Anda di halaman 1dari 26

TATA TERTIB

1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan kartu


praktikum
2. Kartu selalu dibawa tiap praktikum dan responsi
3. Menulis rencana kerja praktikum pada buku BRK,
dikumpul sebelum praktikum dimulai
 BRK disampul seragam tiap kelompok
4. Datang tepat waktu
5. Tertib didalam laboratorium, bicara seperlunya
6. Meja praktikum ditinggalkan dalam keadaan bersih
dan rapi
7. Laporan praktikum dikumpulkan paling lambat 3
(tiga) hari setelah praktikum
PERLENGKAPAN
 TIAP MAHASISWA :  TIAP KELOMPOK :
 Jas paraktikum  Pena marker
 Sandal jepit baru  Selotip bening
bernama  Korek api
 Buku Rencana Kerja  Pinset
 Pensil Warna  Label/stiker nama
 Masker  Tissue gulung
 Sarung tangan
 Dimasukkan dalam
box alat
PEWARNAAN
KUMAN

LAB. MIKROBIOLOGI
F. KEDOKTERAN UNS
PEWARNAAN
 Mikroorganisme dapat dilihat dengan alat
bantu : MIKROSKOP
 Teknik pewarnaan mikroorganisme dilakukan
untuk membantu mempelajari MORFOLOGI
mikroorganisme  berbeda dengan latar
belakang/artefak/benda-benda sekelilingnya
FIKSASI
 Adalah upaya melekatkan spesimen pada
gelas obyek agar tidak lepas saat proses
pewarnaan

 Metode :
 Fisis  Pemanasan
 Kimiawi  Methyl alkohol (metanol)
SPESIMEN/SAMPEL
 Cair/Larutan  Langsung dibuat preparat
 Padat  dilarutkan dulu baru dibuat
preparat
 Apusan yang baik :
 Tipis
 Rata
PEWARNAAN SEDERHANA
 Menggunakan satu zat warna
 Warna bakteri & sekitarnya sama
 Warna bakteri lebih dens/jelas
 Dapat digunakan untuk melihat
MORFOLOGI kuman
 Macam : Safranin, Fuchsin basis,
Kristal Violet, Methylen Blue
PRAKTIKUM

 Tujuan : Melihat morfologi kuman dengan satu macam

pewarna
 Dasar : Dengan pewarnaan kuman terlihat lebih jelas

dibanding sekitarnya
 Cara kerja :
HASIL PEWARNAAN

Safranin

Fuchsin

Methylen Blue

Kristal violet
PEWARNAAN GRAM
 Menggunakan dua macam pewarna
 Menggunakan peluntur diantara dua zat pewarna tsb
 Dapat digunakan untuk membedakan struktur dinding
sel bakteri menurut reaksi pewarnaan
 Bakteri yang tahan terhadap peluntur akan menyerap
pewarna pertama  Reaksi +
 Bakteri yang tidak tahan terhadap peluntur akan
menyerap pewarna kedua  Reaksi -
GRAM

 Pewarna Pertama : Kristal violet (A)


 Intensifier : Kalium Yodida (B)
 Peluntur : Alkohol (C)
 Pewarna Kedua : Safranin (D)
DINDING BAKTERI
 GRAM POSITIF  GRAM NEGATIF
 Lapisan peptidoglikan  Lapisan peptidoglikan
tebal tipis
 Tanpa selaput Luar  Mempunyai selaput
luar

Membr sitoplasma Membr sitoplasma


Sitoplasma Sitoplasma
PRAKTIKUM
 Tujuan : Membedakan bakteri Gram + dan Gram -
 Dasar : Gram + mempertahankan pewarna I,
Gram – Tidak dapat mempertahankan
pewarna I, luntur oleh alkohol, shg
menyerap pewarna II
 Cara kerja :
HASIL PEWARNAAN
Clostridium tetani Escherechia coli

Gafkyia Nisseria gonococcus


PEWARNAAN TAHAN ASAM
 PRINSIP PEWARNAAN = PEWARNAAN MAJEMUK
• Dinding sel bakteri tahan asam mengandung lipid
tinggi  sukar diwarnai
• Mewarnai bakteri tahan asam  menghilangkan
lapisan lipid pada dinding sel : pemanasan (ZN),
deterjen (KG)
• Macam : Ziehl Nielsen, Kinjoun, Kinjoun Gabbet,
Tan Thiam Hok dll
ZIEHL NIELSEN

 Pewarna pertama : Fuchsin basis


 Peluntur : Alkohol dan
HCl
 Pewarna kedua : Methylen Blue

 Menghilangkan lipid : pemanasan


PRAKTIKUM
 Tujuan : Membedakan bakteri tahan asam & tidak
tahan asam
 Dasar : Bakteri tahan asam sukar diwarnai, namun
bila telah menyerap pewarna akan sukar
dilunturkan sekalipun dengan asam kuat
 Cara kerja :
HASIL PEWARNAAN

BTA + BTA -
PEWARNAAN KHUSUS
 Digunakan untuk melihat organella accessories
(tambahan)  Spora, Flagel, Kapsul, Granula

 Organella tambahan  Sukar diwarnai


 Spora : struktur kompleks berlapis-lapis sukar
ditembus zat warna
 Kapsula : polisakarida yang tidak menyerap zat warna
 Granula : polimer fosfat, tidak nampak dg pewarnaan
biasa
 Flagel :sangat rapuh, mudah tanggal pada proses
pewarnaan
METODE PEWARNAAN

 KAPSULA : Burri, Hiss, Gins, Flu, Muis,


Raebiger
 SPORA : Klein Vedder, Sceffer
Fulton,Darner
 FLAGELLA : Gray
 GRANULA : Neisser
PEWARNAAN KAPSULA
 Metode yang digunakan : Burri
 Menggunakan kombinasi pewarnaan negatif
dan pewarnaan sederhana
 Latar belakang dibuat gelap (pewarnaan
negatif), kuman dicat methylen blue
(pewarnaan sederhana)  Kapsul terlihat
sebagai ‘hallo’ disekitar masa biru (kuman)
PRAKTIKUM
 Tujuan : melihat kapsul bakteri dengan kombinasi
negatif sataining & simple staining
 Dasar : Kapsula bakteri tidak menyerap zat warna,
kapsula dapat dilihat dengan menggelapkan
medan penglihatan, kapsul nampak sebagai
hallo yang mengelilingi kuman.
 Cara kerja :
HASIL PEWARNAAN
Diplococcus pneumoniae

Pewarnaan Gram Pewarnaan Burri


PEWARNAAN SPORA
 Metode yang digunakan : Klein Vedder
 Menggunakan prinsip pemanasan dan pewarnaan
majemuk tahan asam
 Pemanasan  membengkakkan dan memecah
spora shg pewarna dapat masuk dalam spora
 Setelah spora terwarnai, tidak mudah dilunturkan
walau dengan asam kuat sekalipun
 Spora  mengikat warna I
Tubuh bakteri  mengikat warna II
PRAKTIKUM
 Tujuan :Melihat bentuk dan letak spora bakteri.
 Dasar : Spora dapat menyerap zat warna setelah
dipanaskan, spora mempertahankan warna
dengan kuat terhadap peluntur asam, badan
kuman tidak tahan terhadap peluntur asam
 Cara kerja :
HASIL PEWARNAAN

Clostridium sp

SPORA

TUBUH
KUMAN

Pewarnaan Gram Pewarnaan Klein Vedder

Anda mungkin juga menyukai