DISUSUN OLEH:
JANTAN MANALAOON
M. FERSYANDO MELSI
PUTRI AFRILIA C.
BELLA FEBRIANTI
IVANA LIONY
03121003006
03121003030
03121003063
03121003068
03121003082
NAMA ASISTEN:
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu
sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk
mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make
up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih
dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu sendiri.
Water treatment adalah suatu cara/bentuk pengolahan air dengan cara cara
tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan.
Suatu sistem desain water treatment ditentukan oleh sumber air dan kualitas air.
Kualitas air yang rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut
dapat membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Sumber
air secara umum dibagi menjadi dua yaitu air permukaan (surface water) dan air
tanah (ground water) air perrmukaan didapat dari sungai, danau dan laut,
sedangkan air tanah adalah air yang berada didalam perut bumi.
Untuk air industri dilakukan beberapa tahapan proses pengolahan agar air
tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan kita antara lain seperti: air minum, air
pendingin,air umpan boiler, air untuk pemadam kebakaran dll. Air yang
berkualitas rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat
membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Ada empat
macam pencemaran uap yang terjadi didalam ketel yaitu :
1) Berbusa karena terlalu banyaknya padatan yang terkandung dalam air dan
kerena adanya lemak alkali yang berlebihan.
2) Aqual objection, yaitu adanya tetesan air didalam uap
3) Kesalahan pemasangan alat pemisah uap yang tidak tepat
4) Percikan percikan air (priming),gelembung yang timbul tiba tiba pada air
ketel.
Tujuan dari semua proses pengolahan air yang ada adalah menghilangkan
Kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan tersebut
sehingga menjadi air yang diinginkan sesuai kebutuhan (pengguna akhir) tanpa
merugikan dampak ekologis. Proses-proses yang terlibat dalam pemisahan
Kontaminan dapat menggunakan proses fisik seperti menetap dan penyaringan
kimia seperti desinfeksi dan koagulasi. Selain itu proses biologi juga digunakan
dalam pengolahan air limbah, proses-proses ini dapat meliputi, mencampur
dengan udara, diaktifkan lumpur atau saringan pasir padat.
1.2. Rumusan Masalah
1) Proses apa saja yang terjadi dalam suatu peralatan water treatment ?
2) Peralatan apa saja yang digunakan dalam proses water treatment?
3) Bagaimana prinsip kerja water treatment dan aplikasinya terutama dalam
industri ?
1.3. Tujuan
1) Mempelajari proses proses yang terjadi di dalam suatu peralatan water
treatment.
2) Mempelajari jenis jenis alat atau peralatan yang dapat digunakan dalam
proses water treatment.
3)
Mempelajari prinsip kerja dan manfaat dalam aplikasi kehidupan dan dalam
lingkungan pabrik.
1.4. Manfaat
1) Mengetahui proses proses yang dapat dipakai dalam water treatment.
2) Mengetahui teknologi water treatment serta aplikasi dalam pabrik dan
kehidupan sehari hari.
3) Mengetahui prinsip kerja dan manfaat bahan kimia dalam proses water
treatment.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting di dunia. Air
menutupi hampir 71 % permukaan bumi. Air merupakan zat pelarut yang penting
untuk makhluk hidup dan bagian penting dari metabolisme. Air juga banyak
mendapat pencemaran. Berbagai jenis pencemar air berasal dari:
1) Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan
sebagainya.
2) Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta
sumber-sumber lainnya.
Air bersih sebagai kebutuhan primer manusia maupun proses industri
semakin sulit diperoleh. Permasalahan mengenai rendahnya kualitas air baku
merupakan tantangan yang senantiasa muncul dalam pemenuhan kebutuhan air
bersih baik untuk standar proses produksi maupun air minum. Disamping itu,
dengan adanya keterbatasan jumlah air baku, diperlukan adanya teknologi yang
mendukung proses daur ulang air yang berasal dari air buangan proses industri
maupun domestik.
Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas air sehingga harus dilakukan proses perlakuan khusus
agar lebih baik. Telah banyak usaha dilakukan untuk mengurangi pencemaran
terhadap air. Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air
merupakan masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan alami di banyak
negara yang cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya. Semua air
yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah bahan
pengotor (impurities). Impurities dalam air dapat dikelompokan menjadi dua jenis
yaitu :
1) Impurities yang tidak larut (suspended solid).Contoh : Partikel partikel halus
yang menyebabkan air keruh, gas-gas terlarut (ex: Oksigen, Karbondioksida,
Hidro Sulfida, dan ammonia. Mikroorganisme yang menimbulkan bau,dll).
2) Impurities yang larut (Dissolved solid) Contoh : Calcium Bikarbonat, Natrium
Klorida, Calcium Sulfat, Magnesium Bikarbonat, garam-garam silikat, dll.
2.1.1. Karakteristik Fisik Air
1) Kekeruhan
Pada umumnya kebutuhan pabrik akan air sangat banyak dan perlu
sehingga lokasi pabrik dipilih dekat dengan sumber air. Sebagai contoh untuk
skala pabrik sumber air baku untuk pembuatan airnya diambil dari air sungai. Unit
utilitas menyediakan ketersediaan air. Unit utilitas juga menerima buangan atau
sisa dari pabrik ammonia dan urea untuk diolah kembali.
2.2.1. Peralatan dalam Water Treatment
Secara singkat pengolahan air dari sungai pada proses water treatment
tersebut mengalami beberapa tahapan. Adapun peralatan yang digunakan dalam
unit water treatment adalah sebagai berikut:
1) Filter
Yang dimaksud dengan filter disini adalah alat penyaringan air yang
memiliki kerapatan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu
untuk menyaring benda padat kasar yang terapung disekitar pompa air,
sehingga kerusakan pompa dapat terhindar akibat tersumbat.
2) Pompa
Di sini pompa berfungsi untuk mendistribusikan air dan akan kemudian
diolah kembali. Prinsip kerja alat ini adalah: mendistribusikan air dari sumber
air dan kemudian diolah kembali oleh alat-alat selanjutnya.
3) Clarifier
Clarifier terbuat dari beton yang berdiameter dan dilengkapi dengan
pengaduk. Pada clarifier air terdiri dari flocculator dipisahkan flok-floknya
dengan cara pengendapan yang disertai dengan pengadukan berputaran
rendah. Hal ini berfungsi untuk membentuk floc (gumpalan) dari partikel
yang berukuran kecil.
hardness (air keras) yaitu garam kalsium dan magnesium yang larut dalam
air. Hardness dapat dikurangi dengan jalan mereaksikan zat- zat kimia yang
akan mengendapkan hardness tersebut.
Suspended solid yang ikut ke dalam clarifier akan dipisahkan dengan
prinsip sentrifugal. Dengan adanaya gaya sentifugal tersebut partikel dengan
berat jenis yang lebih berat akan bergerak mengendap ke bawah di dasar
tangki sedangkan yang lebih ringan akan bergerak ke permukaan, yang
kemudian ditangkap secara overflow untuk dialirkan pada proses selanjutnya.
besar
sehingga
dapat
dipisahkan
dengan
cara
tujuh
koma
lima
(6,8-7,5)
dengan
menyuntikkan
NaOH
(caustic
1) Proses Koagulasi
Pada proses koagulasi partikel koloid yang bermuatan sama dinetralisir
melalui koagulan. Reaksi:
Al2(SO4)3 + 3 Ca(OH)2
2 Al (OH)3 + 3 CaSO4
Jumlah
(kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidity air baku maka semakin besar
jumlah tawas yang dibutuhkan.
2) Kapur
Pengaruh penambahan kapur (Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi
dengan bikarbonat membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan
cukup banyak sehingga pH 10,5 maka akan membentuk endapan Mg(OH) 2.
Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan dengan penambahan soda abu.
3) Klorin
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah
sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk
menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi Fe
(II) dan Mn (II) menjadi Fe (III) dan Mn (III).
Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan
Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik
anorganik maupun organik aminoak di dalam air dengan klorin. Bentuk
desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang didesinfeksi.
Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air, karena
terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk
natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih
besar. Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air
yang didesinfeksi.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat yang digunakan, yaitu:
1) Clarifier.
2) Sand Filter.
3) Batang Pengaduk.
4) pH meter.
3.1.2. Bahan yang digunakan, yaitu:
1) Tawas.
2) Alumunium Sulfat.
3) Air Comberan 4500 ml.
4) Air Rawa 4500 ml.
3.2 Prosedur Percobaan.
1) Disiapkan peralatan Water Treatment agar dapat digunakan.
2) Air dimasukkan ke dalam Water Treatment.
3) Analisa pH meter serta bagaimana kondisi air.
4) Air dimasukkan kedalam Clarifier dan diberikan Alumunium Sulfat
sebanyak 7 gram.
5) Air diaduk dalam Clarifier dengan pelan sampai zat pengotor dalam air
mengendap.
6) Uji pH meter pada air di Clarifier.
7) Air dimasukan kedalam sand filter, sebelumnya ditimbang dulu air yang
akan dimasukkan.
8) Setelah air melalui sand filter, analisa bau, warna serta pH air tersebut.
9) berat air ditimbang yang telah melalui sand filter.
10) Hitung % yield air tersebut.
11) Buat hasil gambar sebagai pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Koagulasi Flokulasi Sedimentasi Untuk Pengolahan Limbah
Kimia. (online). http://jujubandung.word press.com/2012/09/04/koagulasiflokulasi-sedimentasi-untuk-pengolah an-limbah-kimia/ .( Diakses pada
Februari 2015 )
Gazali,Yuwan.
2007.
Kebijakan
Watertreatment.
(online).
http://yuwan-
2014.
Pengertian
Dan
Manfaat
Air.
(online).
Setyowati,Suparni.
2009.
Karakteristik
Kimia
Limbah
Cair.
(online.)