Anda di halaman 1dari 14

Al-Quran

Dr. Irfan Safrudin, Drs., M.Ag


I. Adab Mempelajari al-Quran
1. Ikhlas dan Meluruskan Niat
Ikhlas merupakan ruhnya segala amal dan pusat segala amal yang bersih
Menjauhi sifat Riya dan terlalu Cinta kepada Dunia
2. Menghiasi diri dengan keutamaan
Dalam mempelajari al-Quran hendaknya dengan keadaan badan dan pakaian
yang bersih dan menjaga ahlak yang baik.
II. Sejarah Perkembangan al-Quran dari Masa ke Masa
1. Pengumpulan al-Quran pada masa Nabi SAW.
Istilah pengumpulan adakalanya diartikan dengan penghapalan dalam hati atau
kadang-kadang diartikan dengan penulisan dan pencatatan dalam lembaran-lembaran.
A. Pengumpulan al-Quran pada Masa Nabi terbagi kepada dua kategori :
Pengumpulan dalam dada berupa hapalan dan penghayatan.
Pengumpulan al-Quran dalam dada, setelah Nabi saw menerima dari Jibril
kemudian Nabi menghapal dan menetapkan dalam dadanya sebagai
penghayatannya.
membacakan kepada para sahabat supaya mereka menghapal dan
menetapkan dalam hati mereka.
Pengumpulan dalam dokumen atau catatan berupa penulisan pada kitab
(lembaran-lembaran) atau lembaran lainnya.
Pengumpulan al-Quran dalam catatan, Nabi membacakan ayat demi ayat
kemudian para sahabat menuliskannya dihadapan Nabi.
Nabi mempunyai pencatat (sekretaris) khusus yang selalu menyertai Nabi,
apabila Nabi pergi kemana saja, maka sekretaris Nabi selalu hadir disitu.
Dari golongan Muhajirin, Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Muawiyyah bin Abi
Sofyan
Dari golongan Anshor, yaitu : Ubay bin Kaab, Muadz bin Jabal, Zaid bin
Tsabit dan Abu Zaid.

B. cara-cara Pencatatan Al-Quran


Al-Quran pada masa Nabi dicatat oleh para sahabat sesuai dengan petunjuk
Nabi, artinya susunannya sebagaimana yang kita lihat sekarang sesuai dengan perintah
dan wahyu Allah. Penempatan dan tertib antara surat per surat dan ayat per ayat sesuai
dengan petunjuk Jibril.
1

C. Tempat Penulisan Ayat-Ayat


Maksud tempat penulisaan ayat-ayat al-Quran ialah lembaran-lembaran yang
dipakai untuk tempat penulisan al-Quran. Lembaran-lembaran itu antara lain :
a. Pelepah-pelepah Kurma
b. Lempengan batu
c. Kulit atau daun kayu
d. Tulang-tulang binatang.
2. Al-Quran Pada Masa Sahabat (Abu Bakar dan Umar)
Setelah Nabi SAW meninggal dunia, pada mulanya al-Quran masih tersimpan
dalam mushaf-mushaf para sahabat ataupun para sekretaris Nabi disamping dihapal
oleh beratus-ratus para sahabat.
Sebelum al-Quran menjadi satu mushaf yang dibukukan oleh Khalifah Abu Bakar,
maka al-Quran pada masa itu telah ada dalam dua tempat sandaran, yaitu :

Dalam lembaran-lembaran yang tersimpan rapih pada sekretaris-sekretaris


Nabi dan para sahabat lainnya.

Tersimpan dalam hapalan-hapalan para sahabat.

Awal masa khalifah Abu Bakar adalah menghadapi persoalan yang cukup berat
dengan adanya Nabi-Nabi palsu yang memproklamirkan kenabiannya sehingga banyak
umat Islam yang mengikutinya dan keluar dari keislamannya.
Diantara nabi palsu itu yaitu Musailamah al-Kadzdzab (12H), Abu Bakar
mengantisifasi persoalan ini dengan mengirimkan para tentara untuk mengajak orangorang yang murtad kembali kepada Islam karena mereka tidak mau kembali, maka
terjadilah peperangan yang disebut peperangan Yamamah. Dalam peperangan tersebut
telah syahid 70 orang Qura (Hufadz/penghapal al-Quran), bahkan pertempuran di sumur
Maunah telah syahid pula 70 orang Hufadz al-Quran meninggal dunia.
Kejadian ini mendorong Umar bin Khattab mengusulkan kepada Khalifah Abu
Bakar untuk mengkodifikasikan (Jamul Quran) ayat al-Quran yang berserakan dalam
mushaf-mushaf para sahabat.
Alasan Umar bin Khattab untuk mengumpulkan ayat-ayat al-Quran yaitu :
1. Banyaknya para hufadz al-Quran yang meninggal dunia
2

2. Demi pemeliharaan al-Quran


3. kemaslahatan Umat Islam (yang akan datang)
Sesudah mendengar alasan dari Umar maka Khalifah Abu Bakar memerintahkan
pengumpulan ayat-ayat al-Quran dengan diketuai oleh Zaid bin Tsabit.
Penulisan ini diambil dari dua sumber :
1. Sumber hapalan yang tersimpan dalam dada para sahabat
2. Sumber tulisan yang ditulis oleh para sahabat.
Dalam hal tulisan ini, maka pernyataan Umar bin Khattab membertikan ultimatum
yang cukup keras : Tidak akan diterima dari seseorang sesuatu (tulisan alQuran) sehingga mendatangkan saksi dua orang.
Pengertian dua saksi tersebut :
a. Mendatangkan dua orang yang menyaksikan tulisan tersebut betul-betul ditulis
atas bacaan Rasulullah SAW.
b. Hapalan dan tulisannya.
Dalam penulisan dan pengumpulan ayat-ayat al-Quran, tidak cukup dengan
hapalan saja ataupun tulisan saja, melainkan Zaid bin Tsabit meminta kedua-duanya
harus ada para sahabat yang memberikan kesaksiannya.
Setelah selesai pengumpulan ayat-ayat al-Quran, maka mushaf al-Quran
tersebut diserahkan kepada Khalifah Abu Bakar. Setelah khalifah Abu Bakar wafat, maka
mushaf al-Quran tersebut disimpan di tangan khalifah Umar bin Khattab, tetapi setelah
Khalifah umar meninggal, maka disimpan di Hafsah. Alasan penyimpanan di tangan
hafsah , yaitu :
1. Dia adalah istri Nabi SAW dan putri Khalifah Umar
2. Dia pandai membaca dan menulis.

3. Mushaf al-Quran pada Masa Khalifah Usman bin Affan


Pada masa ini terjadi perbedaan dalam pembacaan al-Quran sehingga
menimbulkan perselisihan yang menjurus kepada perpecahan umat Islam.. Untuk
mengatasi hal demikian, maka Khalifah meminta kepada Hafsah naskah al-Quran
tersebut untuk disalin guna diperbanyak dan dapat disebarkan kepada daerah-daerah
3

sebagai mushaf sandaran. Mushaf yang disimpan oleh Khalifah Usman disebut mushaf
al-Imam.
Penyalinan ini dilakukan oleh 4 sahabat, yaitu :
1. Zaid bin tsabit
2. Abdullah bin Zubair
3. Said bin Ash
4. Abdurrahman bin Hisyam
Mushaf al-Quran yang ditulis pada masa Nabi sampai pada masa Khalifah Abu
Bakar ditulis dengan tulisan Arab Kufi (Kufah). Tulisan al-Quran tersebut belum memakai
tanda nuqtah (titik) dan syakal (baris).
Pada masa khalifah Muawiyyah bin Abi Sofyan (40-60 H), Abu Aswad ad-Dauly
memberi baris bagi huruf-huruf al-Quran, dan pada masa khalifah Abdul Malik bin
Marwan (65-86 H) melalui perantaraan panglima Hajaj bin Yusuf diperintahkan pula
supaya masing-masing huruf al-Quran yang serupa diberi tanda secukupnya
umpamanya : huruf ba, ta, tsa dan sebagainya dengan tujuan agar tidak timbul
kekeliruan dalam bacaan.
Usaha ini dilanjutkan oleh Nashar bin Ashim atas perintah al-Hajjaj yaitu dengan
memberi tanda titik pada masing-masing huruf yang diperlukan dengan secukupnya.
Khalil bin Ahmad mengubah sistem baris Abu al-Aswad dengan menjadikan alif
yang dibaringkan di atas huruf tanda baris di atas, dan yang di bawah huruf tanda baris
di bawah, dan waw tanda baris di depan, dan beliau juga yang memberi dan membuat
tanda mad (panjang bacaan/pembacaan) dan tasydid (tanda ganda huruf).

Keistimewaan mushaf Abu Bakar


4

1. Terkumpulnya ayat-ayat al-Quran hasil penelitian yang mendetail dan


pembahasan yaang sempurna.
2. Sesungguhnya yang tercatat dalam mushaf bacaan yang pasti dan tidak ada
nasakh bacaannya.
3. Sesungguhnya hasil dari ijma umat dan mutawatir terhadap mushaf itu.
4. Dengana mencakup qirat sabah yang dinukil dari riwayat yang shahih.
Perbedaan penyusunan/penulisan pada masa khalifah Abu Bakar dengan khalifah
Usman bin Affan.
1. Pada masa khalifah Abu Bakar pengumpulan dari mushaf-mushaf yang terpisahpisah
2. Pada masa Khalifah Usman bin Affan, penulisan dan penyalinan untuk
diperbanyak.

III. Asbabul Nuzul


Asbabul nuzul (
(

) merupakan jama dari sababun Nuzul


) , artinya sebab-sebab turunnya suatu ayat.

Maknanya ialah :
1. Sebagai jawaban kepada suatu kasus (kejadian) yang terjadi pada waktu itu
maka turun satu ayat atau beberapa ayat.
2. Suatu pertanyan yang diajukan kepada Nabi baik itu dari para sahabat atau
orang kafir.
3. memberi ketegasan tentang suatu hukum syara
4. perincian dari suatu urusan tentang agama (Islam).

A. Memahami Asbabul Nuzul


Untuk memahmi asbabul Nuzul, tidak bisa dengan mempergunakan kukuatan
daya nalar, tetapi harus mengetahuinya berdasarkan riwayat-riwayat yang
shohih yaitu dari :
1. Para

saahabat

yang

mengetahui

sebab-sebab

turunnya

suatu

ayat/beberapa ayat.

2. Para sahabat yang memahami sebab-sebab turunnya suatu ayat/beberapa


ayat.

B. bentuk-Bentuk sababun Nuzul


Biasanya para sahabat untuk menyatakan suatu sebab turunya suatu ayat,
menggunakan perkataan (kalimat)

1. ----------------------------------------------------------------2. ----------------------------------------------------------------3 -----------------------------------------------------------------4 -----------------------------------------------------------------C. kedudukan Dalam kerangka penerapan Syariat islam
Mengetahui asbabul nuzul memberikan kemudahan dalam penempatan suatu
kasus dalam hukum Islam dan menghilangkan kesamaran hukum yang tidak diinginkan.
Faidah yang berguna dalam istimbat (menartik kesimpulan) ahkam (hukumhukum), yaitu :
1. mengetahui hikmah yang terkandung dalam hukum.
2. Menentujan hukum dengan sebab menurut sebagian yang berpendapat bahwa
suatu ibarat itu dinyatakan berdasarkan khususnya sebab.
3. memberikan jalan yang terbaik dalam memahami makna al-Quran, membuka
tabir yang tersembunyi yang dapat memelihara beberapa ayat dalam
penafsirannya bagi orang yang tidak mengetahui asbabul nuzul.
4. menghindarkan prasangka yang mengatakan arti hasr (batasan sempit) suatu
ayat yang zahirnya hasr.
5. mengetahui siapa orangnya yang menjadi kasus turunnya ayat serta
memberikan ketegasan bila terdapat keragu-raguan.

IV. Munasabah (Hubungan/Keterkaitan)


Pengertian munasabah yaitu : secara bahasa saling berdekatan. Secara
istilah : adanya ikatan (hubungan yang erat) antar kalimat dengan kalimat lainnya dalam
satu ayat, anatar ayat dengan ayat ainnya dalam bilangan ayat atau antar surat dengan
surat.
Munasabah dalam al-Quran :
1. Munasabah antar kalimat dalam satu ayat bisa sebagai penguat arti (taukid),
penjelasan dan tafsiran
2. Munasabah antar ayat dengan ayat lainnya bisa terjadi , saling keterkaitan antar
keduanya dan saling berlawanan
3. Munasabah antar surat dengan surat lainnya
4. munasabah dalam surat itu sendiri, seperti ayat pertama dengan aayat terakhir.

V. Aqsam al-Quran
Pengertian Al-Qasam yaitu sumpah. Sumpah yang diucapkan oleh seseorang
baru bersifat mengikat, apabila telah terpenuhi unsur-unsur, :
1. adanya harful qasam (Huruf sumpah)
2. adanya Muqsam bih atau suatu yang agung

dan dijadikan sandaran oleh

seseorang yang bersumpah


3. adanya muqsam alaih atau berita yang dikuatkan dengan sumpah.
Dalam al-Quran Allah bersumpah biasanya menggunakan, yaitu : mahluk-mahluk yang
diagungkan seperti : Wa Syamsi, Wa laeli,

VI. Amsal al-Quran


Amsal artinya perumpaamaan atau bandingan, sedangkan misal artinya serupa,
seperti.
Perbedaan antara masal dan misal :
1. Masal berarti perumpamaan atau ibarat, mempunyai kesamaan dalam sifat
diluar esensinya, sedang misal berarti seperti atau serupa, mengandung
persamaan dalam esensinya.

2. Masal digunakan untuk menyamakan sesuatu yang bersifat maknawi, sedang


kata misal digunakan untuk menyamakan sesuatu yang bersift indrawi.

Dibalik perumpamaan itu biasanya ada pesan-pesan atau hikmah yaitu : bahwa
manusia itu condong kepada keinginannya, contoh kisah Musa dan Hidir, dimana nabi
Musa banyak menolak dari keinginan Hidir.
Contoh amsal dalam al-Quran dan urgensinya
1. Al-Hasyr, 59 : 21, memotivasi manusia untuk berfikir
2. Al-Ankabut, 29 : 43) menggugah keilmuwan agar melakukan penalaran
3. al-Zumar, 39 : 27 menyuruh manusia agar berdzikir
4. Muhammad, 47 : 15
5. Al-Baqarah, 2 : 264 : orang yang berinfaq dengan riya (tidak ihlas)
6. Al-Baqarah, 2 : 275 : menggambarkan yang gaib dalam gambaran yang nyata
7. Al-Fath, 48 : 48 : 29, dan al-Araf,77 : 175-176.Memberi pengaruh psikologis
terhadap umat islam sebagai peringatan dan pelajaran dalam kaitannya dengan
perbuatan baik dan buruk.
VII. Qishah al-Quran (Ceritera dalam al-Quran)
Maksud qashas artinya : ceritera atau kisah, dan mengikuti atau menelusuti jejak.
Secara istilah : menelusuri kembali peristiwa sejarah dengan menyampaikanya
secara kronologis (berurutan).
Qashas yang ditampilkan dalam al-Quran berkenaan dengan, yaitu :
1. kisah para Nabi/rasul
2. Tokoh perseorangan atau individu
3. Kelompok atau golongan tertentu
4. peristiwa-peristiwa tertentu

Contoh-Contoh Qashas dalam al-Quran :


1. al-Qashas, 28 : 11, 25
2. al-Mumin, 40 :78
3. an-Nisa, 4:164
4. al-Anam, 6: 57, 130
5. An-nahl, 16 : 118
6. An-Naml, 27 : 76
7. Al-Araf, 7 : 7, 35, 101, 176
8. Hud, 11 : 100, 120
9. Yusuf, 12 : 5,111
10. Al-Kahfi, 18 : 13,64
11. Thaha, 20 : 99
12. Ali Imran, 3: 62
VII. Tafsir dan Tawil
A. Makna Tafsir
Tafsir secara etimologi adalah menerangkan, menjelaskan (Bayyana/audhaha),
penguraian atau perincian
Tafsir artinya : - usaha untuk menmyingkap sesuatu yang tertutup
- mengungkapkan arti yang dimaksud dari suatu lafaz yang pelik.
Menurut Istilah tafsir adalah : ilmu mengenai pemahaman Kitab Allah, yang
diturunkan kepada Nabi-Nya (Muhammad SAW), mengenai penjelasan makna-maknaNya dan pengambilan hukum-hukum berikut hikmah-hikmahnya.
Kata-kata tafsir dalam al-Quran : Al-Furqan, 25:33;
Tawil secara bahasa adalah kembali ke asal.
Tawil al-Quran mesti sama dengan tafsir maksudnya adalah tafsir maknanya.
B. Perbedaan Tafsir dan Tawil

Tafsir ialah penjelasan tentang makna yang lahir (zhahir) dari ayat al-Quran,

Tawil ialah mengambil sebagian makna dari makna-makna yang dikandung


oleh ayat al-Quran.

Kata-kata tawil dalam al-Quran : ali Imran, 3:7; an-Nisa , 4:4; al-Araf, 7:53;
Yunus, 10:39; Yusuf, 12:6,21,36,37,44, 45,100 dan 101; Al-Usra, 17:35 dan al-Kahfi,
18:78, 82.
C. Macam-Macam tafsir :
1. Tafsir bir Riwayah (tafsir bin Naqli/ bil Matsur).
Sebagaian ayat al-Quran adalah merupakan penjelas

atau perincian terhadap

ayat yang lainnya, atau dengan hadits atau atsar (bekas/jejak). :


o Tafsir al-Quran dengan al-Quran
o Tafsir al-Quran dengan Sunnah Nabi
o Tafsir al-Quran dengan atsar Sahabat
o Tafsir al-Quran dengan atsar Tabiin (orang Islam yang bertemu dengan
Sahabat).
2. Tafsir bid Dirayah (bir Rayi)
Menafsirkan ayat-ayat al-Quran dengan cara ijtihad, yakni penjelasan mengenai
al-Quran dengan didasarkan pada kaidah-kaidah ijtihad yang murni, ketentuanketentuan ilmu al-Quran dan kaidah-kaidah bahasa Arab.Tafsir ini dikenal juga dengan
istilah tafsir bir-Rayi (dengan akal).
Dalam tafsir bir-Rayi ini, para mufasir berusaha menjelaskan ayat-ayat al-Quran
berdasarkan ilmu pengetahuan yang berkembang dan sesuai dengan disiplin ilmu
masing-masing.
Contohnya bagaimana ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang penciptaan
dijelaskan oleh ilmu kedokteran. Jiwa manusia dijelaskan oleh ilmu Psikologi.
VIII. Tarjamah
Tarjamah artinya : memindahkan suatu kalam dari suatu bahasa kepada bahasa
lainnya,
Atau mengungkapkan suatu pengertian dengan suatu kalam
yang lain dalam bahasa yang lain, dengan memenuhi arti dan
maksud yang terkandung di dalam pengertian tadi.
Tarjamah menunjukkan empat makna :

Menyampaikan suatu kalam kepada seseorang yang belum mendapatkannya


10

Menafsirkan suatu kalam menurut bahasanya

Menafsirkan suatu kalam dengan bahasa lainnya

Memindahkan suatu kalam dari suatu bahasa kepada bahasa yang lainnya.

Contoh-contoh Perumpamaan yang Jelas (al-Amtsal al-Musharrahah)


1. Kehidupan dunia diumpamakan dengan tanaman-tanaman yang subur karena
siraman air hujan, dan ketika tanaman-tanaman itu kena hujan dengan sempurna.
(Yunus, 10:24).
2. Orang yang munafik diumpamakan dengan orang yang tidak dapat mengambil
manfat dari api yang dinyalakannya. (Al-Baqarah, 2:17).
3. Orang-orang Munafik bila mendengar ayat-ayat Allah adalah bagaikan orang yang
menyumbat telinganya ketika ditimpa hujan lebat dan petir karena tidak sanggup
mendengarnya. (al-Baqarah, 2:19).
4. Orang yang kafir diumpamakan dengan binatang yang tidak mengerti panggilan
penggembalanya, (Al-Baqarah, 2 :17).
5. Menafkahkan harta di jalan Allah diumpamakan dengan sebuah biji yang
membuahkan seratus biji baru. (Al-baqarah, 2:261).
6. Orang yang mensedekahkan harta karena riya diumpamakan dengan sebuah batu
licin yang kena debu, lalu menjadi bersih karena ditimpa hujan. (Al-Baqarah, 2:264).
7. Orang-orang yang membelanjakan hartanya karena Allah diumpamakan dengan
kebun yang subur. (Al-Baqarah, 2:265).
8. Harta yang digunakan orang-orang yang kafir di dalam kehidupan dunia
diumpamakan dengan angin yang merusak. (Ali Imran, 2:117).
9. Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah diumpamakan dengan anjing yang
mengulurkan lidahnya, baik ketika dia dihalau ataupun ketika dibiarkan. (Al-Araf
7:176).
10. Orang yang kafir diumpamakan dengan orang yang tuli. (Hud, 11:24).
11. Orang-orang kafir tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah
mereka usahakan di dunia. Amalan-amalan mereka diumpamakan dengan debu yang
hilang ditiup angin kencang. (Ibrahim, 14:18).

11

12. Kebenaran

diumpamakan

dengan

pohon

yang

baik,

akarnya

teguh

dengancabangnya menjulang ke langit, serta mendatangkan buah pada setiap


musim, adapun kebatilan diumpamakan dengan pohon yang buruk. (Ibarahi, 14:2426).
13. Allah tidak sama dengan berhala. Perumpamaannya bagaikan dua orang lelaki, yang
satu bisu dan tidak dapat berbuat sesuatu pun, malah menjadi beban bagi
penanggungnya, dan yang satunya lagi orang yang berada dalam jalan yang lurus
dan selalu menyuruh berbuat keadilan. (An-Nahl, 16:76).
14. Orang yang kufur nikmat diumpamakan dengan penduduk sebuah negeri yang
dahulunya aman lagi tentram, subur dan makmur, kemudian ditimpa kelaparan dan
ketakutan. (an-Nahl, 16:112).
15. Allah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah
seperti pelita di dalam kaca, dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya
seperti mutiara. (an-Nur, 24:35).
16. Orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah diumpamakan dengan
labah-labah yang berlindung dalam rumah-rumahnya. (al-Ankabut, 29:41).
17. Orang-orang Yahudi tidak mengamalkan Taurat diumpamakan dengan keledai yang
membawa kitab-kitab. (al-Jumuah, 62:5).
Perumpamaan yang tersembunyi (al-Amtsal al-Kaminah).
1. Istri-istri diumpamakan dengan ladang (al-Baqarah, 2:223).
2. Orang-orang yang mengambil riba diumpamakan dengan orang yang kemasukan
syetan lantaran tekanan penyakit gila. (al-Baqarah, 2:275).
3. orang yang sesat, dadanya menjadi sempit, dia diumpamakan dengan orang yang
mendaki ke langit. (al-Anaam, 6:125).
4. Orang-orang yang sesat diumpamakan dengan binatang ternak. (Al-Araf, 7:179).
5. Balasan bagi orang yang jahat adalah keninaan. Mereka diumpamakan dengan orang
yang mukanya ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. (Yunus,
10:27).
6. Orang batil diumpamakan dengan buih air di lembah, dan orang yang benar
diumpamakan dengan buih leburan logam mulia. (ar-Radu, 13:17).

12

7. Pada hari kiamat, Allah menggulung langit bagai menggulung lembaran-lembaran


kertas. (al-Anbiya, 21:104).
8. Orang yang mempersekutukan Allah diumpamakan bagaikan orang-orang yang jatuh
dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.
(al-Hajj, 22:31).
9. Amalan-amalan orang yang kafir adalah laksana fatamorgana (An-Nur,24:39).
10.

Suara yang buruk diumpamakan dengan suara keledai. (Liqman, 31:19).

11. Orang yang bakhil ditimpa bahaya, dia akan memandang dengan mata yang
berbalik-balik bagaikan orang yang pingsan karena akan mati. (al-Ahzab, 33:19).
12. Orang-orang mukmin di surga akan diberi bidadari-2 yang tidak liar pandangannya
dan jelita matanya, seakan-akan mereka adalah telur burung unta yang tersimpan
dengan baik. (ash-Shaffat, 37:48-50).
13. Orang-orang kafir bersenang-senang di dunia dan mereka makan seperti makannya
binatang-binatang.
14. Orang-orang yang menggunjing sesama Muslim diumpamakan dengan orang yang
memakan daging saudaranya sendiri. (Al-Hujurat, 49:12).
15. Orang-orang yang kafir ketika keluar dari kuburan, mereka menundukkan pandanganpandangannya, dan diumpamakan seperti belalang yang beterbangan. (al-Qamar,
54:6-7).
16. Kaum Ad dihancurkan oleh Allah dengan angin, kehancuran mereka diumpamakan
dengan pohon kurma yang tumbang. (al-Qamar, 54 : 18-20).
17. Kaum Tsamud dihancurkan oleh Allah dengan suatu suara yang keras mengguntur.
Kehancuran mereka diumpamakan dengan rumput-rumput yang kering. (al-Qamar,
54;31).
18. Tuhan menciptakan segala sesuatu menurut ukurannya. Kejadian-kejadiannya
diumpamakan dengan kejapan mata. (al-Qamar, 54:49-50).
19. Salah satu bahan pokok bagi kejadian manusia adalah tanah kering yang
diumpamakan dengan tembikar
20. Bidadari-bidadari di surga diumpamakan dengan Yakut dan Marjan (ar-Rahman,
55:14).

13

21. Bidadari-bidadari di surga bermata jeli, Mereka diumpamakan dengan mutiara yang
tersimpan dengan baik. (al-Waqiah, 56:22-23).
22. Kehidupan

dunia

diumpamakan

dengan

permainan

dan

perhiasan

dunia

diumpamakan dengan tanaman yang subur karena mendapat siraman hujan, lalu
kering dan menguning. (al-hadid, 57:20).
23. Luas surga diumpamakan dengan seluas langit dan bumi (Al-Hadid, 57:21).
24. Orang-orang yang munafik diumpamakan dengan kayu yang tersandar, maksudnya
ialah untuk menyatakan sifat-sifat mereka yang jelek; meskipun tubuh mereka bagusbagus dan mereka pandai berbicara, akan tetapi otak mereka kosong, tidak dapat
memahami kebenaran. (al-Munafiqun, 63:4).
25. Kehancuran langit pada hari kiamat diumpamakan dengan luluhan perak, dan
gunung-gunung seperti bulu yang beterbangan.
26. Ketakutan oarng-orang kafir terhadap akhirat diumpamakan dengan keledai liar yang
lari terkejut daripada singa. (al-Mudatstsir, 74:50-51).
27. kejadian manusia pada hari kiamat diumpamakan dengan anai-anai yang bertebaran
(al-Qariah, 101:4).
28. kehancuran tentara gajah diumpamakan dengan daun-daun yang dimakan ulat. (AlFil, 105:5).

14

Anda mungkin juga menyukai

  • Administrasi Lab
    Administrasi Lab
    Dokumen1 halaman
    Administrasi Lab
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • CSS - CTEV by Siti Adibah Nuramira - Galih Nadhova 13.B
    CSS - CTEV by Siti Adibah Nuramira - Galih Nadhova 13.B
    Dokumen10 halaman
    CSS - CTEV by Siti Adibah Nuramira - Galih Nadhova 13.B
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • CSS - Word Stroke
    CSS - Word Stroke
    Dokumen31 halaman
    CSS - Word Stroke
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Kes CRS RM
    Kes CRS RM
    Dokumen12 halaman
    Kes CRS RM
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • CSS - CTEV by Siti Adibah Nuramira - Galih Nadhova 13.B
    CSS - CTEV by Siti Adibah Nuramira - Galih Nadhova 13.B
    Dokumen10 halaman
    CSS - CTEV by Siti Adibah Nuramira - Galih Nadhova 13.B
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • BST Sungsang
    BST Sungsang
    Dokumen21 halaman
    BST Sungsang
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Makalah Case 2 DR S
    Makalah Case 2 DR S
    Dokumen16 halaman
    Makalah Case 2 DR S
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Contoh Problem Nabila Case 6
    Contoh Problem Nabila Case 6
    Dokumen4 halaman
    Contoh Problem Nabila Case 6
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Template PKM GT
    Template PKM GT
    Dokumen18 halaman
    Template PKM GT
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Chapter II PDF
    Chapter II PDF
    Dokumen39 halaman
    Chapter II PDF
    Anggrian Clara Dewi
    Belum ada peringkat
  • Ketokonazole
    Ketokonazole
    Dokumen2 halaman
    Ketokonazole
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Ds Tetralogy of Fallot
    Ds Tetralogy of Fallot
    Dokumen24 halaman
    Ds Tetralogy of Fallot
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • PATOMEKANISME
    PATOMEKANISME
    Dokumen3 halaman
    PATOMEKANISME
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Pai Akhlak Bab 8
    Pai Akhlak Bab 8
    Dokumen7 halaman
    Pai Akhlak Bab 8
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Uu No 14 Tahun 2005 TTG Guru Dan Dosen
    Uu No 14 Tahun 2005 TTG Guru Dan Dosen
    Dokumen55 halaman
    Uu No 14 Tahun 2005 TTG Guru Dan Dosen
    Eli Priyatna
    100% (1)
  • Patmek RS
    Patmek RS
    Dokumen1 halaman
    Patmek RS
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • PATOMEKANISME
    PATOMEKANISME
    Dokumen3 halaman
    PATOMEKANISME
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • CS 5 RS
    CS 5 RS
    Dokumen47 halaman
    CS 5 RS
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Lari
    Lari
    Dokumen1 halaman
    Lari
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Helminthiasis (Def, Et, Ep, Klas)
    Helminthiasis (Def, Et, Ep, Klas)
    Dokumen2 halaman
    Helminthiasis (Def, Et, Ep, Klas)
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Akhlak Suami Istri
    Akhlak Suami Istri
    Dokumen2 halaman
    Akhlak Suami Istri
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Memilih Terapi Berbasis Bukti Prof Bhisma Murti
    Memilih Terapi Berbasis Bukti Prof Bhisma Murti
    Dokumen18 halaman
    Memilih Terapi Berbasis Bukti Prof Bhisma Murti
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Laporan Histo Case 3
    Laporan Histo Case 3
    Dokumen1 halaman
    Laporan Histo Case 3
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Petunjuk Rasulullah Dalam Berpuasa
    Petunjuk Rasulullah Dalam Berpuasa
    Dokumen1 halaman
    Petunjuk Rasulullah Dalam Berpuasa
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Glosarium Sejarah
    Glosarium Sejarah
    Dokumen25 halaman
    Glosarium Sejarah
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    100% (1)
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks
    Dokumen3 halaman
    Kanker Serviks
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Askep Anemia
    Askep Anemia
    Dokumen11 halaman
    Askep Anemia
    Muhammad Ikhsan
    100% (1)
  • Albaqarah
    Albaqarah
    Dokumen3 halaman
    Albaqarah
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat
  • Sally Sendiri
    Sally Sendiri
    Dokumen1 halaman
    Sally Sendiri
    Galih Nadhova Imana Liverpudlian
    Belum ada peringkat