Anda di halaman 1dari 12

PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI PERAWAT

OLEH :
SITI NURJANAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


2015

PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI PERAWAT

Kewajiban moral pertama seorang perawat adalah menjadi praktisi yang kompeten.
Kompetensi adalah prasyarat minimal untuk menjadi seorang perawat. Kewajiban utama
mahasiswa keperawatan dan praktisi pemula adalah mencapai tingkat kompetensi. Dalam hal ini
kompetensi berkaitan dengan peran dan fungsi yang kemudian membentuk kompetensi dan
tanggung jawab perawat.
Peran Perawat
Sesuai dengan hasil Lokakarya Nasional Keperawatan yang diadakan pada bulan Januari
tahun 1983, peran perawat yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Pelaksana pelayanan keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompleks
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pengelola dalam bidang keperawatan dan institusi

pendidikan

keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di masyarakat


maupun didalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk individ,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu
sekolah atau program pendidikan keperawatan.
3. Pendidik dalam ilmu keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan
pengajaran ilmu keperawatan bagi tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lain.
4. Peneliti dan Pengembang ilmu keperawatan. Perawat melakukan penelitian keperawatan
untuk

mengembangkan

keperawatan,
administrasi

khususnya

ilmu

pengetahuan

pelayanan

dan

keperawatan,

meningkatkan

praktek

profesi

pendidikan

keperawatan

dan

keperawatan.

Perawat juga menunjang pengembangan di bidang kesehatan dengan cara berperan serta
dalam kegiatan penelitian kesehatan.
5. Sesuai dengan tingkat pendidikan Perawat Kesehatan dan kemampuan yang diharapkan,
maka diantara keempat peran tersebut diatas, perawat kesehatan melaksanakan dua peran
yaitu :

6. Pelaksana Pelayanan Keperawatan. Perawat Kesehatan memberikan pelayanan


keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masayarakatdengan masalah
kesehatan yang sering terjadi diberbagai tatanan pelayanan kesehatan, seperti rumah
sakit, puskesmas, posyandu, panti, dan sebagainya.
7. Sebagai perawat pengelola. Perawat kesehatan secara fungsional mengelola pelayanan
keperawatan di rumah sakit dan puskesmas termasuk perlengkapan, peralatan, dan
lingkungan tempat pelayanan kesehatan/keperawatan, disamping itu ia membimbing
tenaga keperawatan dan petugas kesehatan lain yang berada dibawah tanggung jawabnya.
Fungsi Perawat
Definisi:
Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi
tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.

Fungsi Independen
o

Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter.

Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan.

Perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul dari tindakan yang
diambil

Contoh: melakukan pengkajian

Fungsi Dependen
o

Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan


khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti
pemasangan infus, pemberian obat, dan melakukan suntikan.

Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter

Fungsi Interdependen

Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim
kesehatan.

Contoh: untuk menangani ibu hamil yang menderita diabetes, perawat bersama
tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan kebutuhan
makanan yang diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin.

Selain itu fungsi perawat dapat dijabarkan sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.

Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan


Menyusun rencana asuhan keperawatan
Melaksanakan asuhan keperawatan
Melaksanakan dokumentasi keperawatan
Mengelola perawatan klien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya
Kompetensi Perawat
Dengan adanya peran dan fungsi perawat yang jelas, maka perawat dapat menjalankan

tugasnya sesuai kompetensi dan tanggung jawabnya, berikut penjelasannya.


Fungsi No 1 yaitu Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan.
Kompetensinya :
a. mengumpulkan data-data
b. mengidentifikasi masalah klien pada kasus tertentu
Fungsi No 2 yaitu Menyusun rencana asuhan keperawatan
Kompetensinya :
- menyusun rencana perawatan klien yang menjadi tenggung jawabnya
Fungsi No. 3 yaitu Melaksanakan asuhan keperawatan
Kompetensinya :
a. menggunakan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dalam melaksanakan asuhan
keperawatan
b. melakukan tindakan/keterampilan keperawatn untuk memenuhi untuk memenuhi
c.
d.
e.
f.
g.
h.

kebutuhan klien
memberikan perawatan terhadap klien yang mengalami gangguan fungsi sistim tubuh
memberikan perawatan terhadap klien yang mengalami gangguan mental
memberikan perawatan kebidanan terhadap klien yang memerlukannya
memberikan perawatan terhadap anak yang mengalami masalah kesehatan tertentu
memberikan perawatan terhadap klien usia lanjut
memberikan perawatann terhadap klien dalam keadaan terminal dan sakaratul maut

i. memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat yang mengalami masalah kesehatan tertentu
j. memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenang, tanggung jawab dan etika
profesi
Fungsi No. 4 yaitu Melaksanakan dokumentasi keperawatan
Kompetensinya :
a. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan
b. Mengidentifikasi perubahan yang perlu diadakan dalam rencana perawatan
c. Mendokumentasikan tindakan perawatan
Fungsi No. 5 yaitu Mengelola perawatan klien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya
Kompetensinya :
a. Menciptakan komunikasi yang efektif dengan teman sejawat dan petugas lain
b. Menerapkan keterampilan manajemen
Kompetensi perawat IGD
Pengertian
Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan keperawatan
yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang mengancam
kehidupan.
Tujuan penanggulangan gawat darurat:
1. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat, hingga dapat hidup dan
berfungsi kembali dalam masyarakat
2. Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan
yang lebih memadai
3. Penanggulangan korban bencana

Penyebab kematian
1. Mati dalam waktu singkat (4-6 menit)

a. Kegagalan sistem otak


b. Kegagalan sistem pernapasan
c. Kegagalan sistem kardiovaskuler
2. Mati dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)
a. Kegagalan sistem hati
b. Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)
c. Kegagalan sistem pankreas (endokrin)
SPGDT
Pengertian:
Suatu metoda yang digunakan untuk penanganan korban yang mengalami kegawatan dengan
melibatkan semua unsur yang ada
1. Fase Pra RS
Komponen yang mempengaruhi keberhasilan penanggulangan gawat darurat:
a. Komunikasi
1) Dalam komunikasi hubungan yang sangat diperlukan adalah:
a) Pusat komunikasi ambulan gawat darurat (contoh: 118)
b) Pusat komunikasi kerumah sakit
c)

Pusat komunikasi polisi (contoh: 110)

d) Pusat komunikasi pemadam kebakaran (contoh:113)

2) Untuk komunikasi fasilitas pager, radio, telepon, telepon genggam


3) Tugas pusat komunikasi adalah:
a) Menerima permintaan tolong
b) Mengirim ambulan terdekat

c)

Mengatur dan memonitor rujukan penderita gawat darurat

d) Memonitor kesiapan rumah sakit yaitu terutama unit gawat darurat dan ICU
b. Pendidikan
1) Pada orang awam
Orang pertama yang menemukan korban atau pasien yang mendapat musibah atau
trauma. Mereka adalah anggota pramuka, PMR, guru, ibu rumah tangga, pengemudi, hansip, dan
petugas hotel atau restoran.
Kemampuan yang harus dimiliki orang awam:
1. Mengetahui cara minta tolong misalnya menghubungi melalui telepon ke 118
2. Mengetahui cara resusitasi jantung paru
3. Mengetahui cara menghentikan perdarahan
4. Mengetahui cara memasang pembalut atau bidai
5. Mengetahui cara transportasi yang baik

2) Kemampuan orang awam khusus


Polisi, hansip, DLLAJR, Search and rescue (SAR)
Kemampuan orang awam ditambah dengan:
1. Mengetahui tanda-tanda persalinan
2. Mengetahui penyakit pernapasan
3. Mengetahui penyakit jantung
4. Mengetahui penyakit persarafan
5. Mengetahui penyakit anak, dan lain-lain

3) Perawat
Perawat harus mampu menanggulangi penderita gawat darurat dengan gangguan:

a) Sistem pernapasan
(1) Mengatasi obstruksi jalan napas
(2) Membuka jalan napas
(3) Memberi napas buatan
(4) Melakukan RJP didahului penilaian ABC
b) Sistem sirkulasi
(1) Mengenal aritmia dan infark jantung
(2) Pertolongan pertama pada henti jantung
(3) Melakukan EKG
(4) Mengenal syok dan memberi pertolongan pertama
c) Sistem vaskuler
(1) Menghentikan perdarahan
(2) Memasang infus atau transfusi
(3) Merawat infus
d) Sistem saraf
(1) Mengenal koma dan memberikan pertolongan pertama
(2) Mengenal pertolongan pertama pada trauma kepala
e) Sistem pencernaan
(1) Pertolongan pertama pada trauma abdomen dan pengenalan tanda
perdarahan intraabdomen
(2) Persiapan operasi segera (cito)
(3) Kumbah lambung pada pasien keracunan
f) Sistem perkemihan
(1) Pertolongan pertama pada payah ginjal akut
(2) Pemasangan kateter
g) Sistem integumen atau toksikologi
(1) Pertolongan pertama pada luka bakar
(2) Pertolongan pertama pada gigitan binatang
h) Sistem endokrin
(1) Pertolongan pertama pada hipo/hiperglikemia
(2) Pertolongan pertama pasien krisis tiroid

i) Sistem muskuloskeletal
(1) Mengenal patah tulang dan dislokasi
(2) Memasang bidai
(3) Mentransportasikan pasien ke rumah sakit
j) Sistem penginderaan
(1) Pertolongan pertama pasien trauma mata atau telinga
(2) Melakukan irigasi mata dan telinga
k) Pada anak
(1) Pertolongan pertama anak dengan kejang
(2) Pertolongan pertama anak dengan asma
(3) Pertolongan pertama anak dengan diare atau konstipasi
c) Transportasi
(1) Syarat transportasi penderita
(a) Penderita gawat darurat siap ditransportasi bila:
-

Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi

Perdarahan harus dihentikan

Luka harus ditutup

Patah tulang apakah memerlukan fiksasi

(b) Selama transportasi harus dimonitor:


a.
b.
c.
d.

Kesadaran
Pernafasan
Tekanan darah dan denyut nadi
Daerah perlukaan

(c) Syarat kendaraan


- Penderita dapat terlentang
- Cukup luas untuk lebih dari 2 pasien dan petugas dapat berdiri dan infus lancar
- Cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan infus lancar
-

Dapat melakukan komunikasi ke sentral komunikasi dan rumah sakit

Identitas yang jelas sehingga mudah dibedakan dari ambulan lain

(d) Syarat alat yang harus ada yaitu resusitasi, oksigen, alat hisap, obat-obatan dan infus,
balut dan bidai, tandu, EKG transmitter, inkubator untuk bayi dan alat-alat persalinan

(e) Syarat personal


- Dua orang perawat yang dapat mengemudi
- Telah mendapat pendidikan tambahan gawat darurat
- Sebaiknya diasramakan agar mudah dihubungi
2. Fase Rumah Sakit
a. Puskesmas
Ada puskesmas yang buka 24 jam dengan kemampuan:
1. resusitasi
2. Menanggulangi fase gawat darurat baik medis maupun pembedahan minor
3. Dilengkapi dengan laboratorium untuk menunjang diagnostik seperti pemeriksaan Hb,
leukosit, gula darah
4. Personal yang dibutuhkan satu dokter umum dan dua sampai tiga perawat dalam satu
shift
b. Berhasil atau gagalnya IGD tergantung pada:
1) Keadaan penderita waktu tiba di IGD
a. Tergantung pada mutu penanggulangan pra rumah sakit
b. IGD harus aktif meningkatkan mutu penanggulangan pra rumah sakit
2) Keadaan gedung IGD sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga:
a.
b.
c.
d.
e.

Masyarakat mudah mencapainya


Kegiatan mudah dikontrol
Jarak jalan kaki didalam ruangan tidak jauh
Tidak ada infeksi silang
Dapat menanggulangi keadaan bencana

3) Kualitas dan kuantitas alat-alat serta obat-abatan


a. Alat-alat atau obat-obatan yang diperlukan untuk resusitasi
- Suction manual atau otomatis
- oksigen
- Respiratori manual atau otomatis
- Laringoskop
- Pipa endotracheal
- Gudel
- Spuit dan jarum

- infus atau transfusi serta cairan dan darah


- Morfhin-pethidin-adrenalin
- EKG-monitor jantung (portable) dan defribilator
- Tandu dapat posisi trendelenburg atau anti trendelenburg, terdapat gantungan infus dan
pengikat
- Cricothyrotomy dan tracheostomy set
- Gunting
- Jarum intra cardiac, dll
b. Alat-alat atau obat-obatan untuk menstabilkan penderita
o WSD set atau jarum fungsi
o Bidai segala ukuran
o Perban segala ukuran
o Sonde lambung
o Foley kateter segala ukuran
o Venaseksi set
o X-Ray
o Perban untuk luka bakar
o Perikardiosentesis set, dll
c. Alat-alat tambahan untuk diagnose dan terapi
o Alat-alat periksa pengobatan mata
o Slit lamp
o THT set
o Traction kit
o Gips
o Obstetri ginekologi set
o Laboratorium mini
o Bone set
o Pembedahan minor set
o Benang atau jarum segala ukuran
d) Kemampuan dan keterampilan petugasnya

o Golongan pertama, yang tidak langsung menangani penderita yaitu cleaning service,
keamanan, penerangan, kasir
o Golongan kedua, Yang langsung menangani penderita yaitu perawat, dokter dan
koasisten, perawat tulang punggung IGD, perawat IGD pendidikan DIIII, SI, S2.
3. Pembiayaan
- Asuransi jasa raharja
- Askes pegawai negeri
- Astek/jamsostek
- Dana sehat
- Subsidi pemerintah (Gakin)

Anda mungkin juga menyukai