PUSKESMAS MUNTILAN II
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIKUTSERTAAN KELUARGA
BERENCANA PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN MUNTILAN
Disusun oleh :
Huda Rahmana
(10711051)
Fani Carolina
(10711080)
(10711037)
(10711115)
Nuri Ulfa
(10711199)
(10711131)
Pembimbing :
dr. P. Luthfi Ghazali, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Kelurahan muntilan merupakan kelurahan yang berada di kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang. Kantor kelurahan Muntilan terletak kurang lebih 200 meter dari kantor kecamatan
Muntilan. Kelurahan muntilan terdiri dari 1735 kepala keluarga yang telah terdata dan terbagi
dalam 12 RW dan 48 RT. Penduduk di dominasi oleh perempuan dengan jumlah 2845 jiwa
dan penduduk laki-laki 2705 jiwa dan sebagian besar merupakan usia produktif. Kelurahan
Muntilan berada di cakupan Puskesmas Muntilan II yang berjarak kurang lebih 2 Kilometer.
Menurut pusat data dan informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2013 mengestimasi jumlah penduduk Indonesia berjumlah 248,4 juta jiwa dan menurut
World Population tahun 2013, Indonesia merupakan negara peringkat ke-5 di dunia dengan
jumlah penduduk terbanyak. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali tanpa diimbangi
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai dapat menimbulkan petaka. Oleh sebab
itu, pemerintah menetapkan kebijaksanaan upaya penyelenggaraan keluarga berencana untuk
mewujudkan keluarga sejahtera.
ideal anak, jarak kelahiran anak,usia ideal perkawinan, dan usia ideal untuk melahirkan.
Menurut UU No. 10 tahun 1992 dijelaskan bahwa keluarga Berencana adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
Program Keluarga Berencana (KB) mempunyai sasaran yang berupa sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung. Yang termasuk dalam sasaran langsung yaitu Pasangan Usia Subur
(PUS) yang bertujuan untuk menurunkan angka kelahiran dengan menggunakan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan pelaksanaan dan pengelola KB yang bertujuan menurunkan
angka kelahiran melalui kebijakan kependudukan terpadu sebagai bentuk mencapai keluarga
yang berkualitas, bahagia, dan sejahtera adalah termasuk dalam sasaran tidak langsung
(Handayani, 2010).
Menurut SDKI tahun 2012, Tren prevalensi penggunaan kontrasepsi atau Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) di Indonesia cenderung meningkat pada tahun 1991-2012. Sedangkan
Total Fertility Rate (TFR) atau tren angka fertilitas cenderung menurun. Hal tersebut
menggambarkan bahwa meningkatnya cakupan penggunaan KB seiring dengan menurunnya
angka fertilitas nasional. Akan tetapidi kelurahan Muntilan, penggunaan KB masih rendah.
Menurut data SPM dari Puskesmas Muntilan II ditetapkan target pelayanan KB adalah 70%,
sedangkan cakupan nya 53%. Sehingga dapat dikatakan cakupan pelayanan KB masih belum
memenuhi target.
Keikutsertaan pasangan usia subur dalam program KB dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu informasi dari tenaga kesehatan, pendidikan dan pengetahuan. Informasi yang diberikan
oleh tenaga kesehatan terkait dengan program KB disebut KIE KB, yaitu suatu kegiatan
terjadinya proses komunikasi dan penyebaran informasi yang dapat mempercepat terjadinya
suatu perubahan perilaku dari masyarakat. Hal tersebut dapat berupa kunjungan oleh petugas
KB atau penyuluhan. Sedangkan ibu yang memiliki pendidikan tinggi dapat membantu
menentukan pemilihan kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan kondisinya yaitu
dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Pendidikan juga memiliki
hubungan yang positif dengan penggunaan KB, yaitu semakin tinggi pendidikan seseorang,
maka semakin tinggi pula pengetahuannya khususnya untuk memilih kontrasepsi yang
efektif.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami akan melakukan penelitian terkait faktorfaktor yang mempengaruhi penggunaan KB pada wanita usia subur di kelurahan Muntilan.
Penelitian ini akan dilakukan langsung di kelurahan Muntilan sehingga secara langsung dapat
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan KB di kelurahan Muntilan.
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian analitik non-eksperimentaldengan metode pendekatan
cross-sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan
dalam
program
KB
pada
wanita
usia
subur
di
Kelurahan
Muntilan,
- Masihmemilikisuami
- Bersediamenjadisubjekpenelitian
Kriteria eksklusi : Responden yang tidak lengkap mengisi kuesioner
3.3.2 BesarSampel
MenurutSastroasmoro
(2011)
perhitunganbesarsampelpadapenelitianinimenggunakanperhitunganrumussebagaiberikut :
n=
Keterangan:
n= Jumlah sampel minimal
N= Jumlah populasi = 870
d= nilai presisi = 0,1
Z
n=
835,548
9,65
n=
87
Dengan demikian, besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak87 wanita usia
subur.
1) Karena jumlah penduduk setiap RW memiliki proporsi yang berbeda, maka
setelah mendapatkan jumlah sampel, kemudian dimasukaan kedalam rumus
proporsional sampling untuk menentukan jumlah sampel setiap RW.
a. RW 1
Jumlah PUS= 106
106
870
b. RW 2
Jumlah PUS=73
73
870 x 87= 7,3 x 1,5 11 PUS
c. RW 3
Jumlah PUS = 105
105
870 x 87= 10,5 x 1,5 16 PUS
d. RW 4
Jumlah KK= 141
141
870 x 87= 14 x 1,5 21 PUS
e. RW 5
Jumlah PUS= 78
78
870 x 87= 7,8 x 1,5 12 PUS
f. RW 6
Jumlah PUS= 85
85
870 x 87= 8,5 x 1,5 13 PUS
g. RW 7
Jumlah PUS= 37
37
870 x 87= 3,7 x 1,5 6 PUS
h. RW 8
Jumlah PUS = 47
47
870 x 87= 4,7 x 1,5 7 PUS
i. RW 9
Jumlah PUS= 48
48
870 x 87= 4,79 x 1,5 7 PUS
j.
RW 10
Jumlah PUS= 21
21
870 x 87= 2,09 x 1,5 3 PUS
k.
RW 11
Jumlah PUS= 29
29
870
l.
RW 12
Jumlah PUS= 100
100
870 x 87= 10 x 1,5 15 PUS
mengikuti
program
KeluargaBerencana.
Pendidikan ibu dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan terakhir yang telah
diselesaikan. Dalam penelitian ini pendidikan digolongkan menjadi SD, SMP,SMA, dan
Perguruan tinggi. Variabel pendidikan menggunakan skala nominal.
Persetujuan suami dalam penelitian ini adalah dukungan suami dalam memberikan
izin kepada istri dalam melaksanakan program KB. Variabel ini menggunakan skala nominal.
Agama adalah suatu kepercayaan yang dianut oleh Ibu. Dalam penelitian ini
digolongkan menjadi Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Aliran
Kepercayaan. Variabel ini menggunakan skala nominal.
Usia anak paling muda dalam penelitian ini digolongkan menjadi < 1 tahun, 1-5 tahun
dan > 5 tahun. Variabel ini berskala nominal.
Pengetahuan tentang KB adalah kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan dengan
benar yang diukur menggunakan kuesioner. Variabel ini dikategorikan menjadi pengetahuan
baik dan pengetahuan kurang. Variabel pengetahuan menggunakan skala nominal.
Akses informasi tentang KB adalah suatu cara untuk memperoleh informasi tentang
KB dari petugas kesehatan. Variabel ini dikategorikan menjadi akses cukup dan kurang.
Variabel akses informasi menggunakan skala nominal.
Keikutsertaan KB dalam penelitian ini adalah penggunaan alat kontrasepsi yang
dilihat dari buku pemantauan KB. Penggolongan keikutsertaan KB adalah menggunakan KB
dan tidak menggunakan KB. Variabel ini menggunakan skala nominal.
masalah,
penyusunan
usulan
penelitian,
menyusun
kerangka
teori,
BAB III
HASIL
ANALISIS UNIVARIAT
Karakteristik
Kelompok
Menggunakan KB Tidakmenggunaka
n(%)
n KB n(%)
0 (0%)
23 (26,4%)
20 (23,0%)
3 (3,4%)
16 (18,4%)
25 (28,7%)
9 (10,3%)
32 (36,8%)
2 (2,3%)
8 (9,2%)
27 (31,0%)
9 (10,3)
7 (8,0%)
2 (2,3%)
21 (24,1%)
13 (14,9%)
3 (3,4%)
3 (3,4%)
14 (16,1%)
24 (27,6%)
0 (0,0%)
4 (4,6%)
31 (35,6%)
8 (9,2%)
16 (18,4%)
19 (21,8%)
9 (10,3%)
0 (0,0%)
25 (28,7%)
18 (20,7%)
12 (13,8%)
32 (36,8%)
28 (32,2%)
10 (11,5%)
5 (5,7%)
0 (0%)
0 (0%)
31 (35,6%)
8 (9,2%)
5 (5,7%)
0 (0%)
0 (0%)
muda
< 1 tahun
1-5 tahun
> 5 tahun
Pengetahuantentang
3 (3,4%)
10 (11,5%)
30 (34,5%)
2 (2,3%)
15 (17,2%)
27 (31,0%)
KB
Cukup
Kurang
Aksesinformasitenta
35 (40,2%)
8 (9,2%)
21 (24,1%)
23 (26,4%)
32 (36,8%)
11 (12,6%)
43 (49,4%)
16 (18,4%)
28 (32,2%)
44 (50,6%)
Umur
15-19 tahun
20-30 tahun
31-49 tahun
Paritas
Primipara
Multipara
Grandemultipara
Pekerjaan
PNS/pensiunan
Petani
PegawaiSwasta
IbuRumahTangga
PendidikanIbu
SD
SMP
SMA
PerguruanTinggi
DukunganSuami
Didukung
Tidakdidukung
Agama
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
Budha
Usiaanak paling
ng KB
Cukup
Kurang
Total
a. Umur
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, tidak ada responden
yang berusia 15-19 tahun, 23 responden (26,4%) yang berusia 20-30 tahun, dan 20 responden
(23%) yang berusia 31-49 tahun.
b. Paritas
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 9 responden (10,3%)
merupakan primipara, 32 responden (36,8%) multipara, dan 2 responden (2,3%)
grandemultipara.
c. PekerjaanIbu
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 7 responden (8,0%)
bekerja sebagai PNS/pensiunan, 2 responden (2,3%) petani, 21 responden (24,1%) pegawai
swasta, dan 13 responden (14,9%) IRT.
d.PendidikanIbu
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, tidak ada responden
yang berpendidikan SD, 4 responden (4,6%%) berpendidikan SMP, 31 responden (35,6%)
berpendidikan SMA, dan 8 responden (9,2%) berpendidikan perguruan tinggi.
e. Dukungansuami
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 25 responden
(28,7%) mendapat dukungan oleh suami dan 18 responden (20,7%) tidak mendapat dukungan
dari suami.
f. Agama
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 28 responden
(32,2%) beragama Islam, 10 responden (11,5%) beragama Protestan, 5 responden (5,7%)
beragama Katolik, dan tidak ada respon yang beragama Hindu dan Budha.
g. Usia anak paling muda
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 3 responden (3,4%)
memiliki anak terakhir berusia < 1 tahun, 10 responden (11,5%) memiliki anak terakhir
berusia 1-5 tahun, 30 responden (34,5%) memiliki anak terakhir berusia > 5 tahun.
h.Pengetahuanmengenai KB
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 35 responden
(40,2%) mempunyai pengetahuan cukup, 8 responden (9,2%) berpengetahuan kurang.
i. Akses informasi tentang KB
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 43responden yang menggunakan KB, 32 responden
(36,8%) cukup mendapatkanakses informasi, 11 responden (12,6%) kurang mendapatkan
akses informasi.
ANALISIS BIVARIAT
Analisis bivariat adalah analisis untuk melihat hubungan variabel bebas dan variabel
terikat dengan menggunakkan uji statistik. Uji statistik yang kami digunakan adalah uji chi
Square dengan uji alternatif uji fisher. Hasil analisis chi square diperoleh nilai P (value) yang
menggambarkan ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel
terikat.
UMUR
Umur
15-19 tahun
20-30 tahun
31-49 tahun
Total
Kelompok
Menggunaka TidakMenggunak
n KB n(%)
0 (0%)
23 (26,4%)
20 (23,0%)
43 (49,4%)
Tabel2menunjukkanhasilbahwatidak
an KB n(%)
3 (3,4%)
16 (18,4%)
25 (28,7%)
44 (50,6%)
P
0.09
1
terdapathubungan
signifikanantaraumurdengankeikutsertaan KB (p = 0,091).
PARITAS
Paritas
Primipara
Multipara
Kelompok
Menggunaka TidakMenggunak
n KB n(%)
9 (10,3%)
32 (36,8%)
an KB n(%)
8 (9,2%)
27 (31,0%)
P
0.08
yang
Grandemultipa
ra
Total
2 (2,3%)
9 (10,3)
43 (49,4%)
44 (50,6%)
Tabel3menunjukkanhasilbahwatidak
terdapathubungan
yang
signifikanantaraparitasdengankeikutsertaan KB (p = 0,085).
PEKERJAAN
Kelompok
Menggunakan TidakMenggunakan
Pekerjaan
PNS/pensiunan
Petani
PegawaiSwasta
IbuRumahTangga
Total
KB n(%)
7 (8,0%)
2 (2,3%)
21 (24,1%)
13 (14,9%)
43 (49,4%)
Tabel4menunjukkanhasilbahwatidak
KB n(%)
3 (3,4%)
3 (3,4%)
14 (16,1%)
24 (27,6%)
44 (50,6%)
0.091
terdapathubungan
yang
signifikanantarapekerjaandengankeikutsertaan KB (p = 0,091).
DUKUNGAN SUAMI
Dukungan
Suami
Didukung
Kelompok
MenggunakanK TidakMenggunaka
B n(%)
25 (28,7%)
n KB n(%)
12 (13,8%)
Crud
95%
e OR
CI
3,704
1,508
9,096
Tidakdidukun
g
Total
18 (20,7%)
32 (36,8%)
43 (49,4%)
44 (50,6%)
Tabel5menunjukkanhasilbahwaterdapathubungan
suamidengankeikutsertaan KB (p = 0,007).
yang
0.00
7
signifikanantaradukungan
PENDIDIKAN IBU
Pendidikan Ibu
SD
SMP
SMA
PerguruanTing
gi
Total
Kelompok
Menggunaka TidakMenggunak
n KB n(%)
0 (0,0%)
4 (4,6%)
31 (35,6%)
8 (9,2%)
an KB n(%)
16 (18,4%)
19 (21,8%)
9 (10,3%)
0 (0,0%)
43 (49,4%)
44 (50,6%)
Tabel6menunjukkanhasilbahwaterdapathubungan
yang
P
0.00
0
signifikanantarapendidikan
ibudengankeikutsertaan KB (p = 0,000).
AGAMA
Agama
Islam
Protestan
Katolik
Hindu
Budha
Total
Kelompok
Menggunakan TidakMenggunakanKB
KB n(%)
28 (32,2%)
10 (11,5%)
5 (5,7%)
0 (0%)
0 (0%)
43 (49,4%)
Tabel7menunjukkanhasilbahwatidak
n(%)
31 (35,6%)
8 (9,2%)
5 (5,7%)
0 (0%)
0 (0%)
44 (50,6%)
0.834
terdapathubungan
signifikanantaraagamadengankeikutsertaan KB (p = 0,834).
Kelompok
Menggunaka TidakMenggunak
n KB n(%)
3 (3,4%)
an KB n(%)
2 (2,3%)
P
0.51
yang
1-5 tahun
> 5 tahun
Total
10 (11,5%)
30 (34,5%)
43 (49,4%)
15 (17,2%)
27 (31,0%)
44 (50,6%)
PENGETAHUAN TENTANG KB
Pengetahuan
tentang KB
Cukup
Kelompok
Menggunakan TidakMenggunakan
KB n(%)
35 (40,2%)
KB n(%)
21 (24,1%)
Crud
95%
e OR
CI
4,792
1,81712,634
0.002
Kurang
8 (9,2%)
23 (26,4%)
Total
43 (49,4%)
44 (50,6%)
Tabel9menunjukkanhasilbahwaterdapathubungan yang signifikanantarapengetahuan tentang
KBdengankeikutsertaan KB (p = 0,002).
AKSES INFORMASI
Akses
informasi
Cukup
Kelompok
Menggunakan TidakMenggunakan
KB n(%)
32 (36,8%)
KB n(%)
16 (18,4%)
Crud
95%
e OR
CI
5,091
2,02912,776
Kurang
Total
11 (12,6%)
43 (49,4%)
0.001
28 (32,2%)
44 (50,6%)
Tabel10menunjukkanhasilbahwaterdapathubungan
informasidengankeikutsertaan KB (p = 0,001).
yang
signifikanantaraakses
PEMBAHASAN
Rifai)
Hubungan antara paritas dan keikutsertaan KB
Dari
segi
paritas
Hasilmenunjukanbahwaterdapathubungan
dilakukan
uji
chi
square.
yang
untuk mengurus anak sehingga mereka lebih memilih untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Keikutsertaan KB
Hasil penelitian dengan menggunakan analisis uivariat dan bivariat didapatkan
nilai p sebesar 0,00 pada variabel pendidikan yang artinya adanya hubungan yang
signifikan antara pendidikan ibu dengan keikutsertaan KB. Pendidikan memegang
peranan penting dalam penggunaan alat kontrasepsi, dimana didapatkan bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang maka mereka lebih cenderung menggunakan
alat kontrasepsi efektif. Pendidikan dapat meningkatkan pegetahuan mengenai alat
kontrasepsi, lebih cermat dalam pemilihan alat kontrasepsi dan kemampuan untuk
mengetahui efek samping dari setiap jenis alat kontrasepsi. (Afif Rifai)
Hubungan antara Persetujuan Suami dengan Keikutsertaan KB
Hasil penelitian dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan anatara persetujuan suami dengan
keikutsetaan KB (p=0,000) didukung oleh hasil penelitian Heri (2014) menyatakan
adanya hubungan yang bermakna antara penggunaan alat kontrasepsi dengan
dukungan suami dengan nilai p=0,00. Musdalifah et al pada tahun 2013 menyatakan
bahwa peran penting suami dalam penggunaan alat kontrasepsi sangat berpengaruh
dengan nilai p=0,00, seorang istri yang mendapat dukungan penuh suaminya tidak
mengalami kendala dalam pemilihan jenis kontrasepsi yang akan digunakan,
sedangkan pada istri yang tidak mendapat dukungan dari suami cenderung lebih
pemilih dalam penggunaan alat kontrasepsi.
Didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Medias Imron pada
tahun 2009 dan Laksmi Indira pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa adanya
hubungna yang signifikan antara dukungan suami dengan penggunaan alat
kontrasepsi.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat untuk memilih
alat kontrasepsi, diantaranya faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor
pendorong yang mana suami merupakan faktor pendorong dalam pemilihan dan
pengunaan alat kontrasepsi tidak hanya sebagai pemimpin dalam rumah tangga tetapi
juga menunjukkan adanya peran serta suami untuk mennetukan jumlah anak yang
diinginkan. (Green)
Dari hasil uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran suami sangat
dibutuhkan untuk menentukan dan memotivasi penggunaan kontrasepsi dan pemilihan
jenis kontrasepsi
Hubungan antara Agama dengan Keikutsertaan KB
Pada variabel agama dengan analisuis yang sama didapatkan nilai p sebesar
0,078 yang artinya menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antaar
agama dengan keikutsertaan KB.
Sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Radita
Adisati pada tahun 2009 bahwa dari segi agama telah dilakukan penelitian yang
menyatakan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara pemilihan alat
kontrasepsi dengan agam. Islam menyarankan kita untuk mempunyai keturunan yang
banyak namun tidak melupakan pencapaian kualitas anak. Secara islam hukum KB
bisa jadi haram dan bisa jadi mubah, dikatakan haram jika memiliki tujuan
pembatasan kelahiran sedangkan di islam tidak ada istilah pembatasan kelahiran
namun dikatakan mubah jika dengan adanya kehamilan justru dapat memperburuk
kondisi ibu.
Penelitian lain disebutkan oleh Anisa Rahmadi (2011) dengan hasil p=0,266
(p>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara pengaruh agama
dengan penggunaan alat kontrasepsi
menunjukkan
terdapat
hubungan
antara
akses
informasi
dengan
keikutsertaan KB. Adanya akses informasi baik itu dari petugas kesehatan maupun
dari media seperti televisi, radio, koran dan sebagainya akan menambah pengetahuan
ibu tentang manfaat KB. Akses informasi sangat berperan dengan keikutsertaan KB
karena tingkat pendidikan ibu yang tinggi saja terkadang belum tentu mengerti
mengenai manfaat KB. Sehingga dengan adanya penyuluhan kesehatan atau adanya
iklan masyarakat akan meningkatkan kesadaran ibu untuk ber KB.
masing-masing masyarakat. Selain itu, jumlah sampel yang kami gunakan yang relatif
sedikit juga dapat mempengaruhi perbedaan hasil.
(p<0,05). Selain itu, penelitian lain yang memperkuat hasil penelitian kami adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ali pada tahun 2013 dimana didapatkan hasil p=0,00
yang menyatakan adanya hubungan antara penggunaan alat kontrasepsi dengan
tingkat pengetahuan yang didapat oleh pasangan usia subur.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tidak hanya karena tingkat
pendidikan seseorang saja, melainkan akses informasi yang cukup, baik itu informasi
dari petugas kesehatan maupun media masa atau alat informasi lainnya, lingkungan
dan pengalaman juga ikut berperan besar. Berdasarkan teori WHO, pengalaman,
lingkungan
dan
sosial-budaya
mepengaruhi
pengetahuan
seseorang
karena
DAFTAR PUSTAKA
Adhyani Annisa, R. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi
Non IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun (Artikel Ilmiah). Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro : Semarang
Adisati, 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan MetodeKontrasepsi Pada
PUS di Wilayah Kerja Puskesmas: Available from :
http://lubmazresearch.wordpress.com/2011/05/03/faktor-faktor-yangberhubungandengan-pemilihan-metoda-kontrasepsi-pada-pus-di-wilayahkerjapuskesmas/
Anonim, 2014. Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
Anonym,
2015.
Susuk
KB
(Alat
Kontrasepsi
Bawah
Kulit).
http://www.bkkbn-
Kontrasepsi
dengan
Agama.
Available
from
http://ikhwan554.blogspot.com/2009/12/kb-hubungannya-denganpandanganagama.html
Kementrian Kesehatan RI, 2014., Situasi dan Analisis Keluarga Berencana. Jakarta
Khan, et al. 2015. Quantitatively Evaluating The Effect of Social Barrier: A Case Control
Study of Family Members Opposition Womens Intention to Use Contraseption in
Pakistan. BioMed Central Emerging Themes in Epidemiology.12:2;1-5
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Pustaka Rihama :
Yogyakarta
Imbarwati, 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan Dengan Penggunaan KB IUD pada
Peserta KB Non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang
Laksmi, I., 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang
Digunakan Pada Keluarga Miskin. Semarang : UNDIP
Musdalifah, Sarake, M., dan Rahma. 2013. Factor yang Berhubungan denganPemilihan
Kontrasepsi Hormonal Pasutri di Wilayah Kerja PuskesmasLampa Kecamatan
Duampanua Kabupaten Pinrang 2013. UniversitasHasanudin. Makasar
Mochtar, R., 2002. Sinopsis Obstetri. Penerbit EGC : Jakarta.
Radita, K., 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
Pasangan Usia Subur. Semarang : UNDIP
Rahma, A., 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Non
IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia 20-39 Tahun. Artikel Ilmiah. Universitas
Diponegoro
RENSTRA BKKBN 2010-2014. http://www.bkkbn.go.id(Diakases tanggal 13 Februari 2015)
Shafrida et al, 2012. Hubungan Umur dan Paritas dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi pada
Akseptor Kelurga Berencana. Karya Tulis Ilmiah.
KEPENDUDUKAN
DAN
PEMBANGUNAN
KELUARGA
SEJAHTERA
Luna, K., et al., 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keikutsertakan Ber-KB Pasangan
Usia Subur Suami Istri Keluarga Ekonomi Rendah di Desa Rawamangun Kab. Luwu
Utara.
Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar
Pelayanan Keluarga Berencana. Pustaka Rihama : Yogyakarta
Anonym, 2014. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (Situasi dan Analisis
Keluarga
Berencana.
http://www.depkes.go.id/download.php?