PTERIGIUM GRADE IV
DISUSUN OLEH:
Widiawati
1102010248
PEMBIMBING :
Dr. Hj. Elfi Hendriati Budiman, Sp.M
DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN
KLINIK BAGIAN/ SMF MATA RSUD GARUT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2015
STATUS PASIEN
IDENTITAS PENDERITA
No. CM :
Tanggal:
Nama :
Umur :
Alamat :
PEMERIKSA
81.64.xx
Nama :
23 Nov 2015 Widiawati
Tn. O
NPM :
77 tahun ( L ) 1102010286
Kp. Pojok, Kadungora
PEMBIMBIN
G
ANAMNESA
Keluhan utama
Anamnesa keluarga :
Keluhan yang sama dengan pasien (-) HT (-)
DM (-).
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat keluhan yang sama
sebelumnya(-)
Riwayat tekanan darah tinggi dIakui oleh
pasien tapi pengobatan tidak terkontrol.
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat trauma pada kedua mata
disangkal
Riwayat Sosial ekonomi : Cukup
Riwayat gizi : Cukup
PEMERIKSAAN
Status Oftalmologis
Pemeriksaan Visus dan Refraksi
Visus
OD
OS
SC
0,8
0,2
CC
STN
KOREKSI
ADD
Pemeriksaan Eksternal
OD
OS
Palpebra superior
Palpebra inferior
Silia
Ap. Lakrimalis
Tumbuh teratur
Tidak Ada Kelainan
Tumbuh teratur
Tidak Ada Kelainan
Tenang
Tenang
Tenangws
Tenang
Tenang
Terdapat jaringan fibrovaskular
Jernih
COA
Pupil
Diameter pupil
Reflex cahaya
Direct
Indirect
Iris
Lensa
Sedang
Bulat, ditengah
3 mm
Sulit dinilai
Bulat, ditengah
Sulit dinilai
+
+
Coklat, Kripta +
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Coklat, Kripta sulit dinilai
Jernih
Sulit dinilai
OS
Tumbuh teratur
Tumbuh teratur
Konjungtiva superior
Konjungtiva inferior
Jernih
Silia
Kornea
COA
Sedang
Sulit dinilai
Pupil
Iris
Jernih
Sulit dinilai
Lensa
Tonometri Schiotz
(tidak akurat)
Palpasi
Normal perpalpasi
Normal perpalpasi
Pemeriksaan Funduskopi
Funduskopi
Lensa
OD
Dalam batas normal
OS
Sulit dinilai
Vitreus
Jernih
Sulit dinilai
Fundus
Sulit dinilai
Papil
Sulit dinilai
CDR
0,3-0,4
Sulit dinilai
2/3
Sulit dinilai
Eksudat (-)
Sulit dinilai
Perdarahan (-)
Edema (-)
Macula
Sulit dinilai
Pemeriksaan
Laboratorium
a.Hematologi
Masa Perdarahan / BT 2 1-2 menit
Masa Pembekuan / CT 9 5-11 menit
Hemoglobin 11,813,0-18,0 g/dL
Hematokrit 38 40-52%
Lekosit 7.5900 3.800-10.500/mm3
Trombosit 307.000 150.000-440.000
Eritrosit 5,893,5-5,5 juta/mm3
b. Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu
c. Urine
Glukosa Urine Negatif Negatif
RESUME
Pasien laki-laki berusia 77 tahun datang ke Poliklinik
Mata RSU dr. Slamet Garut dengan keluhan mata kiri
buram dan terdapat selaput sejak 1 tahun SMRS,
keluhan ini dirasakan memberat sejak 1 bulan SMRS.
Selaput tersebut diakui pasien pada awalnya hanya
berada di ujung mata bagian dalam tetapi lama
kelamaan menjalar ke arah bola mata. Keluhan mata
merah, berair, nyeri, dan gatal pada mata kiri diakui
pasien. Pasien mengaku keluhan semakin memberat
jika terkena sinar matahari dan debu, dan sedikit
mereda ketika berada di dalam rumah. Pasien seharihari beraktivitas di luar rumah sebagai buruh tani.
Pasien tidak menggunakan kacamata pelindung ketika
beraktivitas di luar rumah. Riwayat darah tinggi diakui
oleh pasien.
OD
OS
0,8
0,2
Palpebra sup/inf
Tenang
Visus
Konjungtiva bulbi
Jernih
COA
Sedang
Sulit dinilai
Pupil
Bulat isokor
Coklat, kripta +
Jernih
Sulit dinilai
Iris
Lensa
Tonometri
Fundus
Sulit dinilai
Diagnosa kerja :
Pterigium Grade IV OS
Rencana pemeriksaan:
Pemeriksaan Sonde
Pemeriksaan Histologi
Rencana terapi :
Terapi Konservatif
Medikamentosa :
Cendo xitrol ED 6dd gtt II OS
Cefadroxil 500mg 2 x 1 tab p.o
Asam mefenamat 500mg, 3 dd
tab I
Edukasi
Kurangi pajanan debu dan sinar
matahari dengan menggunakan
kacamata anti sinar ultraviolet
Terapi Operatif
Operasi eksisi pterigium OS dan
Conjunctiva Autograft
Prognosa :
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam
PTERIGIUM
DEFINISI
kata
pterygium
dari
bahasa
Yunani, yaitu pteron yang artinya
wing atau sayap.
Pterigium
adalah
suatu
pertumbuhan fibrovaskular yang
bersifat degeneratif dan invasif.
Epidemiologi
Pterygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih
banyak
di
daerah
iklim
panas
dan
kering.Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu
dan kering.
Prevalensi pterygium meningkat dengan umur,
terutama dekade ke-2 dan ke-3 dari kehidupan.
Insiden tinggi pada umur antara 20 dan
Laki-laki 4 kali lebih resiko dari perempuan dan
berhubungan
dengan
merokok,
pendidikan
rendah, riwayat terpapar lingkungan di luar
rumah
Degener
asi
Trauma
Etiologi
Belum diketahui
pasti
Komplika
si
Kongenit
al
Idiopa
tik
Genet
ik
Def
Vitami
nE
Rokok
F.
R
Polusi
Rada
ng
Lama
UV
Traum
a
Patofisiologi
Sinar ultraviolet : kerusakan limbal stem cell di
daerah interpalpebra.
Limbal stem cell merupakan sumber regenarasi epitel
kornea dan sinar ultraviolet menjadi mutagen untuk p53
tumor supressor gene pada limbal stem cell. Tanpa
apoptosis, transforming growth factor-beta diproduksi
dalam jumlah berlebihan dan meningkatkan proses
kolagenase sehingga sel-sel bermigrasi dan terjadi
angiogenesis. Akibatnya, terjadi perubahan degenerasi
kolagen dan terlihat jaringan subepitelial fibrovaskular.
Pada
jaringan
subkonjungtiva
terjadi
perubahan
degenerasi elastik dan proliferasi jaringan vaskular di
bawah epitelium yang kemudian menembus kornea. Pada
keadaan defisiensi limbal stem cell, terjadi pembentukan
jaringan konjungtiva pada permukaan kornea.
Manifestasi Klinik
ANAMNESIS
P.
PENUNJANG
P. FISIK
Diagnosa
SHADOW
TEST
VISUS
SLIT LAMP
FUNDUSKOP
I
Diagnosis Banding
Pseudopterigium
2. Pinguekula
1.
TATALAKSANA
1.
Terapi Konservatif
- Memberikan edukasi
- Memberikan pengobatan
sesuai dengan keluhan subjektif
2. Terapi Operatif
1. Bare Sclera Pterygium Excision
2. Simple Closure
3. Slip Flap
4. Rotational Flap
5. Eksisi Pterigium dan Conjunctiva
Autograft
6. Amniotic Membran Grafting
7. Conjunctival Limbal Autograft
Komplikasi
PREOPERATIF
INTRAOPERATIF
POSTOPERATIF
Prognosis
Prognosis dalam hal kosmetik maupun
penilaian visual pasca eksisi pada
dasarnya baik.
Rekurensi pterigium setelah operasi
masih merupakan suatu masalah
biasanya rekurensi terjadi 3-6 bulan
pertama pasca operasi.
Pembahasan
Mengapa
Pemeriksaan
Bagaimakah
penatalaksanaan
pada pasien ini?
Terapi konservatif :
Edukasi&Medikamentosa
Terapi operatif :
Operasi eksisi pterigium OS dan
Conjunctiva Autograft
Bagaimanakah
prognosis pada
pasien ini?
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad
bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, S. Ilmu Penyakit mata. Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2012. Hal 116-117.
2. Francisco J, Garcia-Ferrer, Ivan R, et al. Konjungtiva; dalam Riordan-Eva P, dan Whitcher JP.
Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC; 2009. Hal 118.
3. Chen J, Maqsood S, Kaye S, et al. Pterigium: are we any closer to the cause?. Br J Ophthalmol.
2014; 98(4): 423-424.
4. Anisa R. Perbandingan Hasil Operasi Pterigium Tipe Vaskular Dengan Metode Bare Sclera dan
Conjunctival Autograft. Thesis. RSUP H. Adam Malik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara. 2011.
5. Ardalan A, Ravi S, David L. Management of Pterigium. 2012. [online]
http://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfm, diakses tanggal 5 Agustus 2015.
6. Khurana AK. Community Ophthalmology in Comprehensif Ophthalmology, chapter 20, 4thed,
New Age International (P) Limited, New Delhi, 2007.
7. Gazzard G, Saw S M, Farook M, Koh D, Wijaya D, et all. Pterigium in Indonesia: Prevalence,
severity and risk factors, British Journal of Ophthalmology, 2002.
8. Edward J H, Mark J. Mannis. Ocular Surface Disease, Medical Surgical management, 2002.
9. Fisher JP. Pterigium. Medscape Reference. 2015. [online]
http://emedicine.medscape.com/article/1192527-overview diakses tanggal 5 Agustus 2015
10. Kanskii J.J. Pterigium in Clinical Ophthalmology A Systematic Approach, 6th
Ed, 2007
11. Anton, dkk. Pterigium. 2010. [online] www.inascrs.org/pterigium/opthalmicsurgery diakses
tanggal 5 Agustus 2015.
12. Bradley, JC. Updated on Pterygium Therapy. 2010. [online]
https://www.ttuhsc.edu/som/ophthalmology/lectures/presentations/Grand%20Rounds%20-%20T
reatment%20of%20Pterygium%201-05.ppt
. Diakses tanggal 6 Agustus 2015.
13. Lee SB, Slomovic A. An Update on Current Concepts and Treatment Modalities. University of
Toronto. 2004: 2-3.