Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

LABORATORIUM UNIT PROSES


WATER TREATMENT

DISUSUN OLEH:

JANTAN MANALAOON
M. FERSYANDO MELSI
PUTRI AFRILIA C.
BELLA FEBRIANTI
IVANA LIONY

03121003006
03121003030
03121003063
03121003068
03121003082

NAMA ASISTEN:

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu
sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk
mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make
up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih
dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu sendiri.
Water treatment adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan cara cara
tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan.
Suatu sistem desain water treatment ditentukan oleh sumber air dan kualitas air.
Kualitas air yang rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut
dapat membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Sumber
air secara umum dibagi menjadi dua yaitu air permukaan (surface water) dan air
tanah (ground water) air perrmukaan didapat dari sungai, danau dan laut,
sedangkan air tanah adalah air yang berada didalam perut bumi.
Untuk air industri dilakukan beberapa tahapan proses pengolahan agar air
tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan kita antara lain seperti: air minum, air
pendingin,air umpan boiler, air untuk pemadam kebakaran dll. Air yang
berkualitas rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat
membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Ada empat
macam pencemaran uap yang terjadi didalam ketel yaitu :
1) Berbusa karena terlalu banyaknya padatan yang terkandung dalam air dan
kerena adanya lemak alkali yang berlebihan.
2) Aqual objection, yaitu adanya tetesan air didalam uap
3) Kesalahan pemasangan alat pemisah uap yang tidak tepat
4) Percikan percikan air (priming),gelembung yang timbul tiba tiba pada air
ketel.
Tujuan dari semua proses pengolahan air yang ada adalah menghilangkan
Kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut
sehingga menjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa
merugikan dampak ekologis. Proses-proses yang terlibat dalam pemisahan
Kontaminan dapat menggunakan proses fisik seperti menetap dan penyaringan

kimia seperti desinfeksi dan koagulasi. Selain itu proses biologi juga digunakan
dalam pengolahan air limbah, proses-proses ini dapat meliputi, mencampur
dengan udara, diaktifkan lumpur atau saringan pasir padat.
1.2. Rumusan Masalah
1) Proses apa saja yang terjadi dalam suatu peralatan water treatment ?
2) Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses water treatment?
3) Bagaimana prinsip kerja water treatment dan aplikasinya terutama dalam
industri ?
1.3. Tujuan
1) Mempelajari proses proses yang terjadi di dalam suatu peralatan water
treatment.
2) Mempelajari jenis jenis alat atau peralatan yang dapat digunakan dalam
proses water treatment.
3)

Mempelajari prinsip kerja dan manfaat dalam aplikasi kehidupan dan dalam
lingkungan pabrik.

1.4. Manfaat
1) Mengetahui proses proses yang dapat dipakai dalam water treatment.
2) Mengetahui teknologi water treatment serta aplikasi dalam pabrik dan
kehidupan sehari hari.
3) Mengetahui prinsip kerja dan manfaat bahan kimia dalam proses water
treatment.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting di dunia. Air
menutupi hampir 71 % permukaan bumi. Air merupakan zat pelarut yang penting
untuk makhluk hidup dan bagian penting dari metabolisme. Air juga banyak
mendapat pencemaran. Berbagai jenis pencemar air berasal dari:
1) Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan
sebagainya.
2) Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta
sumber-sumber lainnya.
Air bersih sebagai kebutuhan primer manusia maupun proses industri
semakin sulit diperoleh. Permasalahan mengenai rendahnya kualitas air baku
merupakan tantangan yang senantiasa muncul dalam pemenuhan kebutuhan air
bersih baik untuk standar proses produksi maupun air minum. Disamping itu,
dengan adanya keterbatasan jumlah air baku, diperlukan adanya teknologi yang
mendukung proses daur ulang air yang berasal dari air buangan proses industri
maupun domestik.
Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas air sehingga harus dilakukan proses perlakuan khusus
agar lebih baik. Telah banyak usaha dilakukan untuk mengurangi pencemaran
terhadap air. Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air
merupakan masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan alami di banyak
negara yang cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya. Semua air
yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah bahan
pengotor (impurities). Impurities dalam air dapat dikelompokan menjadi dua jenis
yaitu :
1) Impurities yang tidak larut (suspended solid).Contoh : Partikel partikel halus
yang menyebabkan air keruh, gas-gas terlarut (ex: Oksigen, Karbondioksida,
Hidro Sulfida, dan ammonia. Mikroorganisme yang menimbulkan bau,dll).
2) Impurities yang larut (Dissolved solid) Contoh : Calcium Bikarbonat, Natrium
Klorida, Calcium Sulfat, Magnesium Bikarbonat, garam-garam silikat, dll.
2.1.1. Karakteristik Fisik Air
1) Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan


organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan
oleh buangan industri.
2) Temperature
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut.
Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak
sedap.
3) Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta
tumbuh-tumbuhan.
4) Solid (padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut.
5) Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga
yang lama kelamaan akan terus tumbuh dan menghasilkan bau yang tidak
enak dan kemudian dapat merubah air yang awalnya tidak memiliki rasa jadi
terasa asam atau kelat.
2.1.2. Karakteristik Kimia Air
1) pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air
dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik dalam
bentuk molekul, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh
pH. Oleh karena itu pengontrolan pH pada air yang akan digunakan harus
diketahui terlebih dahulu.
2) BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme
untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam
air buangan secara biologi. Semakin tinggi kadar BOD berarti kualitas air
semakin jelek karena banyak mikroorganisme yang memerlukan oksigen
sedangkan ketersediaan oksigen sedikit.
3) DO (Dissolved Oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa
dan absorbsi atmosfer atau udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas
air semakin baik.
4) COD (Chemical Oxygent Demand)

COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi


bahan-bahan organik secara kimia. Besarnya menggambarkan tingkat
pencemaran oleh bahan-bahan organik yang secara alami dapat teroksidasi oleh
proses mikrobiologis. Sama halnya dengan BOD, jika COD semakain tinggi
maka semakin jelek kualitas air karena banyaknya bahan organik yang hendak
diksodasi dengan jumlah oksigen yang sedikit.
5) Kesadahan
Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas)
adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa
disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air. 6)
Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan
racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat ( 0,05
mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa
dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh
oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
2.2. Water Treatment
Unit utilitas (offsite plant) merupakan unit pendukung yang bertugas
mempersiapkan kebutuhan operasional pabrik dan untuk keperluan perumahan,
khususnya yang berkaitan dengan penyediaan bahan baku dan bahan pembantu
pada produksi pabrik tersebut. Sedian air domestik, air demin untuk operasi
Boiler, san sebgainya. Unit utilitas menyediakan ketersediaan air. Unit utilitas
juga menerima buangan atau sisa dari pabrik ammonia dan urea untuk diolah
Water treatment merupakan suatu unit yang berfungsi dalam proses pengolahan
air yang kembali sehingga dapat dimanfaatkan lagi atau dibuang agar tidak
menganggu lingkungan.
Salah satu bagian dari unit utilitas adalah water treatment. Water
treatment merupakan suatu unit yang berfungsi dalam proses pengolahan air yang
digunakan untuk mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk
kebutuhan make up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi
keperluan air bersih dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu
sendiri.

Pada umumnya kebutuhan pabrik akan air sangat banyak dan perlu
sehingga lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber air. Sebagai contoh untuk
skala pabrik sumber air baku untuk pembuatan airnya diambil dari air sungai. Unit
utilitas menyediakan ketersediaan air. Unit utilitas juga menerima buangan atau
sisa dari pabrik ammonia dan urea untuk diolah kembali.
2.2.1. Peralatan dalam Water Treatment
Secara singkat pengolahan air dari sungai pada proses water treatment
tersebut mengalami beberapa tahapan. Adapun peralatan yang digunakan dalam
unit water treatment adalah sebagai berikut:
1) Filter
Yang dimaksud dengan filter disini adalah alat penyaringan air yang
memiliki kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu
untuk menyaring benda padat kasar yang terapung disekitar pompa air,
sehingga kerusakan pompa dapat terhindar akibat tersumbat.
2) Pompa
Di sini pompa berfungsi untuk mendistribusikan air dan akan kemudian
diolah kembali. Prinsip kerja alat ini adalah: mendistribusikan air dari sumber
air dan kemudian diolah kembali oleh alat-alat selanjutnya.
3) Clarifier
Clarifier terbuat dari beton yang berdiameter dan dilengkapi dengan
pengaduk. Pada clarifier air terdiri dari flocculator dipisahkan flok-floknya
dengan cara pengendapan yang disertai dengan pengadukan berputaran
rendah. Hal ini berfungsi untuk membentuk floc (gumpalan) dari partikel
yang berukuran kecil.

Selama proses clarification, dihilangkan juga water

hardness (air keras) yaitu garam kalsium dan magnesium yang larut dalam
air. Hardness dapat dikurangi dengan jalan mereaksikan zat- zat kimia yang
akan mengendapkan hardness tersebut.
Suspended solid yang ikut ke dalam clarifier akan dipisahkan dengan
prinsip sentrifugal. Dengan adanaya gaya sentifugal tersebut partikel dengan
berat jenis yang lebih berat akan bergerak mengendap ke bawah di dasar
tangki sedangkan yang lebih ringan akan bergerak ke permukaan, yang
kemudian ditangkap secara overflow untuk dialirkan pada proses selanjutnya.

Clarifier berfungsi untuk memisahkan sejumlah kecil partikel-partikel


halus yang menghasilkan liquid yang jernih yang bebas partikel-partikel solid
atau suspensi. Di dalam clarifier ini terjadi proses yang kita sebut dengan
proses klarifikasi yang mana proses ini berfungsi untuk menghilangkan
suspended solid. Suspended solid merupakan bagian dari kotoran (impurities)
yang menyebabkan air menjadi keruh. Secara umum klarifikasi dapat
diartikan sebagai proses penghilangan suspended solid melalui mekanisme
koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi. Teknik pemisahan pada clarifier juga
bergantung pada konsentrasi solid, kecepatan umpan masuk, ukuran partikel
solid, bentuk partikel solid. Dengan adanaya gaya sentifugal tersebut partikel
dengan berat jenis yang lebih berat akan bergerak mengendap ke bawah di
dasar tangki sedangkan yang lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
4) Flocculator
Flocculator adalah bagian yang berupa tangki dengan diameter, tinggi dan
kapasitas tertentu sesuai dengan keperluan. Prinsip kerja flocculator: adalah
menampung air yang didistribusikan oleh pompa kemudian koloid-koloid
yang terdapat bersama- sama dengan air dikoagulasi karena pengaruh bahan
kimia yang diberikan selanjutnya koloid yang berbentuk flock ini tertinggal di
flocculator kemudian airnya diproses. Air sungai yang dipompakan, sebelum
masuk kedalam flocculator maka diinjeksikan dengan berbagai macam bahan
kimia,yang berfungsi sebagai senyawa koagulan dan floakulan.Senyawa ini
biasannya digunakan secara bersamaan.
2.2.2. Macam bahan kimia yang digunakan pada proses water treatment
1) Larutan alum ( Al2SO4)
Larutan ini berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel-partikel koloid
sehingga akan lebih mudah terbentuk floc-floc dan mengendap. Pengendapan
partikel akan menjernihkan air. Suspensi koloid

terdiri dari ion-ion

bermuatan negatif sehingga akan terjadi peristiwa tolak-menolak antar ion.


Apabila ion ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam zat pengendap
(coagulant chemicals) bersentuhan dengan ion-ion negatif maka akan
terbentuk gumpalan berupa gelatin. Dengan demikian ukuran partikel akan
bertambah

besar

sehingga

dapat

dipisahkan

dengan

cara

pengendapan.Kebutuhan penginjeksian alum tergantung tingkat kekeruhan


dari air yang akan dimurnikan.
2) Coagulant Aid
Coagulant aid berfungsi untuk memperbesar partikel koloid dan
membentuk flock tank, sehingga proses pengendapan berlangsung lebih cepat
dan sempurna atau membentuk gumpalangumpalan lumpur dari gumpalan
gumpalan kecil supaya mudah diendapkan.
3) Gas Chlorine
Merupakan zat pembunuh bakteri, jamur, mikroorganisme yang terdapat
didalam air. Dosis yang digunakan adalah 5 ppm. Sebelumnya digunakan
kaporit (CaOCl2), kaporit lebih baik dari pada chlorine karena dapat dengan
cepat mengendapkan lumpur sehingga air akan lebih bersih.
4) Caustic Soda (NaOH)
Berfungsi untuk mengatur pH air sungai karena pada sistem pembentukan
floc dibutuhkan kondisi dengan pH lima koma lima sampai enam koma dua
(5,5-6,2). Dosis yang digunakan adalah dua sampai lima (2-5 ppm). Kondisi
pH harus dijaga lebih dari lima koma lima (5,5) agar flok terbentuk dan pH
harus kecil dari enam koma dua agar flok yang terbentuk tadi tidak akan
pecah lagi.Sehingga flok-flok akan lebih mudah untuk di gumpalkan dan
dilakukan pengendapan.
Flocculator juga dilengkapi dengan pengaduk yang berkecepatan lambat.
Pengaduk berfungsi agar di dalam flocculator tidak terjadi pengendapan dan
pencampuran antara air sungai dengan bahan-bahan kimia tersebut dapat
berlangsung sempurna.pH pada flocculator harus dijaga antara lima koma
lima sampai enam koma dua (5,5-6,2). Apabila pada flocculator terjadi
penurunan pH maka flock yang terbentuk kecil dan sebaliknya.
5) Clear well
Clear well terbuat dari baja dan mempunyai tinggi tertentu. Air yang keluar
dari clarifier dikirim ke clear well yang berfungsi sebagai penampung air
dalam jumlah banyak sebelum dipompakan menuju ke unit sand filter. Di
clear well ini, air dijaga pHnya tetap pada range enam koma delapan sampai

tujuh

koma

lima

(6,8-7,5)

dengan

menyuntikkan

NaOH

(caustic

soda).Setelah melalui proses ini air akan dilangsungkan ke proses berikutnya


6) Sand Filter
Dari clear well, air disaring di sand filter yang bertujuan memisahkan
kotoran halus yang terdapat dalam air bersih dan mengurangi ion nitrat
ataupun nitrit yang tidak terendapkan pada flocculator. Untuk melihat
indikasi pada alat sand filter telah menurun dapat dimonitoring dengan
pressure drop. Untuk mengeluarkan kotoran yang tertahan pada saat operasi
maka dapat dilakukan proses backwash. Air yang keluar dari sand filter
diharapkan mempunyai turbidity maksimum 1 ppm.
Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan cepat).
Sand filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk
menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari clarifier (clearator).
Air yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan
tawas. Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa
dan batu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut. Zat-zat padat yang
tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan
terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju
reservoir. Air yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan
klorin dan tawas. Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan,karena
media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu
maka semakin baik prosesnya.
7) Filtered Water Storage Tank
Air hasil proses di sand filter ditampung di filtered water storage tank
kualitas yang diharapkan ada pada air hasil pengolahan.
2.3.

Proses Water treatment

2.3.1. Proses Secara Umum


Water treatment merupakan unit yang berguna dalam pengolahan air dari
air baku menjadi air bersih, yaitu dengan cara proses klarifikasi yaitu proses
penghilangan suspended solid. Proses tersebut dapat berjalan dengan tiga
proses yaitu :

1) Proses Koagulasi
Pada proses koagulasi partikel koloid yang bermuatan sama dinetralisir
melalui koagulan. Reaksi:
Al2(SO4)3 + 3 Ca(OH)2

2 Al (OH)3 + 3 CaSO4

Tahap tahap koagulasi:


a) Tahap pengadukan
Tahap pengadukan cepat (rapid mixing) antara koagulan dengan air,
yaitu adanya tumbukan menjadi netralisasi sempurna distribusi koagulan
merata. Faktor ini merupakan faktor yang sangat penting dan diperlukan
agar probability tumbukan antara partikel untuk netralisasi cukup besar
sehingga prosesnya berjalan sempurna.distribusi koagulan dalam air cukup
baik dan merata.Ada input energy yang cukup untuk tumbukan antar
partikel dari partikel partikel yang telah netral, sehingga bisa membentuk
flok.
b) Netralisasi muatan
c) Tumbukan partikel
2) Proses Flokulasi
Proses flokulasi yaitu suatu mekanisme dimana flok kecil yang sudah
terbentuk dalam proses koagulasi tadi melalui suatu media flokulan sehinga
poses koagulasi lebih dulu dilakukan sebelum digabungkan menjadi flok yang
lebih besar sehingga cukup berat untuk bisa mengendap. Hal yang dapat
menyebabkan putusnya rantai tersebut adalah pengadukan yang cepat (rapid
mixing). Faktor lain yang dapat mengganggu adalah kondisi tingkat keasaman
lingkungan sekitarnya sehingga perlu menginjeksikan NaOH sebagai pH
adjuster.
3) Sedimentasi
Dasar teori yang dipakai untuk proses sedimentasi adalah hukum stoke,
yaitu floks yang besar tersebut mengalami pengendapan. Faktor yang
mempengaruhinya adalah:
a) Dosis koagulan dan flokulan.
b) Mixing, pH, temperatur, warna air baku
c) Level interface dan blowndown lumpur di clarifier.

Air baku kotor dapat dilakukan treatment dengan menggunakan classifier.


Water treatment merupakan unit yang berguna dalam pengolahan air dari air baku
menjadi air bersih, yaitu dengan cara proses klarifikasi yaitu proses penghilangan
suspended solid.
2.4. Zat-zat Kimia yang Digunakan
1) Tawas
Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena
bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah
penyimpanannya.

Jumlah

pemakaian tawas tergantung kepada turbidity

(kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidity air baku maka semakin besar
jumlah tawas yang dibutuhkan.
2) Kapur
Pengaruh penambahan kapur (Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi
dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan
cukup banyak sehingga pH 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH) 2.
Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda abu.
3) Klorin
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah
sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk
menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi Fe
(II) dan Mn (II) menjadi Fe (III) dan Mn (III).
Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan
Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik
anorganik maupun organik aminoak di dalam air dengan klorin. Bentuk
desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang didesinfeksi.
Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air, karena
terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk
natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih
besar. Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air
yang didesinfeksi.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat yang digunakan, yaitu:
1) Clarifier.
2) Sand Filter.
3) Batang Pengaduk.
4) pH meter.
3.1.2. Bahan yang digunakan, yaitu:
1) Tawas.

2) Alumunium Sulfat.
3) Air Comberan 4500 ml.
4) Air Rawa 4500 ml.
3.2 Prosedur Percobaan.
1) Disiapkan peralatan Water Treatment agar dapat digunakan.
2) Air dimasukkan ke dalam Water Treatment.
3) Analisa pH meter serta bagaimana kondisi air.
4) Air dimasukkan kedalam Clarifier dan diberikan Alumunium Sulfat
sebanyak 7 gram.
5) Air diaduk dalam Clarifier dengan pelan sampai zat pengotor dalam air
mengendap.
6) Uji pH meter pada air di Clarifier.
7) Air dimasukan kedalam sand filter, sebelumnya ditimbang dulu air yang
akan dimasukkan.
8) Setelah air melalui sand filter, analisa bau, warna serta pH air tersebut.
9) berat air ditimbang yang telah melalui sand filter.
10) Hitung % yield air tersebut.
11) Buat hasil gambar sebagai pembanding.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Koagulasi Flokulasi Sedimentasi Untuk Pengolahan Limbah
Kimia. (online). http://jujubandung.word press.com/2012/09/04/koagulasiflokulasi-sedimentasi-untuk-pengolah an-limbah-kimia/ .( Diakses pada
Februari 2015 )
Gazali,Yuwan.

2007.

Kebijakan

Watertreatment.

(online).

http://yuwan-

gazali.blogspot.com/2007/01/water-treatment-pks.html .( Diakses pada


Februari 2015)
Hikmat.

2014.

Pengertian

Dan

Manfaat

Air.

(online).

http://hikmat.web.id/biologi-klas-xi/pengertian-air/. (Diakses pada Februari


2015)
Puspito,Rondy. 2009. Perancangan Water Treatment Untuk Air Bersih. (online).
http://rondy-partner.blogspot. com/2009/11/water-treatment-plant-untuk-airbersih.html .( Diakses pada Februari 2015)

Setyowati,Suparni.

2009.

Karakteristik

Kimia

Limbah

Cair.

(online.)

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbahindustri/karakteristik-kimia-limbah-cair/ . (Diakses pada Februari 2015)

Anda mungkin juga menyukai