Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Dasar dan Tujuan Pelaksanaan PBL III
1.1.1 Dasar Pelaksanaan PBL III
Dasar pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) III adalah sebagai wujud
pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan secara berkesinambungan, yang merupakan
rangkaian pelaksanaan PBL I yaitu mengidentifikasi masalah kesehatan dan alternatif
pemecahannya, serta PBL II yaitu menentukan pilihan alternatif pemecahan masalah
kesehatan dan membuat serta melaksanakan program kerja untuk menanggulangi
masalah kesehatan tersebut dan akhirnya masuk pada tahap terakhir yaitu PBL III,
mengevaluasi hasil pelaksanaan program kerja.
PBL III merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kedua tahap PBL
lainnya, sebab ketiganya merupakan suatu kesatuan. Hasil kegiatan yang dilakukan
pada PBL I dan PBL II akan menentukan hasil akhir pelaksanaan kegiatan PBL III.
Pelaksanaan PBL mampu mengakomodasi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Hal ini disebabkan karena dalam PBL,mahasiswa melaksanakan proses
pendidikan dengan mempelajari fenomena yang terjadi di masyarakat, proses
penelitian dengan meneliti distribusi dan determinan frekuensi permasalahan di
masyarakat, serta proses pengabdian kepada masyarakat dengan mendedikasikan
pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan dalam masyarakat. PBL III merupakan wujud pelaksanaan Praktek belajar
lapangan secara berkesinambungan, yang merupakan lanjutan dari rangkaian
pelaksanaan kegiatan PBL I dan PBL II. (Langi, 2004)
1.1.2 Tujuan Pelaksanaan PBL III
Tujuan PBL III adalah untuk mengevaluasi hasil dari program-program intervensi
masalah kesehatan masyarakat yang telah dilaksanakan pada PBL II.

1.2 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan PBL III


Pelaksanaan PBL III dimulai sejak tanggal 20 Januari - 27 Januari 2016, lokasi
pelaksanaan PBL III berada di Kelurahan Talikuran Utara, Kecamatan Kawangkoan
Utara, Kabupaten Minahasa.
1.3 Pengorganisasian Pos Koordinasi (Posko)
Anggota kelompok PBL III di Kelurahan Talikuran Utara berjumlah 13 orang yang
terdiri dari 9 orang perempuan dan 4 orang laki-laki, dan kemudian disusun struktur
organisasi Posko.
Dosen Pembimbing Lapangan I

: dr. Nancy S.H. Malonda, MPH

Dosen Pembimbing Lapangan II

: Maureen I. Punuh, SKM, MSi

Koordinator Posko

: Yoel Ginupit

Sekretaris Posko

: Syalom R. Rolos

Bendahara Posko

: Asri W. A. Suwandi

Seksi Penyusun Laporan

: Andries J. Parongre
Didi R. Rahim

Seksi Survei Data

: Asyer A. Lembo
Militia K. Seko

Seksi Hubungan Masyarakat

: Cracety M. Sitepu
Claudia Lendeon

Seksi Perlengkapan

: Virginia Mokodongan
Marsella Salindeho

Seksi Dokumentasi

: Rensy B. D. Awuy
Ovilia N. Engka

BAB II
TINJAUAN PELAKSANAAN PBL I DAN PBL II

2.1. Hasil Identifikasi Masalah


Masalah kesehatan masyarakat kelurahan Talikuran Utara yang teridentifikasi di PBL
I, yaitu:
1. Diperoleh sebanyak 2% lantai rumah masyarakat Talikuran utara terbuat dari
tanah.
2. Diperoleh sebanyak 29,2% dinding rumah di talikuran utara terbuat dari kayu
3.
4.
5.
6.
7.

dan tidak memenuhi syarat.


Diproleh sebanyak 1,2% masyarakat talikuran utara tidak memiliki jamban.
Diproleh sebanyak 0,4% masyarakat yang membuang air besar di sungai.
Diperoleh sebanyak 82% masyarakat membuang limbah ke got.
Diperoleh sebanyak 0,4 air bersih yang di dapatkan dari sumur tidak ber semen
Diperoleh sebanyak 8% sampah yang di buang masyarakat talikuran utara di

jurang.
8. Diperoleh sebanyak 5,6% rumah warga di

talikuran utara

tidak memiliki

ventilasi.
9. Diperoleh sebanyak 80% remaja di keluraha talikuran utara yang menikah dini.
10. Diperoleh sebanyak 80% kepala keluarga yang merokok.
2.2. Penentuan Skala Prioritas Masalah Kesehatan Masyarakat di Kelurahan
Talikuran Utara Menggunakan Metode Matriks
Masalah kesehatan di Kelurahan Talikuran Utaratelah teridentifikasi, maka untuk
mencari pemecahannya menggunakan metode Matirks, untuk menentukan prioritas
masalah. Penilaian dengan metode ini didasarkan atas:Kriteria yang dapat
dipergunakan banyak macamnya. Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam:
1. Pentingnya Masalah
Makin penting (importancy)

masalah

tersebut,

makin

diprioritaskan

penyelesaiannya.Ukuran pentingnya masalah banyak macamnya. Beberapa di


antaranya yang terpenting adalah:
a. Besarnya masalah (prevalence)
b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
c. Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
d. Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need)
e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit )
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
g. Suasana politik (political climate)
2. Kelayakan Teknologi
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi
masalah (technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan
3

teknologi yang dimaksudkan disini adalah menunjukan pada penguasaan ilmu


dan teknologi yang sesuai.
3. Sumber Daya yang Tersedia
Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
(resources availability) makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya
yang dimaksudkan disini adalah yang menunjukan pada tenaga (man), dana
(money) dan sarana (material).
Dengan pemberian nilai mengacu pada syarat berikut: (Anzwar, 2010)
Nilai 1

: Tidak Penting

Nilai 2

: Kurang Penting

Nilai 3

: Cukup Penting

Nilai 4

: Penting

Nilai 5

: Sangat penting

Rumus dari metode kriteria matriks adalah (Azwar, 2010):


Priority = jumlah I x T x R
Berdasarkan metode kriteria matriks, masalah-masalah yang telah kami identifikasi
diberikan nilai (Tabel 1)
Tabel 1. Pembobotan Nilai Masalah Kesehatan
I
No
1

Daftar Masalah
Lantai rumah yang
menggunakan tanah
Masalah jenis
dinding rumah yang
tidak memenuhi
syarat
Tidak memiliki
jamban

P S RI

D
U

T R
SB

PB

PC

JUM
IXTXR

1 2

1 1

1 2

1 1

1 2

1 1

Masalah
4

pembuangan air

2 3

1 1

192

3 3

1 1

1728

2 2

1 1

144

5 5

1 1

12000

1 2

1 1

3 3

1 1

108

5 4

1 1

1800

besar di sungai
Masalah sistem
5

pembuangan air
limbah (SPAL)
Air bersih yang

berasal dari sumur


tidak bersemen
Jurang sebagai

8
9
10

tempat pembuangan
sampah
Tidak memiliki
ventilasi rumah
Melahirkan dibawah
umur
Perilaku merokok

Keterangan :
I = Pentingnya masalah (importancy) = P x S x RI x DU x SB x PB x PC
P = Besarnya masalah (prevalence)
S = Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
RI = Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
DU = Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need)
SB = Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit )
PB = Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
PC = Suasana politik (political climate)
T = Kelayakan teknologi (technical feasibility)
R = Sumber daya yang tersedia (resources availability)
Berdasarkan tabel 1, diperoleh 3 masalah utama (bobot nilai tertinggi) yaitu:
1. Jurang sebagai tempat pembuangan sampah.

2. Perilaku merokok, dan


3. Pengolahan saluran pembuangan air limbah yang kurang tepat.
2.4 Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam menentukan pilihan alternatif pemecahan masalah kesehatan masyarakat di
Kelurahan Talikuran Utara dalam Praktek Belajar Lapangan II menggunakan
berbagai pertimbangan-pertimbangan yang mendukung sehingga program-program
yang telah disusun dapat terlaksana dengan baik, yaitu:
1. Hasil dari kesepakatan antara mahasiswa dengan aparat kelurahan beserta
masyarakat.
2. Tersedianya sumber daya dan dana yang mendukung dalam pelaksanaan program
intervensi serta waktu untuk melaksanakan program-program intervensi.
3. Kemampuan dan kemudahan dalam melaksanakan program-program intervensi.
4. Program-program intervensi yang akan dilaksanakan sesuai dengan situasi kondisi
sosial budaya masyarakat dan keadaan geografis Kelurahan Talikuran Utara.
Berdasarkan analisis di atas, maka intervensi yang dapat dilakukan sesuai
pertimbangan pada tabel diatas ialah:
1. Pengelolaan Sampah
a. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan, khususnya cara pengelolaan sampah
yang baik dan benar.
b. Pembagian Sticker tentang larangan membuang sampah.
c. Pembuatantempat sampahbasah dan kering.
d. Pembuatan incinerator sederhana
2. Perilaku Merokok
a. Penyuluhan tentang bahaya merokok.
b. PembagianStickertentang fakta bahaya merokok.
3. Pengelolaan Air Limbah
a. Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan, khususnya cara pengelolaan air
limbah yang baik.
b. Advokasi kepada pemerintah setempat bagaimana cara pengelolaan air limbah
yang baik.
2.4 Pelaksanaan Program Intervensi Tiga Prioritas Masalah
2.4.1Kegiatan Intervensi Sampah
2.4.1.1
Intervensi Non Fisik
1. Penyuluhan

Adapun kegiatan-kegiatan non fisik berupa penyuluhan tentang pengelolaan sampah


yang tepat dilaksanakan di Kelurahan Talikuran Utara:
a. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang tepat di Ibadah Kolom 19 Jemaat
GMIM Eben Heazer Talikuran yang bertempat di kediaman keluarga Langi
Kalangi Kelurahan Talikuran Utara, penyuluhan dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 18 November 2015, pukul 16:00 - 17:30 WITA. Penyuluhan dibawakan
oleh Marsella Salindeho. Jenis kegiatan adalah penyuluhan kesehatan serta dialog
interaktif dengan para peserta yang berjumah 15 orang.
b. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang tepat di SMA Negeri 1
Kawangkoan, penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Jumat 20 November 2015,
pukul 08.00 - 10.30 WITA. Penyuluhan dibawakan oleh Militia Seko. Jenis
kegiatan adalah penyuluhan kesehatan serta dialog interaktif dengan peserta yang
berjumlah 50 orang.
c. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang tepat di SD Negeri Inpres Talikuran,
pada hari Jumat 20 November 2015, pukul 08.00 - 10.30 WITA. Penyuluhan
dibawakan oleh Rensy Awuy dan Cracety Sitepu. Kegiatan ini dihadiri oleh guruguru, siswa-siswi kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar Negeri Inpres Taikuran. Jenis
kegiatan adalah penyuluhan kesehatan dengan peserta yang berjumlah 79 orang.
d. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah yang tepat di rumah-rumah warga
kelurahan Talikuran Utara pada hari Sabtu 21 November 2015 - Senin 23
November 2015, pukul 11.00 - 14.00 WITA. Penyuluhan dibagi beberapa tim di
tiap-tiap lingkungan. Dari penyuluhan ini didapati 55 responden yang bersedia di
berikan penyuluhan dan mengisi kuesioner yang disediakan. Dalam penyuluhan
ini, kami menggunakan kuesioner berupa pre-test yang diberikan sebelum materi
penyuluhan dan post-test yang diberikan sesudah materi penyuluhan disampaikan
untuk mengetahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari penyuluhan yang telah
dilakukan, disamping sekaligus dapat diketahui bagian-bagian mana dari bahan
penyuluhan yang belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat.
2.4.1.2
Intervensi Fisik
1. Pembagian Sticker
a. Pengertian sticker

Menurut KBBI Sticker adalah lembaran kecil kertas atau plastic yang di
tempelkan
b. Tujuan
1. Untuk menghimbau masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya
2. Untuk mengubahperilaku masyarakat yang membuang sampah
sembarangan.
c. Manfaat pemberian sticker
1. Menjaga kebersihan Lingkungan
2. Mencegah terjadinya banjir
3. Mencegah bau tak sedap
4. Memudahkan daur ulang sampah
d. Indikator Keberhasilan
1. Indikator input, pemberian sticker berisi tentang himbauan untuk membuang
sampah pada tempatnya.Sebanyak 55 lembar yang di bagikan ke setiap rumah
masyarakat yang menjadi responden
2. Indikator Proses, kegiatan ini akan di laksanakan oleh mahasiswa/i FKM
UNSRAT yang mengikuti PBL III di Kelurahan Talikuran Utara. Pemberian
sticker ini di harapkan mampu mengubah perilaku masyarakat yang
membuang sampah sembarangan
3. Indikator Output
a. Tidak adanya masyarakat yang membuang sampah sembarangan
b. Adanya masyarakat yang bisa mengolah sampah organik dan an organik
c. Masih adanya sticker yang telah di temple di tiap-tiap rumah responden,
sebagai himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya.
d. Adanya penambahan pembuatan tempat sampah percontohan organik dan
an organik di setiap lingkungan minimal 1 tempat sampah percontohan
organik dan an organik untuk 3 rumah.

Gambar. 1 Sticker Larangan Buang Sampah Sembarangan


2. Pembuatan Incenerator Sederhana
a. Pengertian incinerator
Suatu alat pembakar sampah yang di operasikan dengan menggunakan teknologi
pembakaran pada suhu tertentu sehingga sampah dapat terbakar habis.
b. Tujuan
1. Untuk menghancurkan sampah berbahaya dan beracun ataupun sampah-sampah
Infeksi, sehingga sisanya dapat di buang dengan aman ke tempat pembuangan
sampah umum
2. Mendestruksi material-material berbahaya seperti mikroorganisme pathogen
3. Meminimalisir pencemaran udara yang di hasilkan dari proses pembakaran
sehingga gas buang yang keluar dari cerobong menjadi lebih terkontrol dan
ramah lingkungan.
c. Manfaat
1. Udara menjadi bersih
2. Bebas dari gangguan kesehatan lingkungan
3. Mimimnya penggunaan lahan karena memakai incinerator
d. Indikator Keberhasilan
1. Indikator Input
Pembuatan incinerator sebagai tempat untuk penampungan dan pembakaran
sampah.
2. Indikator Proses
Kegiatan ini di laksanakan oleh mahasiswa/i FKM UNSRAT yang mengikuti
PBL III di Kelurahan Talikuran Utara.Pembuatan tempat sampah percontohan
ini di harapkan mampu membantu masyarakat dalam mengelola sampah
3. Indikator output
Adanya penambahan pembuatan incinerator di setiap lingkungan minimal 1
incenerator untuk 3 rumah.
9

a.

Waktu dan Lokasi Pembuatan Incenerator Sederhana


1. Waktu: Pembuatan incinerator sederhana ini dilaksanakan pada hari Minggu,
22 November 2015 - Senin, 23 Novemer 2015.
2. Lokasi: Pembuatan incinerator sederhana ini dilaksanakan di kediaman lurah

b.

Talikuran Utara.
Alat dan Bahan
1. Alat:
a)
b)
c)
d)
e)

Kertas
Penggaris
Cutter
Engsel
Palu

f)
g)
h)
i)

Bor listrik
Gergaji
Alat tulis
Alat pemotong besi

j)
2. Bahan:
a) Drum bekas diameter
b) Besi cor

c) Kayu
d) Kawat beton

e)
c. Prosedur Kerja
f) Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Drum pada salah satu bagian atas atau bawah yang dilepaskan dengan
menggunakan betel atau gurinda
3. Buat lubang pada sisi bawah dengan ukuran 20x20 cm dengan menggunakan
betel yang fungsinya sebagai penyalut api dan mengambil abu.
4. Ukur 2 cm diatas lubang tadi dibuat suatu lubang menlingkar dengan marta bor
dengan jarak masing-masing adalah 5 cm
5. Buat lubang secara acak diatas lubang tadi yang fungsi sebagai lubang udara
6. Ukur diameter drum kemudian buat potongan besi sesuai dengan ukuran
diameter drum tadi dan lebihkan 1-1,5 cm
7. Masukan besi beton atau potongan besi tadi pada lubang yang dibuat satu
persatu kemudian ikat dengan kawat beton (bendrat).
g)

Gambar 3. Konstruksi dan Bahan Incenerator Sederhana

10

d.

Operasional Incenerator Sederhana


1) Bahan untuk membakar: kertas bekas/bahan lain yang mudah terbakar
dan dapat ditambah dengan sedikit Solar.
2) Tutuplah tutup bagian atas bila sedang melakukan pembakaran.
3) Bukalah tutup samping bagian bawah bila sedang melakukan
pembakaran.
4) Pengait untuk mengkorek abu dimasukan melalui lobang ventilator
setelah pembakaran selesai.
5) Setelah pembakaran selesai tutuplah tutup samping bagian bawah.
6) Koreklah abu agar turun sambil mengkorek-korek bahan lain yang belum
terbakar untuk dilanjutkan pembakaran dilain waktu.
7) Keluarkan abu dari Incenerator untuk dibuang (ditanam)

11

8) Pembakaran akan sempurna bila limbah yang dibakar penuh


9) Tempatkanlah Incenerator di tempat yang kering dan terlindung dari
hujan.
h)
3. Pembuatan Tempat Sampah Percontohan Organik dan An-Organik
a. Waktu dan Lokasi Pembuatan Tempat Sampah Basah dan Kering
1. Waktu : Pembuatan tempat sampah percontohan basah dan kering ini
dilaksanakan pada hari Minggu, 22 November 2015 - Senin, 23 Novemer
2015
2. Lokasi : Dilaksanakan di rumah lurah Talikuran Utara
b. Alat dan Bahan
1. Alat :
a) Kertas
b) Gunting
c) Cutter

d) Cat
e) Kuas cat
f) Meteran
g)

2. Bahan :
a) 2 buah drum bekas
b) Cat Minyak

c) Pilox

12

d)

c.

Prosedur kerja
e)
1. Bersihkan drum bekas yang akan di gunakan.
f)
2. Kemudian beri label (organik dan an organik) pada drum
g)
3. Tempat sampah percontohan siap di gunakan.
h)
2.4.2 Kegiatan Intervensi Rokok
2.4.2.1
Intervensi Non Fisik
1. Penyuluhan
i)
Adapun kegiatan-kegiatan non fisik berupa penyuluhan tentang bahaya
merokok dilaksanakan di Kelurahan Talikuran Utara:
a. Penyuluhan tentang bahaya merokok di Ibadah Kolom 19 Jemaat GMIM Eben
Heazer Talikuran yang bertempat di kediaman keluarga Langi Kalangi
Kelurahan Talikuran Utara, pada hari Rabu tanggal 18 November 2015, pukul
16:00 - 17:30 WITA. Penyuluhan dibawakan oleh Marsella Salindeho. Jenis
kegiatan adalah penyuluhan kesehatan serta dialog interaktif dengan para peserta
yang berjumah 15 orang.
b. Penyuluhan tentang bahaya merokok di SMA Negeri 1 Kawangkoan, pada hari
Jumat 20 November 2015, pukul 08.00 - 10.30 WITA. Penyuluhan dibawakan oleh
Militia Seko. Jenis kegiatan adalah penyuluhan kesehatan serta dialog interaktif
dengan peserta yang berjumlah 50 orang.
c. Penyuluhan tentang bahaya merokok di SD Negeri Inpres Talikuran, pada hari
Jumat 20 November 2015, pukul 08.00 - 10.30 WITA. Penyuluhan dibawakan oleh
Rensy Awuy dan Cracety Sitepu. Kegiatan ini dihadiri oleh guru-guru, siswa- siswi
kelas IV, V dan VI SD Negeri Inpres Talikuran. Jenis kegiatan adalah penyuluhan
kesehatan dengan peserta yang berjumlah 79 orang.
d. Penyuluhan tentang bahaya merokok di rumah - rumah warga Kelurahan Talikuran
Utara pada hari Sabtu dan Minggu 21 November 2015 - 22 November 2015, pukul
11.00 - 14.00 WITA. Dalam penyuluhan ini, kami menggunakan kuesioner berupa
pre-test (sebelum materi penyuluhan) dan post-test (sesudah materi penyuluhan
disampaikan) untuk mengetahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari penyuluhan
yang telah dilakukan, disamping sekaligus dapat diketahui bagian-bagian mana
dari bahan penyuluhan yang belum dipahami oleh sebagian besar masyarakat.
j)

k)
l)
2.4.2.2 Intervensi Fisik
1. Pembagian sticker
a. Pengertian sticker
m) Menurut KBBI Sticker adalah lembaran kecil kertas atau plastic yang di
tempelkan
b. Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok
2. Mengubah perilaku masyarakat untuk berhenti merokok
c. Manfaat
1. Menjaga kesehatan
2. Produktivitas kerja meningkat
d. Indikator Input
n)
Pemberian sticker yang berisi tentang himbauan untuk berhenti
merokok dan menjaga kesehatan sebanyak 55 lembar sticker yang di bagikan
ke setiap rumah masyarakat yang menjadi responden.
e. Indikator proses
o)
Kegiatan ini akan di laksanakan oleh mahasiswa/i FKM UNSRAT
yang mengikuti PBL III di Kelurahan Talikuran Utara. Pembuatan sticker ini
di harapkan mampu menambah pengetahuan masyarakat tentang bahaya
merokok dan perilaku masyarakat untuk berhenti merokok.
f. Indikator Output
1. Berkurangnya masyarakat yang merokok
2. Masih adanya sticker yang telah di temple di tiap-tiap rumah responden,
sebagai himbauan untuk menjaga kesehatan dan berhenti merokok
p)
q)
r)
s)
t)
u)
a. Sticker bahaya merokok
v) Gambar. 2 Sticker Bahaya Merokok
w)
x)
y)
z)

aa)
ab)
ac)
ad)
ae)

2.4.3 Kegiatan Intervensi SPAL


2.4.3.1
Intervensi Non Fisik
1. Penyuluhan
af)

Adapun

kegiatan-kegiatan non fisik berupa penyuluhan tentang pengeloaan saluran


pembuangan air limbah yang tepat dilaksanakan di Kelurahan Talikuran Utara:
A. Penyuluhan tentang masalah saluran pembuangan air limbah di Ibadah Kolom 19
Jemaat GMIM Eben Heazer Talikuran yang bertempat di kediaman keluarga
Langi-Kalangi Kelurahan Talikuran Utara, pada hari Rabu tanggal 18 November
2015, pukul 16:00 - 17:30 WITA. Penyuluhan dibawakan oleh Marsella Salindeho.
Jenis kegiatan adalah penyuluhan kesehatan serta dialog interaktif dengan para
peserta yang berjumah 15 orang.
B. Penyuluhan tentang masalah saluran pembuangan air limbah di rumah-rumah
warga Kelurahan Talikuran Utara pada hari Sabtu dan Minggu 21 November 2015
- 22 November 2015, pukul 11.00 - 14.00 WITA. Dalam penyuluhan ini, kami
menggunakan kuesioner berupa pre-test (sebelum materi penyuluhan) dan post-test
(sesudah materi penyuluhan disampaikan) untuk mengetahui seberapa jauh efek
atau pengaruh dari penyuluhan yang telah dilakukan, disamping sekaligus dapat
diketahui bagian - bagian mana dari bahan penyuluhan yang belum dipahami oleh
sebagian besar masyarakat.
ag)
ah)
ai)
aj)
ak)
al)
am)

an)
ao)
ap)
aq)
ar)
as)
at)
au)
av)
aw)
ax)
ay)
az)
ba)
bb)
bc)
bd)
be)
bf)
bg)

BAB III

bh)HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN PBL III


3.1 Metodologi Evaluasi Program Intervensi
3.1.1 Jenis Evaluasi
bi) Evaluasi ataukegiatan penilaian merupakan bagian integral
dari fungsi manajemen dan didasarkan pada sistem informasi
manajemen. Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan
atau keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja atau
kegiatan pelaksanaan program terhadap tujuan yang telah
ditetapkan. Evaluasi dibedakan atas dua bentuk, yaitu evaluasi
output yaitu evaluasi untuk menilai hasil kegiatan program
dan evaluasi dampak yaituevaluasi untuk menilai dampak dari
pelaksanaan program (Muninjaya, 2004).
bj)

Jenis evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan


Praktek Belajar Lapangan III adalah evaluasi summative.
Evaluasi

summative

adalah

bentuk

penilaian

yang

dilaksanakan pada tahap akhir pelaksanaan program, tepatnya

pada tahap PBL III yang bertujuan untuk mengukur keluaran


(output). Hal ini dilakukan sebab penilaian keluaran mudah
dan dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat jika
dibandingkan dengan penilaian terhadap dampak (impact)
yang memerlukan waktu yang lama.
3.1.2

Lokasi Evaluasi
bk) Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan di Kelurahan Talikuran
Utara Kecamatan Kawangkoan Utara yang tersebar pada VI
lingkungan.

Pemilihan

lokasi

ini

berdasarkan

tempat

pelaksanaan PBL I dan PBL II yang telah dilaksanakan


sebelumnya.
3.1.3
bl)

Metode Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan evaluasi terhadap program-program intervensi di

Kelurahan Talikuran Utara Kecamatan Kawangkoan Utara dilakukan dengan


beberapa metode antara lain:
1. Kuesioner
bm) Kuesioner yang dijalankan merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
dibuat oleh mahasiswa kelompok PBL III yang bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan masyarakat yang ada di Kelurahan Talikuran Utara Kecamatan
Kawangkoan Utara tentang Pengelolaan Sampah.
2. Wawancara
bn)
Wawancara dilakukan melalui tatap muka antara pengumpul data dengan
responden dan aparat kelurahan. Dalam hal ini dilakukan oleh mahasiswa kelompok
PBL III PoskoTalikuran Utara dengan masyarakat yang ada di Kelurahan Talikuran
Utara. Melakukan wawancara secara mendalam meliputi menanyakan pertanyaan
dengan format terbuka, mendengarkan dan mencatatnya, kemudian menindaklanjuti
dengan pertanyaan tambahan yang terkait.
3. Pengamatan atau observasi
bo)
Pada pengamatan atau observasi dilakukan pemusatan perhatian terhadap
masalah-masalah kesehatan yang diintervensi saat PBL II. Observasi yang dilakukan
adalah observasi berstruktur, aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi telah
dimuat dalam suatu daftar yang telah disusun secara sistematis. Bentuk catatan yang

sistematis yaitu daftar check (check list), adalah suatu daftar yang memuat catatan
tentang sejumlah tingkah laku yang akan diobservasi.
4. Dokumentasi
bp)
Dokumentasi dapat membandingkan hasil sebelum dilakukan intervensi dan
sesudah diilakukan intervensi. Dalam hal ini masalah-masalah kesehatan yang telah
diintervensi saat PBL II.
bq)
3.2 Hasil Kegiatan
br) Kegiatan yang dilakukan pada PBL III yaitu melakukan
evaluasi terhadap program intervensi dengan tujuan untuk
menilai

keberhasilan

dari

program

tersebut.

Program

intervensi yang dievaluasi pada PBL III ini merupakan


program yang telah dilaksanakan pada PBL II. Adapun
kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama berada di Kelurahan
Talikuran Utara dalam rangka melaksanakan kegiatan PBL III
adalah sebagai berikut:
1. Pertemuan dengan aparat kelurahan untuk mensosialisasikan pelaksanaan PBL
III.
2. Menjalankan kuesioner evaluasi mengenai pengelolaan sampah di rumah-rumah
penduduk.
3. Mengadakan pengisian kuesioner evaluasi mengenai pengelolaan sampah di
rumah-rumah penduduk
4. Mengadakan observasi check list khusus untuk menilai perubahan kebiasaan
merokok masyarakat di Kelurahan Talikuran Utara.
5. Mengadakan tabulasi data kuesioner untuk mendapatkan informasi mengenai
tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat, sebagai bahan evaluasi.
6. Pertemuan dengan para aparat kelurahanuntuk memberikan pemaparan singkat
mengenai hasil kegiatan PBL III di Kelurahan Talikuran Utara.
bs)
bt) 3.2.1 Hasil Evaluasi
bu) Hasil evaluasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif
terhadap pelaksanaan kegiatan Praktek Belajar Lapangan III

yang sudah dilaksanakan di Kelurahan Talikuran Utara


dikatakan gagal.
bv)
bw)
3.2.1.1. Evaluasi Intervensi Masalah Sampah
bx)

Pada prioritas masalah ini, program intervensi yang dievaluasi yakniprogram

penyuluhan, pemberian Sticker yang berisi tentang himbauan untuk membuang


sampah di tempatnya dan kerja sama yang dilakukan bersama aparat kelurahan untuk
pengadaan incinerator sederhana serta tempat sampah basah dan kering. Evaluasi
pada program penyuluhandengan melakukan wawancara, observasi dan menjalankan
kuesioner untuk melihat peningkatan pengetahuan tentang sampah. Tujuan untuk
evaluasi ini untuk melihat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan
sampah sebelum dilakukan intervensi dan sesudah dilakukannya intervensi.
by)
Jumlah sampel yang diambil untuk kegiatan evaluasi penyuluhan ini
sebanyak 55 responden. Dalam pengambilan sampel di PBL IIIada responden yang
tidak sama pada waktu PBL I. Hal ini dikarenakan pada saat pengambilan data
responden tidak berada ditempat. Adapun kuesioner yang dijalankan pada responden
adalah kuesioner yang dibuat oleh peserta PBL III PoskoTalikuran Utara.
bz)
Keberhasilan program intervensi didukung juga dengan hasil tabulasi
kuesioner yang berisi 6 pertanyaan tentang pengelolaan sampah yang diisioleh 55
responden yang dulunya pernah mengisi kuesioner yang sama sebelum dilaksanakan
penyuluhan, dan juga ke 55 orang tersebut mengikuti penyuluhan tentang
Pengelolaan Sampah pada saat PBL II.
ca) Tabel 2. Penilaian Mengenai Masih Adanya Sticker Buang
Sampah Pada Tempatnya
cb) Sticker

cc)

ce) Ada

cf)

ch) Tidak Ada

ci)

ck) Total

cl)

cd)
cg)
cj)
cm)
100%

cn) Dari data pada tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 55


rumah responden yang tersebar di 6 lingkungan yang
ditempelkan Sticker terdapat 40 rumah (73%) yang masih
terpasang Sticker tentang bahaya merokok sedangkan
sebanyak 15 rumah (27%) sudah tidak ada lagi Sticker buang
sampah pada tempatnya yang terpasang.
co) Tabel 3. Penilaian Mengenai Membaca Sticker Buang
Sampah Pada Tempatnya
cp) Membaca Sticker

cq)

cr)
cu)

cs) Ya

ct)
cw)

cv) Tidak
cy) Total

cz)

cx)
da)

db) Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa seluruh responden


yang rumahnya dipasangkan Sticker sebanyak 55 responden
(100%) telah membaca Sticker tersebut dan memahami isi
dc)

Sticker untuk membuang sampah pada tempatnya.


Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penempelan Sticker di

rumah masyarakat, menunjukkan bahwa terjadinya perubahan sikap dan


kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah pada masyarakat
Kelurahan Talikuran Utara. Dapat disimpulkan bahwa intervensi penempelan
Sticker saat PBL II di Kelurahan Talikuran Utara berhasil.
dd)

Hasil pre-test dan post-test responden mengenai sampah disajikan

pada table 4.
df) P
e
r
t

dg)
Pre
dh)

di)
Pos

dj)

a
n
y
a
a
n

ea) S
a
m
p
a
h
a
d
a
l
a
h
b
a
h
a
n
a
t
a
u
s
i
s

PB
dk)

a
a
k
t
i
v
i
t
a
s
m
a
n
u
s
i
a
y
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
g
g
a
n
g
g
u
k
e
s
e

h
a
t
a
n
d
a
n
d
a
p
a
t
m
e
n
c
e
m
a
r
i
l
i
n
g
k
u
n
g
a
n
,
t
e
t
a
p
i
s

e
c
a
r
a
k
h
u
s
u
s
d
a
p
a
t
d
i
m
a
n
f
a
a
t
k
a
n
l
a
g
i
.
eo) P
e
m
b
a
g
i
a
n

s
a
m
p
a
h
t
e
r
b
a
g
i
a
t
a
s
2
,
o
r
g
a
n
i
k
d
a
n
n
o
n

o
r
g
a

n
i
k
.
fc) S
a
m
p
a
h
o
r
g
a
n
i
k
a
d
a
l
a
h
s
a
m
p
a
h
y
a
n
g
b
e
r
u
p
a
m

a
k
a
n
a
n
s
i
s
a
d
a
r
i
d
a
p
u
r
,
b
u
a
h

b
u
a
h
a
n
,
s
a
y
u
r

s
a
y
u
r
a
n
.
fq) D
a
m
p
a
k
n
e
g
a
t
i
f
y
a
n
g
d
i
t
i
m
b
u
l
k
a
n
s
a
m
p
a

h
a
d
a
l
a
h
m
e
n
y
e
b
a
b
k
a
n
p
e
n
y
a
k
i
t
,
m
e
n
g
g
a
n
g
g
u
e
s
t
e

t
i
k
a
.
ge) S
a
l
a
h
s
a
t
u
d
a
m
p
a
k
p
o
s
i
t
i
f
d
a
r
i
s
a
m
p
a
h
d
a
p

a
t
m
e
n
g
h
a
s
i
l
k
a
n
u
a
n
g
j
i
k
a
d
i
o
l
a
h
m
e
n
j
a
d
i
b
a
r
a
n

g
b
a
r
u
s
e
r
t
a
d
a
p
a
t
d
i
g
u
n
a
k
a
n
l
a
g
i
.
gs) R
e
c
y
c
l
e
a
d
a
l

a
h
k
e
g
i
a
t
a
n
m
e
n
g
o
l
a
h
k
e
m
b
a
l
i
a
t
a
u
m
e
n
d
a
u
r
u
l
a
n

g
.

hf)

Tabel 4.

Hasil Pre-Test

dan Post-Test tentang Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Talikuran


Utara Mengenai Sampah
hg) Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa terjadi perubahan
terhadap pengetahuan tentang sampah rumah tangga yang
perlu dikelola setiap hari, dengan jumlah yang sama dari
sebelum
hh)

dan

sesudah

dilakukan

penyuluhan

tentang

pengelolaan sampah.
Tabel 5. Analisis Perubahan Pengetahuan Responden mengenai Sampah
melaui Hasil Pre-Test PBL II dan Hasil Post-test PBL III (n=55)
hj)
hi)
hl)

hp)

hq)

hs)

hw)

hx)

hz)

id)

ie)

ig)

ik)

il)

in)

ir)

is)

iu)

iy)

iz)

jb)

jf) Ket : = Perubahan Tingkat Pengetahuan dari


jg)
jh)

Pengetahuan dari setiap responden di ukur dengan skala Guttman, yang

disajikan pada tabel 6.


ji)
jj)
Tabel. 6 Klasifikasi Tingkat Pengetahuan (Khosman,2000)
jk)
jm)
jo)
jq)
js)

Kategori
Baik
Cukup
Kurang

jl)
jn)
jp)
jr)

Nilai
>80%
60-80%
<60%

jt)
ju) 3.2.1.2 Evaluasi Program Intervensi Terhadap Tingginya
Prilaku Merokok
jv) Dari pelaksanaan intervensi yang dilakukan pada PBL II
dengan prioritas masalah adalah tingginya prilaku merokok,
maka pada PBL III ini di dapat hasil dari observasi yang juga

dilengkapi oleh check listdan hasil pre-test dan posttestsebagai berikut:


jw) Tabel 5. Penilaian Mengenai Masih Adanya Sticker Bahaya
Rokok
jx) Sticker

jy)

ka) Ada

kb)

kd) Tidak Ada

ke)

kg) Total

kh)

jz) %
kc) 73
%
kf) 27
%
ki) 10
0%

kj) Dari data pada tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 55


rumah responden yang tersebar di 6 lingkungan yang
ditempelkan Sticker terdapat 40 rumah (73%) yang masih
terpasang Sticker tentang bahaya merok[ok sedangkan
sebanyak 15 rumah (27%) sudah tidak ada lagi Sticker bahaya
merokok yang terpasang
kk) Tabel 6. Penilaian Mengenai Membaca Sticker Bahaya Rokok
kl) Membaca Sticker

km)
n=55

kn)
kq)

ko) Ya

kp)

kr) Tidak

ks)

kt)

ku) Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa seluruh responden


yang rumahnya dipasangkan Sticker sebanyak 55 responden
(100%) telah membaca Sticker tersebut dan memahami isi
Sticker bahwa merokok berbahaya untuk kesehatan.
kv)

Perilaku merokok pada masyarakat di Kelurahan


Talikuran Utara mengalami perubahan yang positif. Saat

dilakukan observasi lapangan dan wawancara, sudah ada


masyarakat yang mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi,
dan adanya kesadaran masyarakat untuk tidak merokok di
dalam rumah, hal ini diakui masyarakat adalah cara untuk
proses pengurangan jumlah rokok yang dikonsumsi oleh
anggota keluarga yang merokok dan sampai anggota keluarga
yang merokok berhenti merokok.
kw)

Tabel 10. Hasil Pre-Test dan Post-Test tentang Pengetahuan Masyarakat


Kelurahan Talikuran Utara Mengenai Bahaya Rokok.
ld)

ky)
Pe

lt)
M
mh)
Pe
mv)
Pe

kz)
P

lb)
Pos

la)
P

lc)
PB

nj)
Pe
nx)
Sa
ol)
Te

oy) Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa terjadi perubahan


terhadap pengetahuan tentang bahaya merokok, dengan
jumlah yang sama dari sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan tentang bahaya merokok. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan
tentang bahaya rokok.
oz)

3.2.1.2 Evaluasi Program Intervensi Terhadap Saluran Pembuangan Air


Limbah
pa) Dari pelaksanaan intervensi yang dilakukan pada PBL II
dengan

prioritas

masalah

adalah

pengelolaan

saluran

pembuangan air limbah, maka pada PBL III ini di dapat hasil
dari observasi yang juga dilengkapi oleh hasil pre-test dan
post-test.
pb)

Tabel 11. Hasil Pre-Test dan Post-Test tentang Pengetahuan Masyarakat


Kelurahan Talikuran Utara Mengenai SPAL
pd)
Pe

pe)
Pre

pg)
Pos

pf)
PB

ph)
PB

pi)

pj)

pz)
Li
qn)
Ai
rb)
Su
rp)
Ka
sd)
Ai
sr)
Je
tf)
SP

ts) Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa terjadi perubahan


terhadap pengetahuan tentang SPAL, dengan jumlah yang
sama dari sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang
SPAL.

Hal

ini

menunjukkan

bahwa

sebagian

besar

masyarakat memahami betul tentang pentingnya pengelolaan


SPAL yang baik.
tt)
tu)
3.3 Pembahasan dan Kajian Teoritis
3.3.1Pembahasan Hasil Evaluasi
3.3.1.1
Pembahasan Hasil Evaluasi Pengelolaan sampah
A. Hasil evaluasi melalui kuesioner pada tabel 4 tentang pengetahuan tempat

pembuangan sampah menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan


tentang pengelolaan sampah yang baik pada masyarakat. Dapat disimpulkan
bahwa penyuluhan kesehatan pada masyarakat di Kelurahan Talikuran Utara
berhasil dalam peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan sampah.
B. Hasil evaluasi melalui ada tidaknya sticker tentang himbauan untuk membuang
sampah pada tempatnya dikatakan gagal. Karena hanya terdapat 40 (73%)
responden yang masih memiliki sticker dimana indikator keberhasilan dari
pemasang sticker ini adalah 41 (75%) responden yang memiliki sticker. Adanya
alasan 15 (27%) responden yang tidak lagi memiliki sticker adalah:
1. Bersih-bersih rumah.
2. Hilang atau lepas dengan sendirinya, dan
3. Tidak tahu.
C. Hasil evaluasi tempat sampah percontohan basah dan kering di Kelurahan
Talikuran Utara disimpulkan gagal. Karena pada saat kami melakukan observasi
tempat sampah yang kami contohkan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dimana tempat sampah basah dan kering yang kami tinggalkan di kediaman
Lurah Talikuran Utara digunakan untuk tempat makan ayam dan tempat
penyimpanan air.
tv)Selain itu tidak adanya masyarakat yang membuat tempat sampah yang telah
kami sosialisasikan, dengan alasan:
1. Kesibukan masyarakat
2. Lebih memilih membuang sampah di jurang karena lebih dekat.
D. Hasil evaluasi incenerator sederhana disimpulkan gagal, karena tidak adanya
penambahan unit sesuai kesepakatan peserta PBL dan pemerintah kelurahan,
dimana satu incenerator untuk tiga rumah. Menurut pemerintah kelurahan hal ini
terjadi karena:
1. Kesibukan masyarakat
2. Kebiasaan masyarakat untuk membuang sampah di jurang.
tw)
3.3.1.2
Pembahasan Hasil Evaluasi Rokok
A. Hasil evaluasi melalui kuesioner pada tabel 10 di atas tentang pengetahuan
bahaya merokok bagi kesehatan menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan
pengetahuan pada masyarakat Kelurahan Talikuran Utara. Dapat disimpulkan

bahwa pennyuluhan mengenai bahaya rokok untuk meningkatkan pengetahuan


masyarakat Talikuran Utara mengenai bahaya rokok berhasil.
B. Hasil evaluasi melalui ada tidaknya sticker tentang bahaya merokok

pada

masyarakat Kelurahan Talikuran Utara dikatakan gagal, karena hanya 45 (73%)


responden yang masih memiliki sticker. Dimana indikator keberhasilan dari
program pemberian sticker ini adalah 46 (75%) responden yang masih memiliki
sticker.
tx)
3.3.1.3
Pembahasan Hasil Evaluasi SPAL
A. Hasil evaluasi melalui kuesioner pada tabel 11 di atas tentang pengetahuan
pembuangan air limbahyang benar menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan
pengetahuan pada masyarakat Kelurahan Talikuran Utara. Dapat disimpulkan
bahwa

peningkatan

pengetahuan

masyarakat

Talikuran

Utara

melalui

pennyuluhan mengenai pengelolaan air limbah rumah tangga yang benar


berhasil.
ty)
3.3.2 Kajian Teoritis
3.3.2.1
Pengertian Evaluasi
tz) Evaluasi atau keagiatan penilaian adalah bagian integral dari
fungsi manajemen dan didasarkan pada sistem informasi
manajemen. Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan
atau keinginan atau mengukur pencapaian hasil kerja atau
kegiatan pelaksanaan program terhadap tujuan yang telah
ditetapkan.
relevan
ua)

Evaluasi
informasi

dimaksudkan
guna

untuk

pengambilan

mendapatkan
keputusan

(Supriyanto,2003).
Menurut definisi atau pandangan yang telah dikemukakan

terdapat beberapa pokok pikiran yang dapat disimpilkan, antara lain


(Supriyanto, 2003):

a. Evaluasi merupakan prosedur atau cara membandingkan informasi tentang


kegiatan pelaksanaan program atau hasil kerja dengan suatu criteria atau tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk memperbaiki, mempertahankan atau
mengakhiri program.
c. Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, evaluasi merupakan sumber
informasi yang digunakan untuk perencanaan yang lebih baik dimasa yang akan
datang.
d. Evaluasi bidang kesehatan termasuk kegiatan analisis berbagai macam aspek
perkembangan dan pelaksanaan program dengan mempelajari relevansi, adekuasi,
progress, efektifitas, efisiensi dan dampak dari program.
ub)

Data yang didapatkan dari evaluasi adalah data primer


dan sekunder, evaluasi dilaksanakan oleh pihak luar bekerja
sama

dengan

pihak

manajemen.

Evaluasi

selalu

mengumpulkan data untuk dimanfaatkan memperbaiki fungsi


perencanaan. (Munanjaya, 2004)
uc)
3.3.2.2

Macam Evaluasi
ud) Menurut Azrul Azwar, penilaian dapat dibedakan atas tiga
macam yakni :

1. Penilaian pada tahap awal Program


ue) Penilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat merencanakan suatu
program (formative evaluation). Tujuan utamanya ialah untuk meyakinkan bahwa
rencana akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan,
dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. Penilaian yang bermaksud
mengukur kesesuaian program dengan masalah dan atau kebutuhan masyarakat
ini sering disebut pula dengan studi penjajakan kebutuhan (need assessment
study).
uf)
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program
ug) Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program sedang dilaksanakan
(promotive evaluation). Tujuan utamanya ialah untuk mengukur apakah program
yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, atau

apakan terjadi penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuam dari


program tersebut. Penilaian pada tahap pelaksanaan program ini ialah pemantauan
(monitoring) dan penilaian berkala (periodic evaluation).
3. Penilaian pada tahap akhir program
uh) Penilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat program telah selesai
dilaksanakan (summative evaluation). Tujuan utamanya secara umum dapat
dibedakan atas dua macam yakni untuk mengukur keluaran (output) serta untuk
mengukur dampak (impact) yang dihasilkan. Dari kedua macam penilaian akhir
ini, diketahui bahwa penilaian keluaran lebih mudah dari pada penilaian dampak,
karena pada penilaian dampak diperlukan waktu yang lama.
ui)

Data yang didapatkan dari evaluasi adalah data primer


dan sekunder, evaluasi dilaksanakan oleh pihak luar bekerja
sama

dengan

pihak

manajemen.

Evaluasi

selalu

mengumpulkan data untuk dimanfaatkan memperbaiki fungsi


perencanaan. (Munanjaya, 2004)
Secara umum evaluasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu

uj)

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.


1. Evaluasi Formatif
uk) Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan program dengan tujuan untuk mengubah atau
memperbaiki

program.

Evaluasi

ini

dilakukan

untuk

memperbaiki program yang sedang berjalan didasarkan atas


kegiatan sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun atau waktu
relatif pendek. Manfaat evaluasi formative terutama untuk
memberikan umpan balik kepada manajer program tentang
kemajuan hasil yang dicapai beserta hambatan-hambatan
yang dihadapi. Evaluasi formative sering disebut evaluasi
ul)

proses atau monitoring. (Supriyanto, 2003)


Evaluasi formative atau evaluasi proses dilakukan pada
saat kegiatan berlangsung, untuk mengetahui apakah metode
yang dipilih sudah efektif. (Munanjaya, 2004).

2. Evaluasi Sumatif

um)

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk

melihat hasil keseluruhan dari suatu program yang telah


selesai dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir
kegiatan atau selesai dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan
pada akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah
program, guna menilai keberhasilan program. Hasil evaluasi
dapat memberikan jawaban atas pertanyaan; apakah tujuan
program dapat tercapai atau tidak alasan-alasan mengapa
demikian. Karena itu, output program berupa outcome dan
dampak sangat diperlukan. (Supriyanto, 2003).
un)
Evaluasi summative juga merupakan evaluasi terhadap
output

yang

dilaksanakan

setelah

pekerjaan

selesai

dilaksanakan untuk mengetahui output, effect, atau outcome


program sudah sesuai dengan target yang ditetapkan
sebelumnya. (Munanjaya, 2004).
uo)
3.3.2.3

Metode Evaluasi
up) Adapun metode evaluasi yang dapat digunakan menurut
Supriyanto (2003) terdiri dari:

1. Tes
uq)
Tes merupakan serentetan pertanyaan dan latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi kemampuan dan
bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
2. Angket atau kuesioner
ur)
Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner juga dipakai untuk menyebut
metode-metode maupun instrument.
us)
ut)
3. Wawancara

uu)

Wawancara sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan,

adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi
dari terwawancara.
4. Observasi
uv)
Observasi dalam psikologik meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi dapat dilakukan
dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.
5. Dokumentasi
uw) Dokumentasi sebagai objek yang diperhatikan dalam memperoleh informasi,
kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place) dan
kertas atau orang (people).
ux)
3.3.2.4 Ruang Lingkup Evaluasi
uy)
Untuk mendapatkan gambaran lingkup evaluasi, beberapa pertanyaan dibawah
ini perlu dijawab (Supriyanto, 2003):
1)
2)
3)
4)

Macam evaluasi yang akan dilaksanakan?


Program-program apa saja yang perlu dievaluasi?
Siapa yang seharusnya melaksanakan evaluasi?
Siapa yang akan memanfaatkan hasil evaluasi?
uz)

3.3.2.5 Tujuan Evaluasi


va) Tujuan diadakan evaluasi suatu program biasanya bervariasi,
tergantung dari pihak yang memerlukan informasi hasil
tersebut. Pimpinan tingkat atas memerlukan informasi hasil
evaluasi berbeda dengan pimpinan tingkat menengah atau
pimpinan tingkat pelaksana. Walaupun demikian pada
dasarnya evaluasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut
vb)

(Supriyanto, 2003):
Sebagai alat

untuk

memperbaiki

kebijaksanaan

pelaksanaan program dan perencanaan program yang akan datang. Hasil


evaluasi akan mmberikan pengalaman mengenai hambatan atau pelaksaanaan
program yang lalu selajutnya dapat dipergunakan untuk memperbaiki
kebijaksanaan dan pelaksanaan program yang akan datang.

vc)

Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana,

daya dan manjemen saat ini serta masa-masa mendatang. Tanpa adanya
evaluasi akan terjadi pemborosan penggunaan sumber dana dan daya yang
sebenarnya dapat diadakan penghematan serta penggunaan untuk programprogram lain.
vd)

Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali

suatu program sehubungan dengan ini perlu adanya kegiatan-kegiatan yang


dilakukan antara lain yaitu mengecek relevansi dari program dalam hal
perubahan-perubahan kecil yang terus-menerus, mengukur kemajuan terhadap
target yang direncanakan, menentukan sebab dan faktor didalam maupun
diluar yang mempengaruhi pelaksanaan program.
ve)
3.3.2.6 Metode Pengumpulan Data
vf) Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang
dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
(Riduwan. 2005). Secara garis besar metode yang dapat
digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut
(Budiarto, 2002):
vg) 1. Wawancara
vh)

Wawancara adalah proses interaksi atau komunikasi secara langsung antara

pewawancara dengan responden. Pengumpulan data dengan teknik wawancara dapat


pula digunakan untuk mengetahui sikap, pandapat, pengalaman dan lain-lain. Selain
itu pengumpulan data jenis ini dapat digunakan untuk memperoleh data yang bersifat
fakta, misalnya umur, pekerjaan, jumlah anak, tingkat pendidikan dan penyakit yang
pernah diderita.
vi) 2. Angket
vj)

Angket ialah pertanyaan tertulis yang diajukan kepada responden. Jawaban

diisi oleh responden sesuai dengan daftar isian yang diterima. Penyampaian daftar
pertanyaan dapat dilakukan melalui pos atau diantar langsung kepada responden,
sedangkan pembagian daftar pertanyaan dapat ditunggu pada petugas pengumpul
data.

vk)
vl)
3.4 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
3.4.1Faktor Pendukung
vm) Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan program evaluasi
PBL III yaitu:
1. Dukungan Masyarakat
vn) Masyarakat Kelurahan Talikuran Utara yang menerima kehadiran mahasiswa
peserta Praktek Belajar Lapangan III dengan baik.
2. Dukungan Pemerintah
vo) Aparat Kelurahan Talikuran Utara dalam hal penerimaan yang baik terhadap
hadirnya mahasiswa FKM UNSRAT angkatan 2013 untuk melaksanakan PBL III
di Kelurahan Talikuran Utara.
3. Dukungan Tokoh Agama
vp) Adanya dukungan dari para tokoh agama yang ada di Kelurahan Talikuran
Utara, khususnya dalam hal memberikan sosialisasi pada masyarakat Kelurahan
Talikuran Utara.
4. Dukungan Dosen
vq) Dalam hal ini dukungan dari dosen pembimbing lapangan dan dosen supervisi
yang telah memberikan arahan sejak awal sampai berakhirnya pelaksanaan PBL
III di Kelurahan Talikuran Utara.
vr)
vs)
3.4.2Faktor Penghambat
vt) Dalam

kegiatan

evaluasi

terdapat

juga

faktor-faktor

penghambat sebagai berikut:


1. Kesibukan Responden
vu) Responden yang sedang bekerja atau sedang beristirahat dirumah yang
membuat petugas sulit untuk melakukan wawancara ataupun menjalankan
kuesioner di rumah-rumah warga yang ada di Kelurahan Talikuran Utara.
2. Responden yang Tidak Berada Ditempat
vv) Pada saat akan dilakukan wawancara ataupun menjalankan kuesioner, ada
responden yang tidak berada ditempat.
3. Daya ingat responden yang berkurang karena faktor usia
vw)
Daya ingat responden yang berkurang

karena

faktor

usia

mempengaruhi hasil pengisian kuesioner, yang dapat mengakibatkan terjadinya


sikap tidak konsisten pada masyarakat.

vx)
vy)
vz)
wa)
wb)
wc)
wd)
we)
wf)
wg)
wh)
wi)
wj)
wk)
wl)
wm)
wn)
wo)
wp)
wq)

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
wr)

Setelah pelaksanaan PBL III yang dilaksanakan selama

satu minggu oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat


Sam Ratulangi Manado di Kelurahan Talikuran Utara
lingkungan I-VI Kecamatan Kawangkoan Utara, maka dapat
disimpulkan bahwa evaluasi yang dilaksanakan di Kelurahan
Talikuran Utara lingkungan I-VI sebagai berikut:
ws)1. Pengelolaan Sampah
wt) A. Intervensi non fisik tentang pengelolaan sampah
wu)
Penyuluhan :
wv)
Dari hasil evaluasi mengenai intervensi yang di lakukan
pada PBL II tentang pengelolaan sampah menunjukkan
adanya peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan sampah
yang benar pada masyarakat Talikuran Utara.
ww)

B. Intervensi fisik tentang pengelolaan sampah.

wx)

a. Pembuatan Incenerator

wy)

Dari

hasil

evaluasi

mengenai

intervensi

dan

percontohan pembuatan incenerator pada PBL II, tidak


berhasil karena incenerator percontohan di gunakan oleh lurah
namun tidak ada penambahan sesuai dengan indikator
keberhasilan output yang dimana 1 incenerator di miliki dan
di gunakan oleh 3 rumah.
wz)

b. Pembuatan tempat sampah percontohan organik dan


an organikDari hasil evaluasi mengenai intervensi dan
percontohan pembuatan tempat sampah organik dan an
organik pada PBL II, tidak berhasil karena tempat sampah
percontohan tidak di gunakan sesuai dengan indikator
keberhasilan output yang di mana adanya penambahan dari
pemerintah dan masyarakat, minimal 1 tempat sampah
percontohan di miliki dan di gunakan oleh 3 rumah.

xa)
xb) c. Pembagian sticker
xc) Dari hasil evaluasi mengenai pembagian sticker tentang
membuang sampah pada tempatnya pada PBL II, dari 55
sticker yang di tempel pada 55 responden menunjukkan masih
adanya sticker pada 40 responden dan 15 sticker yang telah di
cabut dari rumah responden.
xd) 2. Bahaya Merokok
xe) A. Intervensi non fisik tentang bahaya merokok
xf) Penyuluhan
xg) Dari hasil evaluasi mengenai intervensi yang di lakukan pada
PBL II tentang bahaya merokok menunjukkan adanya
peningkatan pengetahuan tentang bahaya merokok pada
masyarakat Talikuran Utara.
xh) B. Intervensi fisik tentang bahaya merokok
xi) Sticker
xj) Dari hasil evaluasi mengenai pembagian sticker pada PBL II,
dari 55 sticker yang di tempel pada 55 responden
menunjukkan masih adanya sticker pada 40 responden dan 15
sticker yang telah di cabut dari rumah responden.
xk) 3. Intervensi non fisik tentang pengelolaan SPAL
xl) Penyuluhan
xm)
Dari hasil evaluasi mengenai intervensi yang di lakukan
pada PBL II tentang pengelolaan SPAL menunjukkan adanya
peningkatan pengetahuan tentang pengeolaan SPAL pada
masyarakat Talikuran Utara.
xn)
4.4 Saran

1. Dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang baik


diharapkan masyarakat Kelurahan Talikuran Utara dapat lebih meningkatkan
kesadaran tentang pengelolaan sampah dengan baik agar terciptanya lingkungan
yang bersih dan sehat.
2. Dengan adanya perubahan sikap dan tindakan tentang kebiasaan merokok
diharapkan masyarakat Kelurahan Talikuran Utara dapat lebih meningkatkan
kesadaran dan perubahan sikap tentang kebiasaan merokok.
3. Dengan adanya penurunan kebiasaan masyarakat Kelurahan Talikuran Utara
untuk membuang sampah ke sungai diharapkan masyarakat agar lebih
meningkatkan sikap mengenai membuang sampah ke sungai agar terciptanya
sungai yang bersih bebas dari sampah.
4. Dengan berhasilnya kerja sama tentang pengadaan bak sampah dengan aparat
Kelurahan Talikuran Utara diharapkan masyarakat lebih meningkatkan kesadaran
untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
xo)
xp)
xq)
xr)
xs)
xt)
xu)
xv)
xw)
xx)
xy)

xz)
ya)
yb) DAFTAR PUSTAKA
yc)

Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara


Publisher;

Jakarta.
yd) Budiarto, Eko. (2002). Biostatika untuk kedokteran dan
kesehatan masyarakat.

ye)
yf)

Jakarta. EGC.

Langi, F. 2004. Pedoman Pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan. Fakultas


Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Manado.

yg)

Laporan PBL I Talikuran Utara. 2015. Manado. Fakultas Ksehatan Masyarakat.


yh) Laporan PBL II Talikuran Utara. 2015. Manado. Fakultas
Kesehatan Masyarakat.
yi) Munanjaya, 2004. Manajemen Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta.

yj)

Riduwan. 2005. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:


Alfabeta.

yk)

Supriyanto, S. 2003. Perencanaan dan Evaluasi. Universitas Airlanga:


Surabaya

Anda mungkin juga menyukai