Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioproses Jurusan Teknik Kimia,

Fakutas Teknik Universitas Sriwijaya pada bulan November 2015 sampai


Februari 2015.
No.

Kegiatan

Minggu ke1

1. Studi Literatur
2.

Pembuatan
Proposal

3. Persiapan Alat
4.

5.

Persiapan Bahan
Baku
Pelaksanaan
Penelitian

6. Analisa Hasil
7. Pengolahan Data
8.

Pembuatan
Laporan
= Pelaksanaan kegiatan
3.2. Peralatan dan Bahan
3.2.1 Peralatan
1. Beaker Gelas 50, 100, 250, 500 mL
2. Erlenmeyer 250 mL, 500, 1000 mL
3. Gelas ukur 10 mL, 50 mL
4. Spatula
5. pH Universal
6. Autoclave
7. Corong Pisah
8. Pipet Tetes

10

11

12

13

14

15

16

9. Pipet ukur 5 mL, 10 mL


10. Neraca Analitik
11. Blender
12. Oven
13. Batu didih
14. Labu bundar
15. Evaporator
16. Piknometer 5 mL
17. Hot Plate
3.2.2 Bahan
1. Sabut Kelapa
2. Amonium Hidroksida
3. Natrium Hidroksida
4. C2H5OH
5. Larutan Kanji
6. HCl
7. Aquadest
8. Luff Schoorl
9. Indikator PP
10. Na2S2O3 0,1 N
11. KI
3.3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengolah sabut kelapa menjadi energi
alternatif biomassa yaitu bioetanol menggunakan proses delignifikasi NaOH dan
NH4OH dan hidrolisis HCl dengan proses fermentasi menggunakan Saccaromyces
cerevisiae, dilanjutkan dengan proses evaporasi untuk mendapatkan bioetanol.
3.3.1. Variabel Variabel Penelitian
Pada penelitian ini akan diamati dan dihitung pengaruh variabel variabel
proses untuk menghasilkan produk bioetanol. Variabel variabel yang menjadi
fokus penelitian ini adalah:
1. Berat sampel dan waktu fermentasi sebagai variabel tetap.

2. Konsentrasi larutan NaOH dan NH4OH saat pretreatment dan konsentrasi


HCl saat hidrolisis sebagai variabel bebas.

3.3.2. Persiapan Bahan Baku


1. Biomassa berupa sabut kelapa diperoleh dari rumah pembuatan santan di
Jalan Merdeka (samping kantor Walikota) Kota Palembang yang berasal
dari daerah banyuasin.
2. Sabut kelapa dicuci, kemudian dicacah kasar kemudian dijemur selama 7
hari.
3. Blender hingga sabut berukuran sekitar 1mm.
3.4.

Deskripsi Proses

3.4.1. Prosedur Delignifikasi Bahan Baku


Sabut kelapa sebanyak 30 gr, dimasukkan kedalam Erlenmeyer
1000 mL kemudian ditambahkan larutan NaOH sebanyak 500ml dengan
variasi konsentrasi 1% N, 3% N, dan 5% N. Erlenmeyer ditutup dengan
gabus, kemudian dipanaskan menggunakan autoclave selama 60 menit
pada suhu 121oC (Siti dkk, 2011). Lakukan perlakuan yang sama dengan
menggunakan larutan NH4OH. Setelah proses selesai, hasil yang diperoleh
disaring dan dicuci dengan aquadest hingga pH netral (tes dengan kertas
pH Universal), kemudian dikeringkan pada suhu 80oC selama kurang lebih
2 jam.
3.4.3. Hidrolisis Asam
Masukkan sabut kelapa yang sudah kering kedalam erlenmeyer
1000 mL kemudian tambakan HCl sebanyak 500 mL dengan variasi 2% N,
4%N, dan 6% N. Erlenmeyer ditutup dengan gabus, kemudian dipanaskan
menggunakan autoclave selama 60 menit pada suhu 121oC. Setelah proses
selesai, biarkan sampel dingin kemudian pisahkan substrat dan larutan.
Larutan hasil hidrolisis diambil 10mL untuk dilakukan analisa glukosa
degan metode Luff Schoorl.
3.4.4. Fermentasi dengan Saccaromyces Cerevisiae
Masukkan larutan hasil hidrolisa dalam erlenmeyer 500mL yang
sudah disterilisasi dan atur hingga pH 4.5 (Osvaldo dkk, 2012. Tambahkan

10% dari bobot awal bakteri Saccaromyces Cerevisiae, tutup erlenmeyer


dan hubungkan dengan botol berisi air menggunakan selang dan biarkan
proses fermentasi berlangsung selama 7 hari.
3.4.5. Pemurnian Bioetanol dengan Proses Destilasi
Siapkan 1 set peralatan evaporasi. Ambil larutan dari hasil
fermentasi kemudian masukkan dalam labu, pasang labu pada alat
evaporator. Pertahan temperatur 78oC selama 10 menit untuk mendapatkan
hasil etanol yang bervariasi. Simpan etanol dalam wadah yang tertutup
rapat, simpan dalam lemari pendingin dengan suhu <5oC. Analisa etanol
menggunakan Gas Chromatography.
3.5.

Analisa Hasil Proses

3.5.1 Penentuan Kadar Lignin dengan Metode Chesson-Datta


Metode yang digunakan pada analisa ini mengacu pada analisa
metode Datta yang dikemukakan oleh Chesson (1981).
3.5.1.1. Bahan yang digunakan
1. Aquades
2. H2SO4 1N dan H2SO4 72%
3.5.1.2. Cara Kerja
1. Sampel kering sebanyak 1 g (berat a) ditambahkan aquades atau alkoholbenzene dan direfluk pada suhu 100oC menggunakan waterbath selama 1
jam.
2. Hasilnya disaring, residu dicuci dengan air panas 300mL, kemudian
residu dikeringkan dengan oven sampai beratnya konsntan dan kemudian
ditimbang (berat b).
3. Residu ditambah 150 mL H2SO4 1N, kemudian direfluk dengan
waterbath selama 1 jam pada suhu 100oC.
4. Hasilnya dicuci hingga pH netral, dan residu dikeringkan hingga berat
konstan, kemudian ditimbang (berat c).
5. Residu kering kemudian ditambahkan 100 mL larutan H2SO4 72% dan
direndam pada suhu kamar selama 4 jam.
6. Ditambahkan 150 mL H2SO4 1N dan direfluk pada suhu 100oC dengan
water bath selama 1 jam.

7. Residu disaring dan dicuci dengan H2O sampai netral.


8. Residu kemudian dipanaskan dengan oven pada suhu 105oC sampai
beratnya konstan dan ditimbang (berat d).
9. Selanjutnya residu diabukan dengan furnace dan ditimbang (berat e).
3.5.1.3. Metode Analisa Data
Perhitungan kadar selulosa dan kadar lignin menggunakan rumus
berikut ini:
Kadae Selulosa

Kadar Lignin

100%

100%

3.5.2. Pengujian Kadar Glukosa Dengan Metode Luff Schoorl


Pengujian kadar glukosa merujuk kepada metode SNI 01-2891-1992 yang
dijadikan dasar uji makanan. Prinsip uji glukosa yaitu hidrolisis karboidrat
menjadi monosakarida yang dapat mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+. Kelebihan
Cu 2+ dapat dititar secara yodometri.
3.5.2.1. Bahan yang digunakan
1. HCl 3%
2. NaOH 30%
3. pH Universal
4. Indikator PP
5. Na2CO3
6. Larutan Luff
Pembuatan Larytan Luff
Larutkan 143.8g Na2CO3 anhidrat dalm 300 ml aquades. Sambil diaduk
tambahkan 50g asam sitrat yang telah dilarutkan dengan 50mL aquades.
Tambahkan 25 g CuSO4.5H2O yang telah dilarutkan dengan 100 mL
aquades. Pindahkan Larutan tersebur kedalam kedalam labor 1L,
tepatkan sampai tanda garis dengan aquades dan kocok. Biarkan
semalam dan saring bila perlu, larutan ini mempunyai kepekatan Cu2+
0.1N dan Na2CO3.
7. KI 20%
8. H2SO4

9. Na2S2O2 0.1 N
10. Larutan Kanji 0.5%

3.5.2.2 Cara Kerja


1. Timbang 5g sampel kedalam Erlenmeyer 500mL.
2. Tambahkan 200 mL larutan HCl 3%, didihkan selama 3jam dengan
pendingin tegak.
3. Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30% (dengan lakmus atau
indicator PP), dan tambahkan sedikit CH3COOH 3% agar suasana agak
sedikit asam.
4. Pindahkan isinya kedalam labu ukur 500mL dan impitkan hingga tanda
garis, kemudian saring.
5. Pipet 10mL saringan kedalam Erlenmeyer 500mL, tambahkan 25mL
larutan luff(dengan pipet dan beberapa batu didih serta 15mL aquades.
6. Panaskan campuran tersebut dengan nyala yang tetap. Usahakan agar
larutan dapat mendidih dalam waktu 3 menit (gunakan stop watch),
didihkan terus selama tepat 10 menit (dihitung dari saat mulai mendidih
dan gunakan sop watch) kemudian dengan cepat dinginkan dalam bak
berisi es
7. Setelah dingin tambhakan 15 mL larutan KI 20% dan 25 mL H2SO4 25%
perlahan-lahan
8. Titar secepatnya dengan larutan tio 0.1 N (gunkan penunjuk larutan kanji
0.5%)
9. Kerjakan juga blanko
3.5.2.3 Metode Analisa Data
(Blanko Penitar) x N tio x 10, setara dengan terusi yang terduksi.
Kemudian lihat dalam daftar luff school berapa mg gula yang terkandung untuk
ml tio yang digunakan
=

Dimana

1
100%

W = Bobot cuplikan (mg)


Fp = factor pengenceran

3.5.3. Pengujian Kadar Etanol Dengan Analisa Density


Pengujian kadar etanol menggunakan densitas dengan membandingkan
hasil perhitungan dengan table densitas etanol pada buku Perrys Chemical
Engineering Handbook 7th Edition.

0.995945

=

3.5.4. Pengujian Kadar Etanol Dengan Analisa Gas Kromatografi


Untuk melihat kadar bioetanol yang dihasilkan dengan lebih akurat maka
dilakukan analisa dengan menggunakan Gas Kromatografi yang akan
dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2016 sampai 2 Februari 2016 di
Laboratorium Teknik Kimia Politeknik Sriwijaya.

BAB IV
PENUTUP
Demikianlah

proposal

penelitian

ini

kami

buat

sebagai

bahan

pertimbangan Bapak/Ibu agar dapat menerima kami untuk melaksanakan


penelitian di Laboratorim Bioproses.Selanjutnya kami mohon kepada untuk dapat
memberikan pengarahan dan bimbingannya selama pelaksanaan penelitian
ini.Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu yang menyetujui permohonan
penelitian mahasiswa jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya kami ucapkan
terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai