0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,1%
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
Konsentrasi
0,3%
0,5%
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1%
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Frekuensi
0%
83%
100%
100%
100%
Dari data diatas, dapat dibuat suatu grafik hubungan antara frekuensi dan konsentrasi
garam yang digunakan saat praktikum. Berikut merupakan grafik dari data tabel diatas.
Grafik Hubungan antara Frekuensi dan Konsentrasi Garam
120%
100%
100%
100%
83%
80%
Frekuensi
100%
60%
40%
20%
0%
0%
0,1%
0,3%
0,5%
1%
Konsentrasi Garam
Sementara itu, untuk data yang didapatkan dari uji threshold dengan sampel gula disajikan
dalam tabel berikut ini.
Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Frekuensi
0%
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0%
0.5%
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
40%
Konsentrasi
1.5%
2%
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
55%
85%
2.5%
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
95%
Dari data pada tabel tersebut didapatkan grafik yang menunjukkan hubungan antara
frekuensi dan konsentrasi sebagai berikut.
85%
40%
95%
55%
Frekuensi
Konsentrasi
Sedikit berbeda dengan data yang didapakan dari praktikum uji threshold garam, pada data
uji threshold gula ini diperoleh nilai ambang mutlak, yakni sebesar 55% pada konsentrasi 1,5%.
Akan tetapi untuk nilai ambang pengenalan dan ambang pembedaan tidaklah ditemukan dari data
tersebut. Bukan hanya nilai ambang pengenalan dan ambang pembedaan saja, pada hasil uji
threshold gula ini juga tidak ditemukan nilai ambang batas yang ditunjukkan dengan adanya
persentase sebesar 100%. Dari sini dapat dikatakan bahwa panelis masih belum mengenali kesan
yang ditimbulkan pada sampel gula yakni rasa manis.
Adanya perbedaan ini disebabkan nilai ambang mutlak dari kedua sampel yang mewakili
rasa manis dan asin memang berbeda, seperti yang disebutkan oleh Soekarto (1985) dalam tabel
berikut ini.
Kesan
AmbangMutlak
Gula
Manis
Garam
Asin
HCl
Asam
Strichin
Pahit
Perbedaan ambang mutlak ini tentu akan berpengaruh terhadap ambang batas tiap sampel
yang digunakan untuk uji ini. Setiap orang memiliki ambang batas yang berbeda-beda, akan
tetapi menurut Anonymous (2013) juga terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil
uji threshold ini, misalnya yaitu kondisi panelis seperti berikut ini.
1. Usia
Orang yang relative muda umumnya lebih sensitive sedangkan orang yang lebih tua
konsentrasinya lebih baik dan relative stabil dalam pengambilan keputusan. Kepekaan
indera pembau diperkirakan berkurang 1% setiap pertambahan umur satu tahun.
2. Jenis kelamin
Pria dan wanita memiliki kemampuan sama untuk melakukan pengujian sementara orang
berpendapat wanita lebih sensitive dibandingkan pria.
3. Kebiasaan merokok
Perokok ataupun bukan perokok dapat digunakan sebagai panelis meskipun perokok sering
kurang sensitive. Perokok harus berhenti merokok 20 menit sebelum pengujian.
4. Kondisi kesehatan
Orang yang sedang menderita sakit terutama gangguan pada indera sebaiknya tidak ikut
dalam pengujian. Hal ini dikarenakan adanya gangguan pada indera ini akan berpengaruh
terhadap threshold panelis. Panelis yang memiliki gejala flu misalnya tidak dapat
menggunakan indera pembau dengan baik, sementara indera ini juga turut berperan dalam
uji threshold.
5. Rasa lapar
Panelis tidak dianjurkan melakukan pengujian dalam periode waktu 2 jam setelah makan.
Berdasarkan beberapa faktor diatas, bisa jadi hasil praktikum yang dilakukan kurang
optimal dikarenakan beberapa hal, seperti keadaan panelis yang mungkin belum sarapan ataupun
panelis yang baru saja sarapan, mengingat uji threshold ini dilakukan dipagi hari. Seperti
dikatakan diatas, keadaan panelis ini sangatlah berpengaruh terhadap hasil uji threshold.
KESIMPULAN
Berdasarkanpraktikum yang telahdilakukanmakadapatdisimpulkanbahwauji threshold
adalahujiuntukmengetahuitingkatkonsentrasiterendahatauperubahankonsentrasiterkecil
yang
masihdapatterdeteksiolehpancaindera.Dari data hasilpraktikum yang didapatyaituambang mutlak
untuk pencicipan sampel gula ini lebih tinggi dibandingkan sampel garam, yakni 1 bagian/200
bagian air untuk sampel gula dan 1 bagian/400 bagian air untuk sampel garam. Berdasarkan data
uji threshold garam, untuk ambang mutlak, ambang pengenalan, serta ambang pembedaan pada
uji threshold garam ini tidak dapat ditunjukkan pada konsentrasi manapun. Sedangkanpada data
uji threshold gula diperoleh nilai ambang mutlak, yakni sebesar 55% pada konsentrasi 1,5%.
Akan tetapi untuk nilai ambang pengenalan dan ambang pembedaan tidaklah ditemukan dari data
tersebut. Bukan hanya nilai ambang pengenalan dan ambang pembedaan saja, pada hasil uji
thresholdini juga tidak ditemukan nilai ambang batas dikarenakanbelumdidapatkanreratayang
konstan. Faktor yang mempengaruhi hasil uji threshold: Usia, jenis kelamin, kebiasan merokok,
kondisi kesehatan, dan rasa lapar.