Anda di halaman 1dari 16

Antifungi = Anti mikotika

= Anti Jamur

Adalah zat berkhasiat


yang digunakan untuk
penanganan penyakit
yang disebabkan oleh
jamur

Jamur Patogen :
Microsporeum
Trichophyton
Epidermophyton
Candida
Aspergillus
Sporothrix

MIKOSIS

Adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur


Ada 4 jenis :
1. Infeksi Superfisial
Co : Infeksi oleh Pityriasis versilor
2. Infeksi Kutaneus
Co : Infeksi dimana jamur menyerang
keratin pada jaringan spt :
kuku (oniko mikosis),
rambut (tinea kapitis)

3. Infeksi Sub kutaneous

Co : Sporotrichosis yang disebabkan


oleh sporothrix schenkii
4. Infeksi Sistemik
Co : Infeksi oleh Aspergillus spp
(paru2), cryptococcus
neoformatis

Jenis 1,2,3 digolongkan dalam infeksi


superfisial/ topikal

GOLONGAN ANTIFUNGI
:
1.

Antifungi Sistemik
a. Amfoterisin B (Polien)
b. Flusitosin
c. Gol. Imidazol &
Triazol
- Klotrimazol

Mikonazol
Ketokonazol
Ekonazol
Butakonazol
Oksikonazol
Sulkonazol

- Terkonazol
Itrakonazol
- Flukonazol

GOLONGAN ANTIFUNGI :
(Lanjutan)

2. Antifungi Superfisial/ Topikal


a. Imidazol & Triazol
b. Siklopiroksolamin
c. Haloprogin
d. Tolnaftat
e. Naftitin
f. Poliene : Amfoterisin & Nistatin
g. Miscellaneous antifungi
- Asam undesilinat
- Asam benzoat & as. Salisilat
- KI (Kalium Iodida)

NISTATIN

Diperoleh dari streptomyces noursei,


terutama berkhasiat terhadap candida
albicans dan jenis candida lainnya.
Bekerja melalui pembentukkan
kompleks dg sterol yg terdapat dlm
membran sitoplasma jamur shg
terbentuk suatu pori dan melalui pori
ini isi sel keluar

NISTATIN
(Lanjutan)

Pemberian :
- oral, nistatin tidak diabsorpsi dan
sebagian besar keluar melalui feses
- Parenteral, Tidak boleh digunakan
karena terjadi reaksi toksik
Indikasi :
untuk candidiasis lokal yang sering timbul pada
anak2, pasien yg sangat lemah atau penderita
diabetes serta setelah terapi jangka panjang dg
antibiotika atau kortison pd daerah tertentu yg
mudah terjangkiti ( mulut, vagina, perianal)
Lama terapi : 2 minggu
Tidak dapat digunakan pada infeksi kuku
(keratin)

AMPOTERISIN B

Diisolasi dari streptomyces nodosus


Berkhasiat terhadap Candida spp,
Crytococcus neopormans,
Blastomyces dermatitis, Histoplasma
capsulatum, Aspergillus spp, dll
Mekanisme kerja sama dg nistatin
Pemberian :
- Oral, tapi kadar serum yg dicapai
rendah, maka
- infus tetes i.v pd penanganan infeksi
sistemik

- Injeksi i.v tidak dianjurkan, karena


rangsangan lokal yg kuat
- Parenteral, hanya bila indikasi jelas,
karena ES berat terutama nefrotoksik,
naiknya nitrogen sisa proteinurea,
hematuria
dan ekskresi kalium yg berlebihan,
tromboflebitis pd daerah injeksi.

Formula :
Dalam bentuk kompleks dg garam
empedu deoksikolat (DOC = deoxycholate
cholate)
Terapi : Minimal 4-8 minggu

GRISEOFULVIN

Diisolasi dari Penicillium griseofulvum


Berkhasiat thd dermatophyta (mis:
Tricophyton,Microsporum,Epidermophyton)
Setelah pemakaian jangka panjang,
griseofulvin akan tersimpan scr selektif dlm
lapisan keratogen epidermis, rambut, kuku
Waktu paruh 20 jam.
Secara farmakokinetik griseopulvin terikat
pada keratin yg baru dibentuk lalu melaju
secara perlahan dari lapisan kulit dalam
menuju lapisan kulit luar

GRISEOFULVI
N

(Lanjutan )
Dosis harian : 0,5 g
Lama terapi, tergantung lokalisasi
jamur
Pada kulit 3-6 minggu
Pada kuku 4-5 bulan
Ditambah dg pemakaian antimikotika
lokal
KI : pada gangguan fungsi hati dan
porfiria akut, wanita hamil muda

FLUSITOSIN

Spektrum kerja relatif sempit


mencakup Candida spp, Crytococcus
neopormans, Chromomycettes
Mekanisme kerja : Flusitosin diubah
oleh fungi menjadi As. Fluorourasil dan
senyawa ini dipakai sbg kerangka basa
palsu di dalam asam ribo nukleat (RNA)
Berkhasiat thd Kriptokosis dan
kromoblastomikosis

FLUSITOSIN
( Lanjutan )

Selama terapi sekitar 100% jenis candida melakukan


resistensi alamiah maka sebelum dan selama terapi
dilakukan uji seksibilisasi
Kadang2 diberikan dlm bentuk kombinasi dg
ampoterisin B
Pemakaian oral, absorbsi baik dg waktu paruh (t 1/2)
3-5 jam dan sebagian besar ekskresi melalui ginjal
Dosis : 100-150 mg/kg bb per hari terbagi dlm 4
dosis dg interval 6 jam
ES : nousea, muntah, diare, eksem dan pada kadar
plasma tinggi terjadi leukopenia & trombopenia
KI : pada wanita hamil (teratogenik), pasien
insufisiensi ginjal

Anda mungkin juga menyukai