Anda di halaman 1dari 4

RESUME

MANAJEMEN KONFLIK LAYANAN KEPERAWATAN


A. PENGERTIAN
Konflik selalu ada dalam menunjang terjadi perubahan atau ada setiap
perubahan itu terjadi. Konflik dapat diartikan sebuah pertentangan. Sejak jaman
dahulu hingga sekarang konflik masih sering terjadi bahkan kian meluas dalam
berbagai hal. Konflik juga dapat terjadi dalam dunia keperawatan dan yang lainnya.
Pengetian konflik sendiri diungkapkan oleh berbagai ahli, seperti:
1

Konflik dikenal sebagai fenomena alami yang memperkuat organisasi dengan


mendamaikan mendapat-pendapat yang berbeda dan menyelesaikan paham

golongan (Sexton, 1982).


Konflik diartikan sebagai bentuk perselisihan antara sikap bermusuhan atau
kelompok penentang ide-ide ( Gillies, 1994).

B. TIPE TIPE KONFLIK


Mariner (1979) mengkatagorikan konflik dalam organisasi structural sebagai
konflik vertical dan horizontal. Konflik vertical meliputi perbedaan diantara
pemimpin dan anak buah. Konflik horizontal adalah garis konflik antara staf dan ada
hubungannya dengan praktik, keahlian, otoritas, dan sebagainya. Selain berupa
perselisihan antar departemen. Misalnya saja konflik vertical dapat terjadi karena
perbedaan komunikasi antara pemimpin kesatu staf dan ke staf lainnya. Begitu juga
konflik horizontal dapat dikarenakan oleh perbedaan keyakinan atau kecemburuan
sosial terhadap prestasi masing-masing.
Konflik dapat dibekan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Intrapersonal
Konflik yang terjadi masalah internal untuk mengklarifikasikan nilai
dan keinginan dari konflik yang terjadi.
2. Interpersonal
Konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan,
dan keyakinan yang berbeda.
3. Antar Kelompok (intergroup)
Konflik yang terjadi antara dua orang atau lebih dari kelompok orang,
departemen atau organisasi. Bersumber pada hambatan dalam

mencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas jasalayanan), keterbatasan


prasarana.
C. PENYEBAB KONFLIK
Banyak penyebab yang dapat memicu tejadinya konflik, bisasanya paling
sering terjadi antara suatu kelompok hingga organisasi, dan banyak faktor yang dapat
menyebabkan konflik itu muncul. Baik yang berawal dari dalam diri individu atau
merespon terhadap perubahan yang terjadi. Mempertahankan keinginan atau
merubahnya juga dapat menimbulkan konfik baik dalam diri maupun dalam
organisasi. Faktor-faktor yang bertanggung jawab terhadap terjadinya konflik, yaitu:
1 Perilaku Menentang, sebagai bentuk dari ancaman terhadap suatu dialog
rasional, dapat menimbulkan gangguan protocol penerimaan untuk interaksi
dengan orang lain, berupa verbal dan nonverbal. Contoh perilaku menentang,
seperti menolak, menggerutu, kepatuhan semu, dan atau menolak untuk
2

berpartisipasi.
Stress timbul disebabkan oleh banyaknya stressor dalam lingkungan kerja.
Kondisi stress dapat menyebabkan adanya tekakan mental pada seseorang bila

bersinggungan padasedikit saja masalah dapat memicu terjadinya konflik.


Kondisi ruangan, terlalu sempit atau tidak kondusif dalam melalukan kegiatan
rutin. Sehingga mudah terjdi konflk, baik antar pengunjung pasien di ruangn

yang sempit atau hubungan moton di dalam lingkungan tersebut.


Kewenangan, antara dokter dan perawat yang berlebihan, dan tidak saling
mengindahkan usulan-usulan. Contoh : Adanya jarak yang jauh antara dokter
dan perawat dapat memperlambat penyembuhan pasien, mungkin disebabkan
oleh keengganan perawat menyampaikan perkembangan pasien dan sifat ketus

dokter kepada perawat yang menyebabkan terjadinya keengganan.


Penyebab lainnya, diakibatkan oleh adanya perbedaan nilai dan keyakinan
antara tim kesehatan atau antara tim kesehatan dengan keluarga pasien. Seperti
terjadinya eksldusifisme, yaitu pemikiran kelompok tertentu memiliki

kemampuan yang lebih dibandingkan kelompok lainnya.


Peran ganda, seorang perawat yang berperan lebih dan satu peran hampir pada
waktu yang bersamaan, masih merupakan fenomena jamak dalam pelayanan
tatanan kesehatan baik komunitas maupun rumah sakit, sehingga terjadi
kebingungan dalam mendahulukan penyelesaian dan kegagalan tanggung
jawab serta tanggung gugat untuk suatu tugas pada individu atau kelompok.

Kekurangan sumber daya inisiasi, merupakan penyebab absolute terjadinya


konflik. Contohnya, persaingan yang berorientasi pada uang (money

orientated) dalam memperebutkan klien, jabatan atau kedudukan.


Perubahan. Perubahan yang terjadi cepat atau lambat dapat menyebabkan
terjadinya konflik. Terjadi pada individu yang tidak siap perubahan atau

sebaliknya yang sangat menginginkan perubahan.


Komunikasi. Penyampain informasi yang tidak seimbang dapat merusak
tatanan organisasi maupun suatu hubungan. Penggunaan bahan dan media
yang tidak efektif akan menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial maupun
konflik yang merusak.

D. PROSES KONFLIK
Perbedaan keyakinan dan benturan sosial dapat mengindikasikan terjadinya
konflik. Berikut beberapa tahapan terjadinya konflik.
1 Konflik Laten yaitutahapan konflik yang terus menerus (laten) dalam suatu
2

organisasi, sepeti kondisi keterbatasan staf.


Felt konflik (affectives) yang terjadi karena adanya suatu yang dirasakan

sebagai ancaman, ketakutan, tidak percaya, marah.


Konflik yang nampak (sengaja dimunculkan). Konflik yang sengaja
dimunculkan untuk dicari solusi. Memerlukan suatu upaya dan strategi untuk

mencapai tujuan organisasi.


Resolusi Konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan

semua orang yang ada didalamnya.


Konflik Aftermath. Konflik yang terjadi akibat terselesaikannnya konflik yang
pertama.

E. PENYELESAIAN KONFLIK
Konflik yang terjadi dalam suatu tatanan organisasi harus segera dikenali sifat,
jenis, penyebab, lamanya, dan kepelikan konflik dalam rangka menyelesikannnya.
Seorang manajer (missal kepala ruang) hendaknya tanggap dalam menyelesaikan
konflik yang ada. Seorang manajer bisa saja mengabaikan konflik jka konflik tersebut
tidak mempengaruhi asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien. Bila konflik
yang terjadi sangat mempengaruhi pemberian asuhan keperawatan, seorang manajer
dapat segera mengambil inisiatif untuk ikut campur dan menyelesaikannya. Strategi
penyelesaian konflik, diantaranya:
1 Penggunaan disiplin.
2 Pertimbangan tahap kehidupan dengan pemberian dungungan untk mencapai
3

tujuan dalam perkembangan tahap kehidupan.


Komunikasi.

4
5

Lingkaran kualitas, melalui kegiatan peningkatan motivasi personal.


Latihan kearsetifan.

Vestak (1994) menjabarkan langkah-langkah menyelesaikan suatu konflik:


1
a
b
c
d
e
2
3
a
b

Pengkajian
Analisa situasi.
Identifikasi jenis dan menetukan waktu yang sesuai.
Analisa dan memastikan isu yang berkembang.
Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi.
Menyusun tujuan.
Identifikasi (mengelola peasaan).
Intervensi.
Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik.
Menyelesaikan metode dalam penyelesaian konflik. Seleksi metode yang sesui
dengan konflik yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai