menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta bebas
dari paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah.
menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat secara medis
serta tidak bertentangan dengan norma agama.
d.
dan tidak bertentangan dengan hukum serta perundang-undangan yang berlaku. Hak-hak
ini mencakup, hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai sehingga para
wanita mengalami kehamilan dan proses melahirkan anak secara aman, serta memberikan
kesempatan bagi para pasangan untuk memiliki bayi yang sehat (Kusmiran, 2012).
untuk memiliki bayi yang sehat (Kusmiran, 2012).
2. HAK REPRODUKSI PADA WANITA
Hak reproduksi wanita secara umum diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu
dalam hal ini perempuan yang berkaitan dengan keadaan reproduksinya. Hak-hak
reproduksi wanita merupakan hak asasi manusia. Hak-hak reproduksi menurut kesepakatan
dalam International Conference on Population and Development (ICPD) 1994 di Kairo
bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani
maupun rohani, meliputi :
a.
d.
e.
f.
g.
Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari
kesehatan reproduksi.
i.
j.
k.
Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan
kehidupan reproduksi.
3. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksiPemenuhan Hak-hak Reproduksi Wanita
manusia lainnya dan bersifat mutlak. Ia harus berdasarkan rasa tanggungjawab, baik terhadap
kehidupannya, anaknya maupun masyarakatnya. Tanggung jawab seperti ini hanya akan bisa
terwujud kalau perempuan menempati posisi yang kuat, posisi dimana ia dapat bernegosiasi
dengan lingkungannya (keluarga, suami serta masyarakat) dan pemerintah. Komponen
berikutnya adalah entitlement yang menyangkut erat masalah memperoleh informasi serta
pelayanan keluarga berencana.Entitlement merupakan manifestasi dari rasa tanggung jawab
masyarakat dan negara, terhadap kehidupan reproduksi perempuan dan memiliki nilai sosial
(Adrina dkk, 1998).
4.