Anda di halaman 1dari 4

ANALISA KERUSAKAN AKIBAT GEMPA BUMI PADA SALAH

SATU BANGUNAN YANG ROBOH SAAT GEMPA BUMI


PADANG
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Gempa
Dosen Pengampu: Ida Nugroho Saputro, ST, M.Eng.

Oleh:

Dwi Sarono
K1513028

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

Analisa Kerusakan Akibat Gempa Bumi Pada Salah Satu Bangunan


Yang Roboh Saat Gempa Bumi Padang

Bangunan Diatas adalah salah satu bangunan pemerintah yang rusak akibat gempa di
Padang tahun 2009 kemarin. Gempa tersebut terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas
pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa
menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang
Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota
Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. Menurut data
Satkorlak PB, sebanyak 1.117 orang tewas akibat gempa ini yang tersebar. Sedangkan 135.448
rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
Dilihat secara visual bangunan tersebut mengalami kerusakan yang cukup berat. Hal
tersebut nampak dari runtuhnya lantai satu dan adanya beberapa susunan balok dan kolom yang
mengalami miss position. Selain itu juga terlihat bahwa dinding di bangunan tersebut sebagian
besar mengalami kerontokan. Secara teknis, bangunan tersebut gagal mengantisipasi gempa
karena struktur bagian bawah roboh terlebih dahulu dibandingkan bangunan rangka atasnya.

Bangunan tersebut runtuh dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya adalah Kegagalan


Soft Story pada bangunan tersebut. Yang dimaksud kegagalan self story adalah suatu kondisi
dimana struktur lantai bawah tidak kuat lagi menerima beban dari lantai diatasnya, dengan kata
lain lantai bawah lebih lunak dari pada lantai yang diatasnya. Kondisi tersebut mengakibatkan
runtuhnya struktur lantai bawah akibat beban dari lantai atas. Pada bangunan tersebut terjadi
kegagalan soft story pada struktur lantai satu yang roboh tetapi lantai diatasnya masih utuh.
Faktor berikutnya adalah Mutu Beton yang Kurang Baik. Dari gambar tersebut dapat
dilihat bahwa hampir semua balok dan kolom masih berdiri tetapi inti beton nya banyak yang
runtuh. Hal tersebut menandakan kualitas beton dari bangunan tersebut kurang baik.
Kemudian faktor yang terakhir adalah Perencanaan yang Kurang Matang. Bangunan
tersebut tidak dirancang untuk tahan gempa sepenuhnya. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa
jenis kerusakan yang terjadi. Ditambah lagi daerah Padang sebelumnya belum pernah terjadi
gempa yang besar sehingga perencana kemungkinan agak sedkit mengabaikan faktor gempa
untuk pembangunan bangunan tersebut.
Jadi kesimpulannya adalah bangunan tersebut roboh dikarenakan perancanganya yang
kurang memperhatikan SNI teknik gempa dan kemudian juga perlu digaris bawahi bahwa gempa
Padang ini mempunyai daya yang tinggi yaitu 7,6 SR yang tentunya akan sangat berpengaruh
terhadap struktur bangunan. Dengan adanya peristiwa gempa tersebut diharapkan para teknisi
sipil di Padang akan lebih memperhatikan kaidah SNI Teknik gempa dalam pembangunan
gedung terutama multi lantai. Setidaknya struktur bangunan yang akan dibuat di masa
mendatang sesuai dengan kaidah dasar bangunan, yaitu struktur dan rangka bagian bawah dapat
lebih lama menahan gempa dibandingkan struktur atas sehingga memungkinkan orang
menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi.

Sumber
https://wiryanto.wordpress.com/2009/10/26/foto-foto-gempa-di-padang/
http://dokumen.tips/documents/evaluasi-kerusakan-struktur-bangunan-akibat-gempapadang.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Sumatera_Barat_2009
http://blog.unsri.ac.id/intan/gudang-ilmu/mengintip-kondisi-struktur-bangunan-di-padang-pascagempa/mrdetail/4607

Anda mungkin juga menyukai