Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

PUSKESMAS MUNTILAN II
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIKUTSERTAAN KELUARGA
BERENCANA PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN MUNTILAN

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
Huda Rahmana

(10711051)

Fani Carolina

(10711080)

Chrystanti Melissa Melati

(10711037)

Lesa Yunita Lidiawati

(10711115)

Nuri Ulfa

(10711199)

Agatha Ailsa Agustina

(10711131)

Pembimbing :
dr. P. Luthfi Ghazali, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Kelurahan muntilan merupakan kelurahan yang berada di kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang. Kantor kelurahan Muntilan terletak kurang lebih 200 meter dari kantor kecamatan
Muntilan. Kelurahan muntilan terdiri dari 1735 kepala keluarga yang telah terdata dan terbagi
dalam 12 RW dan 48 RT. Penduduk di dominasi oleh perempuan dengan jumlah 2845 jiwa
dan penduduk laki-laki 2705 jiwa dan sebagian besar merupakan usia produktif. Kelurahan
Muntilan berada di cakupan Puskesmas Muntilan II yang berjarak kurang lebih 2 Kilometer.
Menurut pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2013 mengestimasi jumlah penduduk Indonesia berjumlah 248,4 juta jiwa dan menurut
World Population tahun 2013, Indonesia merupakan negara peringkat ke-5 di dunia dengan
jumlah penduduk terbanyak. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali tanpa diimbangi
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai dapat menimbulkan petaka. Oleh sebab
itu, pemerintah menetapkan kebijaksanaan upaya penyelenggaraan keluarga berencana untuk
mewujudkan keluarga sejahtera.

Kebijaksanaan tersebut berupa penetapan tentang jumlah

ideal anak, jarak kelahiran anak,usia ideal perkawinan, dan usia ideal untuk melahirkan.
Menurut UU No. 10 tahun 1992 dijelaskan bahwa keluarga Berencana adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai sasaran yang berupa sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung. Yang termasuk dalam sasaran langsung yaitu Pasangan Usia Subur
(PUS) yang bertujuan untuk menurunkan angka kelahiran dengan menggunakan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan pelaksanaan dan pengelola KB yang bertujuan menurunkan
angka kelahiran melalui kebijakan kependudukan terpadu sebagai bentuk mencapai keluarga
yang berkualitas, bahagia, dan sejahtera adalah termasuk dalam sasaran tidak langsung
(Handayani, 2010).
Menurut SDKI tahun 2012, Tren prevalensi penggunaan kontrasepsi atau Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) di Indonesia cenderung meningkat pada tahun 1991-2012. Sedangkan
Total Fertility Rate (TFR) atau tren angka fertilitas cenderung menurun. Hal tersebut
menggambarkan bahwa meningkatnya cakupan penggunaan KB seiring dengan menurunnya

angka fertilitas nasional. Akan tetapidi kelurahan Muntilan, penggunaan KB masih rendah.
Menurut data SPM dari Puskesmas Muntilan II ditetapkan target pelayanan KB adalah 70%,
sedangkan cakupan nya 53%. Sehingga dapat dikatakan cakupan pelayanan KB masih belum
memenuhi target.
Keikutsertaan pasangan usia subur dalam program KB dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu informasi dari tenaga kesehatan, pendidikan dan pengetahuan. Informasi yang diberikan
oleh tenaga kesehatan terkait dengan program KB disebut KIE KB, yaitu suatu kegiatan
terjadinya proses komunikasi dan penyebaran informasi yang dapat mempercepat terjadinya
suatu perubahan perilaku dari masyarakat. Hal tersebut dapat berupa kunjungan oleh petugas
KB atau penyuluhan. Sedangkan ibu yang memiliki pendidikan tinggi dapat membantu
menentukan pemilihan kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan kondisinya yaitu
dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Pendidikan juga memiliki
hubungan yang positif dengan penggunaan KB, yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang,
maka semakin tinggi pula pengetahuannya khususnya untuk memilih kontrasepsi yang
efektif.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami akan melakukan penelitian terkait faktorfaktor yang mempengaruhi penggunaan KB pada wanita usia subur di kelurahan Muntilan.
Penelitian ini akan dilakukan langsung di kelurahan Muntilan sehingga secara langsung dapat
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan KB di kelurahan Muntilan.

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian analitik non-eksperimentaldengan metode pendekatan
cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan
dalam

program

KB

pada

wanita

usia

subur

di

Kelurahan

Muntilan,

KecamatanMuntilan, Kabupaten Magelang.


3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh wiilayah Kelurahan Muntilan, KecamatanMuntilan,
Kabupaten Magelang. Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 6 Januari sampai dengan
tanggal2016.

3.3 Subyek Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur di Kelurahan Muntilan,
KecamatanMuntilan, Kabupaten Magelang.
3.3.2. Sampel Penelitian
Adapun kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
Kriteria inklusi :
-

Wanitausia suburantara 15-49 tahun

- Masihmemilikisuami
- Bersediamenjadisubjekpenelitian
Kriteria eksklusi : Responden yang tidak lengkap mengisi kuesioner

3.3.2 BesarSampel
MenurutSastroasmoro

(2011)

perhitunganbesarsampelpadapenelitianinimenggunakanperhitunganrumussebagaiberikut :

n=

Keterangan:
n= Jumlah sampel minimal
N= Jumlah populasi = 870
d= nilai presisi = 0,1
Z

2 = angka distribusi normal dengan nilai p=0,5 adalah 1,96

P = angka kepercayaan yang dipilih 5% = 0,5


Maka besar sampel pada penelitian ini adalah:
(1,96)2 x 0,5 (1-0,5) 870

n=

(0,1)2 (870-1)+ (1,96)2x0,5 (1-0,5)


n=

835,548
9,65

n=

87
Dengan demikian, besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak87 wanita usia

subur.
1) Karena jumlah penduduk setiap RW memiliki proporsi yang berbeda, maka
setelah mendapatkan jumlah sampel, kemudian dimasukaan kedalam rumus
proporsional sampling untuk menentukan jumlah sampel setiap RW.
a. RW 1
Jumlah PUS= 106

106
870

x87= 10,6 x 1,516 PUS

b. RW 2
Jumlah PUS=73
73
870 x 87= 7,3 x 1,5 11 PUS

c. RW 3
Jumlah PUS = 105
105
870 x 87= 10,5 x 1,5 16 PUS
d. RW 4
Jumlah KK= 141
141
870 x 87= 14 x 1,5 21 PUS
e. RW 5
Jumlah PUS= 78
78
870 x 87= 7,8 x 1,5 12 PUS
f. RW 6
Jumlah PUS= 85
85
870 x 87= 8,5 x 1,5 13 PUS
g. RW 7
Jumlah PUS= 37
37
870 x 87= 3,7 x 1,5 6 PUS
h. RW 8
Jumlah PUS = 47
47
870 x 87= 4,7 x 1,5 7 PUS
i. RW 9
Jumlah PUS= 48
48
870 x 87= 4,79 x 1,5 7 PUS
j.

RW 10
Jumlah PUS= 21
21
870 x 87= 2,09 x 1,5 3 PUS

k.

RW 11
Jumlah PUS= 29

29
870
l.

x 87= 2,89 x 1,5 4 PUS

RW 12
Jumlah PUS= 100
100
870 x 87= 10 x 1,5 15 PUS

3.4 Variabel Penelitian


3.4.1 VariabelBebas
Variabelbebaspadapenelitianiniadalahumur, paritas, pekerjaan ibu, dukungan suami,
pendidikan Ibu, agama, dan usia anak paling muda, pengetahuan tentang KB, dan akses
informasi tentang KB.
3.4.2 VariabelTerikat
Variabelterikatpadapenelitianiniadalahkeikutsertaandalam

mengikuti

program

KeluargaBerencana.

3.5 Definisi Operasional


Umur yang digunakan dalam penelitian ini dipakai pembulatan dalam tahun. Dalam
penelitian ini, umur digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu umur 15-19 tahun, 20-30 tahun
dan 31-49 tahun, variabel umur menggunakan skala nominal.
Paritas adalah jumlah kelahiran hidup yang dimiliki seorang ibu. Paritas dapat
digolongkan menjadi primipara, multipara dan grandemultipara. Dikatakan primipara jika ibu
telah melahirkan seorang anak. Multipara jika ibu melahirkan dua orang anak atau lebih, dan
grandemultipara jika ibu melahirkan lima orang anak atau lebih. Variabel paritas
menggunakan skala nominal.
Pekerjaan ibu dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang saat ini dikerjakan oleh ibu.
Dalam penelitian ini pekerjaan ibu digolongkan menjadi Pegawai Negeri/pensiunan, petani,
pegawai swasta, dan Ibu Rumah Tangga. Variabel pekerjaan menggunakan skala nominal.

Pendidikan ibu dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan terakhir yang telah
diselesaikan. Dalam penelitian ini pendidikan digolongkan menjadi SD, SMP,SMA, dan
Perguruan tinggi. Variabel pendidikan menggunakan skala nominal.
Persetujuan suami dalam penelitian ini adalah dukungan suami dalam memberikan
izin kepada istri dalam melaksanakan program KB. Variabel ini menggunakan skala nominal.
Agama adalah suatu kepercayaan yang dianut oleh Ibu. Dalam penelitian ini
digolongkan menjadi Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Aliran
Kepercayaan. Variabel ini menggunakan skala nominal.
Usia anak paling muda dalam penelitian ini digolongkan menjadi < 1 tahun, 1-5 tahun
dan > 5 tahun. Variabel ini berskala nominal.
Pengetahuan tentang KB adalah kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan dengan
benar yang diukur menggunakan kuesioner. Variabel ini dikategorikan menjadi pengetahuan
baik dan pengetahuan kurang. Variabel pengetahuan menggunakan skala nominal.
Akses informasi tentang KB adalah suatu cara untuk memperoleh informasi tentang
KB dari petugas kesehatan. Variabel ini dikategorikan menjadi akses cukup dan kurang.
Variabel akses informasi menggunakan skala nominal.
Keikutsertaan KB dalam penelitian ini adalah penggunaan alat kontrasepsi yang
dilihat dari buku pemantauan KB. Penggolongan keikutsertaan KB adalah menggunakan KB
dan tidak menggunakan KB. Variabel ini menggunakan skala nominal.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitianyang digunakan dalampenelitianinimenggunakan kuesioner yang
berisi pertanyaan yang sudahdiujivaliditasdanreliabilitasnyaolehAryanti (2014) dengan nilai r
lebih dari 0,60.

3.7 Tahapan penelitian


Menurut Nasir et al (2011), tahapan penelitian meliputi observasi, pengumpulan data,
perumusan

masalah,

penyusunan

usulan

penelitian,

menyusun

kerangka

teori,

membuathipotesis dan tujuan penelitian, menyusun rancangan penelitian, pengumpulan data,


pelaksanaan penelitian, dan kesimpulan.
3.8 Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan program SPSS 20 for windows. Uji statistik yang
digunakan untuk mengetahui adanya hubungan menggunakan uji chi square.

3.9 Etika Penelitian


EtikapadapenelitianiniadalahSebelum dilakukan penelitian, peneliti meminta izin
kepada kepala Kelurahan Muntilan dan memaparkan mengenai penelitian yang akan
dilaksanakan dan mekanisme penelitian. Selanjutnya peneliti akan menjelaskan mekanisme
penelitian kepada subyek dan meminta subyek untuk mengisi dan menanda tangani form
informed concent. Pada hasil penelitian, identitas subyek dirahasiakan dengan tidak
mencantumkan nama subyek dan menjamin kerahasiaan data dari subyek yang telah
didapatkan.

BAB III
HASIL
ANALISIS UNIVARIAT

Karakteristik

Kelompok
Menggunakan KB Tidakmenggunaka
n(%)

n KB n(%)

0 (0%)
23 (26,4%)
20 (23,0%)

3 (3,4%)
16 (18,4%)
25 (28,7%)

9 (10,3%)
32 (36,8%)
2 (2,3%)

8 (9,2%)
27 (31,0%)
9 (10,3)

7 (8,0%)
2 (2,3%)
21 (24,1%)
13 (14,9%)

3 (3,4%)
3 (3,4%)
14 (16,1%)
24 (27,6%)

0 (0,0%)
4 (4,6%)
31 (35,6%)
8 (9,2%)

16 (18,4%)
19 (21,8%)
9 (10,3%)
0 (0,0%)

25 (28,7%)
18 (20,7%)

12 (13,8%)
32 (36,8%)

28 (32,2%)
10 (11,5%)
5 (5,7%)
0 (0%)
0 (0%)

31 (35,6%)
8 (9,2%)
5 (5,7%)
0 (0%)
0 (0%)

muda
< 1 tahun
1-5 tahun
> 5 tahun
Pengetahuantentang

3 (3,4%)
10 (11,5%)
30 (34,5%)

2 (2,3%)
15 (17,2%)
27 (31,0%)

KB
Cukup
Kurang
Aksesinformasitenta

35 (40,2%)
8 (9,2%)

21 (24,1%)
23 (26,4%)

32 (36,8%)
11 (12,6%)
43 (49,4%)

16 (18,4%)
28 (32,2%)
44 (50,6%)

Umur
15-19 tahun
20-30 tahun
31-49 tahun
Paritas
Primipara
Multipara
Grandemultipara
Pekerjaan
PNS/pensiunan
Petani
PegawaiSwasta
IbuRumahTangga
PendidikanIbu
SD
SMP
SMA
PerguruanTinggi
DukunganSuami
Didukung
Tidakdidukung
Agama
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
Budha
Usiaanak paling

ng KB
Cukup
Kurang
Total

a. Umur
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, tidak ada responden
yang berusia 15-19 tahun, 23 responden (26,4%) yang berusia 20-30 tahun, dan 20 responden
(23%) yang berusia 31-49 tahun.
b. Paritas
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 9 responden (10,3%)
merupakan primipara, 32 responden (36,8%) multipara, dan 2 responden (2,3%)
grandemultipara.
c. PekerjaanIbu
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 7 responden (8,0%)
bekerja sebagai PNS/pensiunan, 2 responden (2,3%) petani, 21 responden (24,1%) pegawai
swasta, dan 13 responden (14,9%) IRT.
d.PendidikanIbu
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, tidak ada responden
yang berpendidikan SD, 4 responden (4,6%%) berpendidikan SMP, 31 responden (35,6%)
berpendidikan SMA, dan 8 responden (9,2%) berpendidikan perguruan tinggi.
e. Dukungansuami
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 25 responden
(28,7%) mendapat dukungan oleh suami dan 18 responden (20,7%) tidak mendapat dukungan
dari suami.
f. Agama
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 28 responden
(32,2%) beragama Islam, 10 responden (11,5%) beragama Protestan, 5 responden (5,7%)
beragama Katolik, dan tidak ada respon yang beragama Hindu dan Budha.
g. Usia anak paling muda
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 3 responden (3,4%)
memiliki anak terakhir berusia < 1 tahun, 10 responden (11,5%) memiliki anak terakhir
berusia 1-5 tahun, 30 responden (34,5%) memiliki anak terakhir berusia > 5 tahun.

h.Pengetahuanmengenai KB
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 35 responden
(40,2%) mempunyai pengetahuan cukup, 8 responden (9,2%) berpengetahuan kurang.
i. Akses informasi tentang KB
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 32 responden
(36,8%) cukup mendapatkanakses informasi, 11 responden (12,6%) kurang mendapatkan
akses informasi.

ANALISIS BIVARIAT
Analisis bivariat adalah analisis untuk melihat hubungan variabel bebas dan variabel
terikat dengan menggunakkan uji statistik. Uji statistik yang kami digunakan adalah uji chi
Square dengan uji alternatif uji fisher. Hasil analisis chi square diperoleh nilai P (value) yang
menggambarkan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
UMUR

Umur
15-19 tahun
20-30 tahun
31-49 tahun
Total

Kelompok
Menggunaka TidakMenggunak
n KB n(%)
0 (0%)
23 (26,4%)
20 (23,0%)
43 (49,4%)

Tabel2menunjukkanhasilbahwatidak

an KB n(%)
3 (3,4%)
16 (18,4%)
25 (28,7%)
44 (50,6%)

P
0.09
1

terdapathubungan

signifikanantaraumurdengankeikutsertaan KB (p = 0,091).
PARITAS

Paritas
Primipara
Multipara

Kelompok
Menggunaka TidakMenggunak
n KB n(%)
9 (10,3%)
32 (36,8%)

an KB n(%)
8 (9,2%)
27 (31,0%)

P
0.08

yang

Grandemultipa
ra
Total

2 (2,3%)

9 (10,3)

43 (49,4%)

44 (50,6%)

Tabel3menunjukkanhasilbahwatidak

terdapathubungan

yang

signifikanantaraparitasdengankeikutsertaan KB (p = 0,085).

PEKERJAAN
Kelompok
Menggunakan TidakMenggunakan

Pekerjaan
PNS/pensiunan
Petani
PegawaiSwasta
IbuRumahTangga
Total

KB n(%)
7 (8,0%)
2 (2,3%)
21 (24,1%)
13 (14,9%)
43 (49,4%)

Tabel4menunjukkanhasilbahwatidak

KB n(%)
3 (3,4%)
3 (3,4%)
14 (16,1%)
24 (27,6%)
44 (50,6%)

0.091

terdapathubungan

yang

signifikanantarapekerjaandengankeikutsertaan KB (p = 0,091).

DUKUNGAN SUAMI
Dukungan
Suami
Didukung

Kelompok
MenggunakanK TidakMenggunaka
B n(%)
25 (28,7%)

n KB n(%)
12 (13,8%)

Crud

95%

e OR

CI

3,704

1,508
9,096

Tidakdidukun
g
Total

18 (20,7%)

32 (36,8%)

43 (49,4%)

44 (50,6%)

Tabel5menunjukkanhasilbahwaterdapathubungan
suamidengankeikutsertaan KB (p = 0,007).

yang

0.00
7

signifikanantaradukungan

PENDIDIKAN IBU

Pendidikan Ibu
SD
SMP
SMA
PerguruanTing
gi
Total

Kelompok
Menggunaka TidakMenggunak
n KB n(%)
0 (0,0%)
4 (4,6%)
31 (35,6%)
8 (9,2%)

an KB n(%)
16 (18,4%)
19 (21,8%)
9 (10,3%)
0 (0,0%)

43 (49,4%)

44 (50,6%)

Tabel6menunjukkanhasilbahwaterdapathubungan

yang

P
0.00
0

signifikanantarapendidikan

ibudengankeikutsertaan KB (p = 0,000).

AGAMA

Agama
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
Budha
Total

Kelompok
Menggunakan TidakMenggunakanKB
KB n(%)
28 (32,2%)
10 (11,5%)
5 (5,7%)
0 (0%)
0 (0%)
43 (49,4%)

Tabel7menunjukkanhasilbahwatidak

n(%)
31 (35,6%)
8 (9,2%)
5 (5,7%)
0 (0%)
0 (0%)
44 (50,6%)

0.834

terdapathubungan

signifikanantaraagamadengankeikutsertaan KB (p = 0,834).

USIA ANAK TERAKHIR


Usia anak
terakhir
< 1 tahun

Kelompok
Menggunaka TidakMenggunak
n KB n(%)
3 (3,4%)

an KB n(%)
2 (2,3%)

P
0.51

yang

1-5 tahun
> 5 tahun
Total

10 (11,5%)
30 (34,5%)
43 (49,4%)

15 (17,2%)
27 (31,0%)
44 (50,6%)

Tabel8menunjukkanhasilbahwatidak terdapathubungan yang signifikanantarausia anak


terakhirdengankeikutsertaan KB (p = 0,510).

PENGETAHUAN TENTANG KB
Pengetahuan
tentang KB
Cukup

Kelompok
Menggunakan TidakMenggunakan
KB n(%)
35 (40,2%)

KB n(%)
21 (24,1%)

Crud

95%

e OR

CI

4,792

1,81712,634

0.002

Kurang
8 (9,2%)
23 (26,4%)
Total
43 (49,4%)
44 (50,6%)
Tabel9menunjukkanhasilbahwaterdapathubungan yang signifikanantarapengetahuan tentang
KBdengankeikutsertaan KB (p = 0,002).

AKSES INFORMASI
Akses
informasi
Cukup

Kelompok
Menggunakan TidakMenggunakan
KB n(%)
32 (36,8%)

KB n(%)
16 (18,4%)

Crud

95%

e OR

CI

5,091

2,02912,776

Kurang
Total

11 (12,6%)
43 (49,4%)

0.001

28 (32,2%)
44 (50,6%)

Tabel10menunjukkanhasilbahwaterdapathubungan
informasidengankeikutsertaan KB (p = 0,001).

yang

signifikanantaraakses

PEMBAHASAN

Hubungan antara Umur dengan Keikutsertaan KB


Berdasarkan hasil penelitian dari sample sebanyak 96 ibu sesuai tabel 1
didapatkan hasil adanya hubungan antara umur dengan keikutsertaan KB dengan nilai
p=0,00, hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa umur
mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi. Pada pasangan usia muda mereka lebih
cenderung menggunakan alat kontrasepsi yang kurang efektif seperti kondom, pil dan
suntik dengan pertimbangan keinginan mempunyai anak lagi, berbeda dengan
pasangan usia tua (diatas 35 tahun), mereka cenderung memilih penggunaan alat
kontrasepsi yang efektif karena menganggap anak yang dipunyai sudah cukup (Afif

Rifai)
Hubungan antara paritas dan keikutsertaan KB
Dari

segi

paritas

Hasilmenunjukanbahwaterdapathubungan

dilakukan

uji

chi

square.
yang

signifikanantaraparitasdengankeikutsertaan KB (p = 0,000). Didukung oleh penelitian


sebelumnya yang dilakukan oleh Siti Shafrida pada tahun 2012 yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan alat kontrasepsi dengan
paritas sebanyak 7788 kali pada akseptor keluarga berencana. Penelitian lain
dilakukan oleh Khan et al (2015) dengan hasil adanya hubungan yang signifikan
anatara penggunaan alat kontrasepsi dengan paritas, yang mana pada ibu yang telah
melahirkan tiga anak atau lebih mempunyai keinginan lebih tinggi untuk
menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak
kurang dari tiga.

Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Keikutsertaan KB


Pekerjaan tidak lepas dari salah satu faktor yang menetukan penggunaan alat
kontrasepsi. Berdasarkan uji chi square yang telah dilakukan didapatkan nilai p=0,000
yang artinya adanya hubungan antara pekerjaan ibu dengan keikutsertaan KB.
Sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahun 1999 pada
wanita yang bekerja mempunyai prosentase 55,4% menggunakan alat kontrasepsi dan
pada wanita yang tidak bekerja mempunyai prosentase sebesar 53,6% tidak
menggunakan alat kontrasepsi. Berdasarkan hasil penelitia yang didapatkan
menyatakan bahwa wanita yang bekerja cenderung memiliki waktu yang tidak banyak

untuk mengurus anak sehingga mereka lebih memilih untuk menggunakan alat

kontrasepsi.
Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Keikutsertaan KB
Hasil penelitian dengan menggunakan analisis uivariat dan bivariat didapatkan
nilai p sebesar 0,00 pada variabel pendidikan yang artinya adanya hubungan yang
signifikan antara pendidikan ibu dengan keikutsertaan KB. Pendidikan memegang
peranan penting dalam penggunaan alat kontrasepsi, dimana didapatkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang maka mereka lebih cenderung menggunakan
alat kontrasepsi efektif. Pendidikan dapat meningkatkan pegetahuan mengenai alat
kontrasepsi, lebih cermat dalam pemilihan alat kontrasepsi dan kemampuan untuk

mengetahui efek samping dari setiap jenis alat kontrasepsi. (Afif Rifai)
Hubungan antara Persetujuan Suami dengan Keikutsertaan KB
Hasil penelitian dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan anatara persetujuan suami dengan
keikutsetaan KB (p=0,000) didukung oleh hasil penelitian Heri (2014) menyatakan
adanya hubungan yang bermakna antara penggunaan alat kontrasepsi dengan
dukungan suami dengan nilai p=0,00. Musdalifah et al pada tahun 2013 menyatakan
bahwa peran penting suami dalam penggunaan alat kontrasepsi sangat berpengaruh
dengan nilai p=0,00, seorang istri yang mendapat dukungan penuh suaminya tidak
mengalami kendala dalam pemilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan,
sedangkan pada istri yang tidak mendapat dukungan dari suami cenderung lebih
pemilih dalam penggunaan alat kontrasepsi.
Didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Medias Imron pada
tahun 2009 dan Laksmi Indira pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa adanya
hubungna yang signifikan antara dukungan suami dengan penggunaan alat
kontrasepsi.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat untuk memilih
alat kontrasepsi, diantaranya faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor
pendorong yang mana suami merupakan faktor pendorong dalam pemilihan dan
pengunaan alat kontrasepsi tidak hanya sebagai pemimpin dalam rumah tangga tetapi
juga menunjukkan adanya peran serta suami untuk mennetukan jumlah anak yang
diinginkan. (Green)
Dari hasil uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran suami sangat
dibutuhkan untuk menentukan dan memotivasi penggunaan kontrasepsi dan pemilihan

jenis kontrasepsi
Hubungan antara Agama dengan Keikutsertaan KB

Pada variabel agama dengan analisuis yang sama didapatkan nilai p sebesar
0,078 yang artinya menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antaar
agama dengan keikutsertaan KB.
Sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Radita
Adisati pada tahun 2009 bahwa dari segi agama telah dilakukan penelitian yang
menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara pemilihan alat
kontrasepsi dengan agam. Islam menyarankan kita untuk mempunyai keturunan yang
banyak namun tidak melupakan pencapaian kualitas anak. Secara islam hukum KB
bisa jadi haram dan bisa jadi mubah, dikatakan haram jika memiliki tujuan
pembatasan kelahiran sedangkan di islam tidak ada istilah pembatasan kelahiran
namun dikatakan mubah jika dengan adanya kehamilan justru dapat memperburuk
kondisi ibu.
Penelitian lain disebutkan oleh Anisa Rahmadi (2011) dengan hasil p=0,266
(p>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara pengaruh agama
dengan penggunaan alat kontrasepsi

Hubungan antara Akses informasi dengan Keikutsertaan KB


Dari hasil analisis pada variabel akses informasi, didapatkan hasil p=0,001
sehingga

menunjukkan

terdapat

hubungan

antara

akses

informasi

dengan

keikutsertaan KB. Adanya akses informasi baik itu dari petugas kesehatan maupun
dari media seperti televisi, radio, koran dan sebagainya akan menambah pengetahuan
ibu tentang manfaat KB. Akses informasi sangat berperan dengan keikutsertaan KB
karena tingkat pendidikan ibu yang tinggi saja terkadang belum tentu mengerti
mengenai manfaat KB. Sehingga dengan adanya penyuluhan kesehatan atau adanya
iklan masyarakat akan meningkatkan kesadaran ibu untuk ber KB.

Hubungan antara Usia Anak Terakhir dengan Keikutsertaan KB


Berdasarkan hasil analisis chi square, hasil yang didapatkan p=0.510. artinya
tidak ada hubungan antara usia anak terakhir dengan keikutsertaan KB. Hasil ini tidak
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistio dan Ispriyanti (2010) dimana
hasil penelitian tersebut menyatakan jika umur anak terakhir yang kurang dari atau
sama dengan 5 tahun yang merencanakan hamil lagi akan menggunakan alat
kontrasepsi suntik sebesar 92,87% berbeda dengan ibu dengan umur anak terakhir
lebih dari 5 tahun yang berencana hamil lagi memilih penggunan alat kontrasepsi
berupa pil sebesar 86,78%. Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena perbedaan
demografi warga dari kedua subjek penelitian seperti perbedaan adat atau kebiasaan di

masing-masing masyarakat. Selain itu, jumlah sampel yang kami gunakan yang relatif
sedikit juga dapat mempengaruhi perbedaan hasil.

Hubungan antara Pengetahuan KB dengan Keikutsertaan KB


Hasil analisis pada variabel pengetahuan, didapatkan nilai p=0.002. Nilai
tersebut mengindikasikan adanya hubungan yang signifikan antar pengetahuan KB
dengan keikutsertaan KB pada warga Muntilan.
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian oleh Sitopu pada tahun 2012 dimana
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitopu tersebut terdapat hubungan
antara pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi

dengan nilai p=0,001

(p<0,05). Selain itu, penelitian lain yang memperkuat hasil penelitian kami adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ali pada tahun 2013 dimana didapatkan hasil p=0,00
yang menyatakan adanya hubungan antara penggunaan alat kontrasepsi dengan
tingkat pengetahuan yang didapat oleh pasangan usia subur.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tidak hanya karena tingkat
pendidikan seseorang saja, melainkan akses informasi yang cukup, baik itu informasi
dari petugas kesehatan maupun media masa atau alat informasi lainnya, lingkungan
dan pengalaman juga ikut berperan besar. Berdasarkan teori WHO, pengalaman,
lingkungan

dan

sosial-budaya

mepengaruhi

pengetahuan

seseorang

karena

menimbulkan motivasi dan niat untuk melakukan sesuatu


Selain itu, tingkat pengetahuan juga tidak hanya bergantung dari pengetahuan
istri, pengetahuan suami terkait kontrasepsi juga memberikan andil besar karena
suami yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik cenderung akan memberikan
dukungan dan motivasi kepada istri untuk penggunaan alat kontrasepsi (Adhyani,
2011)

DAFTAR PUSTAKA
Adhyani Annisa, R. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi
Non IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun (Artikel Ilmiah). Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro : Semarang
Adisati, 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan MetodeKontrasepsi Pada
PUS di Wilayah Kerja Puskesmas: Available from :
http://lubmazresearch.wordpress.com/2011/05/03/faktor-faktor-yangberhubungandengan-pemilihan-metoda-kontrasepsi-pada-pus-di-wilayahkerjapuskesmas/
Anonim, 2014. Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
Anonym,

2015.

Susuk

KB

(Alat

Kontrasepsi

Bawah

Kulit).

http://www.bkkbn-

jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/susuk.htm(Diakses tanggal 14 Februari 2015)


Aryanti, H., 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Kontrasepsi Pada
Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Tesis.
Universitas Udayana : Denpasar.
Kementrian Kesehatan RI, 2013., Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana
Tahun 2014-2015. Jakarta.
Hubungan

Kontrasepsi

dengan

Agama.

Available

from

http://ikhwan554.blogspot.com/2009/12/kb-hubungannya-denganpandanganagama.html
Kementrian Kesehatan RI, 2014., Situasi dan Analisis Keluarga Berencana. Jakarta
Khan, et al. 2015. Quantitatively Evaluating The Effect of Social Barrier: A Case Control
Study of Family Members Opposition Womens Intention to Use Contraseption in
Pakistan. BioMed Central Emerging Themes in Epidemiology.12:2;1-5
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Pustaka Rihama :
Yogyakarta

Imbarwati, 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan Dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB Non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
Laksmi, I., 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang
Digunakan Pada Keluarga Miskin. Semarang : UNDIP
Musdalifah, Sarake, M., dan Rahma. 2013. Factor yang Berhubungan denganPemilihan
Kontrasepsi Hormonal Pasutri di Wilayah Kerja PuskesmasLampa Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang 2013. UniversitasHasanudin. Makasar
Mochtar, R., 2002. Sinopsis Obstetri. Penerbit EGC : Jakarta.
Radita, K., 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
Pasangan Usia Subur. Semarang : UNDIP
Rahma, A., 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Non
IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun. Artikel Ilmiah. Universitas
Diponegoro
RENSTRA BKKBN 2010-2014. http://www.bkkbn.go.id(Diakases tanggal 13 Februari 2015)
Shafrida et al, 2012. Hubungan Umur dan Paritas dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi pada
Akseptor Kelurga Berencana. Karya Tulis Ilmiah.

Sitopu, S.D., 2012. Hubungan Pengetahuan Akseptor Keluarga Berencana dengan


Penggunaan Alat Kontrasepsidi Puskesmas Helvetia Medan.Fakultas IlmuKeperawatan
Universitas Darma Agung Medan. Medan
Sulistio. E., Ispriyanti. D. 2010. Penerapan Regresi Logistik Multinomial Pada Pemilihan
Alat Kontrasepsi Wanita. Program Studi Statistika FMIPA UNDIP
Widyastuti, Yani., dkk., 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitra Maya : Yogyakarta.
Dapus

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 10 TAHUN 1992
TENTANG
PERKEMBANGAN

KEPENDUDUKAN

DAN

PEMBANGUNAN

KELUARGA

SEJAHTERA
Luna, K., et al., 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertakan Ber-KB Pasangan
Usia Subur Suami Istri Keluarga Ekonomi Rendah di Desa Rawamangun Kab. Luwu
Utara.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar
Pelayanan Keluarga Berencana. Pustaka Rihama : Yogyakarta
Anonym, 2014. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (Situasi dan Analisis
Keluarga

Berencana.

http://www.depkes.go.id/download.php?

file=download/pusdatin/infodatin(Diakses tanggal 29 Desember 2015)

Anda mungkin juga menyukai