Anda di halaman 1dari 3

Lilik Setiawan HP., MT.

PONDASI (FOUNDATION)
Sebuah bangunan tidak dapat berdiri begitu saja di atas permukaan tanah, untuk itu
diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut Pondasi. Pondasi (foundation)
sering disebut struktur bangunan bagian bawah (sub structure), terletak paling bawah dari
banguna yang berfungsi mendukung seluruh beban bangunan dan meneruskan ketanah.
Karena letak di dalam tanah tertutup oleh lapisan lantai maupun tanah halaman, maka
pondasi harus dibuat kuat, aman, stabil, awet dan mampu mendukung beban bangunan.
Kerusakan pada pondasi akan sangat sulit untuk memperbaikinya.
Pada umumnya lapisan tanah dipermukaan setebal kurang lebih 50 cm adalah lapisan
tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai daya dukung yang baik. Oleh karena itu
dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah humus ini. Lebar galian tanah dibuat
secukupnya saja asal sudah dapat untuk memasang pondasi. Tanah yang sudah terusik akan
berubah baiki sifat maupun kekuatannya.
Lebar dasar pondasi dibuat lebih besar/tumpul supaya mempunyai daya dukung yang
besar dan tidak mudah amblas ke dalam tanah. Dengan kata lain makin berat beban bangunan
yang didukung, makin besar pula daya dukung tanah yang diperlukan dan makin besar pula
lebar dasar pondasinya.
Perencanaan pondasi harus mengikuti rekomendasi penyelidikan tanah (soil
investigation) yaitu suatu usaha penyelidikan ke dalam lapisan tanah untuk mengetahui jenis
dan kekuatan tanah. Ada beberapa cara penyelidikan tanah yaitu:
1. Sonding Investigation.
2. Boaring Investigation.
Soil investigation dapat menentukan jenis pondasi yang ideal dalam arti murah, mudah
dan kuat. Dari hasil penyelidikan tanah untuk mengetahui:
1. Jenis dan kekuatan tanah serta kedalamannya.
2. Kedalaman dari muka air tanah.
3. Meramalkan penurunan (settlement) dikemudian hari.
4. Memperkirakan beban maximum yang diijinkan dan menentukan jenis pondasinya.
Kerusakan pada pondasi (penurunan, pondasi pecah dsb) mengakibatkan kerusakan
pada struktur atasnya. Hal-hal yang sering mengakibatkan kerusakan pada pondasi adalah:

Perubahan fungsi gedung, sehingga terjadi pembebanan yang melebihi kapasitas


pondasi.

Terjadinya bencana alam (gempa, banjir, tanah longsor, getaran yang berulang dari
mesin kendaraan dsb.

Akar pohon besar.

Kerusakan struktur tanah akibat adanya pembangunan gedung yang lebih berat di
sekitarnya.

Usia pondasi.

Ketidak pastian daya dukung tanah yang tidak seragam.


Berdasarkan kedalaman letaknya, pondasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pondasi dangkal (shallow foundation)
6 m< kedalaman
2. Pondasi dalam (deep foundation)
6m> kedalaman

Pondasi dangkal adalah jenis pondasi yang dasarnya terletak tidak terlalu dalam dari
permukaan tanah asli, masih dikerjakan dengan alat sederhana oleh tenaga manusia biasa.
Berdasarkan sistem penyaluran bebannya pondasidangkal dapat dibagi menjadi:
1. Pondasi menerus/staal (Continous Footing).
2. Pondasi setempat/titik (Individual Footing).
3. Pondasi gabungan (Combined Footing).
4. Pondasi plat(Mat Foundation, Raft Foundation).
A.

Pondasi Menerus

Pondasi menerus yang juga disebut pondasi langsung adalah jenis pondasi yang
banyak dipakai untuk bangunan rumah tidak bertingkat. Untuk seluruh panjang mempunyai
ukuran yang sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama. Dipasang diseluruh tembok
penyekat ruangan dan di bawah kolom-kolom pendukung yang berdiri bebas. Bahan material
yang sering digunakan adalah batu kali diikat menjadi satu kesatuan yang erat dan kuat
dengan adukan perekat dari campuran semen dan pasir.
Pondasi menerus dipasang dibawah seluruh panjang dinding bangunan, pondasi ini
dipakai kalau kedalaman tanah baik antara 0,8m 1,2m dari permukaan tanah asli. Pada
pondasi menerus seluruh beban bangunan diratakan lebih dahulu sepanjang balok sloff, baru
kemudian dilimpahkan ke pondasi dibawahnya secara merata
B.

Pondasi Setempat

Bila daya dukung tanah yang diinginkan berada pada kedalaman lebih dari 1,2m dari
permukaan tanah asli, akan sangat mahal bila menggunakan pondasi menerus. Untuk
menghemat biaya dipakai jenis pondasi setempat. Pondasi setempat dipasang dibawah kolomkolom utama pendukung bangunan. Pondasi setempat dapat dikatakan akar dari bangunan
tempat untuk bertumpunya kolom-kolom.
Pada pemakaian pondasi setempat masih diperlukan adanya pondasi menerus.
Fungsinya tidak mendukung beban bangunan melainkan untuk tumpuan mencor balok sloff.
Pondasi setempat dapat dibuat bentuk sebagai berikut:

C.

1.

Pondasi Pilar, dibuat dari pasangan batu kali berbentuk kerucut


terpancung (Umpak).

2.

Pondasi Sumuran, dibuat dengan cara menggali tanah berbentuk bulat


sampai kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batubatu besar.

3.

Pondasi Telapak (Voet Plat), dibuat dari konstruksi beton bertulang


berbentuk plat persegi.
Pondasi Gabungan

Pondasi Gabungan merupakan pondasi plat yang mendukung kolom lebih dari satu,
maksudnya untuk menghemat ukuran plat setempat. Pondasi ini dipakai juga bila luas tanah
untuk bangunan sangat terbatas.
D.

Pondasi Plat

Pondasi plat merupakan pondasi yang dibuat berupa plat tebal dengan perkuatan
balok-balok dari beton bertulang kedap air. Dipasang di bawah seluruh luas bangunan, dapat
dimanfaatkan sebagai ruang basement di bawah tanah, gudang, ruang mesin atau areal parkir.
Pondasi ini biasanya dirangkai menjadi satu menerus dengan dinding beton kedap air sebagai

turap penahan tanah disekelilingnya. Dipakai bila daya dukung tanahnya tidak rata dan labil
(rawa).

Anda mungkin juga menyukai