Anda di halaman 1dari 6

Tanda Baca

Jenis Tanda Baca dan Pemakaiannya:


1. Tanda titik (.)
a. Mengakhiri kalimat berita
Contoh :
Karya Ilmiah ditulis dengan memperhatikan kaidah yang baku.
b. Dipakai di belakang angka atau huruf untuk bagan, atau daftar
Contoh :
III. Departemen Pendidikan Nasional
A. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
B. Direktorat Jendral Pendidikan Menengah
I. Kerangka Karangan
1.1
1.2
1.2.1
1.2.2
c. Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu
Contoh :
Pukul 1.24.56 (pukul 1 lewat 24 menit 56 detik)
d. Untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu
Contoh :
2.35.40 jam (selama 2 jam, 35 menit, 40 detik)
e. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda
tanya atau seru), dan tempat terbit dalm daftar pustaka.
Contoh :
Wahid, Sugira. 2007. Manusia Makassar. Makassar: Pustaka Refleksi.
f. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan
jumlah (tidak digunakan jika tidak menunjukkan jumlah)
Contoh :
Gempa yang terjadi telah menewaskan 1.325 jiwa.
Bedakan
Buku ini tebal halamannya mencapai 1402 halaman.
2. Tanda koma (,)
a. Dipakai untuk perincian atau pembilangan.
Contoh :
Di sini tersedia surat kilat, surat biasa, perangko, dan materai.
b. Untuk memisahkan kalimat setara yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
Contoh :
Bahan kimia tidak mengobati, tetapi justru dapat menjadi racun.
c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
mendahului induk kalimat.
Contoh :
Seandainya bisa diulang, kami bersedia mengulang di lain waktu.
d. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat.
Contoh :
Oleh sebab itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi...
e. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam satu kalimat
(tapi tidak dipakai jika petikan langsung diakhiri dengan tanda seru atau tanda
tanya)
Contoh :
Dosen mengatakan, ”Besok akan diadakan latihan untuk mid semester”.
Bedakan
”Kerjakan tugasmu dengan baik!” kata Ibu kemarin.
f. Dipakai di antara :
- nama dan alamat,
Mohon diberikan kepada Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Yogyakarta, Jalan Laksda Adisucipto,
Yogyakarta
- bagian-bagian alamat,
Jalan Kaliurang, Kentungan, Yogyakarta
- tempat dan tanggal,
Yogyakarta, 8 Oktober 2009
- nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan
Jakarta, Indonesia
g. Dipakai untuk memisahkan bagian nama yang susunannya dibalik dalam daftar
pusataka.
Contoh :
Poedjosoedarmo, Soepomo.
h. Memisahkan nama orang dan gelar yang dimiliki
Contoh :
Achmad Basuki, S.S
i. Dipakai untuk mengapit keterangan yang sifatnya tidak membatasi
Contoh :
Mahasiswa saya, Fadillah, adalah mahasiswa yang cerdas dan berdedikasi
tinggi.
j. Dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat yang
berfungsi untuk menghindari salah baca.
Contoh :
Kegiatan pembinaan dan pengembangan bahasa, kita perlukan dalam
wujud penghargaan terhadap Bahasa Indonesia.

3. Tanda titik koma (;)


a. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
Contoh :
Hari semakin siang; pekerjaan semakin menumpuk.
b. Dipakai sebagai ganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara di
dalam kalimat majemuk.
Contoh :
Sinta mengurus kebun; Adiknya mengepel lantai; Ibu membuat nasi
goreng; sedangkan Ayah pergi menjemput say di sekolah.
4. Tanda titik dua (:)
a. Dipakai pada akhir pernyataan lengkap ketika diikuti rangkaian
Contoh :
Sekarang kita memerlukan beberapa alat tulis: pensil, penghapus, kertas,
dan spidol.
Bedakan :
Kita memerlukan pensil, penghapus, kertas, dan spidol.
b. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh :
Ketua :
Sekretaris :
c. Dipakai dalam teks drama yang menunjukkan percakapan
Contoh :
Ibu : ”Apa yang telah kamu lakukan di sana?”
Dewi : ”Saya sedang meyiapkan makanan Bu”.
d. Dipakai dalam :
- di antara jilid atau nomor dan halaman
Kedaulatan Rakyat, 28:4
- di antara bab dan ayat dalam kitab suci
Q.S Yasin:8
- di antara judul dan anak judul dalam karangan
Pranata Masyarakat Kota dan Desa: Sebuah Kajian Antropologi
- nama kota dan penerbit
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

5. Tanda hubung (-)


a. Menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris
Contoh :
Masalah itu kemudian menjadi se-
ring dibicarakan oleh kami.
Catatan:
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempaykan pada ujung baris.
Contoh :
Beberapa hari hujan sering turun di kota i-
tu dan menyebabkan banjir besar.
yang benar :
Beberapa hari hujan sering turun di kota itu
dan menyebabkan banjir besar.
Atau
Beberapa hari hujan sering turun di
kota itu dan menyebabkan banjir besar.

b. Menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan


bagian kata di depannya pada penggantian baris.
Contoh :
Gempa terjadi sesaat setelah hujan meng-
guyur kota itu.
c. Menyambung unsur-unsur kata ulang
Contoh :
Kupu-kupu, anak-anak, kekuning-kuningan.
d. Menyambung huruf yang dieja satu persatu dan bagian-bagian tanggal
Contoh :
l-a-p-o-r-a-n
12-3-2008
e. Memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan
Contoh :
ber-evolusi
tiga puluh lima-ribuan
Bandingkan :
be-revolusi
tiga puluh lima ribu-an
f. Untuk merangkaikan
• se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
se-Indonesia, se-Jawa Tengah
• ke- dengan angka,
pemenang ke-2, hadiah ke-1
• angka dengan –an
tahun 45-an, 2.000-an
• singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata,
mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X
g. Dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
di-smash, meng-explore

6. Tanda pisah ( - )
a. Membatasi penyisipan kata/kalimat yang di luar kalimat inti
Contoh :
Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.
b. Menegaskan adanya keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas
Contoh :
Rangkaian temuan itu – evolusi, teori gravitasi, dan berbagai teori yang
lain – telah mengubah pandangan kita tentang alam.
c. Dipakai di antara dua bilangan, kata, atau tanggal dengan arti ’sampai ke’ atau
’sampai dengan’
Contoh :
2000 – 2003
Tanggal 12 – 15 Oktober 2009
Antara Yogyakarta – Jakarta
7. Tanda elipsis (…)
a. Dipakai untuk kalimat yang terputus-putus
Contoh :
Kalau begitu...baik, mari kita lanjutkan.
b. Menunjukkan bahwa dalam kalimat terdapat bagian yang dihilangkan
Contoh :
Bukti hilangnya kekuatan ... akan dilihat dalam penelitian lanjutan.
8. Tanda tanya (?)
a. Dipakai untuk mengakhiri kalimat tanya
Contoh :
Kapan kita akan berangkat?
b. Dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan yang
belum dapat dibuktikan kebenarannya
Contoh :
Dia lahir pada tahun 1912 (?)
9. Tanda seru (!)
a. Dipakai dalam kalimat perintah
Contoh :
Pergilah dari sini !
b. Dipakai setelah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi.
Contoh :
Merdeka !
Wah, hebat sekali gedungnya !
10. Tanda kurung ( (…) )
a. Mengapit keterangan atau penjelasan dari singkatan/akronim
Contoh :
Banyak pelajar tinggal di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta).
b. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan
Contoh :
Keterangan itu (lihat Tabel 2) menunjukkan adanya perkembangan baru
dalam bidang ini.
c. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya sebenarnya dapat dihilangkan
Contoh :
Kendaraan ini berasal dari (kota) Jakarta
d. Mengapit angka atau huruf yang merinci satu urutan keterangan
Contoh :
Faktor penentu produksi menyangkut masalah (a) SDA, (b) SDN, (c)
permodalan.
11. Tanda kurung siku ( […] )
a. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yangs sudah bertanda kurung
Contoh :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya juga telah dibicarakan dalam
Bab III (lihat halaman 46 – 67) perlu dipaparkan di sini.
12. Tanda petik ganda (“…”)
a. Dipakai dalam kalimat atau kutipan langsung
Contoh :
• Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.”
• “Saya belum siap menulis,” kata Aulia
b. Mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam satu kalimat
Contoh :
Tulisan yang berjudul ”Kembalikan Indonesiaku” dimuat dalam majalah
Trust.
c. Mengapit istlah yang kurang dikenal atau mempunyai arti khusus
Contoh :
Celana yang dia pakai dikenal dengan model ”pensil”
d. Mengapit ungkapan yang mempunyai arti khusus
Contoh :
Bang Komar sering disebut ”pahlawan”; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
13. Tanda petik tunggal (‘…’)
a. Mengapit petikan yang tersusun dalam petikan yang lain.
Contoh :
Tanya Basri, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
b. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan asing.
Contoh :
Feed-back ’balikan’
14. Tanda garis miring (/)
a. Dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat, penundaan masa satu tahun
yang terbagi dalam dua tahun takwim
Contoh :
No.7/PK/1980
Jalam Kramat Jati III/9
Tahun ajaran 2008/2009
b. Dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap
Contoh :
Dikirim melalui udara/laut
Harganya Rp 25.000/bungkus
15. Tanda penyingkat/apostrof (‘)
Dipakai sebagai tanda penyingkat yang menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Contoh :
1 Januari ’90
Malam ’lah menjelang

Anda mungkin juga menyukai