vitamin D supplementation to
reduce recurrence of bacterial
vaginosis
Abigail Norris TURNER, PhD, Ms. Patricia CARR REESE, MPH, Ms. Karen S.
FIELDS, RN, Ms. Julie ANDERSON, MPH, Ms. Melissa ERVIN, MT (ASCP), John
A. DAVIS, MD, PhD, Raina N. FICHOROVA, PhD, MD, Mysheika Williams
ROBERTS, MD, MPH, Mark A. KLEBANOFF, MD, MPH, and Rebecca D.
JACKSON, MD
Am J Obstet Gynecol. 2014 November ; 211(5): 479.e1479.e13.
Made
doi:10.1016/j.ajog.2014.06.023.
NI Dwi Pratiwi
I11111031
Pendahuluan
Vaginosis
Vitamin
90%
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Metode randomisasi placebo control doubleblinded dengan 118 wanita yang terdiagnosis
vaginosis bakterial simtomatik dari sebuah
klinik penyakit menular seksual. Semua
partisipan menerima 500mg metronidazole
peroral 2x sehari selama 7 hari. Partisipan
mengikuti 4 kali follow up: pada saat pemilihan
awal dan setelah 4, 12, dan 24 minggu.
Penelitian ini telah disetujui oleh Ohio State
University Institutional Review Board pada 25
Mei 2011.
Sampel
Wanita yang memenuhi kriteria dengan
usia 18-50 tahun; pre menopause memiliki
paling sedikit 1 ovarium; berbahasa inggris;
dan
sebelumnya
positif
terdiagnosis
vaginosis
bakterial
berdasarkan
pemeriksaan klinis dengan kriteria amsel
yang telah dimodifikasi (pH vagina >4,5;
discharge homogen dan positif whiff test.
Kriteria
Pengobatan
Semua partisipan menerima pengobatan
standar vaginosis bakterial tanpa dipungut
biaya yaitu 500mg metronidazole per oral 2
kali sehari selama 7 hari.
Randomisasi
Partisipan diacak ke dalam 4 grup yang
ditandai dengan warna dimana 2 kelompok
menerima vitamin D dan 2 kelompok
menerima
placebo.
Kode
yang
menghubungkan warna dengan produk
perlakuan tidak diketahui oleh partisipan,
staf, investigator ataupun analis data.
Perlakuan
Partisipan pada kelompok vitamin D menerima
9 vitamin D. Setiap kapsul mengandung 5000 IU
vitamin D3 kolekalsiferol
partisipan pada kelompok kontrol menerima 9
kapsul placebo dengan penampakan yang mirip
dengan vitamin D.
Partisipan diinstruksikan untuk mengkonsumsi
kapsul pada minggu 1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-8,
ke-12, ke-16, ke-20, dan ke-24 setelah
pendaftaran awal.
Pengumpulan Data
Pada saat pertemuan awal dan pada kunjungan
minggu ke-24 partisipan menjalani pemeriksaan klinis
yang komperhensif dengan menggunakan sampel
darah serta swab vagina dan servikal untuk penyakit
menular seksual dan uji infeksi saluran reproduksi.
Klamidia
dan gonore didiagnosis dengan uji
amplifikasi asam nukleid; sifilis menggunakan rapid
plasma reagen testing dan dikonfirmasi dengan
treponema palidum partical aglutination assay; HIV
menggunakan
rapid
testing
pada
plasma;
trikomoniasis dengan mikroskop dan kultur; dan jamur
dengan mikroskop.
Kuisioner
Pada saat datang pertama kali dan pada
setiap
kunjungan
partisipan
mengikuti
interview
untuk
mengumpulkan
data
dermografik, perilaku seksual, pendekatan
dan informasi lainnya. Partisipan ditanyai
mengenai 19 efek samping individual yang
berhubungan dengan pemberian vitamin D
atau metronidazole. Adanya efek samping
dinilai sebagai adverse event.
Analisis statistikal
Semua analisis dilakukan menggunakan SAS.
Yang pertama dinilai adalah perubahan level
25 OHD dalam serum.
Kemudian dinilai
prevalensi vaginosis bakterial pada setiap
kunjungan.
Skor
nugent
7-10
pada
pewarnaan
gram
hapusan
vagina
diinterpretasikan sebagai vaginosis bakterial.
pemantauan (gambar 3)
Diskusi
Pada penelitian ini pasien dengan klinis
penyakit
menular
seksual
dengan
simtomatik
vaginal
bakteriosis
diberi
suplement vitamin D dosis tinggi dengan
terapi metronidazole yang mana hasilnya
tidak menurunkan angka kekambuhan
vaginosis bakterial.
Keterbatasan
Walaupun
menggunakan
metode
randomisasi
beberapa
variabel
tidak
seimbang pada saat memulai penelitian,
namun
analisis
sensitivitas
mendemostrasikan
bahwa
ketidakseimbangan ini tidak mempengaruhi
hasil penelitian.
hasil
dari
penyembuhan
setelah
pemeberian
metronidazole
sehingga
vaginosis bakterial yang terdiagnosis pada
minggu ke-4, 12, dan 24 kunjungan seperti
sebuah campuran dari vaginosis bakterial
persisten yang tidak pernah sembuh dan
kekambuhan vaginosis bakterial yang
mengikuti
keberhasilan
pengobatan
metronidazole.
Keunggulan
penelitian
mendemostrasikan peningkatan pada 25
OHD di antara kelompok vitamin d
dibandingkan dengan kelompok kontrol
yang mana ini merupakan bukti kuat dari
kepatuhan partisipan.
Penelitian-penelitian sebelumnya sebagian
besar menilai kejadian vaginosis bakterial
yang pertama kali terjadi dibandingkan
vaginosis bakterial berulang yang mana
merupakan hasil akhir dari penelitian ini.
Kesimpulan
Suplementasi
TERIMA KASIH