Biokimia Umum
Waktu
PJP
Asisten
ENZIM
Sifat Fisik, Susunan dan Pengaruh Suhu Enzim Pencernaan
Kelompok 15
Jannatul Ajilah
B04120124
B04120125
B04120128
Indira Septianawati
B04120147
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DA N ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Pendahuluan
Rongga mulut mengandung ludah yang disekresiksn melalui kelenjar
parotis, kelanjar submaksilaris, dan kelenjar sublingualis. Reaksi dengan rongga
mulut bervariasi sesuai dengan pH yaitu kisaran 6-8, naun enzim sangat efektif
pada pH 6.8. Ludah terdiri dari 99.3% air, 0.7% terdiri dari zat padat yaitu 0.5%
zat organik dan 0.2% zat anorganik. Zat organik yang paling banyak adalah
protein, seperti musin albumin, globulin, ptyalin, dan mengandung sedikit ureum.
Senyawa anorganik yang terkandung antara lain K +, Na+, Ca+, Mg2+, HCO3-, Cl-,
PO43- (Sumardjo 2009).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang mengandung hidrogen dan
oksigen yang secara empiris memiliki rumus C x(H2O)y. Karbohidrat adalah
polihidroksi dari aldehida atau keton (Beran 2000). Senyawa karbohidrat dibagi
menjadi tiga yaitu: monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida
adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat, senyawa ini tidak mengalami
hidrolisis dan dikenal sebagai gula sederhana karena memiliki rasa manis,
misalnya fruktosa, galaktosa, dan glukosa. Disakarida adalah senyawa yang
terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih monosakarida, misalnya sukrosa,
maltosa dan laktosa. Polisakarida adalah gabungan dari banyak senyawa molekul
monosakarida dengan ikatan glukosakarida. Senyawa yang termasuk dalam
golongan ini antara lain pati, dektrin dan selulosa (Almatsier 2010).
Amilase dapat diartikan sebagai enzim yang berperan dalam perombakan
pati, glikogen, dan polisakarida yang lain. Hewan hanya memiliki -amilase yang
terdapat dalam cairan pankreas dan ludah. Amilase memotong rantai polisakarida
yang panjang dan menghasilkan menghasilkan campuran glukosa dan maltosa.
Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari 100-1000 molekul glukosa
yang saling berikatan membentuk rantai lurus. Amilosa akan bereaksi di dalam air
bereaksi dengan iodin memberikan warna biru yang khas (Fox 1991). Pada
manusia, amilase pada ludah dan pankreas berguna dalam hidrolisis pati yang
terkandung dalam makanan ke dalam bentuk oligosakarida, dimana dalam
perubahan tersebut dapat dihidrolisis oleh disakarida (Gaman dan Sherrington
1994).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan sifat dan susunan air liur serta
menetukan sidat dan susunan getah lambung.
Uji
Hasil
Lakmus merah
Merah (asam)
Lakmus MO
Biuret
Millon
Molisch
Klorida
Musin
Bening (-)
Sulfat
Gambar
Fosfat
Iod
Benedict
Biru kehitaman
Biru kehijauan
(+)
(+)
Biru kehijauan
(+)
(+)
Coklat kekuningan
Biru
(-)
(-)
Biru tua
Biru
(+)
(-)
10oC
Ruang
37oC
80oC
Gambar
Pembahasan
Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur
perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat ini dihasilkan dalam oleh
organ-organ hewan dan tumbuhan yang secara katalitik menjalankan reaksi seperti
pemecahan hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerasi, hingga pemutusan rantai
karbon. Enzim di dalam tubuh merupakan larutan koloidal seperti air ludah,cairan
lambung, dan cairan pankreas (Sumardjo 2009). Aktivitas enzim dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain suhu, pH, konsentrasi enzim, konsentrasi subtrat,
aktifaktor dan inhibitor (Thenawijaya 1988).
Enzim merupakan suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan
denaturasi. Apabila proses denaturasi tersebut terjadi maka kerja enzim akan
terganggu. Apabila terjadi penurunan suhu enzim tersebut tidak akan bekerja
karena enzim bekerja hanya pada suhu 30-40 oC. Perubahan pH dapat
mempengaruhi perubahan asam amino pada sisi aktif enzim. Setiap enzim dapat
bekerja baik pada pH optimum yang berada pada kisaran pH 6-8. Ada beberapa
pengecualian misalnya pepsin, enzim pencernaan pada lambung bekerja optimum
pada pH 2, dan tripsin yang terdapat pada usus manusia bekerja optimal pada pH
8 (Campbell 2008).
Konsentrasi enzim mempengaruhi kerja enzim, semakin besar konsentrasi
enzim semakin tinggi kecepatan reaksinya. Begitu juga dengan konsentarsi
subtrat, semakin meningkat konsentrasi subtrat maka kecepatan reaksi semakin
meningkat apabila jumlah enzimnya tetap. Namun pada saat sisi aktif semua
enzim berikatan dengan subtrat, penambahan subtrat tidak dapat meningkatkan
kecepatan konsentrasi enzim. Apabila subtrat enzim cocok dengan enzim maka
kinerja enzim akan optimal (Kuchel, dkk 2002). Aktifaktor merupakan molekul
yang mempermudah ikatan antara enzim dengan subtratnya misalnya ion klorida
yang bekerja pada enzim amilase. Inhibitor merupakan suatu molekul yang
menghambat ikatan enzim dengan subtratnya. Inhibitor akan berikatan dengan
enzim membentuk komplek enzim-inhibitor (Thenawijaya 1988).
Pati merupakan homopolimer yang tersusun dari unit glukosa melalui ikatan
glikosidik -(1,4). Terdapat dua fraksi di dalam molekul pati yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilosa adalah fraksi sedangkan amilopektin adalah fraksi bercabang
dengan ikatan glikosidik -(1,6) pada titik percabangan (Purwani dan Winda 2008).
Pati akan dipecah oleh air liur atau saliva. Air liur dihasilkan oleh rongga mulut
yang disekresikan oleh kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris, dan kelenjar
sublingualis. Kelenjar liur mensekresikan sekitar 1 liter cairan per hari yang
mengandung musin liur dan amilase- liur. Amilase- secara acak menghidrolisis
ikatan -1,4 internal antara residu glukosil dalam amilopektin, amilosa, dan
glikogen, mengubah polisakarida yang berukuran besar menjadi polisakarida yang
lebih kecil yang disebut dekstrin (Mark 2000).
Berat jenis ludah rata-rata 1,007. Reaksi dalam rongga mulut bervariasi
seusai dengan pH, yaitu pH 6 8. Ludah terdiri atas 99,3 % air dan 0,7 % zat padat
(0,5% zat organika dan 0,2% zat anorganik). Zat organik yang paling banyak adalah
protein, seperti musin, albumin, globulin, dan ptialin. Selebihnya sejumlah kecil
ureum dan asam urat. Senyawa anorganik antara lain K+, Na+, Ca2+, Mg
2+
menunjukan bahwa air liur memiliki pH asam. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
sebagian besar enzim bekerja pada pH antara 6-8 dan pH optimal air liur adalah
6,8. Dasar uji molisch adalah heksosa atau pentosa mengalami dehidrasi oleh
pengaruh asam sulfat pekat menjadi hidroksimetilfurfural atau furfural dan
kondensasi aldehida yang terbentuk ini dengan -naftol membentuk senyawa yang
berwarna khusus untuk polisakarida dan diksakarida. Reaksi ini terdiri atas tiga
tahapan, yaitu hidrolisis polisakarida dan disakarida menjadi heksosa atau
pentosa, dan diikuti oleh proses dehidrasi dan proses kondensasi. Hasil dari uji
pada
precobaan
ini
adalah
terbentuknya
warna
ungu-kemerahan
yang
menunjukkan bahwa dalam air liur tersebut terdapat sedikit polisakarida dan
disakarida (Makfoeld 2002).
Reaksi biuret adalah uji reaksi kimiawi untuk menunjukkan adanya
ikatan-ikatan peptida. Adanya ikatan pepetida dalam sampel ditandai dengan
terbentuknya warna ungu-violet ketika 0,02% larutan tembaga sulfat (CuSO 4)
ditambahkan ke dalam larutan alkali yang mengandung peptida. Biuret merupakan
turunan urea yang membentuk warna violet (Makfoeld 2002). Berdasarkan hasil
percobaan saliva uji tidak mengandung protein atau ikatan peptida karena tidak
menghasilkan warna violet. Reaksi Millon digunakan khusus untuk protein yang
mengandung asam amino dengan radikal hidroksi fenil sebagai penyusunnya.
Oleh karena itu, reaksi ini khusus untuk protein yang struktur kimianya
mengandung residu tirosin. Jika larutan protein ini ditambah dengan pereaksi
millon (larutan merkuri nitrit dan merktiri nitrat dalam campuran asam nitrit dan
asam nitrat), gumpalan berwarna putih akan terbentuk dan akan segera berubah
menjadi merah pada pendidihan (Sumardjo 2009). Hasil uji menunjukkan bahwa
dalam air liur tidak terdapat tirosin atau protein.
Uji klorida, sulfat, dan fosfat dilakukan untuk menujukkan adanya
senyawa-senyawa anorganik pada air liur. Hasil dari ketiga uji ini adalah negatif.
Uji terhadap musin dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya musin dalam air
liur. Musin liur adalah suatu glikoprotein licin yang penting untuk meluamas
(lubrikasi) dan menyebarkan (dispersi) polisakarida (Almatsier 2010). Hasilnya
adalah negatif dimana tidak terbentuk endapan putih dalam sampel. Asam asetat
berfungsi untuk mengendapkan musin. Penambahan asam akan mendenaturasi
protein dalam musin sehingga strukturnya menjadi tidak larut dan mengendap,
sedangkan filtratnya merupakan zat lain dalam saliva yang tergolong nonprotein.
Uji-uji diatas membuktikan teori yang mengatakan bahwa air liur tersusun atas
bahan organik seperti protein, glukosa,dan musin dan bahan anorganik seperti
sulfat, fosfat, dan klorida (Mark 2000). Hasil yang didapatkan pada percobaan kali
ini berbeda-beda karena kondisi setiap probandus tidak sama.
Berdasarkan uji menggunakan pereaksi iod, kanji bereaksi dengan iod
sehingga membentuk suatu kompleks berwarna biru kuat yang menunjukkan
adanya pati. Pengujian terhadap pereakasi iod mendapatkan hasil positif untuk
pengujian bersuhu 10oC dan 80oC sedangkan hasil negatif didapatkan pada suhu
kamar dan 37oC. Hal tersebut disebabkan oleh pada suhu kamar dan 37oC enzim
bekerja secara aktif sehingga menghidrolisis pati. Sebaliknya, pada suhu 10 oC dan
80oC enzim tidak bekerja sehingga pati masih terbentuk dan tidak terhidrolisis.
Makfoeld Djarir, dkk. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Yogyakarta:
Kaninus.
Mark DB. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis.
Jakarta: EGC.
Purwani EY dan Winda Haliza. 2008. Seminar Nasional Padi. Struktur Molekuler
Pati dan Implikasinya terhadap Kualitas Beras. Bogor: Balai Besar
Penelitian dan Pengemabngan Pascapanen Pertanian.
Sumardjo Darmin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Studi Stata I Fakultas Bioeksata. Jakarta : EGC.
Thenawijaya. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.