TINJAUAN TEORITIS
A.
1.
a.
b.
c.
Konsep Medis
Definisi
Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit arbovirus. (Soedarmo Sumarno, 2005).
Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes. (Hasan Rusepno, 2007).
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan
erajat I
erajat II
erajat III
erajat IV
3. Klasifikasi
:
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif, trombositopenia, dan hemokosentrasi.
:
Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain
:
Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab, gelisah.
:
Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur. Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom. (Suriadi dan
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Yuliani, 2006).
5. Patofisiologi
a. Virus Dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan
terbentuklah kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktifasi sistem komplemen. Akibat aktifasi C3 danC5 akan dilepas
C3a dan C5a, 2 peptida berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
b. Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protrobin, faktor V, VII, IX, X dan
fibrinogen ) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
c. Yang menentukan beratnya penyakit adalah permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
trombositopenia dan diatesis hemoragik, Renjatan terjadi secara akut.
d. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. dan dengan hilangnya
plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik dan kematian. (Suriadi
dan Rita Yuliani, 2006).
Patoflow Demam berdarah Dengue DBD atau Patoflow Dengue High Fever DHF
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
Diagnostik test
Darah lengkap : hemokosentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
Serologi uji HI (hemoglutination inhibition test)
Rontgen toraks : efusi pleura. (Suriadi dan Rita Yuliani, 2006).
Komplikasi
Ensefalopati dengue
Kelainan ginjal
Udem paru. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).
Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan
Penatalaksanaan untuk klien Demam Berdarah Dengue adalah penanganan pada derajat I hingga derajat IV.
Derajat I dan II
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/kg BB/hari untuk anak dengan berat badan kurang dari 10kg atau
a)
b)
c)
d)
bersama diberikan oralit, air buah atau susu secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam antara lain sebagai berikut :
100 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg
75 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 26-30 kg
60 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 kg
50 ml/kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 kg
2) Pemberian plasma atau plasma ekspander (dekstran L ) sebanyak 10 ml/kg BB/jam dan dapat diulang maksimal 30 ml/ kg BB dalam
24 jam, apabila setelah 1 jam pemakaian RL 20 ml/kg BB/jam keadaan tekanan darah kurang dari 80 mmHg dan nadi lemah, maka
berikan cairan yang cukup berupa infus RL dengan dosis 20 ml/kg BB/jam jika baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan
selanjutnya.
3) Apabila 1 jam pemberian 10 ml/kg BB/jam keadaan tensi masih menurun dan dibawah 80 mmHg maka penderita harus mendapatkan
plasma ekspander sebanyak 10 ml/kgBB/jam diulang maksimal 30 mg /kg BB/24 jam bila baik lanjutkan RL sebagaimana perhitungan
diatas
Derajat IV
1) Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 30 ml/kgBB/jam, apabila keadaan tekanan darah baik, lanjutkann RL
sebanyak 10 ml/kgBB/jam.
2) Apabila keadaan tensi memburuk maka harus dipasang. 2 saluran infuse dengan tujuan satu untuk RL 10 ml/kgbb/1jam dan satunya
pemberian palasma ekspander atau dextran L sebanyak 20 ml/kgBB/jam selam 1 jam,
3) Apabila keadaan masih juga buruk, maka berikan plasma ekspander 20 ml/kgBB/jam,
4) Apabila masih tetap memburuk maka berikan plasma ekspander 10 ml/kgBB/jam diulangi maksimun 30 ml/kgBB/24jam.
5) Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan maka konsultasikan kebagian anastesi untuk perlu tidaknya
dipasang central vaskuler pressure atau CVP. (Hidayat A Aziz Alimul, 2008).
b. Pencegahan
1) Ada 3 cara pemberantasan vector
a) Fogging focus
Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini, dana terbatas maka kegiatan fogging hanya dilakukan bila hasil penyelidikan
epidemologis butul-butul memenuhi kriteria
b) Abatisasi
Dilaksanakan di desa/ kelurahan endemis terutama di sekolah dan tempat-tempat umum.
c) Tanpa inteksida
Membasmi jentik nyamuk penular demam berdarah dengan cara 3M:
- Menguras secara teratur seminggu sekali atau menaburkan abate/altosit ketempat penampungan air bersih.
- Menutupnya rapat-rapat tempat penampungan air.
- Mengubur atau menyingkirkan kaleng-kaleng bekas, plastik dan barang bekas, lainnya yang dapat menampung air hujan, sehingga
tidak menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti.
2) Penyuluhan (Health Education)
Perawat dapat melakukan penyuluhan atau Health Education tentang cara pencegahan vektor efektif. Penyuluhan dapat dilakukan
pada orang tua murid di sekolah-sekolah, di posyandu, yaitu di dalam rumah hendaknya selalu terang, tidak menggantungkan pakaian
yang bekas dipakai terutama di kamar tidur karena nyamuk akan senang hinggap pada pakaian yang bekas dipakai yang sudah bau
keringat. BAK kamar mandi atau jambangan bunga yang ada di dalam bunga agar sering dibersihkan dan diganti airnya setiap 2 hari
sekali membenahi atau menata halaman supaya tidak ada tempat yang terisi air, seperti pecahan botol, tempurung kelapa, kaleng bekas
atau benda-benda yang dapat menampung air. Dedaunan kering yang sudah menumpuk hendaknya disapu bersih. Selain itu juga air
tidak tertampung, mengelola sampah sesuai situasi dan kondisi setempat, apakah dibakar atau diangkat oleh mobil sampah untuk
dibuang ke TPA sehingga nyamuk tidak berkembang biak. (Hadinegoro H Sri Rezeki, 2005).
4.
Prognosis
Bila tidak terjadi renjatan dalam 24-36 jam biasanya prognosis akan menjadi baik kalau lebih dari 36 jam belum ada tanda-tanda
perbaikan, kemungkinan sembuh kecil dan prognosis menjadi buruk. (Rampengan T.H, 2007).
Asuhan keperawawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama dengan klien dan tenaga kesehatan lain
dalam memberikan Asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. (kusnanto, 2004).
Tahaptahap proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Kelima
langkah tersebut dapat dijadikan pedoman dalam mencapai tujuan keperawatan yaitu : meningkatkan, mempertahankan kesehatan,
atau membuat pasien mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan pasien pasien atau keluarga dapat
dapat mengatur kesehatan sendiri menjadi lebih baik. (Tarwoto wartonah, 2006).
1. Pengkajian Keperawatan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu :
Pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, ketiga mendokumentasikan
dalam format yang dapat dibuka kembali. (Tarwoto wartonah, 2006)
Pengkajian pada anak dengan Penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue Menurut Nursalam 2005 adalah :
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak
lemah.
c. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas
terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan pergerakan bola mata terasa
pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Demam Berdarah Dengue, anak bisa mengalami serangan ulangan Demam Berdarah
Dengue dengan tipe virus yang lain.
e. Riwayat imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi anak yang menderita Demam Berdarah Dengue dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat
beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan napsu
makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat
mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
g. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan
baju di kamar).
h. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, napsu makan berkurang, napsu makan menurun.
2) Eliminasi atau buang air besar.Kadang-kadang anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara Demam Berdarah Dengue pada grade
III-IV bisa terjadi melena.
3) Eliminasi urine atau buang air kecil perlu dikaji apakah sering kencing sedikit atau banyak sakit atau tidak. Pada Demam Berdarah
Dengue grade IV sering terjadi hematuria.
4) Tidur dan istirihat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan
kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.
5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersikan tempat
sarang nyamuk Aedes Aegypti.
6) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan atau
1) Grade I
2) Grade II
(grade) Demam Berdarah Dengue, keadaan fisik anak adalah sebgai berikut:
: kesadaran komposmentis, keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi lemah.
:
kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, dan perdarahan spontan petekie, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka
mengindentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah, masalah kesehatan
klien yang ada ada tanggung jawabnya. (Tarwoto wartonah,2006)
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue tergantung pada data yang
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
ditemukan.
Menurut Nursalam 2005 diagnosa keperawatan yang muncul antara lain:
Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus.
Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh darah perifer.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada napsu makan.
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan permeabilitas kapiler, muntah dan demam.
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada
masalah kesehatan aktual dan resiko (Nursalam, 2001).
Rencana keperawatan Pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah Dengue menurut Nursalam 2005, Wong Dona L
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
1) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi dan pernapasan setiap 3 jam atau sering lagi.
:
Suhu 38,9-41,1oc menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis.
2) Berikan penjelasan mengenai penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.
:
Untuk memberikan pengetahuan pemahaman tentang penyebab dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar.
3) Berikan penjelasan kepada keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam.
:
Perubahan dapat lebih tampak oleh orang terdekat, meskipun adanya perubahan dapat dilihat oleh orang lain
yang jarang kontak dengan pasien.
4) Catatlah asupan dan keluaran cairan.
:
Untuk mengetahui keseimbangan cairan baik intake maupun output.
5) Anjurkan anak untuk banyak minum paling tidak 2,5 liter tiap 24 jam dan jelaskan manfaat bagi anak.
:
Untuk mempercepat proses penguapan melalui urine dan keringat, selain itu dimaksudkan untuk mengganti
cairan tubuh yang hilang.
6) Berikan kompres dingin pada daerah axila dan lipatan paha.
:
kompres air dingin dapat memberikan efek vasodilatasi pembululuh darah.
7) Anjurkan agar anak tidak memakai selimut dari pakaian yang tebal.
Rasional
: Untuk memudahkan dalam proses penguapan.
8) Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program dokter.
:
Pemberian terapi cairan intravena untuk mengganti cairan yang hilang dan obat-obatan sebagai preparat yang di formulasikan
untuk penurunan panas.
perawatan 2
ujuan
ia hasil
Rasional
Rasional
3) Ciptakan suasana yang gembira pada anak, alihkan perhatian anak dari rasa nyeri (libatkan keluarga) misalnya: membaca buku,
Rasional
4)
Rasional
5)
Rasional
c.
ujuan
1)
Rasional
makan.
2) Berikan makanan yang mudah ditelan, seperti bubur dan tim, serta dihidangkan selagi masih hangat
Rasional`
:
Memudahkan proses menelan dan meringankan kerja lambung untuk mencerna makanan dan menghindari rasa
Rasional
Rasional
Rasional
mual.
3) Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering.
:
karena porsi biasanya ditoleransi dengan lebih baik.
4) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala yang sama.
Rasional
: Untuk membantu status nutrisi.
5) Mempertahankan kebersihan mulut pasien
Rasional
: Untuk merangsang napsu makan.
6) Mempertahankan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit.
Rasional
: Untuk menghindari intoleransi makanan.
7) Jelaskan pada keluarga manfaat makanan/ nutrisi bagi anak terutama saat sakit.
:
Makanan merupakan penambahan tenaga bagi orang sakit.
8) Catatlah jumlah/porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.
:
Untuk mengetahui jumlah intake makanan dan penentuan dalam pemberian diet dan selanjutnya.
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
ujuan
ia hasil
Rasional
Rasional
Rasional
b. Diagnosa Keperawatan 4
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan
: tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil
: Jumlah trombosit dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan
1) Monitor penurunan trombosit yang di sertai dengan tanda klinis
:
Untuk mengetahui perkembangan penyakit apabila terjadi perdarahan bawah kulit.
2) Monitor jumlah trombosit setiap hari
:
Mengetahui nilai batas normal dan perkembangan penyakit.
3) Berikan penjelasan mengenai pengaruh trombositopenia pada pada anak.
:
Penjelasan yang akurat tentang trombositopenia merupakan faktor penyebab terjadinya syok apabila terjadi
penurunan trombosit yang hebat.
4) Anjurkan anak untuk banyak istirahat
:
Memberikan relaksasi untuk anggota organ tubuh serta membantu dalam proses penyembuhan.
c. Diagnosa Keperawatan 5
:
Anak menunjukkan terpenuhinya tanda-tanda kebutuhan cairan.
:
Anak mendapatkan cairan yang cukup
- Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat yang dibutuhkan dengan tanda-tanda vital dan turgor kulit yang normal, membran
mukosa lembab.
Intervensi keperawatan.
1) Monitor keadaan umum pasien
Rasional
: Untuk mengetahui perkembangan penyakit.
2) Observasi tanda-tanda vital setiap 2-3 jam.
:
Untuk meningkatkan hidrasi dan mencegah dehidrasi.
3) Perhatikan keluhan pasien seperti mata kunang-kunang, pusing, lemah, ekstremitas dingin dan sesak napas.
:
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi bila adanya kekurangan cairan sehingga mendapatkan perawatan
lebih baik.
4) Mengobservasi dan mencatat intake dan output.
:
Untuk menentukan status hidrasi
5) Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Rasional
6)
Rasional
7)
Rasional
8)
Rasional
ujuan
ria hasil
Rasional
Rasional
9)
:
d. Diagnosa Keperawatan 6
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kelemahan tubuh.
:
Anak mendapat istirahat yang adekuat
:
- Anak melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan.
- Kebutuhan istirahat anak terpenuhi.
Intervensi keperawatan
1) Bantulah anak untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti: mandi, makan dan eliminasi, sesuai dengan tingkat
keterbatasan anak.
:
Melindungi anak dari cedera selama melakukan aktivitas dan memungkinkan penghematan energi atau
kelemahan tubuh.
2) Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak
:
Bantuan keluarga membuat anak merasa aman secara moril dan fisik serta membantu perawat dalam
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
Intervensi keperawatan
4) Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress.
:
Karena hal ini biasanya terjadi dalam proses penyesuaian dan untuk menguatkan pemahaman keluarga.
5) Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar, dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan
keluarga.
:
Agar keluarga mendapat dukungan yang di butuhkan sehingga kemampuan mereka untuk mengatasi masalah
dapat dimaksimalkan.
6) Identifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan.
:
Untuk memberikan dukungan dan ketenangan sesuai kebutuhan.
7) Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat anak atau keluarga menjadi lebih baik atau dan jika
memungkinkan memberikan apa yang diminta oleh kelurga.
:
Untuk memberikan perawatan yang optimal terhadap intervensi lanjut.
8) Memenuhi kebutuhan dasar anak; jika anak sangat tergantung dalam melakukan aktivitas sehari-hari, ijinkan hal ini terjadi dalam
waktu yang tidak terlalu lama. Kemudian secara bertahap meningkatkan kemandirian anak dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
:
Untuk memberikan dukungan sehingga kemampuan anak untuk melakukan koping dapat di maksimalkan
serta menurunkan resiko cedera.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana-rencana perawatan. (Tarwoto Wartonah, 2006).
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi:
a. Independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lain.
b. Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga
kesehatan lainnya,misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
c. Dependen, tindakan dependen berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis.Tindakan tersebut menandakan suatu cara
dimana tindakan medis dilaksanakan.(Kusnanto, 2004).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan
a.
b.
c.
perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Langkah-langkah evaluasi :
Daftar tujuan-tujuan pasien.
Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu.
Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.
d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. (Tarwoto Wartonah, 2006).
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama
Umur
TTL
Jenis kelamin
Agama
Alamat
Suku/ Bangsa
Anak Ke
Tanggal MRS
Tanggal Pengkajian
Ruangan
No RM
No Reg
Diagnosa Medik
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
T.S
12 Tahun
Tondano 3 oktober 1999
Perempuan
Kristen Protestan
Tondano Roong ling I
Minahasa/ Indonesia
Satu
Kamis, 06-Mei-2010, Jam 10:14 Wita
Jumat, 07-Mei-2010, Jam 14.00 Wita
Debora, kamar 2, bed 2
6424
502233
Demam Berdarah Dengue
:
:
:
:
:
Tn M.S
37 Tahun
Sarjana Strata I
Swasta
Tondano Roong I
Agama
Suku/ Bangsa
Nama Ibu
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
3. Identitas Saudara Kandung
No
Nama
:
:
:
:
:
:
Usia
Kristen Protestan
Minahasa/ Indonesia
Ny M.P
32 Tahun
SMA
Wiraswasta
Hubungan
Status Kesehatan
1
F.S
5 Tahun
Adik
Sehat
4. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
: Panas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 4 hari yang lalu tanggal 02-05-2010 sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh panas, batuk-batuk, sakit kepala. Klien diberi
minum obat parasetamol, panas turun tapi tak lama kemudian naik lagi sampai sampai 40 0C. tanggal 06-05-2010 keluarga membawa
klien ke UGD RSU Bethesda GMIM Tomohon untuk mendapatkan perawatan. Dan dokter menganjurkan untuk rawat inap di ruangan
Debora. Saat pengkajian tanggal 07-05-2010 jam 14.00 klien mengatakan badan masih terasa panas dengan suhu tubuh 38 0C dan telah
mendapat perawatan selama 1 hari. Klien mengatakan terdapat bintik-bintik merah ditangan dan kaki, napsu makan menurun ada
mual dan muntah 2x, klien tampak lemah,
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Sebelumnya Klien tidak pernah mengalami penyakit seperti yang diderita sekarang dan tidak pernah dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan dalam keluarga hanya klien yang mengalami sakit seperti ini.
e. Kondisi Lingkungan
Klien tinggal bersama orang tua dan adik klien, tempat tersebut beratap genteng, dinding beton, lantai flur, terdiri dari 4 kamar klien
dan adik klien tidur dalam satu kamar, WC dan kamar mandi berada di dalam rumah, sumber air minum air mineral isi ulang,
penerangan listrik dan penanganan sampah di kumpul lalu di buang di tong sampah. Jenis rumah petak dan berdekatan dengan rumah
tetangga.
f. Riwayat Psikososial
Hubungan anak dan orang tua serta adik harmonis, klien termasuk anak yang cepat bergaul, akrab dengan teman-teman sebaya
khususnya dirumah, hubungan anak keluarga dengan lingkungan sekitar termasuk tim medis baik, jika klien marah klien
mengekspresikan perasaan dengan menangis atau mengungkapkan perasaan pada orang tua, dan jika klien gembira klien
mengekspresikan perasaan dengan tertawa.
g. Riwayat Spritual
Klien menganut agama Kristen protestan. Klien selalu ke ibadah sekolah minggu setiap hari minggu, dan kegiatan-kegiatan ibadah
anak lainnya. Klien juga diajar orang tua untuk selalu berdoa sebelum makan, sebelum tidur dan bangun tidur.
h. Reaksi Hospitalisasi
1) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa keadaan sakit adalah keadaan yang menakutkan karena apabila sakit sudah tidak bisa
beraktivitas seperti biasanya, tidak bisa kesekolah seperti hari-hari biasanya, dan harus tinggal dirumah sakit untuk mendapatkan
perawatan dalam proses penyembuhan.
2) Pemahaman Orang tua tentang sakit dan rawat inap
Pada saat pengkajian orang tua klien mengatakan bahwa keadaan sakit merupakan suatu keadaan yang mencemaskan bagi setiap
Orang tua terhadap anaknya, karena dapat membuat orang tua merasa terbebani Dan orang tua bertanya-tanya tentang penyakit
anaknya, tampak gelisah dan mondar-mandir diruangan karena pertama kali anaknya dirawat di rumah sakit
5. Aktivitas Hidup Sehari-hari
a. Nutrisi
sakit
ji
sakit
i
sakit
sakit
sakit
i
Selera makan pasien baik, frekuensi makan 3x sehari, jenis makanan : nasi, ikan, sayur. Porsi makan
bubur, ikan, sup, buah. Napsu makan kurang, mual dan muntah 2x
b. Cairan
:
Klien minum 6-7 gelas/hari, jenis air putih, susu kadang-kadang.
:
Minum 10 gelas/ hari
Jenis air putih, dan dianjurkan ditambah minum jus buah
c. Eliminasi
Sebelum sakit
: BAB 1-2x/hari
Konsistensi lembek
Warna coklat
BAK 4-5/hari
Warna kuning jernih
Saat dikaji
: Klien belum BAB
BAK 6-7x/hari
Warna kuning jernih
d. Istirahat/tidur
:
Tidur siang 1 jam, tetapi kadang-kadang tidak tidur siang karena bermain
Tidur malan 8-9 jam/hari
:
Tidur siang 1 jam/hari
Tidur malam 10 jam/hari
e. Personal hygiene
:
Mandi 2x/hari, memakai sabun mandi, cuci rambut memakai shampoo, menggosok gigi 2x/hari dengan
sikat dan pasta gigi
:
f. Aktivitas
:
:
6. Pemeriksaaan Fisik
speksi
si
speksi
si
speksi
speksi
speksi
speksi
a. Keadaan umum
Klien tampak lemah, klien berpakaian sesuai dengan usia, bersih
b. Kesadaran
Composmentis
c. Tanda-Tanda vital
TD
: 110/70 mmHg
N
: 92 x/m
R
: 22x/m
Sb
: 38 0C
d. Antropometri
TB
: 135 cm
BB sebelum sakit : 28 kg
BB saat sakit
: 25 kg
7. Pemerikasaan Head to toe
a. Kepala
:
Bentuk bulat, rambut warna hitam, distribusi rambut merata, tidak ada lesi dikulit kepala,
:
tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
b. Mata
:
Pergerakan bola mata simetris kiri dan kanan, kongjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus.
:
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
c. Hidung
:
Terdapat rambut-rambut hidung, penciuman baik, tidak ada sekret, tidak ada perdarahan.
:
Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba adanya polip
d. Telinga
:
Simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan.
:
Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
e. Mulut
:
f. Leher
:
:
g. Dada
Bibir kering, mukosa mulut kering, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada karies, tidak ada perdarahan.
Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis dan kelenjar tiroid
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Inspeksi :
Pergerakan dada simetris.
Palpasi
:
Tidak ada nyeri tekan
uskulatasi :
Bunyi napas bronkovesikuler, tidak terdengar bunyi tambahan seperti Wheezing atau ronchi
rkusi
:
Bunyi resonan pada paru, dan bunyi pekak pada jantung.
h. Abdomen
Inspeksi :
Perut datar , tidak ada asites,
:
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
Auskultasi :
Terdengar peristaltic usus
Perkusi
:
Bunyi timpani.
i. Ekstremitas atas
speksi
:
Simetris kiri dan kanan, terpasang IVFD RL 30tts/m di tangan kiri. ROM baik, kekuatan otot 5
:
Tidak ada adema, akral teraba panas.
j. Ekstemitas bawah
ksi
si
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan, kedua tungkai dapat digerakkan, ROM baik, kekuatan otot 5
Palpasi :
k. Genetalia
Inspeksi
:
bersih
l. Anus
Inspeksi :
Tidak ada haemoroid
m. Kulit
:
Warna kuning langsat, terdapat bintik-bintik merah,
:
Turgor kulit baik, teraba panas.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 06-05-2010
Nilai Normal pada anak
LED 10
0 -20
Hemoglobin 15,3 gr/dl
11,0-14,8 gr/dl
Leukosit 1000/dl
6000-12.000/dl
Hematokrit 44 %
34-45%
Trombosit 88.000/dl
150.000-450.000/dl
PENYEBAB
MASALAH
Hipertemi
Klien mengatakan
badan terasa panas
DO :
-
Klien mengatakan
Menimbulkan respon
peradangan
Makanan yang
Menstimulasi medulla
vomiting center
Mual dan muntah
Intake nutrisi kurang
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
disajikan tidak di
habiskan ( hanya 5-6
sendok)
- BB sekarang 25 kg
- Bibir tampak kering
3
Faktor resiko terjadi
perdarahan yang lebih
-
lanjut:
Klien mengatakan
timbul bintik-bintik
merah di kedua kaki
dan tangan
Tampak bintik merah
di kulit
Trombosit 73.000/dl
Leukosit 1000/dl
Terbentuk kompleks
antibody dalam sirkulasi
darah
Pengaktifan system
complement dan
dilepaskannya
anvilaktosin C3a dan C5a
Lepaskan histamine yang
besifat vasoaktif
Permeabilitas dinding
pembuluh darah
meningkat
Kebocoran plasma di
intertisium
Penurunan jumlah cairan
intravaskuler
Trombositopenia
Potensial terjadi
perdarahan
DS :
Perubahan status
kesehatan anak
Perubahan peran
keluarga
DO :
-
B. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus yang ditandai dengan
DS :
-
- Sb 380C, N 92x/m
- Akral teraba panas
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah tidak ada napsu makan
yang ditandai dengan
DS :
-
3.
4.
Potensial terjadi perdarahan berhubungan dengan trombositopenia factor resiko terjadi perdarahan yang lebih lanjut:
Orang tua mengatakan timbul bintik-bintik merah di kedua kaki dan tangan
Tampak bintik merah di kulit
Trombosit 73.000/dl
Leukosit 1000/dl
Terpasang IVFD RL 30 tts di tangan kiri.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak yang ditandai dengan
DS :
DO :
-
Hari/
Tangga
l
Diagnosa
Keperawatan
Jumat Hipertermi
07/05/2
berhubungan
010
dengan proses
Paviliun
Perencanaan Keperawatan
: Debora
Implementasi
Keperawatan
Tujuan /Kriteria
Intervensi
Rasional
hasil
Anak menunjukan 1. Observasi tanda-tanda 1. Suhu 38,9-41,10c
DS :
Jam 14.00
1. Mengobservasi tanda-tanda vital
tanda-tanda vital
vital setiap 4 jam
menunjukkan proses
Sb : 380c
2. Berikan kompres air
N : 92x/mnt
dalam batas normal
penyakit infeksi akut.
R : 22x/m
hangat
2. Pemberian kompres
TD: 110/70 mmHg
setelah dilakukan 3. Anjurkan orang tua
Jam 14.15
membuat vasodilatasi 2. Memberikan kompres air hangat
tindakan
untuk memberikan air 3. Mempercepat proses
pada dahi
keperawatan
banyak paling tidak penguapan melalui urine3. Menganjurkan anak untuk
-
Klien mengatakan
selama 3 hari
dengan criteria
hasil :
Badan tak terasa
Evalua
Keperaw
Jam 22.00
S:
Klien meng
badan masih
panas
O:
Akral teraba
Sb : 37,80c
N : 92x/m
A:
minum banyak air/jus jambu 8- Masalah
9 gelas/hari
Jam 14.30
4. Menganjurkan klien untuk
peningkatan
tubuh belum
Klien tampak
lemah
- Sb 380C, N 92x/m
- Akral teraba panas
panas
Suhu dan nadi
teratasi
P:
Lanjutkan tin
keperawatan
oleh keringat
6. Berikan terapi
6. Pemberian terapi
intravena dan obatintravena untuk
obatan sesuai dengan
Jam 14.00
6. Memberikan obat sanmol tab
Ocuson tab
Mengganti cairan IVFD RL 30
tts/mnt
hilang dan obat-obatan
sebagai preparat yang
diformulasikan untuk
penurunan panas
Anak menunjukan 1. Sajikan makan yang 1. Memudahkan proses
kebutuhan nutrisi
Jam 17.00
1. Menyajikan makanan bubur,
menelan dan
Jam 22.00
S:
- Klien meng
bubur, serta
dihidangkan selagi
meringankan kerja
lambung untuk
mulai ada na
hangat
2. Menganjurkan kepada orang tua
makan
O:
tindakan
masih hangat
keperawatan
2. Anjurkan kepada
selama 3 hari
ditandai dengan
dengan kriteria
memberikan makanan
hasil:
Anak tidak merasa
Makanan ya
disajikan hab
Jam 17.30
biasanya ditoleransi
porsi
- BB 25 kg
3. Mencatat jumlah porsi makanan - Bibir tampa
dengan baik.
DS :
Klien mengatakan
napsu makan
menggosok gigi.
dan muntah 2x
dihabiskan
BB kembali
DO :
bertambah kg
tiap hari
4. Pertahankan
Jam 21.00
pemberian diet yang
- Makanan yang
disajikan tidak di
habiskan ( hanya 56 sendok)
- BB sekarang 25
kg
- Bibir tampak
kebersihan mulut
selanjutnya.
pasien
4. Untuk merangsang
5. Timbang berat badan
napsu makan
tiap hari
5. Untuk membantu status
6. Jelaskan pada
nutrisi
keluarga manfaat
6. Makanan merupakan
makanan/nutrisi bagi
penambahan makanan
kering
A:
Masalah nut
keperawatan
kering
sakit
penyembuhan
Jam 18.00
Melayani obat cefarox dan
starmuno
3.
Tidak terjadi
perdarahan lanjut
Jam 15.00
1. Memonitor tanda-tanda
Jam 22.00
S:
Klien meng
setelah dilakukan
dengan
tindakan
trombositopenia
keperawatan
selama 3 hari
perdarahan lebih
dengan kriteria
perkembangan penyakit
3. Memberikan relaksasi
untuk anggota organ
masih ada bi
merah, yang timbul dikulit
2. Memonitor jumlah penurunan
trombosit
73.000/dl
Jam 15.30
3. Menganjurkan kepada anak
merah di ked
merah dikak
untuk beristirahat banyak dan
lanjut
-
hasil:
- Tidak ada bintik-
Orang tua
bintik merah di
dalam proses
mengurangi aktivitas yang
penyembuhan
4. Membantu
mengatakan timbul
bintik-bintik merahdi kedua kaki dan
tangan
kulit
meningkatkan jumlah
Trombosit kembali
4. Anjurkan anak untuk
trombosit dalam tubuh 4.
nnnormalnormanor
5. Merangsang terjadinya
banyak minum
mal 150.000perdarahan dengan
tangan
- Trombosit
-
61.000/dl
Hb : 15 gr%
Ht : 43%
Tampak bintik
P:
Masalah pot
terjadi perda
belum terata
P:
Lanjutkan tin
keperawatan
merangsang terjadinya
perdarahan.
Jam 18.00
Mengambil darah untuk
pemeriksaan Ht,Hb,trombosit
sebanyak 2 cc
7. Melayani trolit 1 sachet
4
Keluarga
menunjukkan
perilaku koping
posistif tentang
anaknya setelah
penuh stres
2. Ijinkan orang tua
dilakukan tindakan
untuk ungkapkan
Jam 20.00
1. Menanyakan dan mengetahui
Jam 22.00
S:
Orang tua
memahami d
DS :
keperawatan
perasaan dan
dibutuhkan sehingga
mengekspresikan perasaan
Orang tua
selama 2 jam
identifikasi faktor
kemampuan mereka
bertanya-tanya
dengan kriteria
yang paling
untuk mengatasi
A:
tentang penyakit
hasil :
Orang tua klien
mencemaskan
masalah dapat
Masalah teratas
anaknya.
tenang dan
3. Identifikasi koping
dimaksimalkan
3. Untuk memberikan
darahnya
3. Mengetahui koping orang tua
DO :
-
tenang
P:
Pertahankan
memahami tentang
dukungan dan
ketenangan sesuai
terapinya.
keberhasilannya dalam
kebutuhan
tindakan
dan mondar-mandir
keperawatan
di ruangan
mengatasi keadaan.
4. Tanyakan kepada
4. Untuk memberikan
merasa dihargai dan rasa cemas
terhadap intervensi
lanjut
baik.
D. Tabel 3
CATATAN PERKEMBANGAN
RSU BETHESDA GMIM TOMOHON
Paviliun : Debora
Nama : T.S
Umur : 12 Tahun
Hari/ tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Sabtu
Hipertermi
08/05/2010
berhubungan
Implementasi
Keperawatan
Jam 14.00
1. Mengontrol keadaan umum klien
Evaluasi
Keperawatan
Jam 22.00
S:
- Klien mengatakan badan
terasa hangat
O:
- Akral hangat
- Sb : 37,60c
A:
Sb Masalah peningkatan suhu
: 37,60c
N
R:
keperawatan
: 90x/mnt
20x/mnt
T
D: 110/70 mmHg
3. Memberi motivasi pada klien
Gangguan nutrisi
1 tab
Jam 15.00
1. Menimbang berat badan klien BB
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
25,5 kg
2. Menganjurkan kepada klien makan
sedikit-sedikit tapi sering
Jam 22.00
S:
Klien mengatakan sudah
mulai banyak makan,
O:
- Makanan yang disajikan
napsu makan
hangat.
habis porsi
- BB 25 kg
A:
Masalah nutrisi mulai
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Jam 18.00
4. Melayani makan malam bubur,
keperawatan
ikan sayur, ikan, makanan di
habiskan porsi
Sabtu
08/05/2010
Potensial terjadi
Jam 16.00
1. Mengobservasi tanda-tanda
Jam 22.00
S:
Orang tua mengatakn
perdarahan
perdarahan, perdarahan spontan
bekurang
A:
- Bintik merah di tangan
tts/mnt
5. Melayani obat trolit I sachet
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
keperawatan.
CATATAN PERKEMBANGAN
RSU BETHESDA GMIM TOMOHON
Paviliun : Debora
Nama : T.S
Umur : 12 Tahun
Hari/ tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Minggu
Hipertermi
09/05/2010
berhubungan
Implementasi
Keperawatan
Jam 14.00
1. Mengontrol keadaan umum klien
Evaluasi
Keperawatan
Jam 22.00
S:
- Klien mengatakan sudah
dengan proses
infeksi virus
tidak panas
composmentis
2. Mengobservasi vital sign:
O:
Sb-
: 36,50c
N
: 88x/mnt
Akral hangat
Sb : 360c
A:
Masalah peningkatan suhu
R:
tubuh teratasi
P:
Pertahankan tindakan
keperawatan
20x/mnt
D: 100/70 mmH
3. Memberi motivasi pada klien
untuk minum air putih dan jus
jambu sebanyak 8-9 gelas/hari
Jam 16.00
4. Mengingatkan pada klien untuk
selalu memakai baju tipis yang
mudah menyerap keringat
5. Menganjurkan pada klien untuk
banyak istirahat
6. Menggantikan pakaian klien yang
Minggu
09/05/2010
Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
25,5 kg
2. Menganjurkan kepada klien makan
sedikit-sedikit tapi sering.
3. Menganjurkan kepada klien untuk
Jam 22.00
S:
Klien mengatakan sudah
mulai banyak makan,
nafsu makan meningkat.
O:
- Makanan yang disajikan
habis 1 porsi
- BB 25,5 kg
A:
Masalah nutrisi teratasi
P:
Pertahankan intervensi
keperawatan
Potensial terjadi
Jam 16.00
Jam 22.00
09/05/2010
perdarahan
1. Mengobservasi tanda-tanda
S:
Klien mengatakn bintik
merah hilang
A:
- Bintik merah di tangan
dan kaki sudah hilang
Trombosit
120.000/dl
- Hb : 14 gr%
- Ht : 41 %
-
A:
Masalah potensial
perdarahan lanjut tidak
terjadi.
P:
Pertahankan intervensi
keperawatan.