NIM
Kelompok
Shift
: M. Fersyando Melsi
: 03121003020
:4
: Kamis Siang
TUGAS KHUSUS
SNI Sabun dan Deterjen
1.
kebersihan
itu,
tidak
seperti
sabun,
tidak
akan
dikombinasi
dengan garam mineral di air untuk membentuk sesuatu yang tidak dapat
dipecahkan diketahui itu adalah dadih sabun.
Sabun sendiri
sebenarnya
tidak pernah
ditemukan,
tetapi
terus
dikembangkan dari campuran mentah basa dan lemak. Pada abad pertama, Pliny,
sang pencetus menjelaskan proses pembuatan sabun, hingga pada abad ke-13,
sabun diproduksi secara industri. Sampai awal abad ke-18, sabun diyakini
campuran lemak dan basa secara mekanis; hingga Chevruel, ahli kimia Perancis,
menunjukkan bahwa pembuatan sabun sepenuhnya melibatkan reaksi kimia.
Domeier menemukan bahwa gliserin dapat diperoleh dari proses saponifikasi.
Leblanc juga menemukan bahwa natrium karbonat dapat diproduksi dengan harga
yang murah dari natrium klorida. Bahan mentah yang semakin menipis pada PD I
menyebabkan Jerman mengembangkan sabun sintetik atau detergen yang
terbuat dari rantai pendek alkil naphtalene sulfonates sebagai wetting agent yang
baik. Pada tahun 1920-an dan 1930-an, rantai pendek penyusun detergen
dikembangkan menjadi rantai panjang alkohol sulfat dan pada tahun 1950-an
dikembangkan menjadi senyawa rantai bercabang. Selama tahun 1960-an, syarat
biodegradability menjadi penting untuk diperhatikan sehingga senyawa penyusun
detergen kembali ke rantai panjang tidak bercabang karena rantai tidak bercabang
dapat dengan mudah diuraikan.
Digunakan dalam produk laundry, sabun toilet, sampo, sabun cuci piring,
dan produk pembersih pada rumah tangga. Kegunaan pada industri yaitu bahan
1
pembersih, surfaktan khusus untuk anti kuman di rumah sakit, pengemulsi pada
kosmestik, flowing dan wetting agent untuk bahan kimia pertanian, dan digunakan
pada proses pengolahan karet. Secara umum, sabun dan detergen digunakan untuk
menghilangkan minyak.Detergen berbeda dengan sabun dalam kerjanya pada air
sadah. Sabun membentuk senyawa tidak larut dengan ion air sadah (Ca dan Mg)
yang menyebabkan endapan dan mengurangi busa dan cleaning actionnya.
Detergen bereaksi dengan ion air sadah yang hasil produknya akan larut
atau dimana akan terdispersi secara koloid di dalam larutan atau air.
Detergen dibagi dalam 4 kelompok utama, yaitu anionik, kationik, nonionik dan
amfoterik. Kelompok terbesarnya adalah anionik yang biasanya adalah garam
natrium dari sulfonat (organik sulfat). Pengotor dapat dihilangkan melalui proses
pembasahan, pengemulsian, pendispersian dan atau pelarutan noda oleh cleaning
agent. Molekul detergen yang berkelompok dalam air dinamakan micelles. Bagian
hidrokarbon dari molekul detergen berkelompok dengan micelles dinamakan
hidrofobik
(tidak
suka
air)
sedangkan
bagian
polar
berada
di
luar micelles dinamakan hidrofilik (suka air). Senyawa yang tidak dapat larut
dalam air kemudian terlarut ke dalam bagian tengahmicelles yang ditarik oleh
grup hidrokarbon. Proses ini dinamakan solubilisasi.
Dewasa ini, komposisi detergen diubah ke komposisi yang lebih ramah
lingkungan. Hal ini dikarenakan detergen memiliki fosfat yang menyebabkan
eutrofikasi dalam air alam.
Produksi deterjen rumah tangga di Amerika Serikat dimulai pada awal
tahun 1930-an, tetapi tidak benar-benar membuka sampai akhir Perang Dunia II.
Waktu
perang
berhentinya
militer
membutuhkan untuk alat kebersihan itu akan bekerja di air laut kaya mineral dan
di air dingin mempunyai lebih lanjut merangsang meneliti di deterjen.
Deterjen pertama digunakan terutama untuk mencuci piring dan mencuci baju
bahan lembut. Penerobosan di perkembangan dari detergen untuk mencuci baju
serba guna digunakan muncul pada tahun1946, ketika deterjen pembangun (berisi
surfaktan/kombinasi pembangun)dikenalkan di Amerika Serikat. Surfaktan adalah
produk deterjen bahan pembersih dasar, saat pembangun membantu surfaktan
siap dipakai dalam kehidupan sehari hari atau secara domestik standar inilah yang
menjadi acuan dari kandunan yang dimana kandungan terseut sudah diuji
kelayakannya, SNI sabun dan deterjen antara lain :
1) Deterjen bukan untuk mesin cuci ( SNI 06-0062-1987 )
Detergen (bentuk serbuk atau semi padat) untuk mencuci tanpa
menggunakan mesin cuci. Syarat mutu (termasuk kadar zat aktif, zat pemucat, pH
larutan 1,0 %, fosfat, insoluble matter), cara pengujian, pengambilan contoh,
2) Cairan kelantang, Mutu dan cara uji ( SNI 06-0080-1987 )
Syarat mutu kalsium hipoklorit, cara pengambilan contoh, pengemasan
dan penandaan. Penetapan klorin dan keadaan cairan.
3) Ketahanan glasir atas terhadap deterjen, Cara uji ( SNI 15-1572-1989 )
Standar ini meliputi cara uji ketahanan glasir cara uji meliputi bahan,
peralatan, persiapan, prosedur, laporan hasil uji. Klasifikasi tingkat keausan glasir
atas.
4) Cairan disinfektan pembersih lantai ( SNI 06-1842-1995 )
Standar ini berisi syarat mutu, cara uji dan cara pengemasan cairan
desinfektan pembersih lantai. Syarat mutu cairan desinfektan terdiri dari beberapa
koefisien fenol, pH, kelarutan dalam air sodah dan daya memucatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012.
SNI
Sabun
dan
Deterjen.
(online).
dan
Detergent.
(online).
http://www.chem-is-
2013.
Standar
Nasional
Indonesia
Sabun
(online).