Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan
genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat
antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat
antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.
Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi
tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium. Penuaan (aging)
dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung
antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang
baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah
terjadinya proses penuaan dini.
Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat,
menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe
ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.
Protein
Setiap 100 gram tempe segar dapat menyumbangkan 10,9 gram protein bagi
tubuh konsumennya. Itu berarti lebih dari 25% kebutuhan protein yang
dianjurkan per hari bagi orang dewasa. Keunggulan tempe adalah sekitar 56%
dari jumlah protein yang dikonsumsi dapat dimanfaatkan tubuh. Nitrogen
terlarutnya meningkat 0,5 2,5% dan jumlah asam amino bebasnya setelah
fermentasi meningkat 1 85 kali lipat dari kadarnya pada kedelai mentah.
Manfaat Tempe
1. Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas karena
mengandung antioksidan
2. mencegah terjadinya penyakit degeneratif (
Beri peringkat:
1 Votes
9 Juli 2011 | Categories: ILMU DAN TEKNLOGI PANGAN, INFO PANGAN DAN
KESEHATAN, PANGAN FERMENTASI | Tinggalkan komentar
LEMAK dibutuhkan semua orang. Bahkan, pada makanan pertama yang diasup
manusia ketika baru lahir, yakni ASI, terdapat lemak di dalamnya. Asam lemak
esensial sangat dibutuhkan tubuh semua golongan usia. Namun, kelebihan asam
lemak jenuh sangat berbahaya bagi kesehatan dan bisa menjadi penyebab
penyakit degeneratif.
Fungsi Cadangan Lemak
Lemak ada di mana-mana. Di makanan bisa terdapat pada bahan yang berasal
dari hewan ataupun tumbuh-tumbuhan. Di dalam tubuh, lemak juga terdapat di
mana-mana, di sela-sela sel-sel otot ataupun terkumpul dalam jaringan lemak,
sama dengan lemak hewani.
Sayangnya lemak ini dianggap tidak aktif. Artinya, lemak tidak ikut dalam
metabolisme tubuh, jadi hanya merupakan cadangan energi yang dibawa ke
mana-mana tanpa dapat memberikan manfaat langsung. Meskipun tidak dapat
memberikan manfaat langsung, lemak dalam tubuh selain merupakan cadangan
energi, juga mempunyai fungsi sebagai bantalan atau fiksasi alat-alat tubuh
seperti biji mata, ginjal, melindungi dari kedinginan, membentuk tubuh,
terutama pada wanita, dan lain-lain.
Bila dilihat dari fungsinya, lemak dalam tubuh dibedakan atas lemak cadangan
dan lemak struktur. Lemak cadangan sebagaimana yang diuraikan di atas,
merupakan cadangan energi, biasanya dalam bentuk trigliserida. Sebaliknya,
lemak struktur merupakan komponen dalam semua tenunan lunak dalam tubuh.
Lemak ini sebagian besar terdiri dari kolesterol dan fosfolipid.
Jenuh dan Tak Jenuh
Dalam makanan yang gurih lezat biasanya terkumpul lemak makanan. Klasifikasi
lemak makanan bermacam-macam. Bisa dilihat dari sumbernya, yaitu yang
berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dapat juga dibedakan berdasarkan
penglihatan, yaitu lemak yang jelas-jelas terlihat (seperti minyak, mentega) dan
yang tidak terlihat (misalnya dalam susu, telur).
Ada lagi penggolongan lain, yaitu berdasarkan susunan unit-unit atom karbon.
Mungkin di antara kita masih ada yang ingat kalau lemak atau minyak secara
kimiawi tersusun atas unit-unit asam lemak. Suatu lemak atau minyak tersusun
atas macam-macam asam lemak. Jadi, tidak ada yang tersusun hanya oleh satu
macam asam lemak.
Susunan ini yang sangat mempengaruhi sifat dari lemak tersebut. Sebagai
contoh, minyak kelapa lebih banyak mengandung asam lemak larut, yaitu suatu
asam lemak jenuh, minyak kelapa sawit mempunyai kandungan asam lemak
jenuh (palmitat) hampir sama banyaknya dengan kandungan asam lemak tidak
jenuh (oleat).
Berdasarkan struktur kimianya, asam lemak dapat dibedakan menjadi asam
lemak jenuh (saturated fatty acids=SFAs) yaitu asam lemak yang tidak memiliki
ikatan rangkap. Sedangkan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap disebut
sebagai asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acids), asam lemak tak jenuh
ini masih dibedakan lagi menjadi dua kelompok besar yaitu Monounsaturated
fatty acids (MUFAs), dimana ikatan ikatan rangkapnya hanya satu, dan
Polyunsaturated fatty acids (PUFAs) dimana ikatan rangkapnya lebih dari satu.
PUFAs dibedakan lagi menjadi dua bagian besar yaitu : asam lemak Omega-6 Cis
dan asam lemak Omega-3 Cis (berdasarkan letak ikatan rangkapnya pada ikatan
karbon nomor berapa dilihat dari gugus omega ).
Penambahan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur
makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan
energi dua kali lebih banyak dibandingkan protein dan karbohidrat, yaitu 9
kkal/gram lemak yang dikonsumsi. Dalam mengkaji hubungan antara diet lemak
dengan penyakit jantung perlu diperhatikan proporsi energi yang berasal dari
lemak serta jenis lemak yang dikonsumsi.
Dianjurkan konsumsi lemak sebesar 30% atau kurang untuk kebutuhan kalori
setiap harinya, yang terdiri dari 10% asam lemak jenuh, 10% asam lemak tak
jenuh tunggal dan 10% asam lemak tak jenuh ganda.
Secara umum lemak hewani umumnya banyak mengandung asam lemak jenuh
(SFAs=Saturated fatty acids),sementara lemak nabati lebih banyak mengandung
asam lemak tak jenuh tunggal (MUFAs= Monounsaturated fatty acids) maupun
ganda (PUFAs=Polyunsaturated fatty acids) kecuali minyak kelapa.
Bahan Makanan sumber SFAs, MUFAs dan PUFAs
Tipe Lemak: Asam Lemak Jenuh(SFAs)
Sumber : Minyak kelapa, daging berlemak, kulit ayam, susu full cream, keju,
mentega, kelapa, minyak inti sawit, minyak kelapa sawit.
Tipe Lemak: Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFAs)
Sumber : Alpokat, margarine, minyak kacang tanah, minyak zaitun, minyak biji
kapas
Tipe Lemak: Asam lemak tak jenuh ganda (PUFAs)
Sumber : Minyak wijen, margarin, minyak kacang kedelai, minyak jagung,
minyak biji matahari.
Makanan yang berasal dari hewani selain mengandung asam lemak jenuh juga
mengandung kolesterol, dengan demikian mengurangi asupan makanan ini akan
memberi keuntungan lebih yaitu pembatasan asupan kolesterol. Sebaliknya,
makanan nabati kecuali minyak kelapa sedikit mengandung lemak jenuh dan
tidak mengandung kolesterol.
Studi klinik dan studi menggunakan hewan percobaan , memberikan petunjuk
bahwa penggantian asam lemak jenuh dengan asam lemak tak jenuh dalam diet,
berhasil menurunkan kadar kolesterol total dan LDL dalam darah tanpa
menurunkan HDL, sehingga menurunkan resiko penyakit jantung koroner.
Daftar komposisi asam lemak jenuh bahan makanan (dalam 100 gram bahan
makanan )
Minyak kelapa : 80,2
Mentega : 44,1
Minyak biji kapas : 32,7
atau membentuk asam lemak tersebut. Jadi, asam lemak esensial ini mutlak
berasal dari luar.
Lalu, untuk apa asam lemak esensial ini sebetulnya? Asam lemak esensial ini
setelah masuk tubuh selanjutnya melalui suatu proses metabolisme akan diubah
menjadi asam lemak tidak jenuh dengan rantai panjang atau yang lazim disebut
PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid).
PUFA merupakan komponen dari dinding sel tubuh, terutama sel saraf dan sel
retina mata. Kekurangan asam lemak esensial dapat menyebabkan terjadinya
gangguan pada penglihatan, menurunnya daya ingat, fungsi otak, serta
gangguan pertumbuhan sel otak pada janin dan bayi.
Dipandang Menakutkan
Demikian juga dengan kolesterol yang kerap kali menjadi momok bagi kita yang
sudah tengah baya. Sebetulnya dari sejak janin pun kolesterol sudah dibutuhkan
oleh tubuh. ASI sebagai makanan pertama bagi bayi baru lahir mengandung
kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh pada seusianya.
Ternyata kolesterol pada ASI lebih banyak dibandingkan dengan susu formula.
Pada bayi, kolesterol merupakan suatu senyawa yang sangat dibutuhkan dalam
pembentukan dan pertumbuhan otak. Jadi, tidak mengherankan bila otak sapi
mengandung kolesterol tinggi.
Dalam keadaan normal, kolesterol dibentuk oleh tubuh, yaitu di hati dan
jumlahnya lebih banyak bila dibandingkan dengan yang berasal dari makanan.
Boleh dikatakan kolesterol dalam darah berasal dari makanan dan dari dalam
tubuh sendiri. Di dalam tubuh kolesterol dibutuhkan pula untuk pembentukan
hormon, vitamin, serta merupakan komponen dari sel.
Dalam keadaan normal sebenarnya terdapat keseimbangan kolesterol. Artinya,
kadar kolesterol dalam darah dipertahankan dalam keseimbangan antara yang
masuk dengan yang keluar. Sebagian kolesterol yang tidak dipergunakan oleh
tubuh akan masuk kembali ke dalam hati, diubah menjadi asam empedu,
sebagian lagi dibuang melalui tinja. Sementara itu, empedu berfungsi untuk
mengemulsi atau memecah lemak makanan menjadi partikel-partikel yang kecil
sehingga dapat diserap oleh usus.
Si Baik dan Si Buruk
Kita semua pernah mendengar tentang kedua kolesterol tersebut, yaitu
kolesterol baik dan kolesterol buruk atau kolesterol jahat. Tidak jarang bila ke
laboratorium untuk periksa darah, kita meminta agar kadar kedua kolesterol
tersebut diperiksa pula. Namun, sedikit dari kita yang memahami sebenarnya
apa kolesterol tersebut.
Banyak ibu yang minta dibuatkan daftar bahan makanan yang mengandung
kolesterol baik. Sebetulnya pemahamannya bukan begitu, dalam bahan
makanan tidak ada kolesterol baik dan jahat. Lemak yang masuk ke tubuh
biasanya merupakan gabungan antara kolesterol dan trigliserida.
Kolesterol yang masuk ke dalam tubuh setelah diserap oleh usus tidak dapat
larut di dalam darah. Supaya dapat diangkut oleh darah, kolesterol ini harus
menumpang pada suatu zat sehingga merupakan gabungan dari lemak (lipid)
dan protein yang disebut lipoprotein.
Lipoprotein dibedakan berdasarkan ukuran dan densitasnya. Dikenal lipoprotein
yang densitasnya sangat besar (high density lipoprotein = HDL), yang
densitasnya rendah (low density lipoprotein = LDL). Ada juga yang sangat
rendah densitasnya sehingga disebut very low density lipoprotein (VLDL), ada
juga yang di tengah-tengah, yaitu intermediate density lipoprotein (IDL).
Bahkan, ada ukurannya sangat kecil, yaitu kilomikron. Kilomikron ini merupakan
alat pengangkut kolesterol dan trigliserida pertama kali, yaitu dari usus ke hati.
Selanjutnya dari hati kedua lemak diangkut ke dalam sirkulasi darah dalam
bentuk VLDL. Kandungan kolesterol dalam VLDL sangat kecil, kurang dari
seperlimanya. Kemudian melalui proses metabolisme, setelah melewati bentuk
ILD, kedua lemak tersebut berpisah dan kolesterol akan menjadi bentuk LDL. LDL
mengandung kurang lebih tigaperempat kolesterol.
LDL inilah yang lazim disebut kolesterol jahat karena mempunyai sifat
aterogenik, yaitu menyebabkan pembentukan aterom atau plak pada pembuluh
darah. Nantinya akan menyebabkan terjadinya aterosklerosis.
Sebaliknya, HDL merupakan penyapu ranjau kolesterol dengan cara mengangkut
kolesterol yang berkeliaran di dalam pembuluh darah untuk dibawa ke hati dan
diubah menjadi asam empedu, kemudian akan dibuang melalui tinja. Oleh
karena itu, kolesterol ini disebut sebagai kolesterol baik.
Kolesterol HDL dan LDL harus ada dalam keseimbangan. Bila kolesterol LDL
tinggi dan kolesterol HDL rendah, kemungkinan akan terjadi aterosklerosis lebih
mudah. Dengan demikian, jelaslah kita tidak dapat menunjukkan makanan yang
banyak mengandung kolesterol baik atau kolesterol jahat.
WASPADAI LEMAK TRANS
BELUM lama ini Badan Pengawasan Makanan dan Obat Amerika Serikat (US-FDA)
dan British Nutrition Foundation (BNF) mempersoalkan kembali soal lemak trans.
Berbagai hasil studi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi lemak
trans dengan peningkatan kolesterol darah.
Lemak trans diduga menjadi penyebab utama obesitas dan jantung koroner,
yang kini banyak diderita oleh golongan usia muda, antara 30-40 tahun. Karena
efek negatif yang merugikan bagi kesehatan itulah US-FDA mengharuskan
produsen ma-kanan di sana mencantumkan label lemak trans dalam produk
pangannya.
Sebetulnya, apa sih lemak trans tersebut? Berikut tanya jawab dengan Prof. Dr.
Ir. Ali Khomsan, dari Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor dan
Dr. Nuri Andarwulan dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Seafast
(Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology) Center IPB:
Apa itu lemak trans, apakah sama dengan lemak biasa?
Setiap produk pangan pasti memiliki kandungan lemak. Selain lemak dari bahan
bakunya sendiri (misal olahan daging) juga dari ingredient lain, seperti minyak
ataupun lemak semipadat (margarin) yang digunakan untuk menggoreng. Lemak
* Cake
* Brownies
* Muffin
Margarin
* Vegetable shortening
* Hard (stick)
* Soft (tub)
Lain-lain
* Pancakes
* Crackers
* Tortillas
* Chocolate bar
* Peanut butter
Beri peringkat:
1 Votes
24 Juni 2011 | Categories: ILMU DAN TEKNLOGI PANGAN, INFO PANGAN DAN
KESEHATAN | 1 Komentar
berkemampuan untuk berdaya guna dan berhasil guna baik bagi dirinya,
keluarganya, masyarakat, bangsa serta umat manusia bahkan bagi alam
semesta. Dalam mencapai tujuan ini gizi merupakan modal dasar agar anak
dapat mengembangkan potensi genetiknya secara optimal. Bahan dasar zat gizi
yang dibutuhkan harus disediakan secara seimbang, baik dalam aspek kuantitas
maupun kualitasnya. Kesalahan dalam memberikan makan akan sangat
mempengaruhi kualitas manusia dikemudian hari; makin dini kesalahan
pemberian makanan , maka makin berat akibat yang ditimbulkannya, hal ini
terutama berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan organ vital
terutama otak yang sebagian besar terjadi sangat cepat pada masa prenatal
serta bulan-bulan pertama kehidupan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
pertumbuhan otak hanya terjadi sampai anak berumur 2-3 tahun. Ada pula yang
mengatakan bahwa otak anak berumur 2 tahun sudah mencapai 70%
pertumbuhan otak orang dewasa, pertumbuhan 90% dicapai pada anak berumur
6 tahun. Otak yang sedang tumbuh ini sangat membutuhkan asuhan gizi yang
sempurna. Zat gizi yang dibutuhkan harus tersedia secara tepat baik kualitas
maupun kuantitasnya, mulai dari protein dengan asam aminonya baik yang
esensiel maupun non-esensiel, sumber kalori, berupa karbohidrat ataupun
lemak, vitamin, dan mineral.
Kenyataan membuktikan bahwa seperempat dari bagian padat otak manusia
terdiri dari fosfolipid yang kondisinya sangat tergantung dengan kondisi sirkulasi
setempat Dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan otak dengan bagian
fosfolipidnya terjadi sebagian besar pada masa prenatal dan bulan-bulan
pertama kehidupan, menunjukkan bahwa nutrisi lemak pada masa kehamilan
dan masa postnatal dini sangat penting pada pertumbuhan otak. Pertumbuhan
otak sangat bergantung pada terbentuknya long-chain polyunsaturated fatty
acids (PUFAs) menjadi bagian dari fosfolipids yang terdapat pada bagian cortex
otak. Nampaknya sampai saat ini tidak diketemukan adanya hambatan sawar
otak ( blood brain barrier) pada proses transportasi dari asam lemak ke otak. 1
Docosahexaenoic acids (DHA) dan arachidonic acid (AA), adalah komponen
terbesar dari long-chain polyunsaturated fatty acids (LC-PUFA), merupakan
bahan yang sangat penting bagi organ susunan saraf pusat. Sebagai suatu
bentuk asam lemak yang essensiel LC-PUFA harus ditambahkan pada makanan.
Oleh karenanya status PUFA pada janin sangat tergantung pada konsumsi PUFA
dari ibunya. Pada kenyataannya selama kehamilan ibu sering tidak mendapat
penambahan konsumsi dari PUFA sehingga status LC-PUFA dalam plasmanya
turun, yang ternyata sering baru dapat kembali normal setelah 32 minggu pasca
kelahiran.2
Karena rendahnya status kadar PUFA dalam plasma pada kehamilan,
menyebabkan pula rendahnya kadar PUFA pada bayi yang baru lahir, terbukti
dengan rendahnya kadar asam lemak pada tali pusat bayi, terutama pada bayi
kembar. Hal ini tentunya dapat merugikan proses tumbuh kembang anak
terutama pertumbuhan otaknya. Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan
LC-PUFA pada ibu yang sedang hamil, serta pada bayi yang baru lahir. 3
Bayi prematur kadar LC-PUFA-nya jauh lebih rendah dari bayi aterm, ternyata
kadarnya berbanding searah dengan berat badan serta tinggi badan dan
lingkaran kepala saat mereka dilahirkan. Dikatakan pemberian LC-PUFA (DHA)
semasa kehamilan dapat memperbaiki prognosa bayi prematur. 4
Pada kehamilan bayi aterm pemberian LC-PUFA + - asam linolenik pada ibunya
yang sedang hamil, juga berpengaruh positip pada pertumbuhan janin, namun
kalau hanya diberikan asam linolenik maka pertumbuhan lingkaran kepalanya
berbanding terbalik, hal ini diperkirakan karena dengan hanya pemberian asam
linolenik justeru akan menghambat pembentukan DHA yang akhirnya dapat
menghambat pertumbuhan otak.5
Kadar LC-PUFA pada air susu ibu cukup tinggi, tetapi tidak demikian halnya
dengan susu formula (PASI) yang pada umumnya kadarnya sangat rendah,
bahkan sering tidak ada. Dari penelitian ternyata bahwa kadar DHA dan AA pada
bayi yang diberi ASI jauh lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan
bayi yang mendapatkan susu formula (PASI). Dengan adanya kenyataan bahwa
DHA dan AA merupakan komponen penting dari asam lemak di otak, maka
pemberian DHA dan AA pada formula terutama bagi bayi prematur akan sangat
bermanfaat dalam pertumbuhan otaknya. 6
Klasifikasi dan metabolisme Asam Lemak
Bahan utama lemak terdapat dalam 3 bentuk:
1. Gliserida, terutama trigliserida yang merupakan 95-98% dari lemak
makanan.
2.
Fosfolipid
3.
Sterol
Fosfolipid dan sterol hanya merupakan bagian kecil dari lemak tetapi merupakan
komponen membran sel dan selaput myelin.
Lemak sebagai bagian makanan manusia mempunyai fungsi penting sebagai:
1.
2.
3.
Sedangkan asam lemak tak jenuh mempunyai fungsi yang lebih kompleks:
sebagai bioregulator endogen, misalnya dalam pengaturan homeostasis ion,
transkripsi gen, signal transduksi hormon, sintesa lemak serta mempengaruhi
pembentukan protein.6,7
Fungsi asam lemak esensiel:
Fungsi struktural:
Barier air di kulit
Pada jaringan saraf sebagai bahan penghantar rangsangan saraf
Pada membran sel sebagai sinyal transduksi
Fungsi pengatur:
Ekspressi gen
Faktor pertumbuhan
Kelembapan membran
Pembentukana eikosanoid
Asam lemak berdasarkan atas ikatan rangkap yang dimilikinya dapat dibedakan
menjadi asam lemak jenuh (saturated fatty acids = SFAs) yaitu asam lemak yang
tidak memiliki ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh (Unsaturated fatty acids
= UFAs), merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. Asam lemak tak
jenuh dibedakan atas 2 kelompok besar yaitu monounsaturated fatty acids
(MUFAs), ikatan rangkapnya hanya satu dan Polyunsaturated fatty acids (PUFAs),
ikatan rangkapnya lebih dari satu.
PUFAs berdasarkan atas letak ikatan rangkapnya pada ikatan karbon dari gugus
omega, dikenal: Omega-3, Omega-6, Omega-7, Omega-9.
Asam lemak yang dapat disentesa dalam tubuh disebut sebagai asam lemak
non-esensiel (SFAs, MUFAs = Omega-7, Omega-9), sedangkan asam lemak yang
harus didapatkan dari luar karena tidak dapat disentesa oleh tubuh disebut
sebagai asam lemak esensiel. (PUFAs: Omega-3, Omega-6).Asam lemak Omega7: Asam palmitoleat, Omega-9: Asam oleat, Omega-6: asam linoleat dan Omega3: asam linolenat, eikosapentanoat.
Keberadaan letak ikatan rangkap dalam struktur kimiawi asam lemak
mengakibatkan adanya perbedaan konfigurasi, bila ikatan rangkapnya terletak
pada sisi yang sama dengan gugus hidrogen maka disebut sebagai konfigurasi
Cis, sedangkan bila ikatan rangkapnya terletak disisi yang berlawanan maka
disebut sebagai konfigurasi Trans. Perbedaan konfigurasi ini memberikan
konsekuensi fungsional yang cukup bermakna. Konfigurasi Trans membuat PUFAs
tidak dapat berfungsi sebagai PUFAs, bahkan dapat sebaliknya. Ternyata bahwa
asam lemak konfigurasi trans justeru memberikan resiko terjadinya penyakit
jantung koroner. PUFAs yang ideal adalah PUFAs yang berkonfigurasi Cis,
biasanya yang berasal dari alam, seperti asam lemak Omega-3 Cis yang berasal
dari ikan.
Dari penelitian ternyata bahwa Omega-3 maupun Omega-6 mempunyai
pengaruh dalam penurunan mortalitas penyakit jantung koroner (PJK). Pengaruh
ini melalui proses penghambatan aterosklerosis. Seperti diketahui Omega-3
mempunyai efek anti aterogenik yang sama dengan Omega-6 Cis akan tetapi
Omega-3 Cis memiliki juga pengaruh anti trombogenik, sedangkan asam lemak
Omega-6 Cis tidak. Asam lemak Omega-3 Cis menurunkan kadar trigliserida
secara konsisten, asam lemak Omega-6 Cis tidak.
Asam lemak esensiel berfungsi secara biologis melalui produk ekosanoid seri 3
dan asam lemak omega-6 Cis memproduksi ekosanoid seri 2. Ekosanoid ini
antara lain: Prostaglandin,, tromboksan, lekotrin. Seri 2 dan seri 3 fungsinya
saling berlawanan untuk menjaga aktifitas seluler. Ekosanoid ini berasal dari
precursornya yaitu: Arakidonat ( Omega-6 Cis) dan ekosapentanoat (Omega-3
Cis). Pada penelitian ternyata bahwa perbandingan antara asam lemak Omega- 6
Cis dan Omega-3 Cis yang ideal untuk pencegahan PJK adalah 4 : 1. Namun
sampai saat ini komposisi seperti ini masih sangat sulit didapatkan. 8,9,10
Status PUFA dapat dilihat pada gambaran komposisi dari fosfolipid-PUFA dari
plasma ataupun jaringan.Ternyata status asam lemak esensiel menurun selama
= 2,1 gram
Mackerel
= 1,9 gram
Salmon
= 1,6 gram
Sardin
Herring
= 1,2 gram
= 1,2 gram
enersi, dengan kadar saturated fatty acid-nya yang tidak melebihi 10% dari
kebutuhan enersi. Pada anak yang tidak aktif konsumsi lemak tidak boleh
melebihi dari 30% kebutuhan enersi. Lemak sebagai sumber enersi pada bayi
dan anak memberikan kontribusi kebutuhan enersi sampai 30-40%, bahkan
lemak ASI memberikan 50-60% dari total enersi yang ada di ASI; sedangkan
asam lemak esensiel paling sedikit harus memberikan kontribusi enersi 1-2%.
Pemberian asam lemak yang esensiel sangat penting untuk tumbuh kembang
anak. Pemberian asam arachidonik (AA) dan docosahexaenoic acid (DHA) sangat
penting guna pertumbuhan otak, ASI sebenarnya merupakan sumber asam
lemak esensiel ini yang cukup. Masalahnya terutama timbul bila bayi prematur
karena pada umumnya mereka juga mengalami kekurangan pasokan AA dan
DHA sejak dalam kandungan. Dengan demikian rekomendasi yang dianjurkan
ialah penggalaan pemakaian ASI walaupun juga pada bayi prematur. Kandungan
asam lemak pada PASI harus sesuai dengan proporsi kadar asam lemak dalam
ASI. n-6 dan n-3 memegang peranan yang sangat penting pada membran sel
serta sebagai precursor dari eicosanoid yang sangat kuat sebagai bahan aktif
Ternyata disamping jumlah dari asam lemak esensiel yang dikonsumsi jumlahnya
harus cukup, juga rasio antara n-6 : n-3 harus optimal sebesar antara 5:1 sampai
10:1. Rasio yang terlalu tinggi justeru akan menekan keberadaan n-3 pada
organ-organ vital. Karena mereka dibentu secara kompetitif dengan memakai
enzim yang sama. Pada ASI konsentrasi asam Linoleat (AL) 5-15 kali dari
konsentrasi asam linolenat (ALN), dengan kandungan enersinya 0,5%.
DHA banyak terdapat pada ikan terutama ikan salmon, tuna, dan meckerel,
sedangkan daging dan telur mengandung sedikit DHA. 12,13
Pada umumnya suplementasi LC-PUFA pada formula bayi berpedoman pada halhal sebagai berikut:12,13
Kebutuhan asam lemak esensiel pada bayi prematur 4-5% dari total kalori.
Sampai 12% masih dianggap aman. Nilai ini sesuai dengan 0,6-0,8 g/kg/hari
dengan batas tertinggi 1,5 g/kg/hari.
AL harus 0,5-0,7 g/kg/hari, 40-60 mg/kg/hari dalam bentuk AA.
n-3 sebesar 70-150 mg/kg/hari, 35-75 mg/kg/hari dalam bentuk DHA
Jumlah AL tidak boleh melebihi 12% dari total enersi
Rasio n-6:n-3 harus dijaga antara 4:1 10:1
ESPGAN (1991), British Nutrition Foundation (1992), dan WHO/FAO (1993)
merekomendasikan agar pada formula bayi prematur ditambahkan langsung
DHA dan AA.
Tabel 2. Asupan asam lemak yang adekuat pada bayi
Asam lemak
LA
LNA
AA
DHA
% asam lemak
10,00
1,50
0,50
0,35
EPA
<0,10