Berdasarkan apa yang saya pelajari dari kursus ini, pengabutan dan pemantulan
adalah suatu teknik atau strategi fasilitasi dalam upaya mengelola konflik.
Pemantulan bisa diartikan sebagai suatu upaya memparafrasekan suatu pendapat.
Sedangkan pemantulan adalah mengulang kalimat untuk mengekspresikan empati.
Oleh karena itu, seorang yang memfasilitasi atau dikenal dengan istilah fasilitator
hendaknya mendengarkan secara aktif apa yang disampaikan orang lain agar bisa
melakukan pengabutan dan pemantulan dengan baik.
Pengabutan dan pemantulan ini sangat baik sebagai salah satu dari sekian alat bantu
dalam upaya melakukan pendampingan, dimana dua teknik ini merupakan bagian dari
kecakapan memfasilitasi. Kita semua sepakat bahwa seorang pendamping harus
pandai pula menjadi seorang fasilitator. Maka sekali lagi pengabutan dan pemantulan
bisa menjadi 'senjata' yang baik untuk melakukan pendampingan yang efektif.
Adapun contoh dialog dari teknik pengabutan dan pemantulan adalah sebagai berikut:
Guru: "Ah ngopo ndadak ngono-ngononan, ora ngono yo aku tetep iso ngajar, tetep
iso entuk gaji?" (Artinya: "Ah kenapa mesti seperti itu, tidak seperti itu saja saya
masih bisa mengajar, saya masih bisa mendapat gaji?")
Pendamping: "Jadi Bapak/Ibu berpendapat program ini kurang bermanfaat?"
(pengabutan)