BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Pondasi
Pondasi adalah bagian terbawah dari suatu struktur yang berfungsi menyalurkan
beban dari struktur yang diatasnya ke lapisan tanah pendukung. Pondasi juga
merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan
tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik
disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam
suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur
tersebut. Secara umum pondasi dibagi menjadi dua bagian yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam.
2.1.1
Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal yaitu pondasi yang biasnya dibuat dekat dengan permukaan
tanah, umumnya kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai
dengan kedalaman kurang dari 3m. Pondasi dangkal terdiri dari: pondasi tapak,
pondasi jalur atau pondasi memanjang, pondasi tikar dan lain-lain.
2.1.2
Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan di permukaan tanah dengan
kedalaman tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban
struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada
kedalaman lebih dari 3m di bawah elevasi permukaan tanah. Berdasarkan metode
pelaksanaannya, pondasi tiang dibagi menjadi dua yaitu: tiang pancang dan tiang cor
di tempat (bored pile).
A. Tiang Pancang
Tiang pancang merupakan pondasi tiang yang dibuat di pabrik dan dibawa ke
lokasi pekerjaan minimal setelah beton berumur 28 hari. Hal ini dilakukan
agar beton sudah bisa mencapai kekuatan maksimum ketika dipasang di
lapangan. Material penyusun tiang pancang adalah campuran beton dan baja
tulangan.
B. Tiang Bor (bored pile)
D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL POLBAN
REKAYASA PONDASI 2
Tiang bor dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor terlebih dahulu,
kemudian diisi dengan tulangan dan dicor beton. Tiang ini biasanya dipakai
pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga memungkinkan untuk membentuk
lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah mengandung air, pipa besi
(cassing) dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik ke
atas pada waktu pengecoran beton.
2.2 Perencanaan Pondasi Tiang
Pondasi tiang pada sebuah konstruksi harus direncanakan dan dilakukan dengan
baik dan benar. Dalam merencanakan
memperhatikan kondisi tanah lingkungan serta beban yang akan bekerja diatasnya.
2.2.1
Pemilihan jenis pondasi tiang yang akan digunakan untuk sebuah konstruksi
tergantung pada beberapa kondisi berikut:
a. Kondisi tanah
Untuk kondisi tanah yang lunak dan mudah runtuh sebaiknya dipakai jenis
tiang pancang, karena bored pile akan mengalami kesulitan dalam
mempertahankan kondisi lubang sampai pengecoran pondasi dilaksanakan.
b. Bahan yang tersedia
Untuk daerah yang sulit mendapatkan kerikil tetapi banyak terdapat kayu
dengan kualitas baik, maka pondasi tiang kayu akan menjadi alternatif yg
lebih baik.
c. Kondisi lingkungan di sekitar proyek
Jika di daerah yang banyak terdapat bangunan di sekitar lokasi proyek,
pemakaian tiang pancang akan mengganggu bangunan di sekitarnya.
Pemancangan dapat mengakibatkan kerusakan pada bangunan yang ada
(pecahnya kaca jendela, dll) pada radius sekitar 300 m dari pusat
pemancangan, disamping juga masalah kebisingan. Selain itu akses jalan yang
kecil atau banyak tikungan tajam tidak memungkinkan untuk mengangkut
tiang pancang yang berukuran panjang ke lokasi proyek.
d. Metode pelaksanaan
Pertimbangan ini berdasarkan kemudahan cara pelaksanaan pondasi, misalnya
daerah di pinggir sungai, dimana air selalu merembes, maka pondasi tiang
pancang akan lebih mudah dilaksanakan.
2.2.2
REKAYASA PONDASI 2
1. Daya dukung sistem pondasi harus lebih besar daripada beban yang bekerja pada
pondasi.
Qu >Qa
2. Penurunan yang terjadi akibat pembebanan tidak melebihi dari penurunan yang
diijinkan.
S total yang terjadi < S total yang diijinkan
2.2.3
Investigasi Tanah
Sebelum merencanakan pondasi, ada beberapa tahapan penyelidikan tanah yang
akan dilakukan pembuatan pondasi. Penyelidikan tanah yang dilakukan meliputi:
1. Test pit
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lapisan tanah dengan teliti.
Cara ini memungkinkan untuk mengetahui kepadatan dan kondisi air tanah di
lapangan.
2. Boring (tangan atau mesin)
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi dan sifat dari setiap
lapisan tanah.
3. CPT (sondir)
Pengujian untuk mendapatkan nilai kekuatan perlawanan dari tanah dan
hambatan lekatnya. Pada pengujian ini didapatkan pula kedalam dari lapisan
tanah keras.
4. SPT (Standard Penetration Test)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras
serta sifat daya dukung setiap kedalaman.
5. Vane Shear
Pengujian ini untuk mengetahui nilai kuat geser undisturb dari tanah.
6. Sampling: disturbed (DS) dan undisturbed (UDS)
Pengujian ini untuk mengetahui jenis lapisan tanah dan untuk membuat benda
uji di laboratorium.
7. Plate bearing test
Penyelidikan ini dilakukan untuk mengetahui gradasi tanah yang ada di
lapangan.
8. Uji laboratorium: index dan engineering properties
2.2.4
REKAYASA PONDASI 2
Qu = Qe + Qs
1. Data Hasil Pengujian di Laboratorium
a. Daya Dukung Ujung (Qe)
1
Qe = Ab (c N c + q N q+ B N )
2
Keterangan:
Ab
= Kohesi tanah
q
i h i
= Diameter tiang
Nc , Nq , N
Q e = Ab q . N q
Untuk tanah kohesif:
Qe = Ab 9 c
b. Daya Dukung Friksi (Qs)
Q s= A s ( 1 c + K ' z tan )
Keterangan:
As
= Kohesi tanah
'
= sat w
REKAYASA PONDASI 2
a. Dari Data CPT (Cone Penetration Test)
Q a=
Qs
Q
+ e
FK 1 FK 2
Q a=
JHP O qc A b
+
5
3
Vesic
Meyerhof
Tomlinson
: Qe = Ab qc
: Qe = A b qc
: Qe =10 C kd A b
Meyerhof
Tomlinson
: Q s= A s f s
: Qs=0,05 q c A s (tanah homogen)
n
p
: Qs= qci I i (tanah berlapis)
20 i=1
Keterangan:
Ab
As
C kd
= Keliling tiang
Qa
qc
= Faktor
[kips/ft2]
Qs= A s 0,20 N
[ton/m2]
REKAYASA PONDASI 2
Keterangan:
Ab
As
pb
b. Metode Dinamis
Metode ini hanya dipakai untuk pondasi tiang pancang, karena antara energi
yang ditransfer oleh pemukul (hammer) ke pondasi dengan daya dukung
pondasi dapat dibuat korelasinya. Hitungan kapasitas ultimate tiang secara
dinamis didasarkan pada rumus tiang pancang dinamis.
wh . H =Qu. S
Keterangan: wh = Berat hammer
H = Tinggi jatuh hammer
Qu = Tahanan Tiang Ultimate
S = Penetrasi tiang
Metode Modified ENR
Mula-mula ENR (Engineering News Formula) mengeluarkan rumusan
daya dukung tiang dengan metode dinamik sebagai berikut:
eh . Eh wh+ n .
Qu=
S+2.5 wh+
Qu
Qa=
6
Keterangan:
wh = Berat hammer
wp = Berat tiang
eh = Efisiensi alat
Eh = Energi pemukul
S = Final set
2.2.5
n = Koefisien restitusi
H = Tinggi jatuh hammer
Qu = Tahanan tiang ultimate
Qa = Daya dukung ijin
S = Penetrasi tiang
REKAYASA PONDASI 2
Keterangan : Qug = Daya dukung grup tiang
Qut = Daya dukung tiang tunggal
n = Jumlah tiang dalam grup
Eg = efesiensi grup tiang (1)
Eg=1Q
( n1 ) m+ ( m1 ) n
90 mn
REKAYASA PONDASI 2
Perpindahan titik pusat dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaanpersamaan tiga dimensi sebagai berikut:
A xx x + A yy y + A x =H 0
A yx x + A yy y + A y =V 0
A x x + A y y + A =M 0
Asumsikan bKeahwa alas tumpuan adalah mendatar dan setiap koefisien
diperkirakan berdasarkan persamaan berikut:
A xx= ( K 1 cos2 i + K v sin 2 i )
A xy= A yx {( K v K 1 ) sin i cosi }
2+
K
(
3 ) x i sin i + K 4
( K v cos2 i + K 1 sin2 i ) x i2 +
A =
Keterangan:
H0
V0
M0
xi
= Sudut yang dibuat oleh tiang ke-i dengan sumbu vertikal, dengan pemakaian
tanda (+ atau -)
REKAYASA PONDASI 2