PENGGOLONGAN DIURETIK
1. Diuretik Osmotik
2. Penghambat mekanisme transport
DIURETIK OSMOTIK
Kontraindikasi :
- Penderita payah jantung
Volume darah yg beredar me kerja
jantung yg telah gagal makin berat
- Penderita ginjal dg anuria, kongesti atau
udem paru yg berat, dehidrasi hebat
dan
perdarahan intrakranial, kecuali bila
akan dilakukan kraniotomi
2. Urea
- Lebih bersifat iritatif thd jaringan dan
dapat menimbulkan trombosis atau nyeri
bila terjadi ektravasasi
- Sediaan i.v mengandung urea s/d 30%
dlm dekstrosa 5%, sebab larutan urea
murni dpt menimbulkan hemolisis
- Pada tindakan bedah syaraf diberikan
i.v dg dosis 1 1,4 g/kg bb
- Potensinya lebih lemah dibandingkan
manitol karena hampir 50% seny.urea
akan direabsorpsi oleh tubuli ginjal
ASETAZOLAMID
Efek farmakodinamik :
Penghambatan karbonik anhidrase shg terjadi
perubahan, terbatas pada organ tempat enzim
tsb berada
Farmakokinetik :
Asetazolamid mudah diserap melalui saluran
cerna, kadar maksimal dlm darah dicapai dlm 2
jam dan ekskresi melalui ginjal sdh sempurna
dlm waktu 24 jam.
Asetazolamid tdk dimetabolisme dan diekskresi
dlm bentuk utuh melalui urin
Indikasi :
Menurunkan tekanan intraokuler pd penyakit
glaukoma, mengatasi paralisis periodik
bahkan yg disertai hipokalemia
Sediaan :
Tablet 125 mg dan 250 mg secara oral
Dosis : 250 1000 mg per hari
Dosis untuk paralisis periodik yg bersifat
familier ( Familial periodic paralysis ) : dewasa
yaitu 250 750 mg sehari dibagi dlm 2 atau 3
dosis
Anak yaitu 2 atau 3 kali sehari 125 mg
BENZOTIADIAZID
Farmakokinetik :
Indikasi :
Untuk pengobatan udem akibat payah jantung
ringan s.d sedang.
Lebih baik jika dikombinasi dg diuretik hemat
kalium pada penderita yg juga mendapat
pengobatan digitalis, untuk mencegah
timbulnya hipokalemia yg memudahkan
terjadinya intoksikasi digitalis.
tiazid
Efek diuretik tdk sekuat gol. Diuretik kuat
Hati-hati bila memberikan obat ini
bersama dg obat penghambat ACE
karena obat ini mengurangi sekresi
aldosteron shg bahaya terjadinya
hipokalemia dan hiperkalemia mjd lebih
besar
2. Triamteren
Sediaan :
Kapsul 100 mg dg Dosis : 100 300
mg/hari
3. Amilorid
Sediaan :
Tablet 5 mg dg Dosis : 5 10 mg/hari
Sediaan kombinasi antara HCT 50 mg dg
Amilorid 5 mg berupa Tablet dg Dosis 12 tablet/ hari
2.
Furosemid
Lebih banyak digunakan daripada asam etakrinat
karena gangguan saluran cerna yg lebih ringan.
Efek samping : Nefritis interstisialis alergik yg
menyebabkan gagal ginjal reversibel
Sediaan :
- Tablet 20, 40, 80 mg
dg Dosis dewasa 0,5 2 mg/ hari
Dosis maksimal per hari 10 mg
- Bubuk injeksi
dg Dosis i.v atau i.m dosis awal antara 0,5 1mg.
Dosis diulang 2-3 jam maksimum 10 mg/ hari
XANTIN
Efek pada tubuli ginjal dg meningkatkan
1. Diuretik
Osmotik
TEMPAT KERJA
CARA KERJA
UTAMA
1. Tubuli
-Penghambata
Proksimal
n reabsorpsi
Natrium dan air
melalui daya
osmotiknya
2. Ansa Henle Penghambatan
reabsorpsi
Natrium dan air
karena
TEMPAT KERJA
UTAMA
3. Duktus
kolingentes
2. Penghambat
enzim karbonik
anhidrase
Tubuli proksimal
CARA KERJA
Penghambatan
reabsorpsi
Natrium dan air
akibat adanya
papilary wash out
kecepatan filtrat
yg tinggi
Penghambatan
reabsorpsi
bikarbonat
TEMPAT KERJA
UTAMA
CARA KERJA
3. Tiazid
Penghambatan
reabsorpsi
Natrium klorida
4. Diuretik
Hemat
Kalium
Penghambatan
reabsorpsi Natrium
dan sekresi Kalium
dg jalan antagonisme
kompetitif
(spironolakton) atau
scr langsung
(Triamteren dan
amilorid)
5. Diuretik
Kuat
TEMPAT KERJA
UTAMA
Ansa Henle bagian
asenden pada
bagian dg epitel
tebal
CARA KERJA
Penghambatan
terhadap transport
elektrolit Natrium,
Kalium klorida