Anda di halaman 1dari 10

Akhir 2016, Anak Maninjau Ini ke India

Wakili Sumbar dalam World Youth Summit


2016

Padang -- Mahasiswa ini lahir di Maninjau, Kabupaten Agam. Merupakan salah satu
mahasiswa Berprestasi. Hari Novar hidup di keluarga yang sederhana sekali. Ia
sekarang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Riau, jurusan Ilmu Komunikasi
semester 8. Ia harus terpisah beberapa jarak dengan orang tuanya. Akan tetapi itu
tidak membuat ia putus asa, sebaliknya ia mampu berprestasi di luar Provinsi
tempat nya tinggal.
Hari merupakan salah satu Founder sekaligus President Indonesian Youth Educate &
Social I-YES. Salah satu organisasi NGO (Non-Government Organization). Organisasi
yang fokus terhadap bidang Pendidikan, Sosial, Lingkungan dan Pemberdayaan
Pemuda. Hari tidak sendiri dalam mendirikan organiasasi ini, dia bersama temantemannya yang juga beberapa dari Sumatera Barat.

Ia pun sering mendapat kesempatan mengikuti Program-program bertaraf Nasional


dan International. Yang paling berkesan ialah, ketika ia mendapat kesempatan ke
Luar negeri mewakili Indonesia di sebuah program dari UNESCO "International Youth
Peace Ambassador" di Nepal.
Setelah dari luar negeri, ia banyak mendapatkan kesempatan di undang kemanamana seperti mengikuti program Dream Maker 2015 di Aceh, Indonesian Youth
Forum 2015 di Provinsi Bengkulu yang di selenggarakan oleh ISYF dan KEMENPORA,
Asia-Pasific Urban Youth Assembly 2015 di Jakarta dan Asia-Pasifi Urban Forum Youth
2015 di Jakarta yang diselenggarakan oleh lembaga PBB yaitu UN-HABITAT yang
bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan banyak lagi.
Hari juga sering di undang sebagai Pembicara, Fasilitator,Motivato atau Trainer.
Berkat itu semua, ia juga pernah ditawari Beasiswa S2 ke German dari salah satu
Kementerian. Ia sangat senang mendapatkan tawaran itu.
"Benar, saya sempat mendapatkan tawaran itu ketika mengisi sebuah event dan
satu sesi dengan pembicara dari kementerian. Tentunya saya tidak menolak, tapi
saya dari awal kuliah sudah punya rencana setelah strata satu selesai, kita lihat saja
nanti," terangya sambil bercanda.
25-29 November 2016 ia terpilih ke India untuk mengikuti sebuah Konferensi
Tingkat Tinggi, bernama "World Youth Summit 2016", menjadi satu-satunya
perwakilan dari Sumatera Barat. Konferensi ini diadakan oleh Lembaga International
Youth Network, bekerjasama dengan Pemerintah India dan beberapa lembaga PBB.
"Ia saya lolos Program World Youth Summit tepatnya di Guwahati, India. Bersyukur
bisa kembali ke Luar Negeri lagi bawa nama Indonesia dan tentunya nama Ranah
Minang. Disana Insyaallah akan mempresentasikan mini Project yang berjudul Youth
Caring Education For Children. Sekarang fokus untuk mendapatkan dukungandukungan dari Pemprov, Pemda dan pihak swasta.
Sambungnya, kesempatan-kesempatan yang saya dapat, tidak lepas dari proses
yang saya jalani selama ini, berbuat dari hal terkecil dan semata-mata hanya ingin
bermanfaat untuk masyarakat sekitar kita," Kata Hari Novar. (Aldi)

Adam Sulistio, Mahasiswa


Samarinda Raih Cum Laude di
Taiwan

BERPRESTASI: Adam Sulistio (kelima kanan) bersama teman kuliahnya di NTUST.


Satu lagi, warga Kota Tepian meraih prestasi moncer di luar negeri. Adam Sulistio,
pria yang tinggal di Jalan Pemuda 2, No 43, Samarinda, itu sukses membukukan
indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,8 dengan predikat cum laude pada program
Magister of Science di National Taiwan University of Science and Technology
(NTUST).
PENAMPILANNYA sederhana. Saat dijumpai di kediamannya, pria itu tampak santai
dengan busana celana jins dipadu kemeja senada. Sembari duduk, jemari
tangannya tampak lincah bergerak di atas pahanya, seolah sedang bermain gitar.
Saya memang hobi bermain musik. Gitar sama piano, ucap Adam memberikan
penjelasan, saat gerakan jemarinya tampak mencuri perhatian siapa saja di
dekatnya.
Sempat berhenti sejenak, namun dia tampak lebih rileks dengan gerakan jemari
tangannya itu. Pikirannya pun lebih mudah berkelana, mengingat masa-masa ketika

dia masih menuntut ilmu di Taiwan, selama dua tahun. Laki-laki kelahiran
Samarinda, 10 Juni 1992, itu awalnya tak menyangka bisa terdampar di Taiwan.
Setelah lulus dari program sarjana teknik sipil di Universitas Kristen Petra Surabaya,
selama 3,5 tahun, Adam mencoba berburu beasiswa S-2 alias pascasarjana di mana
saja.

Nasib berpihak baik, ternyata aplikasi pendaftarannya diterima di NTUST. Itu adalah
kampus pelat merah, milik pemerintah Taiwan. Namun, pada tahun pertama, Adam
belum mendapatkan beasiswa yang diinginkan. Tahun pertama itu aku harus
berjuang hidup. Ikut kerja apa saja, yang penting bisa menambah penghasilan, ujar
alumnus SDK 2 Cendrawasih Samarinda itu.
Beruntung, ketika itu di Kedutaan Besar Indonesia di Taiwan, sedang ada pekerjaan
melipat kertas suara untuk Pemilu Presiden RI. Waktu itu, ya ikut bantu lipat kertas
suara. Kerja paruh waktu, tuturnya. Adam juga mengaku sempat bekerja sebagai
salah satu kasir di toko di Taiwan. Yang penting bisa untuk menyambung hidup,
ucapnya.
Lantas, bagaimana suka-duka berkuliah di negeri orang? Paling sedihnya ya jauh
dengan keluarga. Selebihnya enak semua, kata dia. Dari sisi transportasi umum,
menurutnya, sangat lancar. Selain itu, riset adalah hal yang terus dikembangkan di
kampus, sehingga mahasiswa selalu dituntut untuk melakukan riset dan riset.
Kampus benar-benar membuat mahasiswanya menjadi sangat aktif, kata dia.
Dia mengakui, itu pun masih harus berusaha keras jika tidak mendapatkan
beasiswa. Sebab, untuk biaya hidup di luar kampus, per bulan memerlukan dana
sedikitnya Rp 8 juta per bulan. Kalau hidup di dalam kampus, bisa lebih murah.
Paling Rp 2 juta per bulan, ujarnya. Kok bisa? Ini karena biaya menginap dan biaya
makan di kawasan kampus jauh lebih murah, karena disubsidi pemerintah.
Meski sudah mendapatkan beasiswa dan biaya hidup dari pembimbingnya,
nyatanya Adam sesekali masih harus bekerja sambilan, untuk sekadar menambah
uang saku. Beruntung, karena ketekunan dan keranjingan melakukan penelitian di
laboratorium, hasil kerjanya mendapat apresiasi tersendiri dari salah satu guru
besar di kampus ini.
Pada tahun kedua itulah, Adam akhirnya mendapat beasiswa dari pemerintah
setempat. Tak hanya itu, untuk biaya hidup, dia juga mendapatkan jatah uang
tersendiri dari profesor yang membimbingnya. Untuk biaya pendidikan, memang
sebisa mungkin harus bisa mendapatkan beasiswa. Jika tidak, biaya pendidikan di
kampus ini rata-rata Rp 20 juta per semester. Adam pun mengaku sempat dua
semester membayar biaya kuliah sendiri.

Beruntung semester berikutnya akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa untuk


pendidikan sekaligus mendapatkan tambahan biaya hidup Rp 3 jutaan per bulan.
Mungkin karena saya dianggap rajin dan berprestasi, sehingga Kementerian
Pendidikan menerima pengajuan beasiswa dari penelitian yang sudah saya
lakukan, ucapnya.
Dengan uang itu, Adam pun mengaku malah bisa memiliki tabungan, sisa dari biaya
hidup yang tidak ia gunakan sampai habis. Adam juga aktif di kegiatan kampus,
seperti bergabung dengan Indonesia Student Association sebagai pengurus.

Pernah juga menjadi ketua International Student Association of Civil and


Construction Engineering. Adam juga pernah menjadi panitia Indonesia Culture
Exhibition di kampus yang bekerja sama dengan pihak Kedutaan Indonesia di
Taiwan. Selama dua tahun berkuliah di Taiwan, Adam benar-benar hidup mandiri.
Selama kuliah, tercatat hanya dua kali dia pulang ke Indonesia, saat liburan.

Pemuda Berprestasi Dapat Apresiasi

Di zaman sekarang, banyak remaja dan generasi muda hanya menghabiskan waktu
untuk hal yang kurang produktif. Tidak banyak yang berhasil mengembangkan diri
untuk meraih prestasi.
Untuk memotivasi para pemuda agar lebih meningkatkan prestasi, Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) memberikan apresiasi berupa penghargaan
kepada generasi muda yang berhasil mengharumkan nama daerah ini.

Penghargaan kepada para pemuda berprestasi tersebut diserahkan oleh Bupati


Kutim Ardiansyah Sulaiman usai pelaksanaan peringatan Hari Sumpah Pemudah
(HSP) ke 87 di Halaman Kantor Bupati Bukit Pelangi, Sangatta beberapa waktu lalu.
Pemuda pemudi berprestasi tahun 2015 yang mendapat penghargaan yakni Nurul
Maulidiya sebagai juara satu floret putri tingkat SMA di kejuaraan anggar
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, Aryo Sedayu pelaku bisnis usaha muda
sayuran hidroponik, juga Andre Ahmad Fauzi dan Jenifort Rerek Koten Paskibraka
tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Selain itu masih ada Syehena Thertia Sulaiman, Alvi Sindi Ayu Larasati, Riska,
Muhammad Risky Nugraha, Firgate Rario Yusuf, Vira Aurellya Wiryawan yang
menjadi perwakilan Kwarcab Pramuka Kutim di Wold Scout Jambore Kiraha Hama
Yamaguci Jepang.
Bupati Ardiansyah Sulaiman meminta kepada seluruh pemuda, pelajar, dan anggota
pramuka yang berhasil mengharumkan nama daerah ini bisa terus meningkatkan
prestasi. Sehingga membawa nama daerah ini menjadi lebih harum dimata
masyarakat luar.

PEMUDA YANG BERKARIER DARI DUNIA


POLITIK , KHUSUS DARI PARTAI

Zumi Zola dan Fachrori Umar Disambut


Meriah Warga Jambi
Jambi - Gubernur Jambi, Zumi Zola disambut meriah oleh masyarakat Jambi di Bandara Sultan
Thaha Syaifuddin (STS) Jambi, Minggu (14/2).

Zumi Zola bersama pasangannya, Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar disambut dengan tarian
sekapur sirih dan atraksi pencak silat bak penyambutan seorang negarawan sejati. Zumi ZolaFachrori Umar yang dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi oleh Presiden Joko
Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/2) kembali ke Jambi, Minggu (14/2) setelah
mengadakan kunjungan kerja ke Provinsi Lampung, Sabtu (13/2).
Penyambutan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada)
serentak 9 Desember 2016 tersebut dihadiri Ketua Lembaga Adat Jambi, Hasip Kalimuddin
Syam, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Jambi, Ridham Priskap dan Kapolda
Jambi Brigjen Pol, Musyafak.

Ketua Lembaga Adat Jambi yang juga mantan Wakil Gubernur Jambi, Hasip Kalimuddin Syam
pada kesempatan tersebut mengatakan, penyambutan terhadap ZumiFachrori dilakukan secara
istimewa dan meriah sebagai wujud besarnya dukungan waga masyarakat Jambi.
Zumi-Fahrori terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi pada Pilkada 9 Desember
2015 secara demokratis dan tanpa ada riak-riak politik seperti terjadi di sejumlah daerah di Tanah
Air. Kemenangan Zumi-Fahrori pun langsung mendapat pengakuan dari pesaing saat Pilkada
yang juga calon Gubernur Jambi incumbent (patahana), Hasan Basri Agus.
Jadi Zumi Zola benar-benar menjadi gubernur pilihan rakyat dan wajar disambut secara
istimewa. Penyambutan secara istimewa dan meriah juga kami lakukan agar Zumi Zola benarbenar memegang amanah rakyat Jambi selama menjalankan roda pemerintahan sebagai
Gubernur Jambi lima tahun ke depan, katanya.
Setelah tiba di Jambi, Zumi dan Fachrori langsung mengadakan pertemuan dengan mantan
Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) yang merupakan pesaing utamanya dalam Pilkada
2015. Pertemuan tersebut dimaksudkan sebagai silaturahmi dan mohon dukungan kepada
seorang senior.
Saya sengaja datang berkunjung ke rumah HBA untuk minta petunjuk dan arahan. Saya perlu
petunjuk dan arahan karena HBA merupakan mantan Gubernur Jambi yang cukup berhasil
memimpin Jambi lima tahun terakhir. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari pembangunan
infrastruktur dan ekonomi rakyat,katanya.
Menurut Zumi Zola, program pembangunan di berbagai sektor yang telah dilaksanakan HBA
selama menjabat Gubernur Jambi belum selesai seluruhnya. Karena itu program HBA yang
belum tuntas akan dilanjutkan sepanjang program tersebut cukup baik untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat Jambi.

Viona Carissa Thalita

Anda mungkin juga menyukai