Anda di halaman 1dari 2

DESSY WULANDARI (13537)

Dinamika Populasi dan Pola Infestasi Liriomyza huidobrensis Blanchard pada Tanaman
Kentang di Musim Kemarau dan Musim Hujan
Jurnal Hortikultura, volume 12, nomor 4, tahun 2002, dan halaman 261 269.

Hama lalat penggorok daun atau L. huidobrensis merupakan hama baru pada tanaman
kentang. Pada stadium larva dan dewasa, serangga ini dapat menimbulkan kerusakan. Larva merusak
tanaman dengan cara menggorok lapisan mesofil daun, sedangkan pada saat fase serangga dewasa
melalui tusukan ovipositor pada saat oviposisi dan aktifitas makan dengan cara menghisap cairan
makanan dan mengakibatkan proses fotosintesis tanaman terganggu. Sampai saat ini pengendalian
hama masih dilakukan dengan cara mengandalkan penggunaan insektisida yang dilakukan secara
terjadwal, hal ini tentunya membawa dampak negatif yang merugikan.
Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang pada
musim kemarau dan musim hujan dari bulan Juni 1999 sampai bulan Pebruari 2000. Fungisida yang

digunakan adalah metalaksil MZ,8/64 WP (sistemik) dan propineb 70 WP (kontak). Interval


penyemprotan 37 hari. Macam perlakuan yang diuji pada percobaan ini adalah: 1). Perlakuan
disemprot dengan insektisida bensultaf (bancol 50 WP) 1 x per minggu. 2). Tanpa perlakuan.
Hasil pengamatan terhadap fluktuasi populasi L. huidobrensis, musuh alami dan
kompetitornya disajikan pada Gambar 1 dan 2. Organisme pengganggu tanaman yang menyerang
tanaman kentang selama percobaan berlangsung adalah L. huidobrensis, kutu kebul (Bemisia tabacci),
penggerek umbi/daun kentang (Phthorimaea operculella), dan kutu daun persik (Myzus persicae).
Ketiga OPT tersebut mulai menyerang tanaman kentang sejak umur tiga minggu setelah tanam. Dari
Gambar 1 dan 2 tersebut dapat dilihat bahwa populasi M. persicae dan B. Tabacci cukup tinggi dan
mempengaruhi keberadaan L. huidobrensis, meskipun insektisida telah digunakan secara intensif.
Insektisida yang dipakai kelihatannya tidak efektif terhadap kedua OPT tersebut. Hal ini merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya populasi L. huidobrensis, karena telah terjadi
kompetisi dalam mendapatkan ruang hidup dan makan.
Sejak tanaman kentang berumur tiga MST atau sejak tanaman kentang muncul. Liriomyza
huidobrensis dewasa mulai menginvasi dan menyerang tanaman. Sumber invasi diduga dari tanaman
buncis, tomat, dan cabai yang terdapat di sekitar percobaan dan juga faktor kecepatan angin yang
dapat mempengaruhi populasi L. huidobrensis. Terjadi fluktuasi L. huidobrensis dewasa baik pada
perlakuan insektisida maupun tanpa perlakuan insektisida dan puncak populasi terjadi pada umur 4, 6,
dan 8 MST. Dengan demikian paling sedikit terdapat tiga generasi selama satu musim tanam.
Penggunaan insektisida bensultaf 50 WP diduga dapat menekan populasi L. huidobrensis dewasa.
Populasi telur dan larva relatif rendah, namun pola investasinya mengikuti pola L. huidobrensis
dewasa, yaitu mencapai puncaknya pada umur enam MST. Populasi musuh alami yaitu
Hemiptarsenus varicornis sangat rendah dan hanya dijumpai pada umur empat, enam, dan delapan
MST. Dengan demikian tampaknya keberadaan musuh alami tersebut tidak dapat menekan serangan
L. huidobrensis. Pada plot perlakuan insektisida pada umur tanaman enam MST terlihat bahwa jumlah
populasi larva L. huidobrensis instar dua sangat tinggi, namun menurun dengan cepat pada minggu
ke-7. Hal ini tidak dapat di korelasikan dengan keberadaan musuh alami, sebab populasinya sangat
rendah. Diduga penyebabnya adalah keberadaan M. persicae dan B. tabacci. Pada minggu ke-6
jumlah kompetitor tersebut rendah, tetapi pada minggu ke-7 populasinya meningkat dan relatif tinggi.

Pendapat:
Melihat dari gambar 1 dan 2 serta penjelasan yang diberikan, hama ini berkembang
dengan baik di musim kemarau dan sudah resisten dengan insektisida. Dinamika populasinya
ditentukan oleh beberapa faktor seperti tanaman-tanaman disekitarnya, adanya unsur abiotik
seperti angin (angin kemungkinan dapat memperluas daerah teritorial hama), dan keberadaan
musuh alami. Invasi dari Liriomyza huidobrensis ini dapat dikurangi dengan cara tidak menanam
tanaman yang dapat mempercepat invasi OPT tersebut seperti buncis, tomat, dan cabai yang berada
disekitar tanaman kentang. Tanaman tersebut bisa diganti dengan tanaman jenis lain dan bukan dari
jenis sayuran tersebut. Dinamika populasi hama Liriomyza huidobrensis dewasa dapat dikurangi
dengan cara membuat light trap dan ditempatkan di tempat-tempat potensial, penggunaan light trap
ini tentunya dapat meminimalisir penggunaan insektisida sehingga sejalan dengan konsep PHT
berbasis ramah lingkungan. Konsep light trap ini butuh peninjauan secara khusus dari segi biaya
listrik, penempatannya, dan lain-lain. Pada fase larva, kita dapat menggunakan insektisida alami untuk
daun dari bahan-bahan yang sekiranya mempunyai zat yang dapat membuat OPT ini menjauh dari
tanaman kentang, usul insektisida alami ini masih harus dilakukan penelitian yang lebih lanjut
tentunya. Cara-cara yang dijelaskan diharapkan dapat membuat musuh alami dari hama ini dapat
sejalan dengan perkembangan hama dan dari hal itu ecosystem services dapat terwujud sehingga
grafik populasi hama ini tidak akan mencapai garis Economic Injury Level.

Anda mungkin juga menyukai