PEMBAHASAN
2.1
2.1.1
Definisi Organisasi
Organisasi secara Umum
Organisasi (Yunani: organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam
2.1.2
1.
James D. Mooney
Organisasi adalah bentuj setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
3.
Chester I. Bernard
Organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
Stephen P. Robbins
2.2
2.2.1
Definisi Komunikasi
2.2.2
1.
melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan.
2.
Charles H. Cooley
Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan
dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan
menyimpan dalam waktu.
2.3
Unsur-Unsur Komunikasi
1.
2.
memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan
telah diterima dan dimengerti secara sempurna.
3.
kepada komunikasi dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan,
tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim
melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo copy,
email, sandi morse, smartphone, sms, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam
proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto,
1994).
2.4
1.
Tahap-Tahap Berkomunikasi
Tahap Ideasi
Tahap ideasi (ideation), yaitu proses pencipataan gagasan atau informasi yang
Tahap Ecoding
Tahap encoding adalah gagasan atau informasi disusun dalam serangkain
bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan
juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang akan digunakan. Simbol atau
sandi dapat berbentuk kata-kata (lisan maupun tertulis), gambar (poster atau
grafik), atau tindakan.
3.
Tahap Pengiriman
Tahap pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau pesan-pesan yang telah
yang
tersedia
dalam
organisasi.
Pengiriman
pesan
dapat
dilakukan
temu-muka
langsung)
atau
tertulis
(papan
pengumuman, poster dan buku pedoman), mengalir kebawah (memo dan instruksi
tertulis), keatas (kotak saran, grievance prosedure, laporan prestasi kerja), atau ke
samping (panitia, pertemuan antar departemen), formal (diskripsi jabatan dan
prosedur kerja, konferensi) atau informal (ngobrol makan siang di kafetaria
perusahaan), dan aliran satu arah (laporan tahunan yang dipublikasikan) atau dua
arah (konferensi, wawancara pemutusan hubungan kerja).
4.
Tahap Penerimaan.
Setelah pesan dikirimkan melalui media komunikasi, maka diterima oleh
Tahap Encoding
Tahap encoding adalah di mana pesan-pesan yang diterima diinterprestaikan,
dibaca, diartikan, dan diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui suatu
proses berpikir. Pikiran manusia, sistem memori mekanis, instink binatang, dan
proses
berpikir
lainnya
berfungsi
sebagai
mekanisme decoding.
Dalam
tahap decoding ini dapat terjadi ketidaksesuaian atau bahkan penolakan terhadap
gagasan atau idea yang diencoding oleh komunikator dikarenakan adanya
hambatan teknis, dan lebih-lebih adanya perbedaan persepsi antara komunikator
dan persepsi komunikan dalam hal arti kata atau semantik.
6.
Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesanpesan yang diterimanya merupakan tahap terakhir dalam suatu proses komunikasi.
Dalam tahap ini, respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi,
meminta informasi tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap
pesan yang dikirimkan komunikator menghasilkan respon tindakan seperti apa
yang diharapkan, maka dapat dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif.
2.5
yang
sama untuk
mencapai
suatu
pemahaman
atau
pengertian. Komunikasi juga sebagai suatu tindakan mendorong pihak lain untuk
menginterpretasikan suatu idea dalam suatu cara yang diinginkan oleh pembicara
atau penulis.
kinerja
anggotanya
diperlukan
adanya
komunikasi
organisasi.
diciptakan,
ditampilkan,
diinterprestasikan.
Proses
ini
organisasi
pada
umumnya
membahas
batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling
bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
2.6
2.6.1
1.
Menurut Sendjaja
a.
Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
b.
Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1.
c.
Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini,
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d.
Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi
informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja,
pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
2.
a.
b.
Motivasi.
c.
Pengungkapan emosional.
d.
Informasi.
3.
Menurut Thayer
a.
Memberi informasi.
b.
Membujuk.
c.
Memerintah.
d.
Memberi instruksi.
e.
Mengintegrasikan organisasi.
10
2.7
2.7.1
Komunikasi Internal
Komunikasi internal dapat didefinisikan oleh. Brennan (dalam Effendy)
(2003) sebagai :
Interchange of ideas among the administrators and in particular structure
(organization) and interchange of ideas horizontally and vertically within the firm
which gets work done (operations management).(Pertukaran gagasan diantara
para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang
menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan
strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan
vertikal didalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan
berlangsung (operasi dan manajemen) (Brennan dalam Effendy, 2003;122).
Organisasi
sebagai
kerangka
(framework)
menunjukkan
adanya
demikian
pimpinan
cukup
berkomunikasi
dengan
para
11
dan direksi
Membantu proses restrukturisasi, mulai dari sosialisasi kebijakan hingga
a)
Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal, dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas
lebih rendah (downward communications). Mereka yang berotoritas lebih rendah
ke jabatan berotoritas lebih tinggi (upward communications), adalah komunikasi
dari pimpinan kebawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbalbalik (two-way traffic communications). Alam komunikasi vertikal, pimpinan
memberikan
instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk,
informasi-informasi,
12
1.
13
tentang kebijakan dan prosedur, serta bisa jadi digunakan untuk feedback yang
bersifat motivasional pada karyawan. Komunikasi kebawah terjadi jika manajer
atau penyelia mengirimkan pesan kepada satu orang bawahan atau lebih.
b.
Penjelasan
dari
pimpinan
tentang
mengapa
suatu
tugas
untuk dilaksanakan.
c.
d.
Metode tulisan.
b.
Metode lisan.
c.
d.
2.
14
perlu
15
Penyampaian
informai
tentang
pekerjaan
ataupun
tugas
yang
sudah dilaksanakan.
b.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin
hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara
memperoleh informasi dari bawah.
16
b.
Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami
pegawai.
c.
d.
Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa
b)
Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar. Komunikasi
17
b.
c.
d.
e.
bersama.
4.
18
c)
Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal atau komunikasi silang (cross communication)
adalah komunikasi antara pimpinan seksi dengan pegawai seksi lain. Komunikasi
ini merupakan komunikasi yang memotong jalur vertikal dan horizontal. Sebagai
contoh, anggota staf junior dapat langsung pergi ke atasannya ,dan telepon, email
atau mengunjungi tekhnikal senior di area lain untuk mendapatkan informasi.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa dalam organisasi yang memiliki low
performing, komunikasi diagonal digunakan oleh staf untuk mencari informasi
dalam permintaan pantas keberadaan prosedur kerja, ketika dalam orgainisasi high
performing , komunikasi diagonal digunakan staf unutk menyelesaikan masalah
kerja yang sulit dan kompleks. Ketika komunikasi diagonal menjadi tanda
fleksibilitas- sebagai contoh, dalam organisasi organik- ini jelas sekai dapat
menyebabkan
masalah
bahkan
lebih
ekstrimnya
lagi
menyebabkan
kerusuhan(chaos).
d)
Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi
19
2.8
1.
20
3.
secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan
(sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang
lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan
dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa
pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu
merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi,
kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
muncul.
4.
pada
tindakan
(action-oriented). The
21
dynamic
style
of
communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor
yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
5.
saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi
perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi
perintah dan mengontrol orang lain.
6.
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini
untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun
kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
2.9
2.9.1
22
a.
Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung tanpa menggunakan alat. Komunikasi berbentuk
2.9.2
a.
b.
c.
d.
23
b.
Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok
orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi
langsung dan timbal balik.
Contoh : Perawat dengan pengunjung puskesmas.
c.
Komunikasi Perorangan
Komunikasi perorangan adalah komunikasi dengan tatap muka atau bisa
2.9.3
a.
kepada sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan
umpan balik atau bertanya.
Contoh : Radio.
b.
24
2.10
salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar
tercapainya tujuan tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan
dan mensinkronkan seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan
dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah
interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya.
Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat
berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin
pembagian tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi
antara 2 orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi
informasi dan orang yang lain berperan sebagai penerima informasi. Intinya,
korelasinya harus melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam
suatu organisasi. Dengan kata lain, dapat disimpulkan komunikasi dapat dibilang
juga
sebagai
proses
penyampaian
informasi
yang
berguna
untuk
dan
atasan
dapat
berinteraksi
dengan
baik,
maka
seluruh
25
a.
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan
atau situasi emosional.
b.
yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol
yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
c.
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan.
d.
oleh si penerima
e.
menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak
mencari informasi lebih lanjut.
26
f.
menggambarkan
apa
adanya
akan
tetapi
memberikan
interpretative, Hambatan tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2.
Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca
gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat
tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan
sebagainya.
3.
Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata
4.
Hambatan Psikologis.
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari
sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak disampaikan.
5.
Hambatan Manusiawi
27
2.12
1.
2.
a.
b.
c.
3.
28
BAB III
29
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari
dalam aspek apapun, baik itu dalam kegiatan berorganisasi atau dalam kehidupan
sehari-hari, dalam kegiatan berorganisasi, komunikasi diperlukan dengan tujuan
agar sebuah system atau komunikasi yang ada bisa terjalin dengan sempurna dan
lebih baik.
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi
diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim,
pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan
umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia adalah makhluk social
yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Dalam berkomunikasi
seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut
dalam berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak
hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain
untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis
komunikasi, yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal atau tertulis dan
komunikasi nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi dua arah terjadi
bila pengiriman pesan dilakukan san mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam
30
berkomunikasi pasti dapat merasakan timbale balik antara pemberi informasi serta
penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yang mutualisme antara
keduanya.
3.2 SARAN
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat
mengerti dan memahami pentingnya arti komunikasi dalam organisasi, didalam
kehidupan berorganisasi atau dikehidupan sehri-hari yang membutuhkan
komunikasi.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi
pembaca atau mahasiswa, dalam makalah ini kami mohon maaf jika ada tulisan
kami atau bahasa kami yang kurang berkenan, dengan demikian kami
mengharapkan kritik dan saran atas tulisan kami agar bisa membangun dan
memotivasi kami agar membuat tulisan jauh lebih baik lagi.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://alvitaprima.blogspot.com/2013/05/makalah-komunikasi-dalamorganisasi_23.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
32
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
http://radenmasyonatanpandukristanto.blogspot.com/2013/05/peran-komunikasidalam-organisasi.html
33