Anda di halaman 1dari 11

KISTA OVARIUM

No. Dokumen
...../...../...../.....

No. Revisi
.....

Halaman
...../.....

PEMPROV JABAR
RSUD AL-IHSAN
Tanggal Terbit

Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD AL-IHSAN Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR
TETAP
..... ............... .....

H. Komar Hanifi, dr.,MKM


Pembina Utama Muda
NIP. 19580128 198802 1 001

PENGERTIAN

Kista ovarium adalah masa kistik yang berasal dari ovarium yang bersifat jinak

DIAGNOSIS

Adanya masa kistik pada adneksa yang dibuktikan melalui pemeriksaan dalam
dan penunjang
Myoma uteri subserosa
Keganasan ovarium
Appendisitis
USG:
Masa kistik unilokuler atau multilokuler
Tidak didapatkan pertumbuhan papilifer maupun neovaskularisasi
1. Observasi: dilakukan pada kista dengan ukuran dari 7 cm
2. Operatif: bila ukuran kista lebih dari 7 cm, atau kista mengalami puntiran,
atau kista ruptur, atau kista mengalami infeksi. Dilakukan kistektomi,
ovarektomi, atau salpingo ovarektomi
Perawatan di rumah sakit dilakukan bila:
a. Kista direncanakan untuk diangkat melalui operasi
b. Kista mengalami puntiran, ruptur, atau terinfeksi
Perdarahan intraabdomen, peritonitis, syok neurogenik, syok hipovolemik,
sepsis, perubahan ke arah ganas, kematian

DIAGNOSIS
BANDING
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

TERAPI
PERAWATAN
RUMAH SAKIT
PENYULIT
PROGNOSIS
Informed Consent
OUTPUT
PATOLOGI ANATOMI
OTOPSI

Dubia
Dilakukan informed consent pada setiap aspek tindakan, baik diagnostik
maupun terapeutik, kecuali bila keadaan sudah sangat mengancam jiwa
Jaringan kista dapat diangkat
Jaringan yang diangkat (tuba, ovarium)
Diperlukan pada kasus kematian akibat penyulit tindakan operatif maupun
keadaan penyakitnya sendiri

EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen
...../...../...../.....

No. Revisi
.....

Halaman
...../.....

PEMPROV JABAR
RSUD AL-IHSAN
Tanggal Terbit

Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD AL-IHSAN Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR
TETAP
..... ............... .....

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

H. Komar Hanifi, dr.,MKM


Pembina Utama Muda
NIP. 19580128 198802 1 001

Persalinan dengan ekstraksi vakum adalah usaha untuk melahirkan bayi dengan
memasang sebuah mangkuk (cup) vakum dikepala bayi dengan tekanan negatif.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam persiapan pelaksanaan pada
pasien dengan tindakan persalinan ekstraksi vakum diruang bersalin dan
emergensi kebidanan dan kandungan.
- Memberikan pelayanan perawatan pada ibu yang melahirkan dengan ekstraksi
vakum dilingkungan ruang rawat inap kebidanan dan kandungan.
- Seluruh bidan, Residen Mahasiswa Kebidanan dan Mahasiswa Kedokteran
yang bertugas dilingkungan ruang rawat inap kebidanan dan kandungan.
a.
Persiapan alat
1. Alat steril
1 set Ekstraktor Vakum
1 set alat Partus
1 set alat jahit (hecting set)
Alat resusitasi bayi
1 set alat untuk eksplorasi jalan lahir, 2 pasang spekulum Sims U atauu
L, 2 klem ovum, 1 cunam tampon
Kateter karet
Spuit 5 cc & spuit 3 cc
2. Alat tidak steril
Celemek plastik, sepatu boot, kacamata, masker, handuk kecil, penutup
kepala
Tensimeter+stetoskop, stetoskop monoaural, doptone
Bengkok (nierbekken)
Tempat plasenta
Penghisap lendir
Waskom berisi air klorin 0,5%
Waskom berisi air DTT
Kain panjang 2 buah
Kain panel 2 buah
Handuk 1 buah
Tempat sampah medis


b.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Tempat kain kotor


Persiapan pasien
Siapkan lingkungan
Memberitahu pasien dan keluarga pasien tentang hal-hal yang akan
dilakukan
Informed consent
Pasien telah terpasang infus
Kosongkan kandung kemih pasien
c. Persiapan obat-obatan
Obat-obatan uteritonika (oksitosin, ergometrin)
Lidokain injeksi
Bidan/Dokter/Residen Obgyn memeriksa kembali persiapan dan
kelengkapan alat-alat untuk persalinan yang akan dipakai
Bidan/Residen/Mahasiswa memberitahukan bagian Perinatologi bahwa
akan dilakukan Ekstraksi Vakum
Bidan/Dokter/Residen Obgyn memberikan bimbingan mental kepada
pasien
Pasien disiapkan untuk tindakan Ekstraksi Vakum dengan posisi litotomi
Mencuci tangan
Residen atau Dokter Spesialis Obgyn melakukan tindakan Ekstraksi Vakum
sesuai protap dikamar bersalin atau emergensi kebidanan
Dokter bagian Perinatologi merawat bayi sesuai prosedur
Observasi kontraksi uterus dan oerdarahan
Dokter spesialis/Residen Obgyn melakukan eksplorasi jalan lahir untuk
mengecek ada atau tidak nya robekan perineum/robekan vagina/robekan
portio
Bila ada robekan pada introitus vagina dan perineum (robekan jalan lahir),
lakukan penjahitan jalan lahir
Bersihkan ibu dan tempat persalinan pascasalin
Bereskan alat-alat dan rendam dalam klorin 0,5% selama 10 menit,
kemudian bilas, cuci dan sterilisasi
Cuci tangan setelah melakukan tindakan
Periksa kembali tanda vital pasien
Pendokumentasian
Dipergunakan diruang bersalin, emergensi kebidanan dan kandungan dan
ruangan-ruangan yang memerlukan tindakan ini.

SEKSIO SESAREA (TRANS PERITONEAL PROFUNDA)


No. Dokumen
...../...../...../.....

No. Revisi
.....

Halaman
...../.....

PEMPROV JABAR
RSUD AL-IHSAN
Tanggal Terbit

Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD AL-IHSAN Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR
TETAP
..... ............... .....

PENGERTIAN
TUJUAN

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

H. Komar Hanifi, dr.,MKM


Pembina Utama Muda
NIP. 19580128 198802 1 001

Bedah seksio sesar adalah suatu tindakan bedah untuk mengeluarkan janin
dengan berat diatas 500 gram melalui sayatan pada uterus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam persiapan pasien yang akan
dilakukan tindakan bedah seksio sesarea.
A. Persiapan Alat
Transfusion test
IV Cateter
Cairan infus RL atau NACL 0,9%
Folley Cateter
Urine Bag
Spuit 10 cc
Set s.c
B. Persiapan Pasien
Beriathu pasien tentang hal yanag akan dilakukan
Isian formuler informed consent
Untuk pasien diruang perawatan puasa 6 jam sebelum
operasi
C. Persiapan Obat-obatan
Obat antibiotik
Pasang sampiran
Bidan mempersiapkan pasien yang akan dilakukan bedah seksio
sesarea
Bidan/Residen/Mahasiswa memberikan fisik dan mental pada pasien
yang akan menghadapi bedah seksio sesarea
Keluarga pasien mengisi informed consent
Bidan/residen mengkonsultasikan pasien yang akan dilakukan tindakan
bedan seksio sesarea ke Departemen Anastesi
Bidan/residen/mahasiswa memeriksa apakah pasien memakai
perhiasan atau gigi palsu. Bila pasien memakai, bantu pasien untuk
melepaskannya
Bidan/residen/mahasiswa melakukan pemasangan infus dan kateter
Bidan/residen mengambil sampel darah untuk cross-matching
Bidan/residen memberikan antibiotic profilaktik pre-operatif
Bidan/mahasiswa/residen mengantar pasien ke kamar operasi dan

serah terima dengan petugas kamar operasi


Setelah dilakukan tindakan a dan antiseptik didaerah abdomen dan
sekitarnya, dilakukan insisi mediana inferior sepanjang kurang lebih 10
cm (atau kalau diperlukan diperluas secara indiferen) atau insisi
Pfannensteil 10cm
Setelah peritoneum dibuka, dilakukan identifikasi Plika vesikouterina
outerina
Plika vesicouterina diidentifikasi kemudian disayat konkaf kearah
ligamentum propium kiri dan kanan
Segmen bawah rahim diinsisi melintang, bagian tengahnya ditembus
secara tumpul dan diperlebar ke kanan dan kiri.
(sebagai perbandingan dilakukan insisi langsung vertikal corpus uteri
pada jenis teknik corporal tanpa membuka plika vesicouterina)
Bayi dilahirkan dengan cara meluksir kepala atau menarik kaki
Kemudian plasenta dilahirkan
Luka segemen bawah rahim atau korpus uteri dijahit dengan cara dua
lapis (double layer) secara kontinyu
Setelah yakin tidak ada perdarahan, dilakukan reperitonealisasi.
Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
Luka operasi dijahit lapis demi lapis.
Fascia dijahit dengan polyglatin (PGA) no. 1
Kulit dijahit secara subkutikuler
Perdarahan dan diuresis selama operasi dihitung
Dipergunakan dikamar bersalin, ruang rawat inap, emergensikebidanan dan
kandungan dan kamar operasi

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

EMBRIOTOMI
No. Dokumen
...../...../...../.....

No. Revisi
.....

Halaman
...../.....

PEMPROV JABAR
RSUD AL-IHSAN
Tanggal Terbit

Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD AL-IHSAN Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR
TETAP
..... ............... .....

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

INDIKASI

SYARAT

PROSEDUR

H. Komar Hanifi, dr.,MKM


Pembina Utama Muda
NIP. 19580128 198802 1 001

Prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan melakukan pengurangan


volume atau merubah struktur organ tertentu pada bayi dengan tujuan untuk
member peluang lebih besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi tersebut
Sebagai acuan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan embriotomi
pada pasien yang akan melahirkan di kamar bersalin ruang kebidanan dan
kandungan
Memberikan pelayanan pertolongan persalinan bermasalah pada ibu-ibu
yang mau melahirkan dilingkungan ruang bersalin
Seluruh dokter dan bidan yang bertugas dilingkungan ruang kebidanan
dan kandungan

Penyakit jantung dan paru-paru


Preeklamsi dan eklamsi
Suhu lebih dari 38 derajat Celcius
Edema jalan lahir
Kelelahan ibu
Letak lintang
Persalinan dengan bayi sudah mati
Syarat
Pembukaan lengkap
Ketuban negative
Konjugata vera > 8 cm

Pembukaan lengkap
Ketuban negatif
Konjugata vera > 8 cm

1. Persiapan:
1 set partus
Skapel
Perforator naegle/siebold
Cunam muzeaux/kranioklas braun

Cunam boer
Gunting siebold
Speculum sims
Gunting
Cunam abortus
Larutan antiseptic
Klem forester
Larutan klorin 0,5%
Tempat sampah medis
Bengkok
2. Persiapan pasien
Beri tahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
Informed consent/ persetujuan tindakan
Tutup gordyn/ sampiran
Beritahu pasien tentang hal-hal yang akan dilakukan
Siapkan untuk pertolongan persalinan
Perlengkapan bahan dan obat yang digunakan
Mengenakan apron plastic, masker, kacamata dan tutup kepala
Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
Melepaskan semua perhiasan
Mencuci tangan hingga siku dengan sabun dibawah air mengalir
Keringkan tangan dengan handuk kecil
Pakai sarung tangan steril
Memasang doek (kain penutup) steril
Mengosongkan kandung kemih, rectum serta membersihkan daerah
perineum dengan antiseptic, bila perlu menggunting rambut daerah
tersebut.
TINDAKAN
PERSALINAN
DENGAN
EMBRIOTOMI

. a. Kraniotomi
masukan tangan secara obstetric ke jalan lahir (lindungi kandung kemih
dan ureter)
instruksikan asisten untuk menahan kepala bayi dari luar
buat lubang pada ubun-ubun besar atau sutura sagitalis dengan scalpel
masukkan perforator naegele (dalam keadaan tertutup) secara
horizontal dengan bagian lengkung menghadap ke atas (perforator
tegak lurus terhadap kepala bayi)
lubang perforasi diperlebar dengan cara membuka menutup ujung
perforator beberapa kali dalam arah tegak lurus hingga lubang perforasi
berbentuk irisan silang
keluarkan perforator (lindungi dengan tangan yang lain)
lakukan pengurangan volume kepala dengan forester klem melalui insisi
jepit kulit kepala dengan kalvaria dengan cunam muzeaux (pada kedua
tepi luka insisi) kemudian lakukan traksi dengan arah yang sesuai
dengan sumbu jalan lahir dan mengikuti putaran paksi dalam setelah
kepala lahir, lahirkan seluruh badan janin
pada presentasi bokong (kepala menyusul) kraniotomi dibuat pada
foramen magnum yang dapat dikerjakan dari arah muka dibawah mulut
b. Dekapitasi
pada bayi dengan letak lintang dan lengan menumbung: ikat lengan
tersebut dengan tali kemudian minta asisten uuntuk menarik kearah
bokong ibu

masukan tangan yang dekat dengan leher bayi ke dalam jalan lahir
untuk mencekam leher. Ibu jari berada di depan leher dan jari lain
berada di belakangnya
dengan tangan lain, masukkan pengait braun ke jalan lahir untuk
mengait leher
setelah terkait dengan baik, arahkan ke bawah dan putar (lindungi
maneuver ini dengan tangan yang lain) untuk mematahkan tulang leher
(instruksikan asisten untuk menekan kepala)
putuskan jaringan lunak dengan gunting siebold
lahirkan badan janin dengan cara menarik lengan janin
lahirkan kepala secara mauriceau
c. Kleidotomi
masukan satu tangan ke jalan lahir, pegang klavikula terendah (klavikula
posterior)
tangan lain memotong klavikula dengan gunting siebold hingga patah,
bersamaan dengan itu kepala bayi ditekan dengan kuat oleh seorang
asisten
d. Eviserasi / Eksenterasi
masukkan satu tangan ke dalam jalan lahir
ambil lengan bayi dan keluarkan dari vagina
tarik lengan bayi ke bawah (menjauhi perut bayi)
pasang speculum pada dinding vagina bawah
gunting dinding dada atau dinding abdomen hingga mencapai rongga
dada/abdomen
keluarkan organ-organ visera (sebanyak mungkin) menggunakan
cunam ovum (forester) melalui lubang pada dinding dada/abdomen
lanjutkan dengan tindakan spondilotomy yaitu: dengan gunting siebold
dan dengan lindungan tangan dalam potongan satu ruas tulang
belakang hingga terputus, atau kaitkan pengait leher diantara ruas
tulang belakang dan putar (lindung dengan tangan dalam) hingga tulang
belakang terpisah dua
tarik lengan bayi agar badan bayi terlipat(dibantu dengan tangan dalam)
sehingga dapat dilahirkan
pada letak lintang badan bayi dilahirkan dengan versi ekstraksi
e. Pungsi (pada hidrosefalus)
pastikan pembukaan serviks diatas 4 cm
pasang speculum atas dan bawah agar kulit kepala janin dapat terlihat
dengan jelas
jepit kulit kepala dengan cunam willet/muzeaux
tusukan jarum fungsi spinal dengan ukuran 16/18 (yang akan
dihubungkan dengan semprit) pada sutura/ubun-ubun kepala janin
lakukan aspirasi sedikit untuk membuktikan benar atau tidaknya cairan
otak yang ke luar
lepaskan semprit (tabung suntik) dari jarum pungsi kemudian
hubungkan jarum dengan slang plastic sehingga cairan serebrospinal
dapat ditampung dalam wadah khusus
lakukan dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca tindakan
PERAWATAN PASCA
TINDAKAN

Periksa tanda vital pasien, catat kondisi, buat laporan tindakan dalam
kolom yang tersedia
Buat instruksi pengobatan, pemantauan dan gejala-gejala yang harus
diwaspadai dalam periode pasca tindakan

Jelaskan pada petugas untuk menjalankan instruksi perawat dan jadwal


pemberian obat serta segera laporkan bila ditemui komplikasi pasca
tindakan

Dipergunakan dikamar bersalin ruang kebidanan dan kandungan


UNIT TERKAIT

DIABETES MELITUS DALAM KEHAMILAN


No. Dokumen
...../...../...../.....

No. Revisi
.....

Halaman
...../.....

PEMPROV JABAR
RSUD AL-IHSAN
Tanggal Terbit

Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD AL-IHSAN Provinsi Jawa Barat

PROSEDUR
TETAP
..... ............... .....

BATASAN

Diabetes Melitus Gestational :


Diabetes yang timbul pada waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan.
Dalam keadaan puasa glukosa darah normal, tetapi terdapat intoleransi glukosa
postprandial
Diabetes Melitus Pregestasional:
Diabetes dimulai sejal sebelum hamil dan berlanjut setelah hamil, terdapat
hiperglikemia pada keadaan puasa.
Glukosa darah (mg/dL)
National diabetes
Carpenter and
data group (1979)
coustan (1982)
Puasa
105
95
1 jam
190
180
2 jam
165
155
3 jam
145
140
Gestational diabetes is diagnosed when any two value are met or
exceeded. Adapted from The American Collage Of Obstetricians And
Gynecologists (1994), with permission.
Klasifikasi berdasarkan : American Collage Of Obstetricians and Gynecologists
(1986), modifikasi White
Kelas
Onset
Glukosa
Glukosa 2
Terapi
puasa
jam
postprandial
A1
Gestational
<105 mg/dL
<120mg/dL
Diet
A2
Gestational
>105 mg/dL
>120mg/dL
insulin
kelas
Umur terdiagnosis
Saat lama
Vascular
Therapi
mengidap
disease
B
Over 20
<10
None
Insulin
Saat pemeriksaan

KRITERIA
DIAGNOSIS

KLASIFIKASI

H. Komar Hanifi, dr.,MKM


Pembina Utama Muda
NIP. 19580128 198802 1 001

C
D

None
Insuin
Benign
Insulin
retinopathy
F
Any
Any
Nephropathy
Insulin
R
Any
Any
Proliferative
Insulin
retinopathy
H
Any
Any
Heart
Insulin
When diagnosed during pregnancy: 500 mg or move proteinuruia per 24 hours
measured before 20 weeks gestation. From American College of Obstercians
and Gynecologists (1986)

INDIKASI
PEMERIKSAAN GTT
DALAM KEHAMILAN

KOMPLIKASI

PERAWATAN
ANTENATAL

10-19
Before 10

10-19
<20

Adanya riwayat keluarga yang mederita DM


Pernah melahirkan bayi besar
Pernah melahirkan bayi dengan cacat bawaan
Pernah abortus atau lahir mati
Obesitas
Hipertensi
DM

Komplikasi pada ibu


Preeklamsi/eklamsi
Hidramnion
Distosia
Perdarahan pascasalin
Infeksi saluran kemih
Kadar glukosa darah yang tidak terkendali
Komplikasi pada janin
Bayi besar
Kematian janin dalam Rahim
Hipoglikemia
Sindrom distress pernafasan
Kelainan kongenital
Hipokalsemia, hipomagnesemia dan hiperbilirubinemia

Skrining ibu hamil pada kunjungan pertama, hasil negatif diulang pada
kehamilan 28 minggu
Bila hasil positif pengawasan bersama dengan bagian yang terkait
(penyakit dalam, gizi, anak). Kendalikan kadar glukosa darah 2 jam pp
<120 mg%. pada kasusu IDDM berkaitan insulin RI yang dimuali dengan
dosis rendah sampai optimal. Umumnya dosis yang diperlukan adalah
0,7-1 unit/kg/hari
Uji reduksi tiap bulan
Perawatan bersama dan pengawasan komplikasi yaitu kelainan ginjal,
kelainan mata, kelainan jantung
Pemeriksaan USG untuk mencari kelainan konginital dan mengevaluasi
pertumbuhan janin
Pemeriksaan kesejahteraan janin/profil biofisik dimulai pada minggu ke32
Rawat pada kehamilan 34 minggu bila ada komplikasi. Pasien IDDM uji
tanpa kontraksi dilakukan setiap hari. Pada pasien NIDDM tes tanpa
kontraksi dilakukan 1 minggu sekali. Pada pasien NIDDM bila tidak jatuh

pada keadaan IDDM maka dilakukan perawatan secra rawat jalan.

INDIKASI UNTUK
MENGAKHIRI
KEHAMILAN

PENENTAN SAAT
PERSALINAN

Preeklamsi
Asidosis
Kadar glukosa darah tak terkendali
Hasil penilaian kesejahteraan janin kurang baik

Pada pasien IDDM, pesalinan elektif direncanakan pada usia kehamilan


38-39 minggu
Pada pasien NIDDM, dilakukan terminasi bila ada indikasi

PENANGANAN
PERSALINAN

Dengan mempertahankan diet dan dosis insulin diharapkan sebagian


besar pasien melahirkan pervaginam
Pantau kadar glukosa darah dan berikan terapi bersama bagian
penyakit dalam
Pantau jenis dengan kardiotokografi
Pilihan jenis terminasi kehamilan dilakukan atas indikasi obstetric
dengan memperhatikan komplikasi yang terjadi pada ibu (misalnya
adanya hipertensi atau kelainan mata) dan/atau komplikasi pada fetus
(misalnya makrosomia, gawat janin)
Pantau keadaan umum dan kadar glukosa darah pascasalin
Mengajukan menyusui
Memberikan nasihat untuk pemilihan kontrasepsi

2-hr, 75-g Oral Glucuse Tolerance Test Plasma Glocuse


(mg/Dl)
PENANGANAN
PASCASALIN

Time Tested

No Diabetes

Impaired
Glucose
Tolerance

Diabetes

fasting

<115

<140

140

, 1, 1 h

All < 0

1 values
200

1 values >
200

140-199

200

2 hr

Anda mungkin juga menyukai