Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FARMASETIKA

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SEDIAAN


TABLET EFFERVESCENT

Disusun Oleh :
Ade Rizki Nurazhar

( G1F011023 )

Windhiana Sapti Argi

( G1F011038 )

Rani Saskia Jeanita

( G1F011049 )

Oktaviana Prasetya N

( G1F011052 )

Yulia Nur Ulfa

( G1F011058 )

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2011

PENDAHULUAN

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk
untuk bagian dalam maupun bagian luar, guna mencegah, meringankan, maupun menyembuhkan
penyakit.
Menurut undang-undang yang dimaksud dengan obat adalah suatu bahan atau campuran
bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
Pelayanan kefarmasian saat ini telah semakin berkembang selain berorientasi kepada
produk (product oriented) juga berorientasi kepada pasien (patient oriented). Berbagai tuntutan
yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk pengembangan dunia kefarmasian seperti :
Pharmaceutical care yaitu obat sampai ketangan pasien dalam keadaan baik, efektif dan aman
disertai informasi yang jelas sehingga penggunaannya tepat dan mencapai kesembuhan;
timbulnya penyakit baru dan perubahan pola penyakit yang memerlukan pencarian obat baru
atau obat yang lebih unggul ditinjau dari efektivitas dan keamanannya; meningkatnya
penyalagunaan obat dan ketergantungan pada narkoba dan psikotropika merupakan tuntutan
untuk dapat mengawasi penggunaan obat tersebut, mencari/mensintesis obat yang lebih aman
dan mampu memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan obat.

Dalam makalah ini, kami akan membahas bentuk sediaan farmasi berupa tablet dengan
perkembangan bentuk dan jenisnya sampai saat ini. Lebih spesifiknya lagi tablet dengan jenis
tablet efervesen.

PEMBAHASAN

Tablet adalah bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan
obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya
datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara
lain sesuai dengan punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 .
Bentuk dan ukuran tablet
a. Bentuk tablet

Bentuk silinder

Bentuk kubus

Bentuk cakram

Bentuk bundar

Bentuk batang

Bentuk telur/peluru

Bentuk pipih/sirkuler

Bentuk oval

Bentuk cincin

Bentuk segitiga,segi empat,segi lima, banyak segi, segiempat panjang, bentuk hati.

b.Ukuran tablet
1. Menurut R.Voigt

Garis tengah pada umumnya 15-17 mm

Bobot tablet pada umumnya 0.1-1 gr.

2. Menurut Lachman

Tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inc

Berat tablet berkisar antara 120-700 mg 800 mg

Diameternya 1/4 7/6 inci

3. Menurut Dom Martin

Diameternya 1/8 1 1/5 inci

4. Menurut FI III dan FN

Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1
1/3 kali tebal tablet.

Keuntungan dan kerugian


Keuntungan tablet
1. Tablet dipasaran mudah diberikan dalam dosis yang tepat jika diinginkan dosis dapat dibagi
rata dan akan memberikan efek yang akurat.
2. Tablet tidak mengandung alcohol
3. Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
4. Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat dibawa
kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan mudah pemberiannya.
5. Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih disukai karena bersih,
praktis dan efisien.
6. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang terbaik dari
semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling
lemah.
7. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.

8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan,
terutama bila tersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
9. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan diusus atau
produk lepas lambat.
10. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besarbesaran.
11. Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas
air.
12. Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin menelan tablet, maka
tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk
pengolahannya.
13. Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat larut dan rasa
yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut.
14. Konsentrasi yang bervariasi.
Kerugian tablet
1. Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
2. Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.
3. Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.
4. Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan
karena menurut mereka tablet tersebut adalah permen.
5. Warnanya cenderung memberikan bahaya.
Jenis-jenis tablet

- Tablet kompresi
Adalah tablet kompresi yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet
dan ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya diberi tambahan sejumlah bahan pembantu.
- Tablet kompresi ganda
Adalah tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali
tekanan.
- Tablet salut gula
Ini merupakan tablet tablet kempa yang terdiri dari penyalut gula. Tujuan penyalutan ini
adalah untuk melindungi obat dari udara dan kelembapan serta member rasa atau untuk
menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan obat.
- Tablet diwarnai coklat
Tablet ini menggunakan coklat untuk menyalut dan mewarnai tablet, misalnya dengan
menggunakan oksida besi yang dipakai sebagai warna tiruan coklat.
- Tablet salut selaput
Tablet kompresi ini disalut dengan selaput tiais dari polimer yang larut atau yang tidak larut
dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi tablet.
- Tablet kunyah
Yaitu tablet yang dikunyah lembut, segera hancur ketika dikunyah adalah dibiarkan larut
dalam mulut, terasa enak dan menarik, biasa digunakan untuk tablet anak, antisid dan
antibiotic.

- Tablet effer vescent

Yaitu tablet berbuih dilakukan dengan cara kompresi granulasi yang mengandung garamgaram effer adalah bahan bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur
dengan air. Campurannya biasanya adalah asam dan basa. Asamnya adalah as. Sitrat atau
as. Tartrat. Sadangkan basanya adalah basa karbonat.
- Tablet hipodermik
Yaitu tablet yang diperuntukkan atau dimasukkan dibawah kulit dibuat secara septic dan
streril mungkin.
- Tablet larut
Tablet yang ditujukan pada umumnya untuk antiseptic. Berupa larutan untuk luka atau
infeksi pada kulit persyratan utama zat aktif dan zat adiktif harus larut sempurna dalam
pelarut membentuk larutan yang sempurna dan tidak toksik.
- Tablet hisap
Digunakan untuk pengobatan local disekitar mulut.
- Tablet Salut enteric
Tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak atau hancur dilambung tapi diusus.
- T ablet sublingual atau bukal
Yaitu tablet yang disisipkan dipipi dan dibawah lidah. Biasanya bentuknya datar, tablet oral
yang direncanakan larut dalam kantung pipi adalah dibawah lidah untuk diabsorpsi melalui
mukosa oral. Tujuannya agar obat dapat diabsorpsi dengan cepat.

- Tablet triturate

Bentuk tablet ini biasanya kecil dan silinder dibuat dengan cetakan atau dibuat dengan
kompressi mengandung sejumlah kecil obat keras.
- Tablet pembagi
Yaitu tablet yang digunakan untuk membuat puyer.
- Tablet penglepas terkendali
Yaitu

tablet

dari

kapsul

yang

penglepasan

obatnya

secara

terkendali.

Metode pembuatan tablet


1. Metode granulasi basah
Tahapannya :

Pengeringan bahan obat dan zat tambahan

Pencampuran serbuk gilingan

Persiapan larutan pengikat

Pencampuran larutan pengikat dan campuran serbuk hingga membentuk massa yang
basah.

Pengayak kasar dari massa yang basah menggunakan ayakan no 6-12.

Pengeringan granul basah

Pengayakan granul kering dengan pelicin dan penghancur.

Pencampuran bahan ayakan.

Tablet dikempa.

2. Metode granulasi kering


Tahapannya :

Penggilingan bahan obat dalam bahan tambahan.

Pencampuran bahan yang telah digiling

Pengempaan menjadi tablet yang besar.

Slug dan pengayakan

Pencampuran dengan pelican dan penghancur

Tablet dikempa.

3. Metode kempa langsung


Tahapannya :

Penggilingan dari bahan obat dan bahan tambahan.

Pencampuran dari semua bahan.

Tablet dikempa.
Pada era globalisasi ini masyarakat menuntut segala sesuatu dapat dilakukan serba

cepat dan praktis sehingga pembuatan produk madu dalam sediaan effervescent cukup strategis
untuk dilakukan. Tablet effervescent m e r u p a k a n

tablet

yang

dimaksudkan

u n t u k menghasilkan larutan secara cepat dengan menghasilkan CO2 secara serentak. Tablet
effervescent mengandung

komponen

asam

dan

komponen

basa

karbonat.

Apabilatablet seperti ini dimasukkan ke dalam air mulailah terjadi reaksi antara
asam danbasa karbonat sehingga menghasilkan CO 2 serta air. Asam sitrat
merupakan asam y a n g p a l i n g b a n y a k d i g u n a k a n d a l a m f o r m u l a s i s e d i a a n
t a b l e t effervescent. Hal t e r s e b u t d i s e b a b k a n a s a m s i t r a t t e r s e d i a d a l a m
j u m l a h y a n g b e s a r d a n m u r a h harganya serta memiliki sifat kelarutan yang

tinggi dalam air. Asam sitrat bersifathigroskopis sehingga dalam penyimpanannya


harus dihindarkan dari kelembaban yang tinggi (Mohrle, 1995).
Tablet effervescent u m u m n y a

lebih

disukai

dari

sediaan

lainnya,

k a r e n a memiliki rasa yang manis dan enak. Selain itu tablet effervescent juga disukai karena
dapat memberikan efek menyegarkan dan dapat menutupi rasa yang lain yang
tidak diinginkan (Lachman dan Lieberman, 1994).
Sediaan tablet effervescent penggunaannya lebih praktis, mudah dan lebih menyenangkan
dalam penyediaan bila dibandingkan dengan sediaan tablet oral lain. Selain itu, memungkinkan
pembentukan larutan dalam waktu seketika yang mengandung dosis obat yang tepat.
Sediaan tablet effervescent lebih disukai masyarakat karena disamping menghasilkan
larutan jernih, tablet effervescent juga menghasilkan rasa yang enak dan menyegarkan karena
adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa pada beberapa obat tertentu (Banker and
Anderson, 1986). Di masyarakat Indonesia sendiri, tablet effervescent banyak digunakan sebagai
food suplement (energy drink) atau minuman penambah tenaga. Jika suatu obat antianemia
defisiensi besi diberikan dalam bentuk effervescent, tentunya akan lebih disukai karena rasa yang
enak dan cocok bagi anak-anak.
Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan tablet effervescent adalah sebagai
berikut: sumber asam meliputi food acid yaitu bahan yang mengandung asam atau yang dapat
membuat suasana asam pada campuran effervescent seperti asam sitrat, asam tartrat, asam malat,
asam suksinat dan asam fumarat. Asam-asam ini sangat penting dalam pembuatan tablet
effervescent, jika direaksikan dengan air bahan tersebut akan terhidrolisa kemudian akan
melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi dengan bahan-bahan karbonat.
Garam-garam effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat,
karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesulitan dalam pembentukan
granul. Apabila asam tartrat sebagai asam tunggal, granul yang dihasilkan akan rapuh dan
menggumpal. Bila asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul.
Keistimewaan dalam pengolahan granul dalam metode peleburan ialah penggunaan kombinasi
asam sitrat dan asam tartrat (Ansel, 1981). Bahan-bahan yang digunakan harus tahan panas,
mudah dikempa dan larut dalam air.
Menurut Mohrle (1980), keasaman sangat penting dalam reaksi effervescent, dan ini
didapat dari tiga sumber yang mengandung asam tersebut

yaitu:
a. Asam bebas
Asam bebas adalah asam yang mengandung asam atau bahan yang bisa memberikan
suasana asam pada campuran effervescent, seperti:
a) Asam sitrat (citric acid)
b) Asam tartrat (tartaric acid)
c) Asam malat (malic acid)
Asam-asam seperti halnya bahan pengasam sangatlah penting untuk pembuatan
effervescent. Jika direaksikan dengan air, bahan asam akan terhidrolisa melepaskan asam dan
proses selanjutnya akan bereaksi dengan bahan-bahan karbonat yang kemudian menjadi bagian
dari proses effervescent.
b. Asam anhidrat (acid anhidrides)
Pada asam anhidrat ini tidak terdapat air kristal, contohnya : asam suksinat dan sitrat
anhidrat.
c. Asam garam (acid salt)
Asam dalam bentuk garam, yang lebih mudah larut dalam air, contohnya: natrium
dihidrogen fosfat. Sumber karbonat yang umum digunakan yaitu natrium bikarbonat dan natrium
karbonat. Natrium bikarbonat merupakan bagian terbesar sumber karbonat dengan kelarutan
yang sangat baik dalam air, nonhigroskopis serta tersedia di pasaran mulai dari bentuk bubuk
sampai bentuk garam. Natrium bikarbonat menghasilkan 52% karbondioksida. Kombinasi asam
sitrat dan asam tartrat (1 : 2) merupakan kombinasi yang baik dan banyak digunakan dalam
pembuatan tablet effervescent. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat dapat memperbaiki ikatan
antar partikel, sehingga ikatan antar partikel didalamnya menjadi semakin kuat. Dalam
pembuatan tablet hal ini sangat menguntungkan sekali karena dapat menghasilkan kekerasan
tablet yang baik yang dapat tahan baik terhadap goncangan dan gesekan pada saat pengempaan,
pengemasan dan pendistribusian. Secara sederhana proses pembuatan tablet effervescent dibagi
menjadi dua tahap yaitu proses pencampuran bahan dan pencetakan tablet (Juniawan, 2004).
Reaksi antara asam sitrat dan Na bikarbonat (1) serta asam tartrat dan Na
bikarbonat (2) dapat dilihat sebagai berikut:

HC6O7.H2O + 3NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4H2O +3CO2 .......... (1)


H2C4H4O6 + 2NaOHCO3 Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2 .........(2)
Harus diingat bahwa dibutuhkan 3 molekul Na bikarbonat untuk menetralisasi 1 molekul
asam sitrat ( persamaan 1) dan 2 molekul Na bikarbonat untuk menetralisasi 1 molekul asam
tartrat ( persamaan 2). Dalam pengolahan suatu formula sediaan obat dalam bentuk effervescent
dari komponen-komponen ini dapat ditentukan jumlah pereaksi yang akan digunakan. Jumlah
bahan obat pada pembuatan sediaan effervescent ditetapkan dari dosis obat yang direncanakan.
Umumnya dosis obat didapat dalam 1 atau 2 sendok penuh garam effervescent kering. Setelah
formula ditetapkan, serbukserbuk dicampur merata dalam keadaan kering untuk mencegah reaksi
kimia yang terjadi lebih dini dan dibuat granul. Penggunaan granul atau partikel kasar yang lebih
banyak, akan menyebabkan kelarutan bahan berkurang saat ditambah air tetapi reaksi pembuihan
cepat tidak berkurang. Terbentuknya garam disebabkan oleh adanya 1 molekul air kristal pada
setiap molekul asam sitrat. Keuntungan tablet effervescent sebagai bentuk obat adalah
kemungkinan pembentukan larutan dalam waktu cepat dan mengandung dosis obat yang tepat.
Kerugian tablet effervescent adalah kesukaran menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
Kelembaban udara selama pembuatan produk sudah dapat untuk memulai reaksi effervescent.
Selama reaksi berlangsung air yang dibebaskan dari bikarbonat menyebabkan autokatalisis.
Tablet effervescent dikemas secara khusus dalam kantong lembaran aluminium kedap udara atau
kemasan padat di dalam tabung silindris dengan ruang udara yang minimum.
Bahan tambahan yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet effervescent di antaranya
bahan pengikat yang bertugas sebagai perekat dalam bentuk serbuk menjadi granul sampai tablet
pada proses pengempaan. Bahan pengikat yang biasa digunakan antara lain gula dan jenis pati ,
gum arab, gelatin dan turunan selulosa. Bahan pengisi ditambahkan untuk memperbaiki daya
kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran. Bahan pengisi harus inert
dan stabil. Pada proses pembuatan tablet effervescent diperlukan bahan pengisi yang larut air
seperti sukrosa, laktosa, manitol dan sorbitol. Bahan pelicin memenuhi fungsi yang berbeda,
antara lain berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, bahan pelicin dan bahan pemisah bentuk.
Contoh bahan pelicin yang biasa digunakan adalah asam stearat, talk, kalsiummagnesium
-alumunium stearat dan aerosil. Pada tablet effervescent yang berperan sebagai bahan
penghancur adalah sumber asam dan sumber karbon. Reaksi yang digunakan untuk pelarutan

tablet effervescent adalah reaksi antara sumber asam dan sumber karbonat yang menghasilkan
gas berupa karbondioksida, terjadi secara spontan ketika tablet masuk dalam air. Kemudian gas
inilah yang dapat mendesak tablet sehingga tablet menjadi hancur (Rohdiana, 2002)
Metode Pembuatan Tablet Effervescent
Menurut Ansel (1985), tablet effervescent dibuat memakai dua metode umum : (a) metode
granulasi kering atau peleburan dan (b) metode granulasi basah.
a. Metode Peleburan
Dalam metode ini, molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat bertindak
sebagai unsur penentu bagi pencampuran serbuk. Sebelum serbuk-serbuk dicampur atau diaduk,
kristal asam sitrat dijadikan serbuk, baru dicampur dengan serbuk lainnya atau setelah disalurkan
melewati ayakan no. 60 untuk memantapkan keseragaman atau meratanya pencampuran. Ayakan
dan alat pengaduk harus terbuat dari stainless steel atau bahan lain yang tahan terhadap pengaruh
asam. Mencampur atau mengaduk serbuk-serbuk ini dilakukan cepat dan lebih baik di
lingkungan yang kadar kelembabannya rendah untuk mencegah terhisapnya uap-uap air dari
udara oleh bahan-bahan kimia dan oleh reaksi kimia yang terjadi lebih dini. Setelah selesai
pengadukan, serbuk diletakkan di atas lempeng atau gelas atau nampan yang sesuai dalam
sebuah oven atau pemanas lainnya yang sesuai dan sebelumnya oven ini dipanaskan antara 33,8o
C 40o C, selama proses pembuatan serbuk dibolak-balik dengan memakai spatel tahan asam.
Panas menyebabkan lepasnya air kristal dari asam sitrat, di mana yang pada gilirannya
melarutkan 17 sebagian dari campuran serbuk, memacu reaksi kimia dan berakibat melepaskan
beberapa karbondioksida. Ini menyebabkan bahan serbuk yang dihaluskan menjadi agak seperti
spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat (seperti pada adonan roti), serbuk ini
dikeluarkan dari oven dan diremas melalui suatu ayakan tahan asam untuk membuat granulgranul sesuai yang diinginkan. Ayakan no.4 dapat dipakai untuk membuat granul yang lebih
besar, ayakan no.8 untuk membuat granul ukuran sedang, dan ayakan no.10 mengayak granul
yang lebih kecil. Ketika semua adonan telah melalui ayakan, granul-granul ini segera mengering
pada suhu tidak lebih dari 54o C dan segera dipindahkan ke wadah lalu disimpan secara tepat
dan rapat.
b. Metode Granulasi Basah

Metode ini berbeda dari metode peleburan, metode granulasi basah tidak perlu air kristal
asam sitrat akan tetapi digunakan air yang ditambahkan ke dalam pelarut (seperti alkohol) yang
digunakan sebagai unsur pelembab untuk membuat adonan bahan yang lunak dan larut untuk
pembuatan granul. Dalam metode ini mungkin semua tablet yang tidak mengandung air,
tergantung dari air yang ditambahkan ke dalam campuran bahan yang lembab. Begitu cairan
yang cukup ditambahkan (sebagian) untuk mengolah adonan yang tepat, baru granul diolah dan
dikeringkan dengan cara yang diuraikan di atas. Dalam pembuatan tablet effervescent hal yang
harus diperhatikan yaitu bagaimana menentukan formula yang tepat sehingga sediaan yang
dihasilkan dapat menghasilkan pembuihan yang efektif, tablet yang stabil dan 18 menghasilkan
produk yang nyaman. Kesulitan dalam pembuatan tablet effervescent yaitu mengendalikan
kelembaban ruangan yang digunakan untuk pembuatan tablet. Kelembaban berkaitan dengan
stabilitas tablet effervescent yang dihasilkan. Semakin tinggi kelembaban maka semakin sulit
kita dalam penabletan, karena dengan tingginya kelembaban maka asam basa yang ada dalam
tablet akan lebih cepat bereaksi sehingga tablet yang dihasilkan akan lebih cepat lembek untuk
itu kelembaban relatif 40% harus tetap dijaga.

PENUTUP

Tablet adalah bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan
obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya
datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara
lain sesuai dengan punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 .
Tablet memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam dan juga memiliki
keuntungan maupun kerugian. Tablet juga memiliki jenis yang bermacam- macam seperti yang
sedang berkembang saat ini adalah tablet effervescent. Tablet effervescent m e r u p a k a n
tablet

yang

dimaksudkan

u n t u k menghasilkan larutan secara cepat dengan

menghasilkan CO2 secara serentak. Tablet effervescent u m u m n y a l e b i h d i s u k a i d a r i


sediaan lainnya,

karena

memiliki rasa yang manis dan enak. Selain itu tablet

effervescent juga disukai karena dapat memberikan efek menyegarkan dan dapat
menutupi rasa yang lain yang tidak diinginkan.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa sediaan farmasi dari waktu ke waktu
selalu berkembang. Termasuk masing-masing bentuk dan jenis sediaannya. Seperti tablet yang
tadinya hanya berupa sediaan padat kini dapat dijadikan larutan agar memudahkan untuk
dikonsumsi. Masyarakat tentunya lebih memilih jenis obat yang tidak terasa pahit dan mudah di
konsumsi seperti tablet effervescent tersebut.
Mohon maaf bila dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat
lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Bab I. http://etd.eprints.ums.ac.id. Diakses pada 29 Desember 2011


Yulinah, Elin. Tren Dan Paradigma Dunia Farmasi. http://www.itb.ac.id. Diakses pada 29
Desember 2011
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi 3. Departemen kesehatan republik Indonesia: Jakarta
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi 4. Departemen kesehatan republik Indonesia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai