Peran Orangtua Napza
Peran Orangtua Napza
01
Febi Herdajani
Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta
febihyai@ymail.com
Irma Rosalinda
Universitas Negeri Jakarta
irma.dik2@gmail.com
Abstraksi. Saat ini salah satu masalah yang sedang di hadapi oleh negeri ini ialah masalah
penyalahgunaan zat adiktif dan Psikotropika di kalangan remaja yang sangat
memprihatinkan. Zat adiktif dan psikotropika akan memberikan manfaat jika dipakai untuk
tujuan yang benar, misalnya untuk tujuan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan. Dalam
bidang kedokteran, misalnya satu jenis narkotika diberikan kepada pasien yang menderita
rasa sakit luar biasa karena suatu penyakit atau setelah menjalani suatu operasi. Contoh lain,
satu zat jenis psikotropika diberikan kepada pasien penderita gangguan jiwa yang sedang
mengamuk dan tak dapat ditenangkan dengan cara-cara lain. Jika pemakaian zat adiktif dan
psikotropika dipakai di luar tujuan yang benar, itu sudah termasuk penyalahgunaan dan harus
diupayakan pencegahannya. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika sangat berbahaya
bagi diri sendiri, keluarga, maupun kehidupan sosial di sekitar kita. Artikel ini merupakan
telaah pustaka tentang peran orangtua dan juga lingkungan dalam upaya penanggulangan
bahaya zat adiktif dan psikotropika. Selain peran orangtua dalam upaya penanggulangan
bahaya zat adiktif dan psikotropika, peran guru, masyarakat juga sangat berpengaruh dalam
upaya tersebut. Namun, yang lebih efektif untuk penanggulangan dan pencegahan
penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika ialah dimulai dari kesadaran diri setiap individu.
Kata kunci : peran orangtua, narkoba, pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan
narkoba
Pengguna
dan zat adiktif
narkotika,
psikotropika,
2011,
siswa
SMP
pengguna
napza
Reserse
jumlah
Narkoba
Polda
Metro
Jaya,
tahun
(Kompas.com, 2013).
373
2013
tercatat
519
orang
Berdasarkan
hasil
survey
yang
(SMA/SMK).
Penyalahgunaan
narkoba
Pati
bahwa
umumnya
(2008)
dinyatakan
penyalahgunaan
narkoba
narkoba berikut :
Responden
Usia Mulai
menggunakan narkoba
(lanjutan)
16.7
15
25
12
25
100
18.8
17
30
15
14
56
yang
memakai
narkotika
tahun.
di
Dampak
negatif
dari
globalisasi
salah
terhadap
bahwa
narkoba
narkotika
disatu
kesehatan
dan
ini
sisi
pelayanan
pengembangan
ilmu
kemajuan
ilmu
pengetahuan
dan
digunakan
tanpa
justru
pengawasan
yang
merusak
pembangunan
nasional
pengendalian
ketat
(KOMHUKUM, 2009).
dan
dan
seksama
lainnya
membantu
(Subagyo
Partodiharjo,
2004).
remaja
melarikan diri
dari
2003).
kesadaran,
Peran
hilangnya
rasa,
mengurangi
orangtua
dibutuhkan.
Keluarga,
menimbulkan
ketergantungan
yang
terutama
sangat
orangtua
adalah
mobilitas
narkoba
Hastuti mengatakan,
kehidupan
membuat
mencari
substansi
yang
bisa
sistem
syaraf
sehingga
karena
obat-obat
tersebut
untuk
beradaptasi
dengan
ketegangan
dan
frustrasi,
mencegah
dan
menanggulangi
mempunyai ketergantungan
yang tinggi.
kelompok. Tiga
dan metadone.
c. Golongan III
1.
Narkotika
ilmu
mempunyai
mengurangi
Contoh
sampai
ketergantungan.
dapat
digunakan
tidak
dapat
potensi
codein
dan
2.
Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat,
narkotika,
yang
berkhasiat
perubahan
khas
psikotropika
menurut undang-undang no 5
tahun 1997 adalah :
a. Golongan I
b. Golongan II
ilmu
a. Golongan I
Hanya
potensi
turunannya.
serta
pengetahuan
serta
Hanya
dapat
untuk
digunakan
tujuan
ilmu
dalam
terapi,
mempunyai
potensi
ketergantungan.
Contoh
barbital,
klorazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam.
Berdasar Ilmu Farmakologi,
b. Golongan II
Berkhasiat untuk pengobatan
Psikotropika
kedalam 3 golongan :
pengetahuan.
Mempunyai
sindrom
ketergantungan.
amfetamine,
Contoh
metamfetamin
(sabu),
dikelompokkan
1)
c. Golongan III
Berkhasiat untuk pengobatan
dan
pengetahuan.
potensi
Mempunyai
ketergantungan
baik
fisik
maupun mental.
a. Alkohol
b. Inhalasi Dan Solven : Lem,
sedang.
Contoh
pentobarbital,
flunitrazepam.
c. Tembakau/rokok
d. Golongan IV
Berkhasiat untuk pengobatan
dan sangat luas digunakan
dalam terapi/pengembangan
ilmu
ketergantungan
pengetahuan
serta
akan
mengakibatkan
mengakibatkan
sindroma
ketergantungan.
Contoh
klobazam,
diazepam,
fenobarbital,
g. Dampak
penyalahgunaan
penyalahgunaan
narkoba
narkoba
terhadap
reproduksi
terhadap fisik
pada
perempuan
seperti:
halusinasi,
antara
ketidakteraturan
gangguan
lain
menstruasi,
remaja
kejang-
kesehatan
jarum
darah
suntik,
khususnya
bergantian, risikonya
adalah
akut
tertular
seperti
otot
jantung,
gangguan
peredaran darah
c. Gangguan
kulit
(dermatologis)
obatnya
seperti:
d. Gangguan
penyakit
pada
paru-paru
i.
overdosis
fungsi
pernapasan,
bernafas,
kesukaran
pengerasan jaringan
tubuh
yaitu
untuk
konsumsi
menerimanya.
paru-paru
kematian
2. Dampak penyalahgunaan narkoba
terhadap psikis
f. Dampak
narkoba
penyalahgunaan
terhadap
kesehatan
seperti:
penurunan
hormon
reproduksi
fungsi
(estrogen,
bunuh diri
e. Cenderung
menyakiti
Menurut
para
ahli
Psikologi
lingkungan
keluarga
penyalah-gunaan
narkoba,
dari
dan
kemungkinan
krisis
standar
mengalami
identitas
keluarga,
kebingungan/
semakin
kecil.
Pada
selain
dapat
dipungkiri
remaja
dan
anak-anak
remajanya.
sebuah
pengaruh
remaja,
yang
harus
mengembara
pencarian identitas
dengan
mengidentifikasi
diri
kepada
kelompok
mereka
jalanan,
memberontak
melawan
lingkungan.
krusial,
selalu
karena
mencoba
Masa
individu
hal-hal
baru,
sindrom
sendirian
obat
atau
bagi
masalah
dalam
dirinya,
psikotropika
upaya
eksperimen
dan
seks,
Alwisol, 2008).
mendekati
apa
yang
bersama,
yaitu
apa
ini,
kebutuhan
maka
remaja
sosialisasi
mempunyai
yang
telah
yang
disepakati
dinamakan
seoptimal
1. Mampu
untuk
memperoleh
penyelesaian-penyelesaian secara
narkoba.
Peran
Orangtua
dalam
Upaya
mampu
secara
mencernakan
Narkoba
Keluarga
adalah yang
mendasari
(baik
formal
maupun
non f
kehidupan di masyarakat,
secara konstruktif
pada
peranan
baginya.
orangtuanya,
sehingga
baik
anak
tumbuh
mendapatkan
dan
dan
pelajaran-
pengalaman
yang
(membangun)
kenyataan,
meskipun
rasa
permusuhan
memperkembangkan
konstruktif.
kepribadian
yang
penting
bagi
keberhasilan
5. Menerima
kekecewaan
untuk
terjadinya
usahanya.
7. Merasa
lebih
puas
memberi
kesenjangan,
antara
daripada menerima.
8. Berhubungan dengan orang lain
secara tolong-menolong dan saling
memuaskan/tidak mengecewakan.
9. Mempunyai daya kasih sayang
yang besar.
demikian
halnya,
maka
kondisi
mendukung
bahagia dan
dan
Dadang
John
DeFrain
Hawari
melakukan
dalam tulisan
perasaan)
bagi
yang
hangat
orangtua
dan
Strengths.
menyebabkan
bila
Dari
hasil
penelitiannya
terjadinya
antara
anak-anak,
terjadi
suatu
sarjana
diselesaikan.
tersebut
mendapatkan
rumusan
4. Saling Menghargai
keluarga.
baik.
Pemberian
perhatian
harus
merupakan suatu
keluarga
longgar.
waktu
sering
untuk
mudah
bersama,
sehingga
komunikasi,
pembagian
peran,
terjadi
suatu
sekolah
narkoba.
dasar,
Untuk
anak
pengetahuan
yang
maka
penyelesaian
mencoba
usahakanlah
suatu
krisis,
penyalahgunaan
narkoba
disebabkan
keingintahuan
Tambunan,
1982),
menyatakan
bahwa
dan
larangan.
oleh
Dengan
Apabila
remaja
sudah
terlanjur
Sering
orangtua
sehingga
sangatlah
penting
dalam
terjadi,
makin
karena
kesibukan
menyulitkan
dan
proses
maka
narkoba.
orangtua
dapat
membantu anak
dapat
pemberian
informasi
tentang
bahaya
dilakukan
dengan
orangtua/wali
yang
ditunjuk
pemerintah
untuk
hidup,
melalui
(Kompas.com, 2013).
medis
dan
sosial
termasuk
jerat
narkoba
(Komhukum,2009).
Simpulan dan Saran
Untuk
keluarga,
menyelesaikan
masalah
terutama
dalam
kemungkinan
terhadap
memerangi
terjerumusnya
remaja
satunya
pemangku
tanggung jawab
kepentingan,
Kementerian
yaitu
Kesehatan,
BNN,
Kementerian
peran
orangtua
para
merupakan
Perubahan-perubahan
dengan
segenap
upaya
orangtua,
untuk
Pemerintah
dalam
generasi
konsekuensi
penerus
bangsa.
sosial
sebagai
modernisasi
sering
kali
dan
menanggulangi
norma-norma
sampai
penyalahgunaan narkoba.
berkelanjutan
penyalahgunan
Narkoba
tuntas
Selain
dan
itu,
terjerumus
masyarakat
pada
perlu
dan
anggota
Evaluasi
Sub-bidang
Napza
masyarakat
tentang
bahaya
melaksanakan
pendidikan
keterampilan
lingkungan
orang lain.
atau
Selain itu,
sekolah perlu
sekolah.
pengedar
Sekolah
narkoba.
Serta
perlu
adanya
DAFTAR PUSTAKA
April
2013
dari
Hidayat, I. (2013). Keluarga yang Sehat-Bahagia Menurut Dadang Hawari. Diakses 10 Mei
2013 dari http://madanionline.org/keluarga-yang-sehat-bahagia-menurut-prof-dr-dr-hdadang-hawari-psikiater/
Kemenkumham. Undang-Undang Repupbik Indonesia No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
Diakses
20
April
2013
dari
http://www.kemenkumham.
go.id/attachments/article/169/uu5_1997.pdf
Komhukum. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Diakses 10 April 2013 dari http://www.scribd.com/ doc/48077951/KOMHUKUM-COMUU-Nomor-35-Tahun-2009-Tentang-Narkotika
Kompas.com. (2013). Pengguna Narkoba di Kalangan Remaja Meningkat. Diakses 21April 2013
dari
http://regional.kompas.com/read/2013/
03/07/03184385/Pengguna.Narkoba.di.Kalangan.Remaja.Meningkat
Partodiharjo, S. (2004). Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta: Yayasan
Karya Bakti.
Santrock, J.W. (2003). Adolscence: Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Alih Bahasa oleh
Shinto B. Adelar & Sherly Saragih.Jakarta: Erlangga.
Santrock, J.W. (2000). Psychology. 7th edition International Edition. New York: McGraw-Hill
Companies.
Tambunan, E. H. (1982). Mencegah Kenakalan Remaja. Bandung: Indonesia Publishing House.