luar gedung, kecuali komponen control, sitem proteksi dan system kendaki
serta komponen bantu lainnya ada di dalam gedung. Gardu induk semacam ini
biasa disebut dengan gardu induk konvensional. Sebagian besar gardu induk
di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
b. Gardu induk pasangan dalam :
Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear,
busbar, isolator, komponen control, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain)
dipasang dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang
di luar gedung. Gardu induk semacam ini biasa disebut gas insutaled
substation (GIS). GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang
pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang
sulit untuk mrndapatkan lahan.
c. Gardu induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam :
Adalah gardu induk yang komponennya switch gear-nya ditempatkan
di dalam gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar
gedung, misalnya ganty (tie line) dan saluran udara teganggan tinggi ( SUTT)
Transformator Daya
Pemisah
Pemutus Tenaga
Transformator Tegangan
Transformator Arus
Arrester
Panel kontrol.
Baterai
Busbar
Sistem pentanahan titik netral.
d)
mengurangi
pemutusan
pelayanan
tenaga
akibat
adanya
investasi yang besar, perlu ditinjau tingkatan pelayanan dari daerah asuhan itu,
karakteristik dari kebutuhan tenaga, dan seringnya dilakukan pemeriksaan
peralatan.
BAB III
PERALATAN GARDU INDUK
Pada bab ini akan di jelaskan peralatan/komponen-komponen gardu induk
seperti yang disebutkan pada subbab 1.2 diatas.
A. Transformator Daya.
Transformator daya atau tenaga merupakan peralatan listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi (500 KV) ke tegangan
menengah (20 KV) atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan).
B. Pemisah (PMS)
Pemisah (PMS) adalah alat yang dipergunakan untuk menyatakan secara
visual bahwa suatu peralatan listrik sudah bebas dari tegangan kerja. Oleh karena
itu pemisah tidak boleh dihubungkan atau dikeluarkan dari rangkaian listrik dalam
keadaan berbeban. Adapun fungsi pemisah adalah menghubungkan atau
memutuskan rangkaian dalam keadaan tidak berbeban.Cara pemasangan PMS
dibedakan ataspasangan dalam dan pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS
adalah secara manual, motor, pneumatic atau angin dan hidrolis. Sesuai dengan
fungsi dan kegunaannya maka pemisah dapat dibagi menjadi :
Pemisah peralatan : Sebagai pengamanan peralatan atau instalasi yang
bertegangan saat dihubungkan dan melepaskan pemutus arus dalam
keadaan tanpa beban.
tenaga
(PMT)
adalah
peralatan
atau
saklar
untuk
D. Trafo Tegangan
Trafo tegangan disebut juga potensial transformator adalah trafo yang
berfungsi menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan menengah dan tegangan
rendah, untuk sumber tegangan alat-alat ukur dan alat-alat proteksi. Fungsi trafo
tegangan (potensial transformer) :
a) Memperkecil besaran tegangan pada system tenaga listrik menjadi
besaran tegangan untuk system pengukuran atau proteksi.
tegangan
sekunder
potensial
transformer
antara
lain :
Matering atau pengukuran
a. KV meter, MW meter, MVar meter, KWH meter.
2. Proteksi atau pengaman
a. Relai jarak (distance relay).
b. Relai sinkron (synchron relay).
c. Relai berarah (directional relay).
d. Relai frekuensi (frequency relay).
e. Relai tegangan (voltage relay).
Prinsip kerja trafo tegangan
Hampir sama dengan trafo-trafo pada umumnya arus bolak-balik yang
mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi
magnit dan apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka kedua
ujung tersebut akan tejadi beda tegangan yang membedakan hanya dalam trafo
tegangan arus dan daya nya kecil. Klasifikasi transformator tegangan dibedakan
menurut tipe kontruksinya yaitu :
a) Trafo
tegangan
induktif
(inductive
voltage
transformer
atau
Trafo arus atau disebut juga current transformer (CT) berfungsi untuk
menurunkan arus besar pada tegangan tinggi menjadi arus kecil pada tegangan
rendah untuk keperluan pengukuran dan pengaman. Menurut tipe kontruksinya :
1. Tipe Cincin (ring/window tipe)
2. Tipe Tangki Minyak
3. Tipe cor-coran Cast Resin (mounded cast resin tipe)
F. Arrester
Berfungsi sebagai alat untuk melindungi isolasi atau mengamankan
instalasi (peralatan listrik pada instalasi) dari gangguan tegangan lebih yang
diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi dari suatu
penyambungan atau pemutusan rangkaian, alat ini bersifat sebagai by-pass
disekitar isolasi yang membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat sistem
pentanahan sehingga akan menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan
tidakmerusak isolasi peralatan listrik. By- pass ini harus sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu aliran daya ke konsumen. Jadi pada keadaan normal arrester
berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan surya maka alat ini bersifat
konduktor yang tahanannya lebih rendah, sehingga dapat menyalurkan arus yang
tinggi ketanah. Setelah surya hilang, arrester harus dapat dengan cepat kembali
menjadi isolasi. Sesuai dengan fungsinya, maka arrester dipasang pada setiap
ujung saluran udara tegangan tinggi yang memasuki gardu induk. Bentuk umum
arrester yang digunakan pada Gardu Induk.
G. Panel Kontrol.
Jenis-jenis panel kontrol yang ada dalam suatu gardu induk terdiri dari
panel kontrol utama, panel relay.
a. Panel kontrol utama.
Yang terdiri dari panel instrumen dan panel operasi. Pada panel instrument
terpasang alat-alat ukur dan indikator gangguan, dari panel ini alat-alat tersebut
dapat diawasi dalam keadaan sedang beroperasi. Indikator-indikator yang ada
pada rel kontrol antara lain :
1. 400 V AC fault
2. 24 V DC charger
3. 110 V DC charger
4. Low pressure
5. Distance protective trip
6. Isolating switch on load control
7. Auto recloser
8. PLC equipment fault
9. Breaker failure protection trip
10. Motor over run
11. 150 KV apparatus motor fault
12. Busbar protection fault
13. Busbar VT secondary MCB fault
14. Busbar breaker failure protection trip
Pada panel operasi terpasang saklar operasi pemutus tenaga, pemisah serta
lampu indikator posisi saklar dan diagram rail. Diagram ril (mimic bus), saklar
dan lampu indikator diatur letak dan hubungannya sesuai dengan rangkaian yang
sesungguhnya sehingga keadaan dapat dilihat dengan mudah.
b. Panel relay
Pada panel ini terdapat relay pengaman untuk trafo dan sebagainya. Relay
pengaman differensual trafo dan sebagainya. Bekerjanya relay dapat diketahui
dari penunjukkan pada relay itu sendiri dan pada indikator gangguan dipanel
kontrol utama. Pada gardu induk ada yang memanfaatkan sisi depan dari panel
dipakai sebagai panel utama dengan instrument dan saklar, kemudian sisi
belakangnya dipakai sebagai panel relay. Pada gardu induk yang rangkaiannya
rumit, maka panel relay terpasang pada panel tersendiri.
H. Baterai
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai
keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber tenaga
kontrol dan proteksi pada gardu induk. Peranan dari batery sangat penting karena
pada saat gangguan terjadi, batery sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan
alat-alat kontrol dan proteksi. Bentuk fisik baterai yang digunakan pada gardu
induk. Menurut bahan elektrolit yang digunakan maka baterai dapat dibedakan
atas dua, yaitu :
1. Baterai timah hitam (lead acid storage batery)
Bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang. Baterai timah hitam ada
dua macam yaitu: Lead-antimony & Lead-calcium.
2. Baterai alkali (alkali stroge batery)
Bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (patassium hydroxide). Batery
alkali ada dua macam yaitu : Nickel-iron-alkaline storage batery (NI-Fe batery) &
Nickel-cadmium battery (Ni-Cd battery).
I. Busbar
Busbar atau rel berfungsi sebagai titik pertemuan atau hubungan trafotrafo tenaga saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan peralatan listrik lainnya
untuk menerima dan menyalurkan tenaga dan daya listrik. Bahan dari rel terbuat
dari bahan tembaga (bar copper atau hollow conductor). Pada dasarnya sistem
rel/busbar dapat dibagi, yaitu (petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan peralatan
instalasi gardu induk PT. PLN. 1995) :
1. Rel tunggal
Rel tunggal adalah sistem rel yang paling sederhana, karena hanya
memerlukan sedikit peralatan dan ruang, maka dari segi ekonomis sistem ini
sangat menuntungkan. Sistem ini dapat dipakai pada gardu induk berskala kecil
yang hanya mempunyai sedikit saluran keluar. Namun jika terjadi gangguan
sehingga pelayanan aliran listrik akan terputus sama sekali.
2. Rel ganda
Rel ganda adalah tipe gardu induk dengan dua rel pengumpul daya.
Biasanya daya yang terkumpul dan daya yang disalurkan lebih besar dari pada
sistem rel tunggal. Apabila terjadi gangguan pada salah satu rel, kita dapat
memindahkan beban ke rel lain yang tidak terganggu.
3. Rel gelang (ring)
Ring gelang memerlukan ruang kecil dan baik untuk pemutusan bagian
dari pelayanan dan pemeriksa pemutus beban. Sistem ini jarang dipakai karena
mempunyai kerugian disisi operasi dan sistem ini tidak begitu leluasa seperti rel
ganda.
BAB IV
ISOLASI DALAM GARDU INDUK
4.1 Isolasi dalam Gardu Induk
Sambaran petir pada jaringan distribusi, baik sambaran langsung maupun
sambaran tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan distribusi,
khususnya peralatan gardu. Pada dasarnya sambaran petir menyebabkan kenaikan
tegangan pada jaringan sehingga timbul tegangan lebih berbentuk gelombang
impuls yang merambat ke ujung-ujung jaringan, tegangan lebih akibat sambaran
petir ini atau sering disebut surja petir dapat merusak isolasi pada peralatan gardu.
Maka dari itu untuk mengetahui karakteristik petir akan dibahas mekanisme dari
petir itu sendiri dan bagaimana cara pengamanannya, serta yang mempengaruhi
dari besarnya kemungkinan sambaran petir terjadi seperti jenis tiang yang
digunakan, hari guruh, dan tinggi penghantar dari permukaan tanah. Selain itu
juga akan dibahas alat pelindung sistem tenaga listrik yang saat ini banyak
digunakan seperti sela batang, kawat tanah dan arrester, serta mengetahui jenisjenis arrester, karakteristik dari arrester, penempatan arrester, dan spesifikasi dari
arrester yang biasa digunakan pada sistem jaringan distribusi
Koordinasi Isolasi untuk tegangan Lebih yang Lain dari Sambungan Petir
Dalam peninjauan koordinasi isolasi, yang ditinjau tidak hannya puncak dari
tegangan implus, melainkan seluruh tegangan sebagai fungsi dari waktu, meliputi
tegangan implus, surja hubung dan tegangan dengan frekuensi rendah.
Untuk tegangan system kurang dari 275 kV, tingkat isolasi dari peralatan G.I pada
umumnya ditentukan oleh tegangan lebih sambaran petir. Surja hubung dan
tegangan abnormal frekuwensi rendah (untuk system dari 33 kV) hamper selalu
kurang berbahaya dibandingkan dengan sambaran petir. Tetapi bila saluran
tarnsmisinya berada dalam tanah yang tidak mungkin disambar petir maka
tegangan lebih dan surja hubung lebih diperhitungakan dan dapat mengurangi
isolasi pada G.I tersebut.
Pada system tegangan 500 kV bahaya surja hubung menjadi lebih besar
lagi dibandingkan penurunan BIL. Khususnya dalam perencanaan isolator dan
jarak-jarak isolasi surja hubung kadang-kadang memberikan persyaratan yang
lebih tinggi dari pada surja petir. Jadi perlindungan terhadap surja hubung oleh
arrester dan usaha penekanan tegangan surja hubung ini menjadi sangat penting.
Arrester bisa dipasang pada bangunan gedung atau di dekat alat yang perlu
dilindungi misalnya pada komputer. Alat yang dilindungi perlu tidak saja
dilindungi terhadap sambaran petir secara langsung, tetapi juga terhadap sambaran
tidak langsung yang menimbulkan induksi.
Dew Point menunjukan titik di mana gas berubah menjadi air.hal ini
terkait dengan tingkat kelembaban gas Sf6,yaitu berapa banyak partikel air yang
terkandung dalam isolasi gas Sf6.Nilai titik embun ini sangat di pengaruhi oleh
kondisi lingkungan terutama suhu.semakin tinggi suhu maka semakin tinggi
kandungan uap air yang berada di dalamnya (CIGRE 15/23-1 Diagnostic Methods
For GIS Insulating System,1992).
(c) Decomposition Product ( Produk hasil dekomposisi )
Decomposition Product terjadi karena ketidak sempurnaan pembentukan
kembali gas Sf6.hal ini dapat terjadi karena adanya pemanasan yang
berlebih,percikan listrik serta busur api daya. ( IEE STD C37.122.1-1993 IEEE
guide for gas insulated substation ).Jika Decomposition Product ini terjadi dalam
jumlah
yang
besar
,maka
kekuatan
Dielektrik
dari
isolasi
gas
Sf6
Decomposition
Product untuk gas
Sf6
Udara
Moisture
Hidroflouric Acid
Sulfur Dioxide
N2 , O2
H2O
HF
SO4
ada arc
Terbentuk
jika
SF 4
SF2
SOF2
air
Mudah bereaksi
Mudah bereaksi
Jika arcing dan air
(e)
Partikel bebas
Partikel bebas yang menempel pada permukaan
Tonjolan atau ketidakrataan permukaan ( protrusion )
Elektroda yang mengambang (floating electrode )
Gelembung udara ( void )
Suhu
Suhu memiliki kaitan yang erat dengan dew point. untuk lingkungan
dengan suhu yang tinggi maka kandungan uap air yang adapun akan
menjadi tinggi.hal ini akan membuat kemungkinan untuk terjadinya intrusi uap air
ke dalam gas Sf6 menjadi lebih tinggi.
(f) Korona
Korona merupakan partial discharge yang bercahaya di sebabkan ionisasi
udara. bertambahnya ionisasi yang timbul hanya jika elektron bergerak cukup
kuat misalnya jika medan listrik melebihi nilai kritisnya.
Faktor faktor yang mempengaruhi pelepasan korona yaitu tekanan
udara,kelembaban,dan suhu .dengan berkurangnya tekanan udara maka akan
mengurangi nilai kritis sehingga mengakibatkan korona bertambah.Dengan
bertambahnya
kelembaban
akan
membantu
terjadinya
pelepasan
BAB V
seperti switching
circuit
breaker,
pengiriman
sinyal
balik
untuk
kondisi
tidak
valid
yaitu
kondisi
Saat
RTU
melakukan
yang
operasi
tidak
kendali
diketahui
seperti
membuka circuit breaker, perubahan dari lampu merah menjadi hijau pada pusat
kendali menunjukkan bahwa operasi berjalan dengan sukses.
Operasi pengawasan disini memakai metode pemindaian (scanning) secara
berurutan dari RTU-RTU yang terdapat pada Gardu Induk-Gardu Induk. Sistem
ini mampu mengontrol beberapa RTU dengan banyak peralatan pada tiap RTU
hanya dengan satu Master Station. Lebih lanjut, sistem ini juga mampu mengirim
dari jarak jauh data-data hasil pengukuran oleh RTU ke Master Station, seperti
data analog frekuensi, tegangan, daya dan besaran-besaran lain yang dibutuhkan
untuk keseluruhan / kekomplitan operasi pengawasan .
Keuntungan sistem SCADA lainnya ialah kemampuan dalam membatasi
jumlah data yang ditransfer antarMaster Station dan RTU. Hal ini dilakukan
melalui prosedur yang dikenal sebagai exception reporting dimana hanya data
tertentu yang dikirim pada saat data tersebut mengalami perubahan yang melebihi
batas setting, misalnya nilai frekuensi hanya dapat dianggap berubah apabila
terjadi perubahan sebesar 0,05 Herzt. Jadi apabila terjadi perubahan yang nilainya
sangat kecil maka akan dianggap tidak terjadi perubahan frekuensi. Hal ini adalah
untuk mengantisipasi sifat histerisis sistem sehingga nilai frekuensi yang
sebenarnya dapat dibaca dengan jelas. Master Station secara berurutan memindai
(scanning) RTU-RTU dengan mengirimkan pesan pendek pada tiap RTU untuk
mengetahui jika RTU mempunyai informasi yang perlu dilaporkan. Jika RTU
mempunyai sesuatu yang perlu dilaporkan, RTU akan mengirim pesan balik
pada Master Station, dan data akan diterima dan dimasukkan ke dalam memori
komputer. Jika diperlukan, pesan akan dicetak pada mesin printer di Master
Station dan ditampilkan pada layar monitor.
Siklus pindai membutuhkan waktu relatif pendek, sekitar 7 detik
(maksimal 10 detik). Siklus pindai yaitu pemindaian seluruh remote terminal
dalam sistem. Ketika Master Station memberikan perintah kepada sebuah RTU,
maka semua RTU akan menerima perintah itu, akan tetapi hanya RTU yang
alamatnya sesuai dengan perintah itulah yang akan menjalankannya. Sistem ini
operasi. Jika terjadi gangguan pada RTU, pesan akan dikirim dari RTU yang
mengalami gangguan tadi ke Master Station, dan pemindaian yang normal akan
mengalami penundaan yang cukup lama karena Master Station mendahulukan
pesan gangguan dan menyalakan alarm agar operator dapat mengambil tindakan
yang diperlukan secepatnya. Pada saat yang lain, pada kebanyakan kasus, status
semua peralatan pada RTU dapat dimonitor setiap 2 detik, memberikan informasi
kondisi sistem yang sedang terjadi pada operator di Pusat Kendali (RCC).
Hampir semua sistem kendali pengawasan modern berbasis pada
komputer, yang memungkinkan Master Station terdiri dari komputer digital
dengan peralatan masukan keluaran yang dibutuhkan untuk mengirimkan pesanpesan kendali ke RTU serta menerima informasi balik. Informasi yang diterima
akan
ditampilkan
pada
layar
VDU
dan/atau
dicetak
pada
printer
sebagai permanent records. VDU juga dapat menampilkan informasi grafis seperti
diagram satu garis. Pada RCC (pusat kendali), seluruh status sistem juga
ditampilkan pada Diagram Dinding (mimic board), yang memuat data mengenai
aliran daya pada kondisi saat itu dari RTU.
5.1 Kontrol Pengawasan
A. Pengawasan dan Pencatatan
Tujuan dari pengawasan di dalam G.I. adalah untuk mendapatkan
gambaran keadaan operasi sistem tenaga listrik dan kondisi peralatan agar
supaya fluktuasi abnormal
Oleh
diawasi tegangan,
karena
itu
perlu
arus,
dapat diketahui.
daya, terbuka
atau
tertutupnya pemutus beban dan pemisah, keadaan operasi dan gangguan pada
pengatur tegangan dan peralatan lainnya dalam gardu. Keterangan-keterangan
yang penting ini dikumpulkan
pemeliharaan
dan
operasi
untuk
keadaan
perancangan
sistem. Data
ini dicatat
perancangan
dengan instrumen
pencatat otomatis.
Untuk keperluan di atas, digunakan
pengawasan
(indication)
pada
kebutuhan
instrumen
ada
tenaga dan
dua macam:
gangguan. Penunjukan
yang pertama
adalah
(lamp
indicators)
biasanya
dilaksanakan
sedang untuk
dengan
penunjuk
lampu
gangguan
B. Kontrol
Bekerjanya pemutus beban dan pemisah dalam operasi normal,
bekerjanya
bermacam-macam
ekonomis
dari
berdasarkan
pertimbangannya
Pengontrolan
pada
transformator, semuanya
dan jadwal
tegangan
dan
dikontrol
operasi
oleh
yang ditentukan
yang
operator
lebih dulu.
sisi transmisinya
rendahnya,
pengatur
selalu memberi
tegangan
pada
sisi tegangan
sisi tegangan
secara
otomatis
udara
(ada sinkronisasi
untuk
saluran
Kepala
G.I.
(resident
engineer),
dan operasi,
dan alarm ke
menyederhanakan sistem
pengawasan dari jauh (remote) pengawasan atas beberapa G.I. dilakukan oleh
gardu kontrol pengawasan yang terpusat.
banyak macamnya.
stasiun
ini diperlukan
banyak
rangkaian isyarat,
keuntungannya bila jumlah pokok yang harus diawasi sedikit atau bila lebih
murah harganya dibanding
cepat. Sistim
kombinasi
saluran-saluran
saluran
yang mungkin
saluran
3n 2n+1 + 1
( 12 )(3 n2
n+1
+1)
3n 2n+1 + 1
dilakukan
terhadap
sistem sangat
besar (tidak seperti pada pengamanan terhadap alat atau saluran). Oleh karena
itu harus diusahakan dengan sungguh-sungguh
Untuk
ini
mendeteksi
sebaiknya
lain, dan
menaikkan
oleh komponen
arus
seperti
dalam
arus
rangkaian
differensial dari
hanya
harus
dibuat
sedemikian
sehingga perubahan
fasa
itu
dengan
memberi karakteristik
penghambat
yang sebanding dengan arusnya, sehingga makin besar arus, makin besar
pula arus differensial yang diperlukan untuk mengerjakan rele.
Salah satu kekhususan dari rele differensial untuk transformator adalah
kemungkinan untuk dapat mencegah salah-kerja akibat arus serbu
(in rush)
pada eksitasi. Sering arus ini melebihi arus kerja dari rele differensial pada
awal eksitasinya; dan arus serbu (in rush) ini hanya mengalir pada salah
satu sisi transformator saja, seperti halnya arus gangguan. Oleh karena itu
untuk memungkinkan pemakaian rele jenis ini dipakai cara-cara berikut:
Cara penurunan
memakai rele tegangan dengan penundaan waktu (time delay), salahkerja dapat dicegah dengan menurunkan kepekaan sampai arus awal
eksitasi itu hilang dengan menyimpangi kumparan operasi dari rele
differensial. Kelemahan dari cara ini adalah bahwa pengamanan pada
saat awal eksitasinya sukar. Keuntungannya adalah bahwa dengan
dengan
memisahkannya
dari gelombang
dasar
oleh
Kepekaan
Cara penahanan
Harmonis
positif atau
dalam daerah
utamanya.
Kelemahan
pengamanan
cara
rele
differensial
biasanya
transformator
pengatur
tegangan
pengatur
balance relay).
F. Pengamanan Pengubah Fasa
Untuk pengamanan kondensator statis dapat digunakan:
pelepasan
dipasang
lilitan
yang mendadak
di dalam
mendeteksi
tangki
perubahan
kondensator.
Untuk
adalah
ada yang Y .
pengetanahan netral tidak efektif dipakai rele arus lebih untuk gangguan
hubung-singkat,
Untuk pengamanan
1-fasa ke tanah.
kerja penundaan
waktu. Juga banyak dipakai rele beban-lebih termis dan rele tegangan takseimbang.
Keadaan
abnormal
atau gagal-kerjanya
rele yang
abnormal itu
dapat dideteksi dengan melihat perbedaan antara tegangan sekunder dari dua
transformator tegangan yang dihubungkan
sama,
dengan
potential
device) jika
Pemutus tenaga
Pemutus
tenaga
(PMT)
adalah
suatu
alat
otomatis
yang
bagian ini besaran yang masuk akan dirasakan keadaannya, apakah keadaan yang
diproteksi itu mendapatkan gangguan atau dalam keadaan normal, untuk
selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen pembanding.
Elemen pembanding.
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran itu
diterima oleh elemen oleh elemen pengindera untuk membandingkan besaran
listrik pada saat keadaan normal dengan besaran arus kerja relay.
Elemen pengukur/penentu.
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada besaran
ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau
memberikan sinyal.
Maksud
dan
tujuan
pemasangan
relay
proteksi
adalah
untuk
2.
3.
beroperasi.
4) Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
5) Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik kepada
konsumen. Serta mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan
oleh listrik
5.3.4.1 Jenis Proteksi Trafo tenaga
listrik.
Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh
BAB VI
KONSTRUKSI GARDU INDUK
6.1 Perancangan
Gardu induk merupakan kunci dari sistim tenaga listrik dan karena itu
tidak dapat dirancang (planned) terpisah dari bagian sistim yang lain.
Pertama-tama, berdasarkan taksiran kebutuhan tenaga listrik, dirancangkan
sistim tenaga listrik secara menyeluruh, termasuk unsur-unsur pembangkitan,
transmisi, transformasi dan distribusi, dan bersamaan dengan itu dirancang
pula gardu induk yang merupakan titik-titik simpul dalam jaring-jaring
sistim.
6.2 Syarat-Syarat Perencanaan
Bagian-bagian konstruksi dipilih berdasarkan perhitungan tegangan
untuk beban-beban. Jika tegangan kabel (cable tension) terlalu kuat, berat
bangunan baja akan bertambah, sehingga jika ia terlalu lemah, maka ayunan
oleh angin atau gaya elektromagnetis pada saat terjadi hubung-singkat akan
terasa lebih besar dan bangunan baja menjadi lebih tinggi. Hal-hal ini harus
dipertimbangkan
harus dihitung
pula. Yang
diperhatikan
pula
dan
adalah
keadaan dimana satu saluran putus, sebab tiga saluran pada ril G.I. putus
sekaligus jarang
Alat pencuci
bertegangan ada jenis yang tetap (fixed) ada yang dapat dipindah-pindah,
Pencucian harus dilakukan setelah diyakini bahwa keadaan kontaminasi
isolator melebihi harga batas tertentu. Air pencuci perlu bertahanan jenis
tinggi (lebih dari 5 kilo-Ohm-cm).
6.4.2 Penerangan
Penerangan
dispesifikasikan
di dalam
di sekitarnya. Khususnya
untuk penyimpanan
minyak isolasi
pemerintah
Ventilator
Pada umumnya ventilasi diperlukan
perhatian sepenuhnya.
mempertahankan
mengontrol
Maksud
ventilasi adalah
suhu ruangan
untuk
untuk
kamar rele, serta untuk membuang ke luar gas beracun, seperti, di kamar
batere. Voluma
udara
dapat
dihitung
dari
persamaan :
Q = 0,2:4W(l + rxt)/Cpy(At)
di mana:
Q = voluma udara yang diperlukan (m3/detik)
C = kapasitas
panas
spesifik pada
tekanan
konstan
(0,24 kcal/kg.
derajat)
W = daya hilang total (kW)
')' = kepadatan udara (1,293 kg/m3
pada 0C)
t1
air,
dan membuat
minyak
isolasi,
seperti trafo, harus disediakan ruang yang cukup untuk batu kerikil supaya
alat
tersebut.
BAB VII
PENGOPERASIAN & PEMELIHARAAN GARDU INDUK
7.1 Pengoperasian dan pemeliharaan gardu induk.
Dalam pengoperasian Gardu Induk ini melibatkan banyak pihak, karena
sistem terintegrasi menjadi satu dengan sub sistem dan sistem yang lain. Sejalan
dengan kemajuan teknologi, maka peralatan dalam gardu induk mengalami
modernisasi dan otomatisasi, dalam rangka meningkatkan ke andalannya dalam
menyediakan tenaga listrik. Untuk itu diperlukan teknik-teknik khusus bertingkat
tinggi. Oleh karena jenis pekerjaannya yang makin luas, dewasa ini tanggung
jawab operasi dan pemeliharaan dipisahkan untuk memungkinkan peningkatan
system dan tekniknya.
Operasi gardu induk menyangkut supervise, pencatatan, control dan
penyetelan kondisi operasi dari semua peralatan; demikian pula patroli harian,
perbaikan kecil dan tindakan-tindakan darurat waktu ada gangguan. Tujuan akhir
dari tugas-tugas ini adalah untuk mempertahankan pelayanan dengan cara
mencegah interupsi penyediaan tenaga listrik dan mempertahankan tegangan
sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Interupsi dicwgah dengan cara
menghindarkan terjadinya gangguan. Bila gangguan tetap terjadi, maka gangguan
itu harus dihilangkan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Untuk memungkinkan tercapainya tujuan operasi perlu disusun pedoman
operasi (operating manual) yang harus ditaati opeh setiap pekerja (operator)
gardu. Pedoman ini berisi pokok-pokok berikut:
pada
gardu
induk
erat
sekali
hubungannya
dengan
Sebelum
pekerjaan
(perbaikan)
dimulai,
prosedur
Disusun oleh :
NAMA
: David jujur
NIM
: 03111004049
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014