Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Semua orgenisme tersusun atas sel-sel. Sel merupakan unit terkecil dari suatu bentuk

kehidupan. Untuk ukuran terkecil itu, sel tergolong sangat luar biasa. Sel seperti sebuah pabrik
yang bsenantiasa bekeja agar proses kehidupan terus berlangsung. Sel memliki bagian-bagian
untuk menunjang fungsi tersebut. Ada bagian sel yang berfungsi menghasilkan energy, ada yang
pertanggung jawab terhadap perbanyakan sel, dan ada yang menyeleksi lalu lintas zat masuk dan
keluar sel. Dengan mengetahui komponen sel, kita dapat memehami fungsi sel bagi kehidupan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah tes DNA. Tes DNA
belakangan ini marak digunakan oleh orang tua maupun anak untuk membuktikan bahwa mereka
benar-benar orang tua atau anak mereka. Dalam bidang kedokteran, seirng ditemukan pasienpasien yang ternyata menderita penyakit kelainan atau kerusakan kromosom sehingga bentuk
tubuh maupun tingkah lakunya tidak seperti orang normal. Apa sebenarnya yang terjadi pada
kromosom sehingga dapat menyebabkan seseorang menderita suatu penyakit atau kelainan.
Ketiga hal tersebut berhubungan dengan kromosom, gen, dan DNA. Sehungga untuk
mengetahui jawabannya kita harus memahami pengertian gen, DNA, dan kromosom serta hungan
diantara ketiganya. Seluruh metabolism dalam tubuh diatur oleh gen. gen terdapat pada DNA.
DNA merupakan salah satu penyusun kromosom.

1.2

Rumusan masalah
a.
b.
c.
d.
e.
f.

1.3

Apa itu anatomi?


Apa itu fisiologi?
Apa saja organel sel, bagaimana fungsinya?
Organel apa yang berperan dalam sintesis protein dan bagaimana prosesnya?
Organel apa yang berperan dalam sintesis energi dan bagaimana prosesnya?
Apa itu nucleus, sintesis DNA dan RNA, gen, dan kromosom?

Tujuan makalah
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mengetahui anatomi
Mengetahui fiologi
Mengetahui organel sel, bagaimana fungsinya
Mengetahui organel yang berperan dalam sintesis protein dan bagaimana prosesnya
Menegtahui organel yang berperan dalam sintesis energi dan bagaimana prosesnya
Mengetahui nucleus, gen, kromosom dan sintesis DNA dan RNA

BAB II
ISI
2.1

Anatomi
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia,berasal dari

bahasa yunani ana yang berarti habis atau keatas dan tomos yang berarti memotong atau
2

mengiris. Maksudnya anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh (manusia) dengan
cara nenguraikan tubuh (manusia )menjadi bagian yang lebih kecil kebagian yang paling
kecil,dengan cara memotong atau mengiris tubuh (manusia) kemudian diangkat, dipelajari, dan
diperiksa menggunakan mikroskop.
Sistem tubuh manusia terdiri atas beberapa sistem organ penunjang dalam kehidupan,
antara lain:
1. Sistem sirkulasi dan kardiovaskular yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh.

2. Sistem Pencernaan: pemrosesan makanan yang terjadi di dalam mulut, perut, dan usu

3. Sistem Endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon

4. Sistem Kekebalan Tubuh(Imun): mempertahankan tubuh dari serangan benda yang


menyebabkan penyakit.
4

5. Sistem Integumen: kulit, rambut

6. Sistem Limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan aliran darah

7. Sistem Otot: menggerakkan tubuh

8. Sistem Saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak dan saraf

. 9. Sistem Reproduksi: organ seks

10. Sistem Pernafasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru

11. Sistem Rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang

12 Sistem Ekskresi: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi urin

2.2

Fisiologi
8

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi alat tubuh manusia. Fisiologi atau Ilmu
Faal, yaitu cabang biologi yang mempelajari fungsi kerja alat-alat tubuh dalam kondisi normal
dan proses-proses yang dilakukan oleh tubuh dalam upaya mempertahankan kondisi internal
tubuh yang dinamis namun tetap dalam kisaran normal (homeostasis).
Tingkat utama focus dari fisiologi adalah pada tingkat organ dan sistem. Sebagian besar
aspek fisiologi manusia homolog erat dengan aspek-aspek terkait fisiologi hewan, dan hewan
percobaan telah memberikan banyak dari dasar pengetahuan fisiologis. Anatomi dan fisiologi
berhubungan erat dengan bidang studi: anatomi, studi tentang bentuk, dan fisiologi, mempelajari
fungsi, secara intrinsik terikat dan dipelajari bersama-sama sebagai bagian dari kurikulum medis.
2.3

Organel Sel dan Fungsi


Sel adalah bangunan bermembran yang merupakan unit terkecil penyusun tubuh. Suatu

sel, baik sel hewan maupun sel tumbuhan, memiliki banyak organel dengan fungsi tertentu. Ada
beberapa perbedaan organel pada sel hewan bila dibandingkan dengan sel tumbuhan, yang dapat
kita lihat pada gambar berikut :

Bagian sel yang terbesar adalah sitoplasma atau cairan sel. Sitoplasma diselubungi oleh
selaput tipis yang disebut dengan membran sitoplasma. Sel sendiri adalah kesatuan struktural dan
fungsional makhluk hidup di mana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan
tingkah laku dari masing-masing makhluk hidup. Dalam sitoplasma terdapat berbagai organel sel.
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel
dinamakan Nukleoplasma,

sedang

bagian

yang

padat

dan

memiliki

fungsi

tertentu

digunakan Organel sel. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai
pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Organel sel adalah bendabenda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi
kehidupan).
Secara anatomi, sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Selaput Plasma (Membran Plasma)
2. Sitoplasma dan Organel sel
3. Inti sel (Nukleus)

1. Selaput Plasma (Membran Plasma)


Selaput plasma atau membran plasma adalah suatu struktur membranosa yang sangat tipis
yang membungkus setiap sel. Fungsi membran sel, yaitu :

Sebagai pembatas antara sel dengan lingkungannya

Mengontrol dan mengendalikan pertukaran zat ke dalam dan ke luar sel, karena memiliki
sifat selektif permeable

Sebagai reseptor rangsang dari luar


10

Pelindung isi sel, organel-organel sel dan mempertahankan bentuk sel

Tersusun atas Karbohidrat, protein, dan lemak

2. Sitoplasma
Sitoplasma adalah matriks yang terdapat diantara membran plasma dan nukleus.
Fungsi Sitoplasma, yaitu :
1. Sebagai tempat penyimpanan jenis bahan bereaksi kimia yang digunakan
untuk metabolisme sel, seperti enzim, ion, gula, lemak
dan protein
2. Sebagai tempat berlangsungnya peristiwa pembongkaran dan penyusunan

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

zat-zat penting yang dilakukan melalui reaksi kimia.


Sitoplasma terdiri dari :
RETIKULUM ENDOPLASMA (RE)
BADAN GOLGI
RIBOSOM
LISOSOM
BADAN MIKRO (PEROKSISOM & GLIOKSISOM)
MITOKONDRIA
PLASTIDA
VAKUOLA
SENTRIOL

a. Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum Endoplasma merupakan perluasan membran yang saling berhubungan yang
membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung didalam sitoplasma. Dalam pengamatan
mikroskop, RE tampak seperti saluran berkelok-kelok dan jala yang berongga-rongga.
Saluran-saluran tersebut berfungsi membantu gerakan subtansi-substansi dari satu bagian sel
11

ke bagian sel lainnya. Dalam sel terdapat dua tipe RE, yaitu retikulum endoplasma kasar dan
reticulum endoplasma halus.
1. Retikulum Endoplasma Kasar (REK)
Disebut REK karena permukaannya diselubungi oleh ribosom sehingga tampak
seperti helaian panjang kertas pasir. Ribosom adalah tempat sintesis protein. Protein yang
disintesis pada ribosom yang melekat pada RE biasanya ditujukan untuk luar sel. Setelah
protein selesai dibuat oleh ribosom dipermukaan RE, protein tersebut diangkut keruang
dalam RE. Dalam saluran ini protein mungkin diubah oleh enzim yang berada
dipermukaan dalam membrane RE. Apabila protein telah mencapai ujung RE, protein
tersebut disimpan dalam membran kecil yang mengandung kantong (vesikula). Vesikula
ini dibentuk dari irisan REH yang berhungan dengan REK. Jadi, fungsi REK adalah
mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetik antara inti sel dengan
sitoplasma.
2. Retikulum Endoplasma Halus (REH)
REH tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya halus. REH memliki
enzim-enzim pada permukaannya yang berfungsi untuk sintesis lipid, glikogen, dan
persenyawaan steroid seperti kolesterol, gliserida, dan hormon.

b. Badan golgi
12

Badan golgi adalah sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi membran.
Organel ini terdapat hampir disemua sel eukariotik. Badan golgi dibangun oleh membran
yang berbentuk sisterna, tubulus, dan vesikula. Sisterna membentuk pembuluh-pembuluh
halus (tubulus). Dari tubulus dilepaskan kantong-kantong kecil yang berisi bahan-bahan yang
diperlukan seperti enzim-enzim atau pembentuk dinding sel.

Fungsi badan golgi antara lain:


1. Membentuk kantong-kantong (vesikula) untuk sekresi, terutama pada sel-sel kelenjar.
Kantong-kantong tersebut berisi enzim dan bahan-bahan lain
2. Membentuk membran plasma
3. Membentuk dinding sel pertumbuhan
4. Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel
telur dan pembentukan lisoso
c. Ribosom
Ribosom berupa organel kecil bergaris tengah 17-20 mikron yang tersusun oleh RNA
ribosom dan protein. Ribosom terdapat pada semua sel hidup. Ribosom terdapat bebas di
sitoplasma atau melekat pada REK. Tiap ribosom terdiri dari 2 subunit yang berbeda ukuran.
13

Dua subunit ini saling berhubungan dalam suatu ikatan yang distabilkan oleh ion magnesium.
Ribosom berfungsi untuk sintesis protein. Pada waktu sintesis protein, ribosom mengelompok
membentuk poliribosom (polisom).

Struktur Ribosom
d. Lisosom
Lisosom merupakan kantong yang dikelilingi membran tunggal yang digunakan sel untuk
mencerna makromolekuler. Lisosom dihasilkan oleh badan golgi yang penuh protein. Pada
tahun 1955, para ahli biologi menemukan partikel-partikel yang sangat halus di dalam
sitoplasma setelah melakukan sentrifugasi. Chtistian de Duve menamai partikel halus kecil
tersebut lisosom. Lisosom berisi berbagai jenis enzim yang dapat memecahkan (mencerna)
polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein. Lisosom berperan dalam pencernaan
intrasel, misalnya pada protozoa atau sel darah putih. Lisosom juga berperan dalan autofagus.
Sebagai contoh, pada waktu kecebong berubah menjadi katak, ekornya secara bertahap
diserap. Sel-sel ekornya yang kaya akan lisosom, mati dan hasil penghancurannya digunakan
untuk pertumbuhan sel-sel baru yang berkembang. Lisosom terutama ditemukan pada sel
hewan.

14

Stuktur lisosom
e. Badan Mikro (Peroksisom & Glioksisom)
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai
enzim dan yang paling khas adalah enzin katalase. Katalase mengkristalisis perombakan
hydrogen peroksida (H2O2). Hydrogen peroksida merupakan produk metabolisme sel yang
berpotensi membahayakan sel. Peroksisom terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Pada
hewan peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedangkan pada tumbuhan peroksisom
terdapat dalam berbagai tipe sel. Glioksisom adalah peroksisom pada tumbuhan, berperan
dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.

Struktur peroksisom
f. Mitokondria
Mitokondria adalah organel pengahasil energi sel. Mitokondria mempunyai dua lapisan
membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Membran luar memiliki permukaan
halus, sedangkan membran dalam berlekuk-lekuk. Pelekukan ini disebut Krista. Sel-sel yang
15

aktif atau memiliki metabolisme tinggi, misalnya sel otot jantung, mitokondrianya banyak
mengandung krista. Pada krista terdapat enzim untuk fosforilasi oksidatif dan sistem transpor
elektron. Protein yang berperan dalam respirasi, termasuk enzim pembuat ATP, dibuat dalam
membran dalam. Membran dalam memiliki permukaan yang luas sehingga dapat
meningkatkan produktivitas respirasi seluler.

Struktur mitokondria
Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua ruang, yaitu ruang intermembran dan
matriks mitokondria.
1. Ruang intermembran
Ruang intermembran merupakan ruangan di antara membran luar dan membrane
dalam. Membran luar dapat dilalui semua molekul kecil tetapi tidak dapat dilalui protein
dan molekul besar.
2. Matriks mitokondria
Matriks mitokondria merupakan ruangan yang diselubungi oleh membrane dalam.
Beberapa tahapan metabolisme terjadi dalam matriks. Matriks mengandung enzim untuk
siklus krebs dan oksidasi asam lemak. Matriks juga banyak mengandung protein dan
16

DNA, ribososm dan beberapa jenis RNA. Mitokondria dapat menyintesis protein sendiri
karena memiliki DNA, RNA, dan ribosom. DNA mitikondria merupakan sandi untuk
protein dan enzim yang bekerja pada membran dalam, sedangkan DNA nukleus
merupakan sandi untuk protein matriks dan membran dalam.

g. Plastida
Plastida adalah organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Ada tiga macam plastida,
yaitu:
a. Kromoplas, yaitu plastida berwarna karena mengadung pigmen selain klorofil
b. Leukoplas, yaitu plastida yang berwarna putih dan berfungsi untuk menyimpan
amilum (amiloplas), minyak (elaioplas), dan protein (aleuroplas)
c. Kloroplas, yaitu plastida yang mengandung klorofil
Kloroplas dan plastida lainya memliki membran rangkap. Membran dalam melindungi
matriks yang dinamakan stomata. Membran dalam ini terlipat berpasangan yang disebut
lamela. Secara berkala, lamella ini membesar sehingga terbentuk gelembung pipih terbungkus
membran dan dinamakan tilakoid. Struk ini tersusun dalam tumbukan mirip koin. Tumpukan
tilakoid dinamakan granum. Pada tilakoid terdapat unit fotosintesis yang berisi molekul
pigmen seperti klorofil a, klorofil b, karoten, dan xantofil. Analisis kimia dari kloroplas
menunjukkan kloroplas terdiri dari protein, fosfolipid, pigmen hijau dan kuning, DNA dan
RNA.

17

Struktur plastid
h. Vakuola (rongga sel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut
Tonoplas.
Vakuola berisi :

garam-garam organik
glikosida
tanin (zat penyamak)
minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberinepada jahe)
alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
enzim
butir-butir pati
Merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan dibatasi membran yang disebut

tonoplas. Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vakuola non
kontraktil. Pada tumbuhan vakuola berukuran sangat besar dan umumnya termodifikasi
sehingga berisi alkaloid, pigmen anthosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme, ataupun
tempat penyimpanan zat makanan. Pada sel hewan vakuolanya kecil atau tidak ada, kecuali
hewan bersel satu. Pada hewan bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan

18

yang berfungsi dalam pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai
osmoregulator.

Struktur vakuola (rongga sel)


i. Sentriol
Sentriol adalah struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis
maupun Meiosis). Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole. Sentriole
berbentuk seperti tabung dan disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di
dekat salah satu kutub inti sel. Sentriole ini berperan dalam proses pembelahan sel dengan
membentuk benang spindel. Benang spindel inilah yang akan menarik kromosom menuju ke
kutub sel yang berlawanan.

Struktur sentriol
3. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus (Inti sel) dibatasi oleh membran inti, mengandung benangbenang kromatin dan nukleolus (anak inti sel). Membran inti terdiri atas dua
19

lapis dan mempunyai pori. Benang-benang kromatin akan memendek pada


waktu proses pembelahan sel membentuk kromosom. Nukleus berfungsi
mengatur segala aktivitas yang terjadi dalam aktivitas sel mulai metabolisme
hingga pembelahan sel

2.4

Organel dan Proses Sintesis Protein


Sintesis protein merupakan proses penyusunan protein yang berlangsung di dalam intisel

dan ribosom, dengan menggunakan bahan dasar yaitu berupa asam amino.
Beberapa perangkat yang dibutuhkan dalam sintesis protein yaitu : inti sel, RE kasar, Ribosom
(rRNA), mRNA, tRNA, RNA polimerase.
a. Inti sel
Inti sel merupakan lokasi dimana sumber informasi genetik berada, yaitu DNA. Jadi, informasi
yang akan diterjemahkan pada sintesis protein berasal dari inti sel.
b. RE kasar & Ribosom (rRNA)
RE kasar merupakan lokasi dimana ribosom melekat. Selain itu, rRNA atau Ribosomal RNA
merupakan tempat terjadinya sintesis protein.
c. tRNA (RNA transfer)

20

tRNA merupakan salah satu jenis RNA yang bertugas untuk mengikat asam amino dari
sitoplasma dan menggabungkannya dengan asam amino lain pada tahapan sintesis protein.
d. RNA polimerase
RNA polimerase merupakan enzim yang berperan dalam proses perangkaian molekul RNA dari
molekul DNA.

Secara garis besar, sintesis protein berlangsung melalui dua tahap, yaitu :
1. Transkripsi
Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis mRNA dari fragmen salah satu rantai DNA,
sehingga terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke mRNA. Transkripsi
adalah bagian dari rangkaian ekspresi genetik (proses penerjemahan informasi genetik dalam
bentuk urutan basa menjadi protein). Pengertian asli transkripsi adalah alih aksara atau
penyalinan. Di sini, yang dimaksud adalah mengubah teks DNA menjadi RNA.
Sebenarnya, yang berubah hanyalah basa nitrogen timin di DNA yang pada RNA digantikan
oleh urasil. DNA berperan sebagai materi genetik artinya DNA menyimpan cetak biru bagi
segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. DNA melakukan transkripsi
agar gen asli tetap terlindung di dalam inti sel, sementara hasil kopinya ditugaskan untuk
melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya dalam proses sintesis protein. Jika RNA
rusak, maka akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru. Proses transkripsi ini terjadi
di dalam inti sel (nukleus). DNA tetap berada di dalam nukleus, sedangkan hasil
transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju sitoplasma dan melekat pada ribosom.
Namun pada sel tumbuhan, transkripsi terjadi di dalam matriks pada mitokondria dan
plastida.
21

Pada proses transkripsi, rantai DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA
dengan bantuan enzim RNA polimerase. Enzim tersebut menempel pada bagian yang disebut
promoter, yang terletak sebelum gen. Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang
akan disalin terbuka. Akibatnya, dua rantai DNA berpisah. Salah satu DNA berfungsi sebagai
pencetak atau sense, yang lain sebagai antisense. Misalnya pencetak memiliki urutan basa GA-G-A-C-T, dan pasangan komplemen memiliki urutan C-T-C-T-G-A. Karena pencetaknya
G-A-G-A-C-T, maka mRNA hasil cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, mRNA C-U-C-U-G-A
merupakan hasil kopian dari DNA C-T-C-T-G-A, dan merupakan komplemen dari pencetak

Inisiasi (permulaan)
Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut

sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga


menentukan yang mana dari kedua rantai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.

Elongasi (pemanjangan)
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka rantai heliks ganda DNA

dengan bantuan enzim polimerase, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas
dari cetakan DNA-nya.

Terminasi (pengakhiran)
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang

disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang
berfungsi sebagai kodon terminasi (kode stop) yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik,
22

transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir kodon terminasi, yaitu ketika polimerase
mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik
polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA.
Pada titik yang jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga
terlepas dari enzim tersebut. Sejumlah ATP diperlukan untuk membuat RNA polimerase
mulai bergerak dari ujung 3 (ujung karboksil) berkas templat ke arah ujung 5 (ujung
amino). RNA yang terbentuk dengan demikian berarah 5 3. Pergerakan RNA
polimerase akan berhenti apabila ia menemui urutan basa yang sesuai dengan kodon
berhenti. Setelah proses selesai, RNA polimerase akan lepas dari DNA. Berikut
merupakan ilustrasi terjadinya transkripsi :

Transkripsi
2. Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida atau kodon yang ada pada
molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau
23

protein. Transkripsi dan translasi merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke
protein. Translasi hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak
ditranslasi. Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam
bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.
Tempat translasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang memfasilitasi perangkaian secara
teratur asam amino menjadi rantai polipeptida. Asam amino yang akan dirangkaikan dengan
asam amino lainnya dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang
spesifik ke dalam kompleks mRNA-ribosom. Proses translasi berupa penerjemahan kodon
atau urutan nukleotida yang terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam
amino tertentu. Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada
tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon tRNA
saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi asam amino
tertentu.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA,
tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga
membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu
molekul yang mirip dengan ATP.

Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah tRNA yang

memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.
Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang memuat
asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Dalam kompleks
inisisasi, ribosom membaca kodon pada mRNA. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3
24

urutan basa hingga selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang untuk
membaca kodon biasanya tidak hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal
sebagai polisom membentuk rangkaian mirip tusuk sate, di mana tusuknya adalah
mRNA dan daging adalah ribosomnya. Dengan demikian, proses pembacaan kodon
dapat berlangsung secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya
AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan asam amino metionin datang. tRNA
masuk ke celah ribosom.
Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara
antikodon tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom
dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.

Elongasi
Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu

diawali dari asam amino pertama (metionin). Ribosom akan terus bergerak dan membaca
kodon-kodon di sepanjang mRNA. Masing-masing kodon akan diterjemahkan oleh tRNA
yang membawa asam amino yang dikode oleh pasangan komplemen antikodon tRNA
tersebut. Di dalam ribosom, metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan dengan asam
amino yang di sampingnya membentuk dipeptida. Ribosom terus bergeser, membaca
kodon berikutnya. Asam amino berikutnya dirangkaikan dengan dipeptida yang telah
terbentuk sehingga membentuk tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode
genetika itu berlangsung di dalam ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam
amino guna dirangkai menjadi polipeptida.
Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul
tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang
telah melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali
25

pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai
enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida
yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.
Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga ribosom mencapai
kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak
mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan
translasi. Polipeptida yang dibentuk kemudian diproses menjadi protein.
Berikut merupakan ilustrasi secara umum terjadinya sintesis protein (transkripsi dan
translasi):

2.5

Organel dan Proses Sintesis Energi


Mitokondria sering dikatakan sebagai organel penghasil energi. Di sini terjadi respirasi sel

dan termasuk proses aerobik karena membutuhkan oksigen. Jumlah mitondria setiap sel berbeda26

beda tergantung tingkat kebutuhan energinya. Pada umumnya sel-sel otot punya lebih banyak
mitokondria dibandingkan sel-sel yang tidak terlalu aktif. Jika kita lihat strukturnya, terdapat
lekukan-lekukan yang dinamakan krista (cristae) dan di dalamnya terdapat matriks yang
mengandung enzim dan senyawa lain seperti protein dan asam nukleat. Krista berfungsi untuk
memperluas permukaan mitokondria agar penyerapan O2 lebih efektif, mengatur perpindahan
enzim, bertanggung jawab terhadap perpindahan molekul berenergi (ATP), dan mensuplai enzim
respirasi. Di dalam matriks akan terjadi oksidasi asam lemak dan katabolisme, selanjutnya akan
dibahas dalam proses sel untuk mendapatkan energi. Secara luas mitokondria akan menghasilkan
paket-paket energi dalam bentuk ATP yang akan digunakan sebagai energi untuk aktivitas
makhluk hidup. Kita telah mengetahui bahwa makhluk hidup mendapatkan energi dari sumber
energi. Makhluk heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri) mendapatkan energinya dari
makanan yang dihasilkan oleh makhluk autotrof. Perlu kita sadari bahwa pembentukan energi
melalui reaksi katabolisme (penguraian) senyawa memerlukan tahapan yang cukup panjang dan
proses yang agak rumit.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh sebelum dicerna akan melalui proses mekanik dan
kimiawi (dibantu enzim) terlebih dahulu. Makanan yang variatif akan dicerna dalam bentuk atau
senyawa yang lebih sederhana. Karbohidrat diubah menjadi glukosa, protein menjadi asam
amino, dan lipid menjadi asam lemak dan gliserol. Karena sumber utama energi manusia adalah
karbohidrat, kita akan tinjau proses yang terjadi pada karbohidrat saja. Proses katabolisme dari
karbohidrat melalui beberapa tahap, yaitu tahap glikolisis (terjadi di sitosol), dekarboksilasi
oksidatif (terjadi di mitokondria), siklus krebs (terjadi di dalam mitokondria), dan transfer
elektron (terjadi di krista mitokondria).
a. Glikolisis
27

Mulanya glukosa sebagai substrat akan direaksikan dengan ATP (Adenocine Triphosphat)
dengan bantuan enzim heksokinase dan ion Mg++. Hasil dari reaksi ini yaitu glukosa-6 fosfat
dan ADP (Adenocine Dihosphat). Lalu diubah menjadi fruktosa-6 fosfat. Dengan bantuan
ATP lagi, senyawa tersebut diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat. Glikolisis dimulai dari
perubahan fruktosa-1,6-difosfat yang memiliki 6 buah atom C diubah menjadi 3difosfogliseral-dehida (GP) dengan 3 buah atom C dan dihidroksi-aseton-fosfat (DHAP).
Pembongkaran ini dibantu oleh enzim aldolase. DHAP dapat juga menjadi GP dengan
bantuan enzim fosfitriosaisomerase. Kemudian GP bersenyawa dengan suatu asam fosfat
(H3PO4) dan berubah menjadi 1,3 difosfogliseraldehida lalu berubah menjadi asam 1,3
difosfogliserat dengan bantuan enzim dehidrogenase. Peristiwa ini terjadi karena adaya
penambahan H2. Lalu diubah lagi menjadi asam 3-fosfogliserat dengan bantuan enzim
transfosforilase fosfogliserat dan ion-ion Mg++. Selanjutnya asam 3fosfogliserat menjadi
asam 2-fosfogliserat karena pengaruh enzim fosfogliseromutase. Dengan pertolongan enzim
enolase dan ion ion Mg++, maka asam 2-fosfofogliserat melepaskan H2O dan menjadi
asam 2-fosfoenolpiruvat.
Perubahan terakhir dalam glikolisis adalah pelepasan satu fosfat dari asam 2fosfoenolpiruvat menjadi asam piruvat. Enzim transfosforilase fosfopiruvat dan ion ion
Mg++

membantu

proses

ini

sedangkan

ADP

meningkat

menjadi

ATP.

Asam piruvat hasil glikolisis akan mengalami tahap kedua, yaitu dekarboksilasi oksidatif
(DO). Di sini asam piruvat akan diubah menjadi Asetil Co-A dan menghasilkan CO2 dan
2NADH2. Bentuk asetil Co-A inilah yang akan masuk ke dalam tahap siklus krebs.

28

b. Siklus kreb
Asetil Co-A hasil tahapan sebelumnya lalu memasuki siklus Krebs atau dikenal juga
dengan siklus asam sitrat. Pada siklus krebs ini, asetil KoA diubah menjadi KoA. Asetil KoA
29

bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat. KoA dilepaskan sehingga
memungkinkan untuk mengambil fragmen 2C lain dari asam piruvat. Asam sitrat dibentuk
sebagai awal dari siklus Krebs. Lalu asam sitrat diubah menjadi isosotrat. Dengan bantuan
NAD+, isositrat diubah menjadi ketoglutarat dan menghasilkan NADH dan CO2. Masih
dengan bntuan NAD+, ketoglutarat diubah menjadi suksinil Co-A dan menghasilkan CO2.
Suksinil Co-A dibantu ADP dan siklus kecil GTP menjadi suksinat. Lalu diubah menjadi
fumarat dengan bantuan FAD. Fumarat bereaksi dengan H2O menjadi malat, dan malat
dengan bantuan NAD+ menjadi oksalosetat. Siklus terus berulang selama masih ada Asetil
Co-A. Dapat kita amati bahwa pada glikolisis, 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul
asam piruvat dan menghasilkan 2 NADH dan 2 ATP (dihasilkan 4 ATP tetapi digunakan 2
ATP). Lalu pada DO, dihasilkan 2 NADH sedangkan pada siklus Krebs dihasilkan 2 ATP, 6
NADH, dan 2 FADH2. NADH dan FADH merupakan paket-paket energi, jadi perlu dirombak
lagi menjadi ATP. Untuk perombakannya, paket-paket tersebut melalui tahap akhir yaitu
transpor elektron.

30

c. System transport elektron

Sistem Transpor Elektron (STE) merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob, dapat
disebut juga sistem oksidasi terminal. Reaksi ini terjadi di dalam membran dalam
31

mitokondria, hidrogen dari siklus krebs yang tergabung dalam FADH2 dan NADH perlu
diubah menjadi elektron dan proton. NADH dan FADH2 akan dirombak menjadi ATP dengan
bantuan molekul oksigen, koenzim Q, sitokrom a, sitokrom b, dan sitokrom c. Pertama-tama,
NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi yang berasal dari
reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Dengan bantuan sitokrom, energi yang dihasilkan
melepaskan elektron yang cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi
ATP. Setelah menerima electron , O2 akan bereaksi dengan ion H+ membentuk H2O. Pada
akhirnya 1 molekul NADH dirombak menjadi 3 ATP sedangkan 1 molekul FADH dirombak
menjadi 2 ATP sehingga pada transpor elektron dihasilkan 34 ATP.
Secara keseluruhan, energi yang dihasilkan dalam satu molekul karbohidrat adalah 38 ATP.
Glikolisis

NADH

ATP

DO

NADH

ATP

Siklus Krebs

NADH

18

ATP

FADH2

ATP

------------------------------34

2.6

Nukleus, Gen, Kromosom dan Sintesis DNA dan RNA


32

ATP

ATP

-----------------ATP

ATP

2.6.1

Nukleus
Inti sel merupakan komponen penting dari sel eukariotik. Susunan molekul membran inti

sama dengan susunan molekul membran sel yaitu berupa lipoprotein. Pori pada membran inti
memungkinkan hubungan antara nukleoplasma dan sitoplasma. Nukleus adalah organel
berbentuk bola hanya ditemukan dalam sel eukariotik

Didalam inti terdapat:


a. Nukleolus (anak inti), berfungsi menyintesis berbagai macam molekul RNA (asam
ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Ribosom penting bagi sintesis
protein dalam sel.
b. Nukleoplasma (cairan inti), merupakan zat yang tersusun dari protein
c. Butiran kromatin yang terdapat pada nukleoplasma, tampak jelas pada saat tidak
membelah. Pada saat sel membelah, butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti
benang yang disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA (asam deoksiribonukleat)
yang berfungsi menyampaikan informasi genetik melalui sintesis protein.

Fungsi nukleus:
a.
b.
c.
d.

Tempat pembentukan ribosom


Mensistesis RNA
Menyimpan informasi genetik
Mangatur system metabolisme
33

2.6.2

Gen
Istilah gen diciptakan oleh W. Johannsen pada tahun 1909. Gen adalah unit untuk

menghasilkan atau mempengaruhi suatu sifat herediter tertentu. Gen terdiri dari DNA yang
diselubungi dan diikat oleh protein. Secara kimia, dapat disebut bahwa unit informasi genetik
adalah DNA. Letak suatu gen pada kromosom disebut lokus. Lokus pada kromosom dianalogikan
seperti manik-manik yang berjejer lurus pada seuntai benang. Oleh karena lokus gen terdapat
pada tiap kromosom, sedangkan kromosom sel dioloid selelu berpasangan (memiliki kromosom
homolog), setiap sel diploid memiliki dua lokus untuk setiap karakter sifat herediternya. Letak
gen-gen yang terdapat pada suatu kromosom disimbolkan dengan garis-garis pendek horizontal
yang melewati garis panjang vertical merupakan simbol untuk kromosom. Oleh karena letak gen
linier, garis-garis pendek tersebut juga diganbarkan bejejer linier. Simbol gen untuk setiap garis
pendek menggunakan huruf latin kecil atau besar. Simbil gen yang menunjukkan karaekter resesif
biasanya ditulis dengan huruf kecil. Sebaliknya, simbiol gen yang menunjukkan karakter
dominan ditulis dengan huruf besar. Misalnya karakter cebol yang resesi disimbolkan dengan
huruf d. sedangkan karakter tidak cebol atau normal yang dominan disimbolkan dengan huruf D.
pasangan yang dapat terjadi dari simbol gen tersebut adalah DD, Dd, dan dd.

2.6.3

Kromosom
Kromosom berasal dari kata chrome artinya berwarna dan soma artinya badan. Oleh

karena itu, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang menyerap warna. Kromosom terdapat
pada nukleus (inti sel) setiap sel. Kromosom dapat diamati pada tahap metafase saat pembelahan

34

mitosis maupun meiosis. Pada saat tidak membelah diri, di dalam nukleus tidak terbentuk badan
kromosom, tetapi dalam bentuk benang-benang yang terurai yang disebut benang kromatin.

Struktur kromosom dan kromotin dalam nukleus

Pada 1875 dan 1890, para ahli Sitologi mempelajari proses mitosis dan meiosis secara
Mendalam. Mereka Menemukan Indikasi Adanya Hubungan Antara Kromosom Dan Gen Yang
dijelaskan Mendel. Beberapa kesamaan tersebut di antaranya sebagai berikut :
a. Pada sel diploid, kromosom dan gen sama-sama berpasangan
b. Pasangan kromosom homolog berpisah saat meiosis. Begitu juga dengan pasangan gen
sealel saat menjadi gen gamet.
c. Fertilisasi mengembalikan keadaan kromosom dan gen yang berpasangan.
Sekitar 1902 alter S. Sutton dan Theodor Boveri menyadari hubungan tersebut. Maka
terbentuklah teori kromosom tentang pewarisan sifat. Teori ini menyatakan bahwa:
a. Gen berada dalam satu tempat di dalam kromosom yang disebut lokus;
b. Alel dari setiap gen berada dalam satu kromosom homolog;
c. Setiap gen yang berbeda, berada dalam lokus yang berbeda atau kromosom lain.
Struktur Kromosom
Kromosom terdiri atas sentromer dan lengan kromosom. Sentromer tidak mengandung gen dan
merupakan tempat melekatnya kromosom. Jika dilihat menggunakan mikroskop, sentromer
terlihat terang karena kemampuan menyerap zat warna yang rendah. Sentromer memiliki fungsi
35

penting dalam pembelahan sel mitosis. Lengan kromosom merupakan bagian kromosom yang
mengandung gen. setiap kromosom memiliki satu atau dua lengan. Setiap lengan kromosom,
terdapat benang halus yang terpilin. Benang-benang halus tersebut dikenal dengan kromatin.
Benang-benang kromatin juga merupakan untaian DA (deo yribonucleic acid) yang berpilin
dengan protein histon. Bentuk ikatan DNA dan protein histon disebut juga nukleosom.
Perhatikan gambar berikut.

Bentuk Kromosom
Kromosom memiliki bentuk yang berbeda-beda. Berdasarkan panjang lengan yang dimilikinya
kromosom dibedakan menjadi metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik.
a. Metasentrik, kromosom jenis ini memiliki panjang lengan yang relatif sama sehingga
sentromer berada di tengah-tengah kromosom. Gambar (a)
b. Submetasentrik, kromosom jenis ini memiliki satu lengan kromosom lebih pendek
sehingga letak sentromer sedikit bergeser dari tengah kromosom. gambar (b)
c. Akrosentrik, pada kromosom ini salah satu lengan kromosom jauh lebih pendek
dibandingkan lengan kromosom lainnya. Gambar (c)
d. Telosentrik, kromosom ini hanya memiliki satu buah lengan saja sehingga letak
sentromernya berada di ujung kromosom. Gambar (d)
36

Jenis kromosom berdasarkan panjang lengannya.


Jumlah Kromosom
Semua makhluk hidup eukariotik memiliki jumlah kromosom yang berbeda-beda. Pada sel tubuh
atau sel somatis, jumlah kromosom umumnya selalu genap, karena kromosom sel tubuh selalu
berpasangan. Jumlah kromosom sel somatis tersebut terdiri atas 2 set kromosom (diploid, 2n),
dari induk jantan dan induk betina. Pada sel gamet atau sel kelamin, seperti sel telur dan sel
sperma, hanya memiliki setengah dari jumlah kromosom sel tubuh. Jumlah kromosom sel gamet
hanya satu set atau haploid (n). Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46, sel telur
atau sel sperma hanya memiliki 23 kromosom. Adanya fertilisasi (peleburan sel telur dan sel
sperma) mengembalikan jumlah kromosom sel tubuh menjadi 46 buah.
Tipe Kromosom

Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan jenis kelamin dan
sifat tubuh dibedakan menjadi dua, yaitu: Autosom, disebut juga kromosom biasa atau
kromosom tubuh. Autosom tidak menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia
dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2
kromosom, adalah kromosom kelamin. Penulisan autosom dilambangkan dengan huruf A
sehingga penulisan autosom sel somatis manusia adalah 44A atau 22AA.

37

Gonosom, disebut juga kromosom kelamin atau kromosom seks. Gonosom dapat
menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya sepasang pada sel somatis. Pada
manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat 44 autosom dan 2
gonosom. Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X dan Y. Umumnya pada makhluk hidup,
gonosom X menentukan jenis kelamin betina dan gonosom Y menentukan jenis kelamin
jantan. Susunan gonosom wanita XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu, penulisan
kromosom sel somatis (2n) adalah 44A + XY (pria) atau 44A + XX (wanita). Adapun
untuk sel gamet (n) adalah 22A + X atau 22A + Y.

2.6.4

Sintesis DNA dan RNA

2.6.4.1 Sintesis DNA


Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA saat suatu sel membelah secara mitosis, tiap-tiap
sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik seperti induknya. Dengan demikian,
DNA harus secara tepat direplikasi (diperbanyak atau dicetak ulang) sebelum prose pembelahan
dimulai. Hipotesis mengenai replikasi DNA dikemukakan setelah muncul model DNA heliks
ganda. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai
nukleotida lama. Proses komplomentasi pasangan menghasilkan suatu melekul DNA baru yang
sama dengan molekul DNA lama sebagai cetakan. Kemungkinan terjadi replikasi dapat melalui
tiga model. Model pertama disebut model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak
berubah, berfungsi sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru. Model kedua disebut sebagai
model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru disintesis dengan
prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA tersebut. Akhirnya dihasilkan dua rantai
DNA baru yang masing-masing mengandung satu rantai cetakan molekul DNA lama dan rantai
38

baru hasil sintesis. Model ketiga disebut sebagai model dispersive, yaitu beberapa bagian dari
kedua rantai DNA lama digunakan sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena
itu, hasil akhirnya diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan
baru.

Model replikasi DNA (biru = DNA lama, merah = DNA baru)


Dari ketiga model tersebut, model semikonservatif merupakan model yang tepat untuk
proses replikasi DNA. Model replikasi ini telah dibuktikan oleh Meselon dan Stahl. Replikasi
DNA semikonservatif berlaku bagi organisme prokariot maupun eukariot. Tahapan replikasi
DNA secara umum tidak banyak berbeda antara organisme prokariot dan eukariot. Perbedaannya
ada pada jenis dan jumlah enzim yang terlibat, serta kecepatan dan kompleksitas replikasi DNA.
Pada organisme eukariot, peristiwa replikasi terjadi sebelum pembelahan mitosis, tepatnya pada
fase sintesis dalam siklus pembelahan sel.

2.6.4.2 Sistesis RNA


Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, sehingga
terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Fungsi ini disebut fungsi
heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu RNA. Sebuah rantai
39

DNA digunakan untuk mencetak rantai tunggal mRNA dengan bantuan enzim polimerase. Enzim
tersebut menempel pada kodon permulaan, umumnya adalah kodon untuk asam amino metionin.
Pertama-tama, ikatan hidrogen di bagian DNA yang disalin terbuka. Akibatnya, dua utas DNA
berpisah. Salah satu polinukleotida berfungsi sebagai pencetak atau sense, yang lain sebagai gen
atau antisense. Misalnya pencetak memiliki urutan basa G-A-G-A-C-T, dan yang berfungsi
sebagai gen memiliki urutan basa komplemen C-T-C-T-G-A. Karena pencetaknya G-A-G-A-C-T,
maka RNA hasil cetakannya C-U-C-U-G-A. Jadi, RNA C-U-C-U-G-A merupakan hasil kopian
dari DNA C-T-C-T-G-A (gen), dan merupakan komplemen dari pencetak.
Transkripsi DNA akan menghasilkan mRNA (messenger RNA). Pada organisme eukariot,
mRNA yang dihasilkan itu tidak langsung dapat berfungsi dalam sintesis polipeptida, sebab
masih mengandung segmen-segmen yang tidak berfungsi yang disebut intron. Sedangkan
segmen-segmen yang berfungsi untuk sintesis protein disebut ekson. Di dalam nukleus terjadi
pematangan/pemasakan mRNA yaitu dengan jalan melepaskan segmen-segmen intron dan
merangkaikan segmen-segmen ekson. Gabungan segmen-segmen ekson membentuk satu
rantai/utas mRNA yang mengandung sejumlah kodon untuk penyusunan polipeptida. Rantai
mRNA ini dikenal sebagai sistron. Proses transkripsi ini terjadi di dalam inti sel (nukleus). DNA
tetap berada di dalam nukleus, sedangkan hasil transkripsinya dikeluarkan dari nukleus menuju
sitoplasma dan melekat pada ribosom. Ini dimaksudkan agar gen asli tetap terlindung, sementara
hasil kopinya ditugaskan untuk melaksanakan pesan-pesan yang dikandungnya. Jika RNA rusak,
akan segera diganti dengan hasil kopian yang baru
1. Inisiasi (permulaan)

40

Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali transkripsi disebut
sebagai promoter. Suatu promoter menentukan di mana transkripsi dimulai, juga
menentukan yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai cetakan.
2. Elongasi (pemanjangan)
Saat RNA bergerak di sepanjang DNA, RNA membuka untaian heliks ganda DNA
dengan bantuan enzim polimerase, sehingga terbentuklah molekul RNA yang akan lepas
dari cetakan DNA-nya.
3. Terminasi (pengakhiran)
Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi merupakan suatu urutan RNA yang
berfungsi sebagai kodon terminasi (kode stop) yang sesungguhnya. Pada sel prokariotik,
transkripsi biasanya berhenti tepat pada akhir kodon terminasi, yaitu ketika polimerase
mencapai titik terminasi sambil melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariotik
polimerase terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA di dalam mRNA.
Pada titik yang jauh kira-kira 10 hingga 35 nukleotida, mRNA ini dipotong hingga
terlepas dari enzim tersebut.

41

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Sel adalah bangunan bermembran yang merupakan unit terkecil penyusun tubuh. Bagian

sel yang terbesar ialah sitoplasma atau cairan sel. Sitoplasma diselubungi oleh selaput tipis yang
disebut dengan membran sitoplasma. Sitoplasma mengadung organel-organel sel, seperti
reticulum endoplasma, ribosom, badan golgi, lisosom, mitikondria, plastid, vakuola, dan sentriol.
42

Sintesis protein terdiri dari tahap transkripsi dan tahap translasi. Transkripsi terdiri dari
tiga tahap insiasi (permulaan), elongasi (pemanjangan), dan terminasi (pengakhiran). Translasi
dibagi menjadi tiga tahap yaitu insiasi, elongasi, dan terminasi.
Sintesis energy terjadi tida tahap yaitu glikolisis, siklus kreb, dan system transport
electron.
Inti sel merupakan komponen penting dari sel eukariotik. Susunan molekul membrane inti
sama dengan susunan molekul membrane sel yaitu berupa lipoprotein.
Gen merupakan bagian dari rantai DNA, yang terletak pada suatu likus tertentu
dikromosom. Kromosom merupakan struktur padat yang terdiri dari komponen DNA dan protein.
Kromosom terdapat pada nukleus (inti sel) setiap sel. Kromosom dapat diamati pada
tahap metafase saat pembelahan mitosis maupun meiosis.
Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA saat suatu sel membelah secara mitosis, tiap-tiap
sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik seperti induknya.
Transkripsi merupakan pembentukan/sintesis RNA dari salah satu rantai DNA, sehingga
terjadi proses pemindahan informasi genetik dari DNA ke RNA. Fungsi ini disebut fungsi
heterokatalis DNA karena DNA mampu mensintesis senyawa lain yaitu RNA.

43

DAFTAR PUSTAKA
Ganong,willian F.1999.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC
Ganong,William F.2001.Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC
Lauralee,Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta :EGC
Pearce, Evelyn C.2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Saifuddin,Drs.H.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.Jakarta : EGC.

44

45

Anda mungkin juga menyukai