Anda di halaman 1dari 6

A.

Siklus Sel
Mitosis merupakan salah satu tahapan dari siklus sel. Fase ini merupakan fase
terpendek dalam siklus sel. Fase terpanjang pada siklus sel adalah fase interfase yang
memakan waktu sekita 90% dari siklus sel. Selama interfase, sel yang akan membelah
tumbuh dan terjadi salinan kromosom dalam persiapan untuk pembelahan sel. Interfase dapat
dibagi menjadi subphases: fase G1 ("first gap"), fase S (" sintesis "), dan fase G2 ("second
gap") (Reece, dkk 2011)
Siklus sel eukariotik dapat dibagi menjadi empat fase siklus sel utama G1, S, G2, dan M
1. Fase G1 adalah periode pertumbuhan sebelum duplikasi kromosom.
2. Fase S adalah ketika sintesis DNA terjadi, menghasilkan dua salinan identik dari
setiap kromosom, yang disebut kromatid.
3. Fase G2 adalah fase celah yang memungkinkan baik pertumbuhan dan persiapan
untuk pemisahan dari kromatid. Gelendong mitosis, mulai terbentuk sebagai tahap
persiapan pmbelahan.
4. Fase M mencakup: mitosis, ketika sister chromatid yang dipisahkan ke sisi
berlawanan dari sel, dan sitokinesis, yang merupakan proses pembelahan sitoplasma
sel untuk membuat dua sel anak.
(Craig, dkk 2010)
Sebuah sel manusia tertentu mengalami satu kali pembelahan selama 24 jam. Dari 24
jam tersebut, fase M akan menduduki kurang dari 1 jam, sedangkan fase S mungkin
menempati sekitar 10-12 jam, atau sekitar setengah siklus. Sisa waktu yang akan dibagikan
antara G1 dan fase G2. Fase G2 biasanya dibutuhkan 4-6 jam, dan G1 akan menempati
sekitar 5-6 jam. G1 merupakan fase yaang memiliki durasi paling bervariasi pada tiap
spesies. Beberapa sel dalam organisme multiseluler tidak memiliki fase G1 (Reece, dkk
2011).

B. Pembelahan Sel
Pada eukariota bersel banyak terjadi dua macam pembelahan sel (reproduksi sel),
yaitu mitosis dan meiosis. Kedua jenis pembelahan sel ini akan dijelaskan secara mendetai
sebagai berikut.
1. Mitosis
Mitosis adalah proses pembalahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masingmasing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Mitosis
terjadi pada perbanyakan sel tubuh (sel somatis). Kromosomnya berpasangan, sehingga
disebut diploid (2n). Pembelahan mitosis berlangsung secara bertahap melalui beberapa
fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Selain itu ada pula interfase yang
merupakan fase antara mitosis datu dengan mitosis berikutnya.
a. Profase

Pada fase ini, sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya
dua sentriol dan sentrosom yng satu tetap di tempat, yang satu bergerak ke arah kutub
yang berlawanan. Tiap sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang
disebut benang gelendong pembelahan (benang spindel) yang menghubungkan
sentriol satu dengan sentriol lain.
Membran inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecahpecah. Lalu butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin yang kemudian
memendek dan menebal menjadi kromosom. Dengan bagian yang menggenting
disebut sentromer. Sentromer adalah bagian kromosom yang tidak dapat menyerap zat
warna. Tiap-tiap sentromer mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus terikat.
Kemudian, kromosom berduplikasi membujur menjadi du bagian yang masingmasing dsebut kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti (nukleolus) mengecil dan
tidak tampak atau menghilang. Dengan demikian, kromatid terjerat spindel.
Sementara itu terdapat benng spindel yang meluas menyebar ke segala arah disebut
sebagai aster.
Di akhir profase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekat dibeberapa
benang spindel di kinetokor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan
berjajar di ekuator.
Pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang gelendong
pembelahan ini terbentuk di antara dua titik yang disebut titik kutub.
b. Metafase
Periode selama kromosom di ekuatorial disebut metafase. Membran inti sudah
menghilang, kromosom berada di bidang ekuator, dengan sentromernya seolah
kromosom berpegangan pada benang gelendong pembelahan. Pada fase ini,
kromosom tampak paling jelas.
c. Anafase
Selama anadase, kromatid bergerak menuju ke arah kutub-kutub yang berlwanan.
Kinetokor yang masih melekat pada benang spindel berfungsi mmberi jlan, sedangkan
lengan kromosom mengikuti di belakang.
d. Telofase
Kromatid-kromatid mengumpul di kutub-kutub. Benang gelendong menghilang,
kromatid menjadi kusut dan butiran kromatid muncul kembali lalu inti terbentuk
kembali dan nukleolus muncul lagi. Kemudian terjadi proses sitokinesis yaitu pada
bagian bidang ekuator terbentuk lekukan yang maikn lama makin dalam hingga sel
induk terbagi menjadi dua masing-masing mempunyai sifat dan jumlah kromosom
yang sama dengan inti.
e. Interfase
Interfase disebut pula fase istirahat, namun sebutan ini kurang tepat mengingat
justru pada saat ini sel mempersiapkan untuk pemblahan lagi dengan mengumpulkan
materi dn energi. Pada fase ini kromosom tidak tampak, tetapi butiran kromatid tmpak
jelas. Pada fase ini, tingkah laku kromosom tidak tampak sehingga fase ini bukan
termasuk fase mitosis.
Akhirnya pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak. Masing-masing
sel anakan memiliki jumlah dan sifat kromosom yang sama dengan sel induknya.

Pada pembelahan ini terjadi pembagian inti (kariokinesis) dan pembagian plasma atau
sitoplasma (sitokinesis).
Mitosis merupakan mekanisme memperbanyak sel atau pertumbuhan. Mitosis
terjadi pada sel-sel tubuh, dan berlangsung mulai dari terbentuknya zigot yang bersifat
diploid. Sel-sel tertentu seperti ototdan safar tidak lagi membelah pada batas-batas
tertentu. Sel-sel yang telah mengalami diferensiasi tidak lagi membelah secara
mitosis.
2. Meiosis
Meiosis adalah proses pembelahan sel dengan dua kali pembelahan yang
menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dri jumlah
kromosom sel induk. Pembelahan sel ini berlangsung mellui dua tahap, yaitu meiosis I
dan meiois II tanpa melalui interfase diantaranya. Interfase hanya terjadi sebelum atau
sesudah meiosis.
a. Meiosis I
1) Profase I
Profse terbagi lagi menjadi fase-fase sebagai berikut:
a) Leptonema: benang benang kromtin menjdi kromosom
b) Zigonema: kromoom yng sama bentuknya atau kromosom homolog
berdekatan dn bergandengan. Setiap pasang kromosom homolog disebut
bivalen.
c) Pakinema: tiap bagian kromosom homolog mengganda, tetapi masih dalam
satu ikatan sentromer sehingga membentuk tetrad
d) Diplonema: kromatid dari tiap-tiap belahan kromosom memendek dan
membesar
e) Diakinesis: sentrosom membentuk dua sentriol yang masing-masing
membentuk benang gelendong pembelahan. Satu sentriol tetap, sedangkan
sentriol yang lain bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Membran inti
dan nukleolus menghilang. Empat kromatid bivalen tadi disebut tetrad dan
terjerat oleh benag gelendong yang dibentuk oleh sentriol-sentriol.
2) Metafase I
Pada fase ini, tetrad berkumpul di bidang ekuator.
3) Anafase I
Benang glendong pembelahan dari tiap kutub menarik kromosom homolog
sehingga setiap pasangan kromosom homolog berpisah bergerak ke arah kutub
yang berlawanan, sentromer belum membelah. Setiap kutub menerima
campuran acak kromosom dari ibu dan bapak.
4) Telofase I
Kromatid memadat, selubutng inti terbentuk dan nukleolus muncul lagi,
kemudian sitokinesis berlangsung. Pada manusia terjadi duplikasi 2 kromosom
dari jumlah 4 kromatid sehingga terbentuk 23 kromosom yang diduplikasi di
setiap kutub. Benang gelendong lenyap, kromatid muncul kembali. Sentriol
berperan sebagai sentrosom kembali.
b. Meiosis II
1) Profase II

Sentrosom membentuk dua sentriol yang terletak paa kutub yang berlawanan
dan dihubungkan oleh benang gelendong. Membran inti dan nukleolus lenyap,
kromatin berubah menjadi kromosom yang terjerat oleh benang gelendong.
2) Metafase II
Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua. Ada
tahap ini belum terjadi pembelahan sentromer.
3) Anafase II
Kromososm melekat pada kinetokor benng gelendong lalu ditarik oleh benang
gelendong ke arah kutub yang berlawanan sehingga menyebabkan sentromer
terbelah. Sebagai akibatnya tiap kromatin bergerak ke arah yang berlawanan
pula.
4) Telofase II
Kromatid berkumpul pada bidang pembelahan lalu berubah menjadi kromatin
kembali. Bersamaan dengan membran inti dan anak inti terbentuk kembali.
Sekat pemisah semakin jelas sehingga terjadilah dua sel anakan.
Pada meiosis terjadi dua kali pembelahan. Satu sel induk yang membelah
menghasilkan empat sel anakan yang bersifat haploid (n). Meiosis merupakan
pembelahan reduksi yang berperan dalam pengurangan jumlah kromosom.
(Pratiwi dkk, 2006)
C. Persamaan dan Perbedaan Mitosis pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
1. Persamaan Mitosis pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Selama Profase, kromosom berkondensasi
Dalam Prometaphase, memban nukleus menghilang, kromosom bergerak menuju
pelat metafase, dan spindel (gelendong pembelahan) menjerat kromosom
Dalam Metaphase, kromosom berjajar di ekuator
Dalam Anafase, kromosom bergerak menuju kutub yang berlawanan
Dalam Telofase, membran nukleus muncul lagi, kromosom berkondensasi, dan
spindel menghilang.
2. Perbedaan Mitosis pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Pada sel tumbuhan yang memiliki dinding sel, proses sitokinesis (pembagian
sitoplasma) berbeda jika dibandingkan dengan sel hewan. Pada sel tumbuhan idak ada
proses cleavage furrow. Selama telofase, vesikel yang berasal dari aparatus golgi bergerak
bersama mikrotubulus ke tengah sel, dan membentuk cell plate. Bahan dinding sel
diangkut dalam vesikula dan dikumpulkan di cell plate hingga membran disekitar cell
plate melebur dengan plasma membran sepanjang perimeter sel. Sehingga, dihasilkan dua
anak dengan masing masing telah mengandung dinding sel (Reece, dkk 2011).

Dalam Profase, sel hewan memiliki sentriol yang mengatur benang spindel sementara
sel-sel tumbuhan tidak memiliki sentriol. Tumbuhan juga memiliki sebuah band (pita)
pra-profase, yang terdiri dari aktin dan mikrotubulus, yang terbentuk di tempat di
mana dinding sel akan muncul.
Selama Prometaphase, band pra-profase sel tumbuhan menghilang.
Selama Telofase, sel hewan memiliki cincin kontraktil, yang terbuat dari aktin dan
miosin, yang membentuk lekukan di antara dua inti pada saat pembelahan sel. Pada

sel tumbuhan, sebuah phragmoplast, yang terbuat dari aktin, miosin, dan
mikrotubulus, terbentuk di pusat sel dimana dinding sel akan muncul
Dalam Sitokinesis, cincin kontraktil sel hewan membelah sel menjadi 2 sel anak. Pada
tumbuhan, phragmoplast meluas dan membentuk dinding sel.
Pada tumbuhan, mitosis hanya terjadi pada jaringan meristem yang berada di ujung
akar, tunas, dan di batang, serta diantara antara adas dan floem. Pada sel hewan,
sitokinesis terjadi oleh proses yang dikenal sebagai cleavage furrow. Di sisi
sitoplasma dari alur adalah cincin kontraktil dari mikrofilamen aktin terkait dengan
molekul dari miosin protein. Mikrofilamen aktin berinteraksi dengan molekul miosin,
menyebabkan terjadinya kontraksi. Kontraksi tersebut menyebabkan pembelahan
semakin dalam sampai sel induk terjepit dalam dua, menghasilkan dua sel benar-benar
terpisah, masing-masing dengan inti, sitosol, organel, dan struktur subselular lainnya.
(Anonim 2014)

D. Faktor yang Mempengaruhi Laju Pembelahan Sel


Menurut Yadav (2007), Faktor utama yang mempengaruhi durasi mitosis antara lain
temperature dan nutrisi.
Sedangkan menurut Seong dkk (2009), faktor yang merangsang pertumbuhan organ
atau organisme yang berasal dari luar sel (faktor eksternal) dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu:
1 Mitogen
Merangsang pembelahan sel terutama dengan mengurangi kontrol negatif
intraseluler sehingga siklus sel bisa berjalan lancar. Contoh mitogen antara lain adalah
platelet derived growth factor (PDGF) dan epidermal growth factor (EGF). Disamping
sebagai mitogen, growth factor juga berperan sebagai faktor tumbuh.
2 Faktor tumbuh
Merangsang pertumbuhan sel (meningkatkan massa sel) dengan merangsang
sintesis protein dan makromolekul lain, juga menghambat kerusakan sel. Setiap faktor
dapat mempengaruhi beberapa macam sel dan fungsinya juga bermacam-macam,
misalnya nerve growth factor (NGF) disamping dapat mempercepat perkembangan
sel saraf tertentu pada embrio juga dapat mempengaruhi perkembangan leukosit dan
beberapa tipe sel fibroblas.
3 Faktor survival
Merangsang daya tahan sel dengan menekan apoptosis. Contohnya adalah
kelompok protein Bcl-2 yang sinyalnya menekan apoptosis.
Daftar Pustaka
Anonim, 2014, Cell Division, 7 Desember 2015,

https://sites.google.com/site/celldivisionhotran/home.
Craig, N.L., dkk, 2010, Molecular Biology, Oxford University Press, United States of
America, hal : 158.
Pratiwi, D. A. dkk, 2006, Biologi untuk SMA/MA Kelas XII, Erlangga, Jakarta.
Reece, dkk, 2011, Campbell Biology, Pearson Education, San Francisco, hal : 231-236.
Seong, S., Rusmana, D., Wargasetia, T.L., 2009, Basic Biology of Cells edisi 2, Grafika,
Bandung.
Yadav, P.R., 2007, A Textbook of Genetis, Campus Book International, New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai