Anda di halaman 1dari 19

AUTAKOID

Sacharissa Ardelia Larasati


6151
AUTAKOID
• Autos = Sendiri, Akos = Obat
• Yaitu zat aktif yang dibuat oleh tubuh sendiri

• Yang termasuk autakoid:


 Histamin
 Serotonin
 Polipeptida2; Bradikinin/Kallidin; Plasmakinin; Angiotensin;
Prostaglandin
 As. Arachidonat
 Leukotrien
 ECF-A (Eosinophyl Chemotacting Factor of Anophylaxis)
 PAF (Platelat Activating Factor)
HISTAMIN
• HISTAMIN dibentuk dari asam amino histidin oleh pengaruh
enzim histidin dekarboksilase

FARMAKODINAMIK
 Histamin bekerja dengan berikatan pada reseptor spesifik yang
berada di permukaan membran
 Reseptor histamin dibagi menjadi reseptor histamin 1 (RH1) dan
reseptor histamin 2 ( RH2)
 Kedua tipe reseptor akan mempengaruhi perubahan permeabilitas
membran sel terhadap Ca2+ atau pelepasan penyimpanannya
 Aktivasi reseptor H1
1. Kontraksi otot polos
2. Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
3. Sekresi mukus
Sebagian dari efek tsb mungkin diperantarai oleh peningkatan
cGMP di dalam sel

 Aktivasi reseptor H2
1. Sekresi asam lambung
2. Vasodilatasi dan Flushing

 Reseptor H3, berfungsi menghambat saraf kolinergik dan non


kolinergik yang merangsang saluran napas. Blokade terhadap
reseptor ini membatasi terjadinya bronkokonstriksi yang
diinduksi oleh histamin.
Sistem Organ Reseptor
Sistem Kardiovaskuler H1, H2
Otot polos
- Lambung
H1
- Bronkhus
H1, H2
- Uterus
H2
Glandula Eksokrin
- Lambung
Sistem Saraf Perifer
H2
Sistem Saraf Pusat
H1, H2
Sistem Hematopoetik
- Neutrophyl H1, H2, (H3)
- T. Lymphocyt
- B. Lymphocyt H2
- Sel Mast H2
HISTAMIN EKSOGEN
• Kadar histamin paling tinggi di temukan pada kulit,
mukosa usus dan paru-paru
• Histamin eksogen bersumber dari daging  bakteri
dilumen usus atau kolon yang membentuk histamin
dan histidin
 Pada pasien sirosis hepatis, kadar histamin dalam
darah arteri akan meningkat setelah makan daging,
sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya
tukak peptik
FARMAKODINAMIK
 Pemberian SK atau IM  Histamin diserap secara baik
Efeknya tidak ada karena cepat dimetabolisme dan mengalami
difusi ke jaringan.
 Yang diberikan oral tidak efektif karena diubah oleh bakteri usus
(E.coli) menjadi N-asetil-histamin yang tidak aktif.
Sedangkan histamin yang diserap diinaktivasi dalam dinding usus
atau hati.
 Pada manusia ada dua jalan utama dalam metabolisme histamin,
yaitu : (1) Metilasi (2) Deaminasi. Metabolit yang terbentuk akan
diekskresi dalam urin. Sebagian kecil histamin diekskresi tanpa
perubahan.
 Histamin stabil dalam asam, seperti HCl.
 Histamin dapat dimasak lebih dari 2 jam tanpa mengurangi
aktifitasnya.
HISTAMIN ENDOGEN
• Histamin berperan penting dalam fenomena fisiologis dan
patologis terutama pada anafilaksis, alergi, trauma dan syok.

SUMBER, DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN


 Histamin didapatkan pada sebagian besar jaringan, tapi distribusi
tidak merata  Sebagian besar diikat pada granula di sel
mast/basofil, secara biologis tidak aktif  dengan adanya
stimulus, memicu rilis histamin dari sel mast  amine bebas
terikat pada reseptor jaringan di sekitarnya.
 Pada jaringan yang mempunyai potensi terjadinya jejas khususnya
kaya akan kandungan sel mast  hidung, mulut, dan kaki serta
permukaan di dalam tubuh dan pembuluh darah, khususnya pada
titik tekanan dan bifurkasio / percabangan.
 Histamin yang bukan berasal dari sel mast ditemukan pada
beberapa jaringan, termasuk otak, berfungsi sebagai
neurotranmiter  kontrol neuroendokrin, regulasi-
kardiovaskular, pengaturan suhu, dan pembangkitan gairah
(arousal).
 Tempat penyimpanan dan rilis histamine nonneuronal lain yang
penting adalah sel yang menyerupai - enterokromafin (ECL)
pada fundus lambung. Sel tsb rilis histamin  aktifkan sel
parietal  HCl
PERAN HISTAMIN ENDOGEN
(1) RILIS IMUNOLOGIS :
Mekanisme patofisiologis penting dari rilis histamine sel mast dan
basofil adalah imunologis  Reaksi anafilaksis dan alergi.

Alergi = kepekaan berbeda terhadap suatu antigen exogen atas dasar


proses imunologi.

Pada dasarnya, reaksi imun tersebut berfungsi melindungi organisme
terhadap zat-zat asing yang menyerang tubuh.

Bila suatu protein asing (antigen) masuk berulangkali ke dalam aliran
darah seorang yang berbakat hipersensitif

limfosit-B membentuk antibodi tipe IgE (disamping IgG dan IgM)

IgE mengikatkan diri pada membran mast-cells tanpa menimbulkan
gejala.

Apabila kemudian antigen (alergen) yang sama/mirip rumus
bangunnya memasuki darah lagi,

maka IgE akan mengenali dan mengikat padanya.
membran mast – cells pecah (degranulasi).

sejumlah zat perantara (mediator) dilepaskan, yakni histamin
bersama serotonin, bradikinin, dan asam arachidonat, yang
kemudian diubah menjadi prostaglandin dan leukotrien.

Zat-zat itu menarik makrofag dan neutrofil ke tempat infeksi
untuk memusnahkan antigen.

Di samping itu juga timbul reaksi tubuh antara lain broncho
konstriksi, vasodilatasi dan pembengkakan jaringan
Gejala Reaksi Alergi
Anafilaksis
Dalam keadaan gawat dapat timbul suatu reaksi anafilaksasi (tanpa
perlindungan).

Pada shock anafilaktis, masuknya antigen pertama membuat tubuh
tanpa perlindungan terhadap pemasukan antigen berikut.

Kadar histamin dapat meningkat drastis, seperti pada :
- Peristiwa kecelakaan dengan banyak kehilangan darah
- Cedera bakar hebat

Reaksi anafilaksis hebat dapat timbul pada kelompok orang tertentu
yang telah disensibilisasi, terhadap satu atau beberapa jenis alergen.
Misalnya, alergen dalam makanan (kacang-kacangan, buah kiwi,
arbai dll) atau obat-obat seperti kelompok penisilin.
(2) Rilis Mekanis dan Kimiawi :

 Banyak obat atau zat kimia bersifat antigenik sehingga akan


melepaskan histamin dari mast cell dan basofil. Zat-zat tersebut
ialah :
a) Enzim : kimotripsin, fosfolipase dan tripsin.
b) Beberapa surfaceactive agents : detergent, garam empedu dan
lisolesitin.
c) Racun dan endotoksin
d) Polipeptida alkali dan ekstrak jaringan
e) Zat dengan BM tinggi : zimosan, ovomukoid, serum kuda,
ekspander plasma dan polivinilpirolidon.
f) Zat bersifat basa misalnya morfin, kodein, antibiotik,
meperidin, stilbamidin, propamidin, dimetlltubokurarin, d-
tubikurarin.
g) Media kontras
 Proses fisik seperti mekanik, termal atau radiasi
cukup untuk merusak sel  mast cell melepaskan histamin.
 terjadi pada cholinergic urticaria, solar urticaria dan cold
urticaria.

(3) Penglepasan Histamin oleh sebab lain


Pertumbuhan dan Perbaikan Jaringan  Histamin banyak
dibentuk di jaringan yang sedang tumbuh/proses perbaikan
(jaringan embrio, regenerasi hati, sumsum tulang, luka,
jaringan granulasi dan perkembangan keganasan) disebut
nascent histamine, (tidak ditimbun tetapi berdifusi bebas).
 diduga juga berperan dalam proses anabolik.
INDIKASI
Manfaat histamin untuk tujuan terapeutik masih kontroversial, klinis
digunakan untuk beberapa prosedural diagnostik :
1) Penetapan kemampuan sekresi asam lambung.
2) Tes integritas serabut saraf sensoris.
3) Inhalasi histamin juga digunakan untuk menilai reaktivitas
bronkus.
4) Diagnosis feokromositoma.

KONTRAINDIKASI
 Asma bronkiale
 Hipotensi

EFEK SAMPING
 Hipotensi Ortostatik
 Keracunan Histamin
SEDIAAN
Agonis Histamin
 2- methylhistamine agonis H1
 4- methilhistamine agonis H2
 Betazole (Ilistalog) agonis H2
 Impromidine agonis H2 dan antagonis H3
 R--methylhistamine agonis H3
 Imetit dan Imepip agonis H3
 R--methylhistamine agonis H3
 Imetit dan Imepip agonis H3
 Betaserc agonis H1 dan antagonis H3
(Telah digunakan di klinik 
Menurunkan serangan vertigo & mencegah
timbulnya serangan)
ANTAGONIS HISTAMIN
Antagonis fisiologis
1. Khususnya epinephrine, digunakan karena :
a) Mempunyai efek otot polos yang berlawanan dengan histamin
b) Bekerja pada reseptor yang berbeda
2. Rilis Penghambat
Mengurangi degranulasi sel mast yang dihasilkan dari pemicuan imunologi
oleh interaksi antigen IgE  Cromolyn dan nedocromil
Menghambat pelepasan histamin dan autakoid lain termasuk leukotrien dari
paru-paru manusia pada proses alergi yang diperantarai IgE  u/ profilaksis
asma bronkial dan kasus atopik tertentu
3. Antagonis Reseptor Histamin
Bekerja secara kompetitif, yaitu menghambat interaksi histamin dan reseptor
histamin H1 atau H2. Antagonis H3 selektif belum tersedia untuk penggunaan
klinis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai