

(4)

Faktor Pembesaran (lanjutan)


Kondisi batas : x = 0 y = 0, dan x = L y = 0, sehingga :
y = B sin

x
L

(5)

dengan B merupakan konstanta.


Substitusi Pers. (5) ke Pers. (4) :
2

L2 B sin

x
L

Pu
x
B
sin
EI
L

Pu .e
x
sin
EI
L

(6)

Penyelesaian untuk konstanta B :


P
u.e

B = Pu EI2 =
EI

2
L

dengan Pe =

2 EI
L2

e
2 EI
1
Pu L2

e
Pe
1
Pu

(7)

beban kritis Euler

12/14/2014

Faktor Pembesaran (lanjutan)


jadi :

y=

e
Pe
1
Pu

sin

x
L

(8)

Substitusi Pers. (8) ke Pers. (3) :


Mu = Pu sin

x
.e
L

+ Pe

Pu

sin

x
L

(9)

Momen maksimum terjadi di x = L/2 :


e

Mu maks = Pu e + Pe

Pu

1
1

= Pu . e 1 + Pe

Pu

= M0

faktor pembesaran

Steps in Analyzing
1. Calculate the cross section properties: area, principal axes,
moments of inertia, section moduli, radius of gyration, effective
lengths and slenderness ratios.
2. Evaluate the type of section based on the (b/t) ratio of the plate
elements, as plastic, compact, semi-compact, or slender.
3. Check for resistance of the cross-section under the combined
effects as governed by yielding.
4. Check for resistance of member under the combined effects as
governed by buckling.

12/14/2014

Latihan
Kerjakan Soal No. P.11.7
Hal. 279 (Buku Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD)

TERIMA KASIH
DAN
SEMOGA LANCAR STUDINYA!

Anda mungkin juga menyukai