Anda di halaman 1dari 6

Nama : MOCH.

RIZKY WIDODO
NIM : 1404000025
DIII PMIK

TUGAS FARMAKOLOGI
SOAL:
Faktor yang mempengaruhi proses Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Ekresi
(ADME) obat dalam tubuh manusia.
JAWAB:
1. Absorpsi
Pada sublingual obat yang tidak stabil pada pH lambung dapat mempengaruhi proses
penyerapan di dalam tubuh manusia. Selain itu, obat-obatan dengan berat molekul yang
tinggi juga dapat berpengaruh dalam proses penyerapan dalam tubuh manusia. Sebagia
patokan dapat dikatakan bahwa 75% dari suatu obat yang diberikan peroral akan di serap
dalam waktu 1-3 jam, tetapi banyak faktor yang dapat mengubahnya diantaranya faktor
fisiologis dan faktor yang berhubungan dengan formulasi obat tersebut. Faktor itu
diantaranya gerakan lambung-usus, aliran darah spanknikus, formulasi dan ukuran partikel,
faktor kimia.
2. Distribusi
Faktor yang mempengaruhi distribusi obat diantaranya adalah aliran darah ke
jaringan, sifat-sifat fisik dan kimia obat, sifat membran yang memisahkan jaringan dari darah

atau cairan interstisial dan banyaknya obat yang terikat dengan protein plasma. Perlu diingat
bahwa obat dibawa oleh aliran darah, maka semakin cepat obat mencapai jaringan, maka
semakin cepat pula obat yang terdistribusi ke dalam jaringan. Oleh karena itu pada jaringan
tubuh yang mendapat suplai darah relative banyak dibandingkan dengan ukuranya,
keseimbangan distribusi akan terjadi paling cepat. Sifat-sifat fisikokemikal obat juga
mempengaruhi tercapainya keseimbangan distribusi pada jaringan tertentu.
3. Metabolisme
Reaksi

biotransformasi

dapat

berupa

oksidasi,

hidrolisa

dan

konjugasi.

Biotransformasi berlangsung terutama di hati, di saluran pencernaan, tetapi beberapa obat


mengalami biotransformasi di ginjal, plasma dan mukosa intestinal, meskipun secara
kuantitatif letak tersebut dipandang tidak penting, Perubahan yang terjadi disebabkan oleh
reaksi enzim dan digolongkan menjadi 2 fase, yaitu fase pertama merupakan reaksi
perubahan yang asintetik dan fase kedua merupakan reaksi konjugasi.
Dalam metabolisme senyawa asli mengalami perubahan kimiawi dan dianggap sebagai
mekanisme eliminasi obat, meskipun masalah ekskresi metabolit tetap ada. Kebanyakan
metabolit mempunyai sifat partisi yang nyata berbeda dibanding dengan senyawa aslinya
terutama sifat lipofilnya menurun. Senyawa baru tersebut mudah diekskresikan karena tidak
segera diabsorbsi dari cairan tubuli ginjal. Metabolism dapat berpengaruh terhadap aktivitas
biologi dari obat dengan bermacam-macam cara. Kebanyakan aktivitas farmakologi dapat
menurun atau hilang setelah mengalami metabolism. Hal tersebut dapat digunakan untuk
menentukan lama maupun intensitas aksi obat. Pada beberapa obat yang disebut produk tidak
aktif secara biologi, tetapi metabolisme obat itu dapat mengaktifkan obatnya dalam hal ini
dimaksudkan agar tujuan terapi dapat tercapai.
4. Ekskresi

Organ yang paling penting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat diekskresikan
dalam struktur tidak berubah atau sebagai metabolit. Jalan lain yang utama adalah eliminasi
obat melalui system empedu masuk ke dalam usus kecil, obat atau metabolitnya dapat
mengalami reabsorbsi (siklus enterohepatik) dan eliminasi dalam feses (kotoran manusia).
Jalur ekskresi yang jumlah obat sedikit adalah melalui air ludah dan air susu merupakan suatu
rute yang menimbulkan masalah bagi bayi yang disusui. Zat yang menguap seperti gas
anestesi berjalan melalui epitel paru-paru.
Bagaimana Obat Diserap
Agar obat mencapai lokasi-lokasi target pengobatan di dalam tubuh, obat yang kita
konsumsi terlebih dahulu melalui proses penyerapan ke dalam tubuh (absorpsi). Melalui
proses penyerapan, zat-zat di dalam obat masuk ke dalam pembuluh darah untuk selanjutnya
disebarkan ke seluruh tubuh.

Absorpsi dan Jenis Sediaan


Jenis sediaan obat mempengaruhi proses absorpsinya. Untuk jenis sediaan obat seperti
tablet, proses absorpsi dimulai dari di lambung, karena di sini tablet akan terlarut yang
memudahkan zat-zat di dalamnya terserap ke dalam pembuluh darah. Ada beberapa obat
yang dirancang untuk tidak terlarut sepenuhnya di dalam lambung, tapi terlarut perlahanlahan di dalam saluran pencernaan. Ini bertujuan apabila efek obat dibutuhkan berlangsung
dalam durasi yang lebih lama.
Obat-obatan injeksi, absorpsi berlangsung sangat cepat, karena zat aktif langsung
disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Ketersediaan hayati (jumlah zat aktif obat di dalam
tubuh) bisa mendekati 100%, karena obat tidak melalui proses pencernaan yang dapat
mengurangi ketersediaan hayati obat.

Jenis sediaan yang diberikan secara sublingual (di bawah lidah) diabsorpsi langsung
di rongga mulut. Biasanya obat yang dibuat dalam bentuk sediaan seperti ini harus dapat
diserap secara cepat tetapi tidak perlu diberikan dalam bentuk injeksi.
Obat yang dimasukkan ke dalam tubuh dan diserap ke dalam pembuluh darah akan
diedarkan ke seluruh tubuh. Beberapa jenis sediaan dirancang untuk hanya diserap langsung
di target penyembuhan. Obat luar adalah jenis sediaan yang dirancang untuk proses seperti
ini. Contohnya salep yang langsung digunakan di kulit yang memerlukan pengobatan atau
obat tetes mata yang langsung digunakan di mata.

Absorpsi dan Penggunaan Obat


Penyerapan obat berpengaruh sangat penting terhadap efektivitas pengobatan. Oleh
sebab itu pasien harus selalu memahami cara penggunaan obat yang ia terima. Tanyakan
kepada apoteker di apotek untuk mengetahui cara penggunaan obat secara baik dan benar.
Distribusi Obat di Dalam Tubuh
Setelah senyawa obat memasuki sistem sirkulasi melalui absorpsi atau injeksi,
senyawa tersebut akan didistribusikan ke seluruh tubuh. Distribusi obat adalah proses-proses
yang berhubungan dengan transfer senyawa obat dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam
tubuh.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi proses distribusi, antara lain :
1.

Permeabilitas antar jaringan, terutama antara jaringan dan darah.

2.

Aliran darah

3.

Tingkat perfusi jaringan

4.

Kemampuan senyawa obat untuk membentuk ikatan dengan protein plasma

Karena proses distribusi obat sangat mempengaruhi transfer senyawa obat ke lokasilokasi pengobatan yang diharapkan, berbagai cara ditempuh dalam pembuatan obat dan jenis
sediaannya untuk meningkatkan efektivitas ditribusi obat.
Ada beberapa hal yang diperhatikan saat merancang sediaan obat yang ada hubungannya
dengan distribusi obat. Misalnya pada penggunaan obat untuk ibu hamil. Apabila melalui uji
klinis terlihat bahwa senyawa obat dapat melintasi plasenta dan senyawa tersebut berbahaya
bagi janin, maka obat tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil. Membran otak juga adalah
salah satu jaringan yang dihindari pada proses ditribusi obat. Sedikit perubahan struktur pada
senyawa obat dapat memodifikasi pola distribusi sehingga obat tidak ditransfer melalui
membran otak.
Senyawa yang terdapat pada sebuah sediaan obat, selain zat aktif yang digunakan untuk
pengobatan, juga ada senyawa-senyawa yang membantu proses distribusi zat aktif. Oleh
sebab itu tidak dianjurkan kepada pasien atau tenaga medis merubah bentuk sediaan tanpa
berkonsultasi dengan apoteker. Misalnya merubah tablet menjadi puyer, apabila dalam bentuk
puyer ketersediaan hayati obat tersebut menjadi berkurang.

Pengolahan dan Pembuangan Obat


Bagi tubuh manusia, secara umum, tubuh adalah senyawa asing. Dan senyawa asing
biasanya memiliki efek merugikan, sehingga muncul pemahaman bahwa obat adalah racun
dalam dosis yang tidak merugikan. Oleh sebab itu, setelah obat memberikan efek yang
menguntungkan (efek terapi), obat harus diolah dan selanjutnya dibuang oleh tubuh.

Lalu bagaimana tubuh memproses dan membuang senyawa obat yang ada di dalam
tubuh. Dalam ilmu farmakologi, proses-proses yang berhubungan dengan pemrosesan dan
pembuangan senyawa obat disebut metabolisme dan ekskresi obat.

Metabolisme Obat
Pengertian metabolisme obat adalah modifikasi biokimia dari senyawa obat oleh
makhluk hidup, seringkali melalui sistem-sistem enzimatik khusus. Metabolisme obat
seringkali merubah senyawa kimia yang lipofil menjadi produk kimia yang lebih mudah
dibuang. Laju proses metabolisme ini penting untuk menentukan durasi dan intensitas aksi
obat di dalam tubuh. Organ yang paling penting dalam proses metabolisme obat adalah hati.

Ekskresi Obat
Proses ekskresi adalah proses yang sangat penting bagi semua makhluk
hidup. Ekskresi adalah suatu proses di mana produk sisa metabolisme dan materi tidak
berguna lainnya dikeluarkan dari suatu organisme. Setelah melalui proses metabolisme, obat
termasuk ke dalam produk sisa dan berbahaya apabila terus menerus ada di dalam tubuh, oleh
sebab itu harus dibuang melaluis sistem ekskresi.

Anda mungkin juga menyukai