Anda di halaman 1dari 9

Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai jaringan, baik itu jaringan pengikat,

tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Fungsi utama sistem
ini adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh karena itu, jika terdapat
kelainan pada sistem ini maka kedua fungsi tersebut juga akan terganggu. Infeksi
muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur dari
sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan
membahayakan jiwa. Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Osteomielitis akut
terutama ditemukan pada anak-anak. Tulang yang sering terkena ialah femur bagian distal, tibia
bagian proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal, serta vertebra.(10)
Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan struktur-struktur
disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik.(3) Staphylococcus adalah organisme
yang bertanggung jawab untuk 90% kasus osteomyelitis akut. Organisme lainnya termasuk
Haemophilus influenzae dan salmonella.(14) Pada masa anak-anak penyebab osteomyelitis yang
sering terjadi ialah Streptococcus, sedangkan pada orang dewasa ialah Staphylococcus.(17)
Diagnosis infeksi tulang dan sendi biasanya dapat dibuat dari tanda-tanda yang tampak pada
pemeriksaan fisik. Pada lokasi perifer seperti efusi sendi dan dan nyeri pada metafisis yang
terlokalisir, dengan atau tanpa pembengkakan, membuat diagnosis relatif mudah. Namun pada
panggul, pinggul, tulang belakang, tulang belikat dan bahu, penegakan diagnosis terjadinya
infeksi sulit untuk ditentukan. Sehingga, pemeriksaan penunjang, dalam hal ini, pencitraan dapat
memudahkan dan menegakkan diagnosis dari osteomielitis. Pemeriksaan pencitraan radiaografi
yang dapat dilakukan ialah foto polos, Computed Tomography (CT) scan, Magnetic Resonance
Imaging (MRI) dan radionuklir. Pemeriksaan tersebut dapat memudahkan dokter dalam
menegakkan diagnosis osteomielitis. (6) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi
Osteomielitis (osteo-berasal dari kata Yunani yaitu osteon, berarti tulang, myelo artinya sumsum,
dan-itis berarti peradangan) secara sederhana berarti infeksi tulang atau sumsum tulang.(13)
Berdasarkan kamus kedokteran Dorland, osteomielitis ialah radang tulang yang disebabkan oleh
organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat
tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sum-sum, korteks, dan
periosteum.(11) 2.2 Patogenesis Infeksi dapat terjadi secara : 1. Hematogen, dari fokus yang jauh
seperti kulit, tenggorok. 2. Kontaminasi dari luar yaitu fraktur terbuka dan tindakan operasi pada
tulang 3. Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya. (10) Mikroorganisme memasuki

tulang bisa dengan cara penyebarluasan secara hematogen, bisa secara penyebaran dari fokus
yang berdekatan dengan infeksi, atau karena luka penetrasi. Trauma, iskemia, dan benda asing
meningkatkan kerentanan tulang akan terjadinya invasi mikroba pada lokasi yang terbuka
(terekspos) yang dapat mengikat bakteri dan menghambat pertahanan host. Fagosit mencoba
untuk menangani infeksi dan, dalam prosesnya, enzim dilepaskan sehingga melisiskan tulang.
Bakteri melarikan diri dari pertahanan host dengan menempel kuat pada tulang yang rusak,
dengan memasuki dan bertahan dalam osteoblast, dan dengan melapisi tubuh dan lapisan yang
mendasari tubuh mereka sendiri dengan pelindung biofilm yang kaya polisakarida. Nanah
menyebar ke dalam saluran pembuluh darah, meningkatkan tekanan intraosseous dan
mempengaruhi aliran darah. Disebabkan infeksi yang tidak diobati sehingga menjadi kronis,
nekrosis iskemik tulang menghasilkan pemisahan fragmen devaskularisasi yang besar
(sequester). Ketika nanah menembus korteks, subperiosteal atau membentuk abses pada jaringan
lunak, dan peningkatan periosteum akan menumpuk tulang baru (involucrum) sekitar sequester.
(3) Mikroorganisme, infiltrasi neutrofil, dan kongesti atau tersumbatnya pembuluh darah
merupakan temuan histologis utama osteomielitis akut. Fitur yang membedakan dari
osteomielitis kronis, yaitu tulang yang nekrosis, dicirikan oleh tidak adanya osteosit yang hidup.
Terdapat sel mononuklear yang dominan pada infeksi kronis, dan granulasi dan jaringan fibrosa
menggantikan tulang yang telah diserap kembali oleh osteoklas. Pada tahap kronis, organisme
mungkin terlalu sedikit untuk dilihat pada pewarnaan. (3) 2.2.1 Infeksi Secara Hematogen
Jumlah infeksi secara hematogen terjadi ~ 20% dari kasus osteomielitis dan terutama menyerang
anak-anak, pada tulang panjang yang terinfeksi, dan orang dewasa yang lebih tua dan pengguna
narkoba secara intavena, dan pada tulang belakang yang merupakan tempat yang paling umum
terjadinya infeksi.(3) Infeksi sering hanya melibatkan satu tulang, paling sering tibia, femur, atau
humerus pada anak-anak dan pada badan vertebra pada pengguna narkoba suntik dan orang
dewasa yang lebih tua. Bakteri menetap pada metafisis yang memiliki perfusi yang baik, jaringan
sinusoid vena memperlambat aliran darah, dan fenestrasi dalam kapiler memungkinkan
organisme untuk melarikan diri menuju ruang extravascular. Disebabkan terjadi perubahan
anatomi vaskular seiring dengan bertambahnya usia, infeksi pada tulang panjang secara
hematogen jarang terjadi pada orang dewasa dan, ketika itu terjadi, biasanya melibatkan diafisis
dari tulang. (3) Manifestasi klinisnya, anak dengan osteomielitis biasanya muncul secara akut,
dengan demam, menggigil, nyeri lokal, dan dalam banyak kasus terjadi pembatasan gerak atau

kesulitan menopang badan. Eritema dan bengkak menunjukkan perluasan nanah melewati
korteks. Selama masa bayi dan setelah pubertas, infeksi dapat menyebar melalui epiphysis ke
ruang sendi. Pada anak-anak usia lain, perluasan infeksi melewati korteks menghasilkan
keterlibatan sendi jika metafisis intracapsular. Jadi, arthritis septik pada siku, bahu, dan pinggul
dapat mempersulit osteomielitis pada radius proksimal, humerus, dan femur, masing-masing.
Pada anak-anak, sumber bakteremia biasanya tidak jelas. Riwayat yang sering diperoleh adalah
adanya trauma tumpul yang terjadi baru-baru ini, diduga, hasil dari kondisi ini terjadi hematoma
intraosseous yang kecil atau penyumbatan pembuluh darah yang mempengaruhi terjadinya
infeksi. Orang dewasa dengan osteomielitis hematogen dapat terjadi baik disebabkan
predisposisi dari infeksi tempat lain (misalnya, saluran pernafasan atau kemih, katup jantung,
atau sebuah situs kateter intravaskuler) atau bakteremia tanpa sumber yang jelas. (3) Keadaan
Infant Anak-Anak Orang Dewasa Lokalisasi Involucrum Sekuestrasi Keterlibatan Sendi Abses
Jaringan Lunak Fraktur Patologis Fistula Metafisis dengan ekstensi ke epifisis Common
Common Common Common Not Common Not Common Metafisis Common Common Not
Common Common Not Common Variabel Epifisis Not Common Not Common Common Not
Common Common* Common Tabel 2.1 Osteomielitis hematogen dari tulang berbentuk pipa
(17) * pada kasus yang tidak diobati 2.3 Klasifikasi Osteomielitis Osteomielitis secara umum
dapat dibagi menjadi jenis piogenik dan nonpiogenik. Namun terdapat jenis pengklasifikasian
lainnya, seperti berdasarkan perjalanan klinis, yaitu osteomielitis sub akut, akut, atau kronis
(aktif dan tidak aktif), yang tergantung intensitas dari proses infeksi dan gejala yang terkait. Dari
sudut pandang patologi anatomi, osteomielitis dapat dibagi menjadi osteomielitis bentuk diffuse
dan lokal (focal), dengan yang kedua disebut sebagai abses tulang.(1) 2.3.1 Osteomielitis Akut
Biasanya osteomielitis akut disertai dengan gejala septikemia, seperti febris, malaise dan
anoreksia. Infeksi dapat pecah ke subperiosteum, kemudian menembus subkutis dan menyebar
menjadi selulitis, atau menjalar melalui rongga subperiosteum ke diafisis. Infeksi juga dapat
pecah ke bagian tulang diafisis melalui kanalis medularis. Penjalaran subperiosteal ke arah
diafisis akan merusak pembuluh darah yang ke diafisis sehingga menyebabkan nekrosis tulang
yang disebut sekuester. Periosteum akan membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang mati
tersebut. Tulang baru yang menyelimuti tulang mati tersebut dinamakan involukrum.(15)
Perubahan jaringan lunak dapat terjadi secara nyata, terutama pada bayi. Pembengkakan, dengan
edema dan timbunan lemak yang kabur dapat terlihat. Osteoporosis dapat dilihat antara hari

kesepuluh sampai empat belas dari onset timbulnya penyakit. Pada anak-anak seringkali terjadi
pada metafisis.(17) Involucrum dapat terlihat setelah tiga minggu dan terjadi lebih banyak pada
bayi dan anak-anak daripada orang dewasa. Tempat keluarnya dan dekompresi pus yang terjadi
dapat mencegah kompresi vaskuler dan terjadinya infark, dan penyembuhan. CT yang
konvensional tidak dapat mendeteksi sekuester. Sekuester terlihat sebagai fragmen-fragmen dari
tulang padat diantara proses destruksi tulang lokal. Pengobatan dengan antibiotik dan/atau
pembedahan, memberi pengaruh pada perjalanan penyakitnya dengan pembentukan tulang baru
yang dapat ditemukan. (17) Dengan terapi yang adekuat pada bayi dan anak-anak, harapan untuk
kembali normal besar kecuali terjadi kerusakan pada lempeng epifisis dan epifisis, sehingga
pertumbuhan tulang yang abnormal dapat terjadi. Pada orang dewasa, pengaruhnya tulang sering
menyisakan daerah sklerotik dan bentuk yang ireguler. Gambaran radiografi tidak pernah bias
kembali normal pada kasus yang terlambat diketahui.(17) 2.3.2 Osteomielitis Kronis Dengan
pengobatan yang benar, <5%>(3) Panjangnya gejala klinis, periode diam (quiescence) yang
panjang, dan eksaserbasi berulang merupakan ciri khas dari osteomielitis kronis. Saluran sinus
antara tulang dan kulit dapat menghasilkan material yang purulent dan kadang-kadang membuat
potongan-potongan tulang yang nekrotik. Peningkatan produksi material yang purulent, nyeri,
atau bengkak sebagai tanda suatu eksaserbasi, disertai dengan peningkatan kadar C reactive
protein (CRP) dan ESR. Demam jarang terjadi kecuali bila obstruksi dari saluran sinus
menyebabkan infeksi jaringan lunak. Komplikasi akhir yang jarang ialah fraktur patologis,
karsinoma sel skuamosa pada saluran sinus, dan amiloidosis. (3) 2.4 Pencitraan 2.4.1 Gambaran
Foto Polos Radiologis Pada osteomielitis gambaran foto polos radiologi yang dapat ditemukan
adalah hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sequester dan
involucrum. Namun gambaran-gambaran tersebut terhantung dari perjalanan penyakitnya.
Tanda-tanda awal gambaran radiografi dari infeksi tulang ialah edema jaringan lunak dan
hilangnya bidang fasia. Ini biasanya ditemui dalam waktu 24 hingga 48 jam dari onset infeksi.
Perubahan paling awal pada tulang adalah bukti adanya lesi litik destruktif, biasanya dalam
waktu 7 sampai 10 hari setelah terjadinya infeksi (Gambar 2.1) (1) Gambar 2.1 Osteomielitis
akut. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun menderita demam dan lutut yang menyakitkan
selama 1 minggu. Gambaran radiografi anteroposterior lutut kiri menunjukkan gambaran tandatanda radiografi awal dari infeksi tulang: daerah osteolytic menunjukan adanya kerusakan pada
segmen metafisis dari femur distal (panah) dan pembengkakan jaringan lunak (panah terbuka).

(1) Dalam waktu 2 sampai 6 minggu, ada kerusakan progresif dari tulang kortikal dan medula,
peningkatan sklerosis endosteal menunjukkan pembentukan tulang reaktif baru, dan reaksi
periosteal (Gambar 2.2 dan 2.3). Dalam 6 sampai 8 minggu, adanya sequester menunjukkan
daerah tulang nekrotik yang menjadi jelas, mereka dikelilingi oleh involucrum padat,
menggantikan sarung tulang baru periosteal (Gambar 2.2 dan 2.3). Sequester dan involucrum
berkembang sebagai hasil dari akumulasi eksudat inflamasi (nanah), yang menembus korteks dan
menggundulinya dari periosteum, sehingga merangsang lapisan dalam untuk membentuk tulang
baru. Tulang baru yang dibentuk pada gilirannya akan terinfeksi juga, dan barrier yang
dihasilkan infeksi tersebut menyebabkan korteks dan spongiosa menjadi kehilangan pasokan
darah dan menjadi nekrosis. Pada tahap ini, disebut osteomielitis kronis, sebuah saluran sinus
sering bentuk (Gambar 2.5). Sequester yang kecil secara bertahap akan diserap kembali, atau
mungkin diekstrusi (extruded) melalui saluran sinus. (1) Gambar 2.2 Osteomielitis akut
gambaran anteroposterior. Gambaran radiografi dari lutut anak laki-laki berusia 8 tahun dengan
osteomielitis akut yang menunjukkan kerusakan yang luas dari bagian kortikal dan medula dari
metafisis dan diafisis dari femur distal, bersama-sama dengan pembentukan tulang periosteal
yang baru. Perhatikan terjadinya fraktur patologis. (1) Gambar 2.3 Osteomielitis akut gambaran
lateral. Gambaran radiografi lateral dari lutut anak laki-laki berusia 8 tahun dengan osteomielitis
akut yang menunjukkan kerusakan yang luas dari bagian kortikal dan medula dari metafisis dan
diafisis dari femur distal, bersama-sama dengan pembentukan tulang periosteal yang baru.
Perhatikan adanya abses subperiosteal besar yang jelas. (1) Gambar 2.4 Osteomielitis aktif.
Sequester dikelilingi oleh involucrum, seperti terlihat di sini, pada kaki kiri anak berusia 2 tahun,
adalah suatu keadaan dari osteomielitis lanjut, biasanya terlihat setelah 6 sampai 8 minggu
infeksi aktif. (Courtesy of Dr Emas H. R., Los Angeles, CA.) (1) Gambar 2.5 Osteomielitis
kronis. Seorang pria 28 tahun dengan penyakit sickle cell anemia yang memiliki osteomielitis,
salah satu komplikasi yang sering pada penyakit sickle cell anemia. Hasil dari sinogram yang
menunjukkan saluran sinus yang khas pada osteomielitis kronis. Perhatikan saluran yang
berkelok-kelok pada bagian medula tulang. (1) 2.4.2 CT (Computed Tomography) Scan Deteksi
osteomielitis ketika masih dalam tahap akut dini sangat penting untuk meningkatkan probabilitas
kesembuhan dan menurunkan morbiditas. Disebabkan kurang sensitif dibandingkan MRI untuk
osteomielitis akut, CT merupakan pemeriksaan terbaik untuk membimbing aspirasi atau biopsi
(Gambar 2.6), jika secara klinis diperlukan, untuk memastikan osteomielitis atau untuk

dilakukannya uji kultur dan sensitivitas antibiotik organisme. CT juga berguna dalam
pemeriksaan penunjang terhadap infeksi pasca operasi saat instrumen ortopedi yang luas dapat
menghambat MRI (Gambar 2.7,2.8,2.9,2.10,2.11,2.12). (16) Gambaran CT dari osteomielitis
tergantung stage-nya, yaitu akut, subakut atau kronis. Pada osteomielitis akut, edema sumsum
tulang adalah kelainan yang ditemukan pertama kali pada pencitraan. Selanjutnya, peningkatan
periosteal dapat terjadi, yang kasusnya lebih sering pada anak-anak dibandingkan pada orang
dewasa, dengan bagian akhir yaitu pembentukan tulang subperiosteal yang baru. Abses
subperiosteal juga dapat terjadi. Unenhanced CT (CT scan yang tidak ditingkatkan) kurang
sensitif dibandingkan MRI dalam mendeteksi awal peradangan periosteal dari osteomielitis yang
terjadi pada model hewan percobaan. (16) Gambar 2.6 Gambar Biopsi yang dipandu CT scan
dari osteomielitis. Gambaran aksial panggul lebih rendah pada pasien dengan posisi tengkurap.
Biopsi jarum tulang ukuran 11 telah masuk ke bagian vertikal yang sklerotik dari ischium kanan
untuk memastikan osteomielitis dan memberikan sampel untuk dilakukannya kultur. (16) B A
Gambar 2.7 Non union (tidak menyatunya) tulang akibat infeksi. A dan B: Gambar axial CT
yang menunjukkan fraktur serta kalus nonbridging (tidak melekat) yang tidak efektif dan
gambaran lusen intramedulla sekitar paku retrograde (retrograde nail). (16) Gambar 2.8 C:
Perubahan secara coronal yang menunjukkan fraktur yang tidak menyatu (ununited). (16) D
Gambar 2.9 D: Perubahan-perubahan yang dilakukan yang diberikan dalam gambaran 3D
menunjukkan fraktur yang tidak menyatu dan longgarnya logam (instrument ortopedik) yang
detail. Sudut pandang lateral yang diperoleh dengan hardware (logam) berwarna putih. (16)
Gambar 2.10 E: Dengan melakukan variasi transparansi dari tulang, posisi perangkat keras
(tanda panah) menjadi lebih nyata. (16) E Gambar 2.11 F: Sudut pandang anterior menunjukkan
temuan yang sama dengan derajat yang berbeda dari kepadatan tulang.(16) Gambar 2.12 G:
Sudut pandang anterior menunjukkan temuan yang sama dengan derajat yang berbeda dari
kepadatan tulang, tanda panah menunjukan perangkat keras ortopedi (screw). (16) Osteomielitis
subakut lebih terlokalisasi. Contohnya adalah abses Brodie (Brodie's abscess), merupakan abses
piogenik yang dikelilingi oleh daerah sklerosis dan meningkatnya jaringan granulasi.
Osteomielitis kronis ditandai dengan tulang yang nekrotik. Fragmen dari fokus tulang yang
nekrotik atau sequestrum dikelilingi oleh jaringan granulasi atau oleh involucrum dari
pembentukan periosteal tulang yang tebal dan baru. CT menunjukkan gambaran sequestrum
sebagai fragmen terisolasi yang dipisahkan dari tulang kortikal, yang bebas di dalam rongga

medula atau saluran sinus. Gambaran CT dari osteomielitis kronis biasanya akan
memperlihatkan sklerosis yang signifikan, kelainan tulang dan resorpsi dengan bekas luka
jaringan lunak sekitar atau jaringan granulasi (Gambar 2.13 dan 2.14). (16) Gambar 2.13
Osteomielitis kronis. A: CT awal seorang pasien dengan paraplegia yang menunjukkan sebuah
ulkus jaringan lunak yang dalam yang utuh (intake), muncul di ramus pubis inferior kanan. (16)
Gambar 2.14 CT setelah 10 bulan kemudian. Sekali lagi menunjukkan ulkus jaringan lunak,
dengan perkembangan terjadinya fragmentasi secara interval, sklerosis dan resorpsi sebagian dari
ramus pubis inferior kanan. (16) Perubahan sumsum tulang pada osteomielitis tidak spesifik,
karena dapat terlihat juga pada neoplasma, trauma, beberapa anemia, dan gangguan sumsum
tulang primer lainnya seperti myelofibrosis. Perbandingan dengan sisi kontralateralnya dapat
membantu untuk melihat apakah proses pada sumsum tersebut adalah sistemik atau hanya
unilateral saja. Gas dalam saluran medula secara konsisten terjadi pada osteomielitis, tetapi
jarang. Hal ini dapat dilihat pada temuan radiografi sebelum kehancuran atau pembentukan
tulang baru. Gas pada jaringan lunak yang bukan disebabkan trauma adalah ciri dari infeksi. (16)
Perubahan diabetes neuropatik sering dibedakan dari osteomielitis dan arthritis septik oleh CT.
Dalam menilai osteomielitis pada diabetic foot, MRI dengan sinyal normal pada sumsum tulang
memiliki nilai prediksi negatif yang lebih tinggi daripada CT normal. MR juga lebih sensitif
untuk abses kecil dan untuk jaringan lunak yang nonviable, terutama jika gadolinium diberikan.
MR kadang-kadang dapat membedakan antara kronis, neuropatik osteoarthropathy yang stabil
dan osteomielitis, ketika CT tidak bisa. (16) 2.4.3 Magnetic Resonance Imaging (MRI) MRI
menunjukan osteomielitis seawal seperti pemeriksaan scan radioisotope, dan jika ada, merupakan
pilihan utama dalam mendiagnosis infeksi musculoskeletal. Dengan menggunakan weightings,
atau penguatan paramagnetic, perubahan yang terjadi pada tulang dan edema jaringan lunak
dapat diketahui sejak awal, seperti terjadinya iskemia dan kerusakan dari kortex. Perluasan
jaringan lunak dari pus dan abses paraosseus dapat terlihat. Nekrosis sentral dalam abses dapat
diketahui. Gambaran dapat didapat dari berbagai sudut. (17) Gambar 2.15 Gambaran coronal CT
scan dari osteomielitis kronis menunjukkan penebalan korteks humerus proksimal (panah). (8)
Weighting yang sering digunakan ialah T1, T2, dan fat supresseion. Sumsum tulang tampak jelas
pada sinyal T1, sedangkan korteks yang padat, yang memiliki cairan yang sedikit, memiliki
sinyal yang lebih rendah.edema dan perubahan inflamasi meningkatkan sinyal secara dramatis
pada T2-weightening dan khususnya short tau inversion recovery (STIR) sequences.(17)

Jaringan yang keras secara umum lebih baik ditunjukan oleh CT namun perubahan jaringan
lunak lebih baik terlihat menggunakan MRI. Ketika terjadi perubahan kepadatan pada infeksi
sumsum tulang, hal tersebut dapat diperiksa menggunakan CT, namun MRI lebih baik dalam
menunjukkan perluasan patologis tulang dan jaringan lunak sekitarnya dan sangat sensitive
seperti pemeriksaan scan radioisotop. Kelebihan terakhir yaitu MRI dapat menunjukkan focus
infeksi diluar dari yang diperkirakan.(17)
selama 3 minggu. Radiograf anteroposterior menunjukkan lesi di bagian meduler dari diaphysis
femoral distal dengan kerusakan tulang mouth eaten type, yang berhubungan dengan reaksi
periosteal dan jaringan lunak yang menonjol kecil. Gambaran radiografi ini menyarankan
diagnosis sarkoma Ewing, disebabkan tidak adanya massa jaringan lunak yang pasti dan periode
gejala yang pendek. Namun, diagnosis osteomyelitis diketahui setelah dikonfirmasi dengan
pemeriksaan biopsi. (1) Gambar 2.28 Sarcoma Ewing. Pria berusia 24 tahun mengeluhkan rasa
sakit dan bengkak di pergelangan kaki kiri selama 8 minggu, ia juga demam. Radiografi
anteroposterior pergelangan kaki menunjukkan lesi yang merusak bagian distal fibula, suatu
massa jaringan lunak juga jelas. Penampilan dari gambaran ini adalah infeksi (osteomyelitis),
tetapi diagnosis sarcoma Ewing ditegakkan setelah dikonfirmasi dengan hasil boipsi. (18) BAB
III KESIMPULAN Osteomielitis adalah infeksi tulang atau sumsum tulang. Osteomielitis dapat
meyerang orang pada semua usia. Pemeriksaan penunjang atau pencitraan yang dapat dilakukan
adalah foto polos, CT scan, MRI, dan Radioisotop bone scan, yang memiliki keunggulan masingmasing. Pada pemeriksaan foto polos radiologi akan kita dapatkan hilangnya gambaran fasia,
gambaran litik pada tulang (radiolusen), sequester dan involucrum. Pada CT scan pun akan
didapatkan gambaran serupa, namun gambaran tampak lebih jelas, gambaran didapat dari segala
arah dan CT scan adalah pemeriksaan terbaik untuk biopsy guiding. Jaringan yang keras secara
umum lebih baik ditunjukan oleh CT scan. Gambaran MRI lebih jelas menunjukkan perluasan
patologis tulang dan jaringan lunak sekitarnya. Sedangkan pemeriksaan scan radioisotop sensitif
untuk osteomielitis disebabkan sifat radioisotop pada bone scan akan memperlihatkan daerah
kerusakan sel tulang atau gambaran kehitaman yang memusat pada daerah sel-sel yang rusak,
namun tidak spesifik, karena kerusakan sel tidak hanya ditunjukan oleh osteomielitis saja.
Gambaran radiografi foto polos osteomyelitis sangat khas dan diagnosis dapat mudah dibuat
disesuaikan dengan riwayat klinis, sehingga pemeriksaan radiologis tambahan lainnya seperti
skintigrafi,

CT,

dan

MRI

jarang

diperlukan.

Copy the BEST Traders and Make Money : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas 0444
    Tugas 0444
    Dokumen10 halaman
    Tugas 0444
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • TGS 1
    TGS 1
    Dokumen8 halaman
    TGS 1
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen10 halaman
    Bab 3
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Tgs 3
    Tgs 3
    Dokumen8 halaman
    Tgs 3
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Living), Dan Handikap (Tidak Bisa Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Akibat
    Living), Dan Handikap (Tidak Bisa Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Akibat
    Dokumen6 halaman
    Living), Dan Handikap (Tidak Bisa Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Akibat
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Paru
    Paru
    Dokumen1 halaman
    Paru
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Jeya
    Jeya
    Dokumen35 halaman
    Jeya
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Tgs
    Tgs
    Dokumen5 halaman
    Tgs
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Tugas 0333
    Tugas 0333
    Dokumen9 halaman
    Tugas 0333
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • ILEOSTOMI
    ILEOSTOMI
    Dokumen8 halaman
    ILEOSTOMI
    Sara Knowles
    0% (1)
  • Dingin Dimalam Ini
    Dingin Dimalam Ini
    Dokumen1 halaman
    Dingin Dimalam Ini
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Mata Malas
    Mata Malas
    Dokumen1 halaman
    Mata Malas
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Tugas 0222
    Tugas 0222
    Dokumen10 halaman
    Tugas 0222
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Hipotermia-Pada-Bayi-Baru-Lahir by Thiru
    Hipotermia-Pada-Bayi-Baru-Lahir by Thiru
    Dokumen27 halaman
    Hipotermia-Pada-Bayi-Baru-Lahir by Thiru
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Tugas 7
    Tugas 7
    Dokumen16 halaman
    Tugas 7
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Tgs 033
    Tgs 033
    Dokumen10 halaman
    Tgs 033
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Konduksi
    Konduksi
    Dokumen8 halaman
    Konduksi
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Penelitian Grup2
    Penelitian Grup2
    Dokumen13 halaman
    Penelitian Grup2
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Close Your Eyes and Count To Eight
    Close Your Eyes and Count To Eight
    Dokumen7 halaman
    Close Your Eyes and Count To Eight
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • DM
    DM
    Dokumen10 halaman
    DM
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Tugas 6
    Tugas 6
    Dokumen9 halaman
    Tugas 6
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Telinga
    Telinga
    Dokumen4 halaman
    Telinga
    Peter Young
    Belum ada peringkat
  • Peny Degeratif
    Peny Degeratif
    Dokumen7 halaman
    Peny Degeratif
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen6 halaman
    Tugas
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Kasus 3 Data
    Kasus 3 Data
    Dokumen14 halaman
    Kasus 3 Data
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Makula Kornea OS
    Makula Kornea OS
    Dokumen19 halaman
    Makula Kornea OS
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Keratitis Adalah Peradangan Pada Kornea
    Keratitis Adalah Peradangan Pada Kornea
    Dokumen9 halaman
    Keratitis Adalah Peradangan Pada Kornea
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Tugass
    Tugass
    Dokumen14 halaman
    Tugass
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat
  • Keratitis
    Keratitis
    Dokumen8 halaman
    Keratitis
    Gio Vano Naihonam
    Belum ada peringkat