Anda di halaman 1dari 14

HEWAN DAN TUMBUHAN DI INDONESIA BAGIAN TIMUR

A. Hewan di Indonesia Bagian Timur Adalah Sebagai Berikut:

1. Kuskus
Kuskus
merupakan
salah
satu
mamalia
berkantung
yang
ada
di Indonesia. Seperti kanguru, kuskus
betina melahirkan anaknya kemudian
merawat dan membawa anaknya dalam
kantung yang terdapat di perutnya.
Kuskus sering dianggap hewan yang
sama dengan kukang, padahal keduanya berbeda. Ciri utama kuskus
selain kantong yang terdapat di perutnya adalah bentuk muka yang
bundar dengan daun telinga yang kecil, serta bulu yang lebat.
Selain itu kuskus mempunyai ekor yang panjang dan kuat yang
berfungsi sebagai alat untuk berpegangan saat berpindah dari satu dahan
ke dahan lainnya. Ekor kuskus juga menjadi senjata pertahanan dengan
cara mengaitkan ekornya kuat-kuat pada batang atau cabang pohon.
2. Burung Cendrawasih
Burung - burung Cenderawasih merupakan
anggota
famili
Paradisaeidae
dari
ordo
Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia
timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan
Australia timur. Burung anggota keluarga ini
dikenal karena bulu burung jantan pada banyak
jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang
dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau
kepalanya. Ukuran burung Cenderawasih mulai
dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm
hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih
manukod jambul-bergulung pada 430 gram.
Burung
Cenderawasih
yang
paling
terkenal
adalah
anggota
genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, Cenderawasih kuningbesar,Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang
dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh
pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat
dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan
menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat
namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula
nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama
jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.

Banyak jenis mempunyai ritual kawin yang rumit, dengan sistem kawin
jenis-jenis Paradisaea adalah burung-burung jantan berkumpul untuk
bersaing memperlihatkan keelokannya pada burung betina agar dapat
kawin.
Sementara
jenis
lain
seperti
jenisjenis Cicinnurus dan Parotiamemiliki tari perkawinan yang beraturan.
Burung jantan pada jenis yang dimorfik seksual bersifat poligami. Banyak
burung hibrida yang dideskripsikan sebagai jenis baru, dan beberapa
spesies diragukan kevalidannya.
Jumlah telurnya agak kurang pasti. Pada jenis besar, mungkin hampir
selalu satu telur. Jenis kecil dapat menghasilkan sebanyak 2-3 telur
(Mackay 1990).
3. Kanguru
Anguru atau kangguru adalah
hewan mamalia yang
memiliki
kantung
(marsupialia). Hewan ini termasuk hewan
khas australia. Katakanguru diambil dari bahasa
aborigin gangguru.
Ada tiga spesies kanguru:
kanguru merah
Kanguru merah adalah hewan marsupial terbesar
yang masih hidup. Apabila berdiri tingginya dapat
mencapai lebih dari 2 meter dan bobotnya mencapai 90 kg. Kanguru jenis
ini biasanya bergerak dalam kelompok besar. Mereka tidur di kala siang
yang hawanya paling panas. Apabila tidak ada air, mereka akan mencari
kelembaban dari tumbuhan hijau. Mereka juga hanya akan
berkembangbiak apabila ada hujan dan tumbuh tanaman baru.
kanguru abu-abu timur
Kanguru abu-abu timur dapat ditemukan di daerah subur australia bagian
timur.
kanguru abu-abu barat
Kanguru abu-abu barat dapat ditemukan di australia bagian barat,
australia bagian selatan yang dekat dengan pantai dan basin sungai
darling. Kanguru abu-abu sangat banyak jumlahnya. Mereka hidup di
hutan-hutan eukaliptus yang terbuka dan di daerah berumput. Mereka
memakan rumput.
B. Persebaran Tumbuhan di Indonesia Bagian Tengah
1. Agathis

Genus Agathis, sering disebut pohon damar, atau dalam bahasa


Maori disebut kauri, adalah marga dari 21 spesies pohon yang selalu
berdaun sepanjang tahun dari famili konifer purba Araucariaceae.
Meskipun dahulunya menyebar luas selama periode Jurasik, sekarang
mereka hanya ditemukan di daerah yang lebih kecil di belahan Bumi
selatan. Pohon-pohon ini bercirikan batang yang sangat besar dan
percabangan sedikit atau tidak ada pada beberapa bagian batang di

bawah tajuk. Pohon muda biasanya berbentuk


kerucut; hanya saat dewasa tajuknya menjadi lebih
membulat
atau
tidak
beraturan.
Kulit
kayunya lembut dan berwarna abu-abu muda atau
cokelat abu-abu, biasanya mengelupas menjadi
serpihan-serpihan yang menebal pada pohon yang
lebih tua. Struktur cabangnya seringkali horizontal,
atau menaik saat lebih besar. Cabang paling bawah
seringkali meninggalkan luka cabang melingkar bila
mereka tanggal dari batang yang berada lebih di
bawah.
Daun muda pada semua spesies Agathis lebih besar daripada daun tua,
lebih atau kurang lancip, bermacam-macam bentuknya di antara spesies
dari bentuk ovata (membundar telur) hinggalanceolata (panjang, lebar di
tengah). Daun tua berhadapan letaknya, bentuk jorong hingga serupa
garis, sangat kasar dan cukup tebal. Daun muda seringkali berwarna
merah tembaga, kontras dengan dedaunan musim sebelumnya yang
biasanya hijau atau hijau-berserbuk.
Runjung jantan yang menghasilkan serbuk sari biasanya hanya muncul
pada pohon yang lebih besar setelah runjung betina yang akan
menghasilkan biji muncul. Runjung betina biasanya berkembang pada
anak cabang samping yang pendek, menjadi dewasa setelah dua tahun.
Bentuknya umumnya bulat atau bulat telur.
Biji dari beberapa spesies diserang oleh ulat dari ngengat Agathiphaga,
golongan ngengat yang termasuk paling primitif.
2. Rumbia

Rumbia atau disebut juga (pohon) sagu adalah


nama sejenis palma penghasil tepung sagu.
Nama-nama lainnya di berbagai daerah
diSumatra dan Sulawesi adalah rumbieu,
rembie,
rembi,
rembiau, rambia, hambia, humbia, lumbia, rom
bia, rumpia.
Di Maluku dikenal sebagai ripia, lipia, lepia, lapia, lapaia, hula atau huda.
Di Jawa, ambulung, bulung, (am)bulu, tembulu (Jw.), bhulung (Md.), dan ki
ray.

HEWAN DAN TUMBUHAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT


A. Hewan Indonesia Bagian Barat Adalah Sebagai Berikut.
1.
Harimau Sumatra
Harimau
Sumatra (Panthera
tigris
sumatrae)
hanya
ditemukan
di
PulauSumatra di Indonesia, merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang
masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis
yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam

2.

3.

yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400500 ekor, terutama hidup di Taman-taman
nasional di Sumatra. Uji genetik mutakhir telah
mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik,
yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin
berkembang menjadi spesies terpisah, bila
berhasil lestari.Penghancuran habitat adalah
ancaman terbesar terhadap populasi saat ini.
Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman
nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66
ekor harimau terbunuh antara 1998 dan 2000.
Ciri ciri :
Harimau
Sumatra adalah subspesies harimau
terkecil.
Harimau
Sumatra
mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola
hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Harimau
Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke buntut atau
sekitar 250cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300 pound atau
sekitar 140kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60cm.
Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198cm dan berat 200
pound atau sekitar 91kg. Belang Harimau Sumatra lebih tipis daripada subspesies
harimau lain. Warna kulit Harimau Sumatra merupakan yang paling gelap dari
seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua.
Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan
subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya
menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka
mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air,
terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna
menjadi hijau gelap ketika melahirkan.
Banteng
Banteng
atau tembadau (dari bahasa
Jawa,
banng),
Bos
javanicus,

adalah hewanyang sekerabat dengan sapi dan


ditemukan di Myanmar, Thailand, Kamboja,
Laos, Vietnam, Kalimantan, Jawa, and Bali.
Banteng dibawa ke Australia Utara pada masa
kolonisasi Britania Raya pada 1849 dan sampai
sekarang masih lestari.Terdapat tiga anak jenis
banteng
liar: B.
javanicus
javanicus (di Jawa, Madura,
dan Bali), B.
javanicus
lowi (di Kalimantan,
jantannya
berwarna coklat bukan hitam), dan B. javanicus
birmanicus (di Indocina). Anak jenis yang terakhir digolongkan sebagai Terancam
oleh IUCN.Banteng dapat mencapai tinggi sekitar 1,6m di bagian pundaknya dan
panjang badan 2,3 m. Berat banteng jantan biasanya sekitar 680 - 810 kg jantan
yang sangat besar bisa mencapai berat satu ton sedangkanbetinanya lebih
ringan. Banteng memiliki bagian putih pada kaki bagian bawah dan
pantat,punuk putih, serta warna putih disekitar mata dan moncongnya, walaupun
terdapat sedikit dimorfisme seksual pada ciri-ciri tersebut. Banteng jantan memiliki
kulit berwarna biru-hitam atau atau coklat gelap, tanduk panjang melengkung ke
atas, dan punuk di bagian pundak. Sementara, betinanya memiliki kulit coklat
kemerahan, tanduk pendek yang mengarah ke dalam dan tidak berpunuk.Banteng
hidup dari rumput, bambu, buah-buahan, dedaunan, dan ranting muda. Banteng
umumnya aktif baik malam maupun siang hari, tapi pada daerah pemukiman
manusia, mereka beradaptasi sebagai hewan nokturnal. Banteng memiliki
kecenderungan untuk berkelompok pada kawanan berjumlah dua sampai tiga
puluh ekor. Di Jawa, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Meru
Betiri, Taman Nasional Bali Barat, Taman Nasional Alas Purwo dan Taman Nasional
Baluranmenjadi pertahanan terakhir hewan asli Asia Tenggara ini.
Beruang

Beruang
madu atau
dalam
bahasa
latin
disebut Helarctos malayanus merupakan spesies
(jenis) beruang terkecil dari delapan jenis beruang
yang ada di dunia. Beruang madu (Helarctos
malayanus) yang suka menyukai sarang lebah (anak
lebah dan madunya) sebagai makanan favoritnya ini
merupakan binatang khas (fauna identitas) provinsi
Bengkulu. Binatang pemakan madu ini juga menjadi
maskot kota Balikpapan.Beruang madu dalam bahasa ilmiah disebut
sebagai Helarctos malayanus. Sedangkan dalam bahasa Inggris Malayan Sun
Bear atau Sun Bear. Spesies beruang terkecil ini merupakan satwa yang
dilindungi dari kepunahan secara International. Oleh IUCN Red List, binatang
pemakan lebah dan madu yang pandai memanjat ini dalamstatus konservasi di
kategorikan sebagai Rentan (Vulnerable; VU).Ciri-ciri Beruang Madu. Beruang
madu (Helarctos malayanus) mempunyai panjang tubuh sekitar 1,4 meter dengan
tinggi punggungnya sekitar 70 cm. Beruang madu dewasa mempunyai berat tubuh
antara 50-65 kg. Dengan ukuran tubuh ini, menjadikan Beruang madu sebagai
beruang terkecil diantara jenis-jenis beruang lainnya yang terdapat di
dunia.Beruang madu berwarna hitam, dengan bulu yang keputih-putihan atau
kuning yang berbentuk V di dadanya. Moncongnya berwarna lebih cerah dari
warna dadanya. Beruang madu mempunyai kuku yang panjang-panjang dan terdiri
dari masing-masing lima pada sepasang kaki depan dan belakang. Kaki depannya
menghadap ke dalam dan tapaknya licin. Dengan kukunya dan bentuk kakinya
inilah Beruang madu mampu memanjat pohon-pohon yang berbatang lurus dan
tinggi dengan cepat dan mudah.Dalam kondisi liar, usia hidup spesies beruang
terkecil ini tak diketahui. Sedangkan dalam kurungan, beruang bernama
latin Helarctos malayanus ini mencapai umur 28 tahun. Binatang pemakan madu
ini mampu bereproduksi sepanjang tahun. Beruang madu mengandung selama 96
hari, dan menyusu selama 18 bulan. Mencapai kematangan seksual setelah
berumur 3-4 tahun.Habitat dan Makanan. Beruang madu hidup di hutan-hutan
dataran rendah, hutan perbukitan, dan perbukitan atas sampai ketinggian 1.500
meter. Penyebarannya mulai dari Bangladesh; Brunei Darussalam, Kamboja, China,
India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia,
Beruang madu terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
4.

5.

Gajah Sumatra

Ciri-ciri Gajah Sumatera


Gajah sumatera secara umum mempunyai ciri badan
lebih gemuk dan lebar. Pada ujung belalai memiliki
satu bibir. Berbeda dengan Gajah Afrika, Gajah
Sumatera memiliki 5 kuku pada kaki depan dan 4
kuku di kaki belakang. Berat gajah sumatera dewasa
mencapai 3.500-5000 kilogram, lebih kecil dari Gajah
Afrika.
Rata-rata Gajah Sumatera dewasa dalam sehari
membutuhkan makanan hingga 150 kilogram dan
180 liter air. Dari jumlah itu, hanya sekitar 40% saja yang mampu diserap oleh
pencernaannya. Untuk memenuhi nafsu makan ini Gajah Sumatera melakukan
perjalanan hingga 20 km perharinya. Dengan kondisi hutan yang semakin
berkurang akibat pembalakan liar dan kebakaran hutan, tidak heran jika nafsu
makan dan daya jelajah bintang berbelalai ini sering terjadi konflik dengan
manusia.
Sebagaimana spesies gajah asia lainnya, Gajah Sumatera tidur sambil berdiri.
Selama tidur, telinganya selalu dikipas-kipaskan. Ia mampu mendeteksi
keberadaan sumber air dalam radius 5 kilometer. Gajah Sumatera, mengalami
masa kawin pada usia 10-12 tahun. Dan akan melahirkan anak 4 tahun sekali
dengan masa mengandung hingga 22 bulan.
Badak

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis ) adalah


satu-satunya badak Asia dengan dua cula. Badak
Sumatera juga dikenal memiliki rambut terbanyak
dibandingkan seluruh sub-spesies badak di dunia,
sehingga sering disebut hairy rhino (badak berambut).
Ciri-ciri lainnya adalah telinga yang besar, kulit
berwarna coklat keabu-abuan atau kemerahan sebagian besar ditutupi oleh rambut dan kerut di
sekitar matanya.
Panjang cula depan biasanya berkisar antara 25-80 cm,
sedangkan cula belakang biasanya relatif pendek dan tidak lebih dari 10 cm. Saat
anak badak Sumatera lahir hingga remaja biasanya kulitnya ditutupi oleh rambut
yang lebat berwarna coklat kemerahan. Bersamaan dengan bertambahnya usia
satwa ini, rambut yang menutupi kulitnya semakin jarang dan berubah kehitaman.
Panjang tubuh satwa dewasa berkisar antara 2 - 3 meter dengan tinggi 1 - 1,5
meter. Berat badan diperkirakan berkisar antara 600 - 950 kg.
Habitat badak Sumatera mencakup hutan rawa dataran rendah hingga hutan
perbukitan, meskipun umumnya satwa langka ini sangat menyukai hutan dengan
vegetasi yang sangat lebat. Badak Sumatera adalah penjelajah dan pemakan buah
(khususnya mangga liar dan buah fikus), daun-daunan, ranting-ranting kecil, dan
kulit kayu. Mereka lebih menyukai dataran rendah, khususnya di hutan-hutan
sekunder di mana banyak tedapat sumber makanan yang tumbuh rendah. Badak
Sumatera hidup di alam dalam kelompok kecil dan umumnya menyendiri (soliter).
Badak Sumatera adalah badak yang memiliki ukuran terkecil dibandingan semua
sub-spesies badak di dunia. Saat ini populasinya diperkirakan kurang dari 300 ekor.
Selama bertahun-tahun, perburuan badak Sumatera untuk diambil culanya maupun
bagian-bagian tubuh lainnya - biasanya dipercaya sebagai bahan obat tradisional telah berakibat pada semakin berkurangnya populasi satwa tersebut. Saat ini,
hilangnya habitat hutan menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup badak
Sumatera yang tersisa.
6.

Tapir

Tapir Sumatera merupakan hewan penyendiri,


menandai jalur-jalur besar di darat sebagai teritori
atau daerah kekuasaannya, meski daerah ini
biasanya
bertumpang
tindih
dengan
daerah
kekuasaan individu lain. Tapir menandai teritorinya
dengan mengencingi tetumbuhan dan mereka sering
mengikuti jalur lain dari yang telah mereka buat
yang telah ditumbuhi tumbuhan. Binatang ini
vegetarian, ia mencari makan berupa umbi empuk
dan daun-daunan dari lebih dari 115 jenis tumbuhan
(ada kira-kira 30 yang terutama disukainya), bergerak lambat di hutan dan berhenti
untuk makan dan memperhatikan bau yang ditinggalkan tapir lain di daerah itu.
Akan tetapi, bila merasa terancam, tapir dapat lari dengan cepat meskipun
bertubuh besar, dan mereka juga dapat membela diri dengan rahang kuat serta
gigi tajamnya.
Ancaman utama terhadap Tapir adalah hilangnya habitat. Sebagian besar habitat
yang mereka perlukan telah hilang dan berubah menjadi perkebunan kelapa sawit
di Sumatera. Masih sangat sedikit informasi mengenai ukuran populasi Tapir,
namun diperkirkan bahwa populasinya telah berkurang lebih dari 50% dalam 36
tahun terakhir.
Nama ilmiahnya indicus merujuk pada Hindia Timur, yaitu habitat alami jenis ini. Di
Sumatera tapir umumnya disebut tenuk or seladang, gindol, babi alu, kuda ayer,
kuda rimbu, kuda arau, marba, cipan, dan sipan.
Tapir (Tapirus indicus):
Adalah jenis hewan herbifora yaitu hewan pemakan daun-daun muda dan
tumbuhan-tumbuhan bawah di hutan hujan primer pada vegetasi yang padat
pinggiran hutan atau disepanjang pinggiran sungai. Dari ciri morfologinya Tapir

adalah hewan yang unik. Penyebaran populasi Tapir yaitu Asia Tenggara, sebelah
selatan Myanmar sepanjang batas menuju selatan barat Thailand, Semenanjung
Malaya dan Sumatera. Tinggi Tapir mencapai 100 cm, panjang badan mencapai
250 cm dan berat mencapai 260 kg 375 kg. Umur Tapir hidup dialam bebas
dengan kondisi alam/ habitat yang baik bisa mencapai 30 tahun.
Tapir memiliki ciri khas yaitu bentuk hidungnya yang memanjang mirip dengan
belalai pada Gajah, tetapi pada tapir tentu saja lebih pendek. Hidung ini didekatkan
ditanah jika Tapir berjalan. Tapir juga memiliki keunikan pada warna tubuhnya
dimana bagian depan tubuh dari bagian kepala, leher dan kaki berwarna hitam,
sedangkan bagian belakangnya berwarna putih.
Selain memiliki keunikan pada warna tubuh, tapir mempunyai keunikan tersendiri
pada jumlah jemari kaki. Pada kaki depan tapir memiliki empat jari sedangkan pada
kaki belakang hanya tiga. Jejak kaki tapir ini sangat mirip dengan badak Sumatera,
kecuali bentuk kuku yang lebih runcing. Jejak kaki depan individu dewasa berkisar
antara 155 220 mm (panjang) dan 139 240 mm (lebar). Sedangkan kaki
belakang berukuran 127 220 mm (panjang) dan 113 180 mm (lebar). Bentuk
tubuh yang membulat dan kaki depan yang lebih pendek, memungkinkan tapir
untuk berlari dengan cepat diantara rerimbunan semak. Selain itu, tapir
mempunyai kemampuan untuk berenang dan menyelam dalam air untuk waktu
yang lama.
B. Persebaran Tumbuhan di Indonesia bagian barat
Indonesia kaya akan bermacam macam tumbuhan dan hewan.kekayaan tumbuhan di
Indonesia dapat dibuktikan dengan adanya 4.000-an jenis pohon , 1.500-an jenis pakis,
dan 5.000-an jenis anggrek. Inilah beberapa jenis tumbuhan di wilayah Indonesia bagian
barat.
1. Ciri Ciri Tumbuhan Bunga Bangkai
Rafflesia arnoldii merupakan tumbuhan parasit
obligat yang terkenal karena memiliki bunga
berukuran sangat besar, bahkan merupakan
bunga terbesar di dunia. Bunga pakma atau
rafflesia merupakan genus sejenis tumbuhan
berbunga dengan bunga yang besar, dan
bunga pakma spesies rafflesia arnoldii
merupakan yang terbesar di dunia. . Taman
nasional gunung leuser (tngl) terletak di
provinsi sumatera utara dan nanggroe aceh
darussalam area seluas 1094692 hektar (ha) ini ditetapkan oleh pemerintah ciri ciri
tumbuhan bunga bangkai. 1 ciriciri khusus makhluk hidup dengan lingkungan
hidupnya 2 a ciriciri khusus pada beberapa jenis hewan 3 1 alat pendeteksi benda
pada kelelawar ciri ciri tumbuhan bunga bangkai. Rafflesia arnoldii merupakan
tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat
besar, bahkan merupakan bunga terbesar di ciri ciri tumbuhan bunga bangkai.
2. Pakis/paku
Tumbuhan
paku (atau pakupakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu
divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh
sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk
reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini
masih
menggunakan spora sebagai
alat perbanyakan
generatifnya, sama seperti lumut dan fungi. Tumbuhan
paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah
kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di
antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah
yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang
terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga
dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di
bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang
orang sebagai batu bara.
3. Bakau

Bakau adalah nama sekelompok tumbuhan dari


marga Rhizophora,
suku
Rhizophoraceae.
Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri yang menyolok
berupa akar tunjangyang besar dan berkayu,
pucuk yang tertutup daun penumpu yang
meruncing, serta buah yang berkecambah serta
berakar ketika masih di pohon (vivipar). Pohon bakau juga memiliki banyak nama
lain
seperti
tancang,
tanjang
(Jw.);
tinjang (Md.); bangko(Bugis); kawoka (Timor), wako, jangkar dan lain-lain. Pohon
besar, dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang. Tinggi total 430 m, dengan tinggi akar mencapai 0.5-2 m atau lebih di atas lumpur, dan
diameter batang 50 cm. Bakau merupakan salah satu jenis pohon penyusun utama
ekosistem hutan bakau.
Daun tunggal, terletak berhadapan, terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup
tertutup daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin
serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, berujung runcing, bertangkai, 3,513 7-23 cm. Daun penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin
pada buku-buku yang menggembung.
Bunga berkelompok dalam payung tambahan yang bertangkai dan menggarpu di
ketiak, 2-4-8-16 kuntum, berbilangan 4. Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm,
kuning kecoklatan atau kehijauan, melengkung. Daun mahkota putih berambut
atau gundul agak kekuningan, bergantung jenisnya. Perbungaan terjadi sepanjang
tahun.
4. Anggrek
Anggota suku ini cenderung memiliki organorgan yang sukulen atau berdaging: tebal
dengan kandungan air yang tinggi. Dengan
demikian ia dapat hidup pada kondisi
ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh
dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di
udara. Namun demikian, anggrek tidak
ditemukan
di
daerah
gurun
karena
perakarannya
tidak
intensif.
Anggrek
menyukai cahaya matahari tetapi tidak
langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau
di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.Akar
serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan
melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon
inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh
di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh
pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi
humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang
bersimbiosis dengan anggrek.Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di
tanah (anggrek tanah) batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi.
Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan
terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan
batang dapat bersifat memanjang (monopodial) atau melebar (simpodial),
tergantung genusnya.
Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula,
khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan
air.
Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari
anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai
bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral.
Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota
bunga(sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi
membentuk semacam lidah yang melindungi suatu struktur aksesoris yang
membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek
dengan dua kepala sariberbentuk cakram kecil (disebut pollinia) dan terlindung

oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia
untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme
penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.
Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering
dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah
terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan;
bahkanembrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru
terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya
hingga kemasakan.
5. Beringin raksasa
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 20-25 m Batang Tegak,


bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar,
pada batang tumbuh akar gantung, coklat
kehitaman
Daun:
Tunggal,
bersilang
berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung runcing,
pangkal tumpul, panjang 3-6 cm, lebar 2-4 cm,
bertangkai pendek, pertulangan menyirip, hijau
Bunga: Tunggal, di ketiak daun, tangkai silindris,
kelopak bentuk corong, hijau, benang sari dan putik halus, kuning, mahkota bulat,
halus, kuning kehijauan Buah: Buni, bulat, panjang 0,5-1 cm, masih muda hijau
setelah tua merah Biji: Bulat, keras, putih Akar: Tunggang, coklat
Kandungan Kimia
Daun, akar dan kulit batang beringin mengandung saponin, falvonoida dan
polifenol.
Khasiat
Daun beringin berkhasiat sebagai obat sakit sawanan pada anak-anak. Untuk obat
sawanan dipakai 100 gram daun beringin, dicuci dan direbus dengan 5 liter air
selama 25 menit. Air rebusan setelah agak dingin digunakan untuk memandikan
anak yang sedang sakit.

6. Tumbuhan runjung/pinus
Tetumbuhan
runjung atau Pinophyta,
atau
lebih
dikenal dengan nama konifer(Coniferae), merupakan
sekelompok tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
dengan
ciri
yang
paling
jelas
yaitu
memiliki runjung ("cone") sebagai pembawa biji. Kelompok
ini dulu dalam klasifikasi berada pada takson "kelas"
namun
sekarang
menjadi divisio tersendiri
setelah
diketahui
bahwa
pemisahan
Gymnospermae
dan
Angiospermae secara kladistik adalah polifiletik. Kurang
lebih
ada
550 spesies anggotadivisio ini,
berbentuk
berupa semak,
perdu atau pohon. Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk
berbentuk kerucut dan memiliki daun yang memanjang (lanset) atau berbentuk
jarum (sehingga dikenal juga sebagai tumbuhan berdaun jarum). Bentuk daun
semacam ini dianggap sebagai adaptasi terhadap habitat hampir semua
anggotanya yang banyak dijumpai di wilayah bersuhu relatif sejuk, seperti
sekeliling kutub (circumpolar) atau di dataran tinggi. Tumbuhan runjung
kebanyakan tersebar di daerah beriklim sedang. Bentuk daunnya yang sempit
sangat adaptif dengan suhu yang rendah yang menjadi ciri khas daerah tersebut.

HEWAN DAN TUMBUHAN DI INDONESIA BAGIAN TENGAH


A. Hewan di Indonesia Bagian Tengah Adalah Sebagai Berikut.

1. Rusa

Rusa Bawean memiliki tubuh yang relatif lebih kecil


dibandingkan Rusa jenis lainnya. Rusa Bawean (Axis kuhlii)
mempunyai tinggi tubuh antara 60-70 cm dan panjang
tubuh antara 105-115 cm. Rusa endemik Pulau Bawean ini
mempunyai bobot antara 15-25 kg untuk rusa betina dan
19-30 kg untuk rusa jantan.
Selain tubuhnya yang mungil, ciri khas lainnya adalah memiliki ekor sepanjang 20 cm
yang berwarna coklat dan keputihan pada lipatan ekor bagian dalam. Tubuhnya yang
mungil ini menjadikan Rusa Bawean lincah dan menjadi pelari yang ulung.

2. Anoa
Anoa
adalah
hewan
endemik
Sulawesi,
sekaligus maskot provinsi Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan
letak persebarannya, hewan ini
tergolong fauna peralihan.[3] Sejak tahun 1960-an,
anoa berada dalam status terancam punah.[4] Dalam
lima tahun terakhir populasi anoa menurun secara
drastis.[2] Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih
bertahan hidup.[5] Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan
dagingnya.
Ada dua spesies anoa, yaitu: Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi)
dan Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis).[6] Kedua jenis ini tinggal
dalam hutan yang tidak dijamah manusia. [7] Keduanya juga termasuk jenis
yang agresif dan sulit dijinakkan untuk dijadikan hewanternak (domestikasi).

3. Musang
Musang adalah
nama
umum
bagi
sekelompok
mamalia pemangsa
(bangsa karnivora) dari suku Viverridae. Hewan
ini
kebanyakan
merupakan
hewan
malam
(nokturnal) dan pemanjat yang baik.
Yang paling dikenal dari berbagai jenisnya
adalah musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus). Musang ini biasa hidup
di dekat pemukiman, termasuk perkotaan, dan sering pula didapati
memangsa ayam peliharaan di malam hari.

4. Komodo

Komodo,
atau
yang
selengkapnya
disebut biawak
komodo (Varanus
komodoensis adalahn spesies kadal terbesar di
dunia
yang
hidup
di
pulau
Komodo, Rinca, Flores, Gili
Motang,
dan Gili
Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh
penduduk asli pulau Komodo juga disebut
dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo
merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m.
Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau,
yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang
hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau
tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil.[4][5] Karena
besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang
mendominasiekosistem tempatnya hidup.
5. Burung kakak Tua
Kakatua (suku Cacatuidae) adalah jenis burung hias
yang memiliki bulu yang indah dengan lengkingan
suara yang cukup nyaring. Spesies ini termasuk salah
satu burung dengan kecerdasan yang cukup bagus,
sehingga sering digunakan untuk acara-acara hiburan
dikebun binatang atau tempat hiburan lainnya.
Kata kakatua tertanggal berasal dari abad ke-17 dan
merupakan derivasi kata dari nama Indonesia untuk burung ini, "Kakatuwah"
(yang berarti "wakil" atau "pegangan"; dari paruhnya yang kuat) atau dari
panggilan kakatua putih itu sendiri, melalui istilah Belanda kaketoe;
kata cock mungkin mempengaruhi kata kaketoe. Terdapat varian kata
kakatua pada abad ke-17 termasuk cacato, cockatoon, crockadore, cokato,
cocatore, dan cocatoo digunakan pada abad ke-18. Asal kata ini juga
digunakan untuk familia dan nama generik Cacatuidae dan Cacatua masingmasing.
6. Jalak
Jalak (Ingg. starling)
adalah
nama
sekelompok burung pengicau dari suku Sturnidae.
Burung yang umumnya berukuran sedang (sekitar 2025 cm), gagah, dengan paruh yang kuat, tajam dan
lurus. Berkaki panjang sebanding dengan tubuhnya.
Bersuara ribut, dan berceloteh keras, kadang-kadang
meniru suara burung lainnya. Di alam, burung ini
kebanyakan bersarang di lubang-lubang pohon.

Burung jalak relatif mudah dijinakkan. Dalam kandang burung ini sangat aktif
bergerak dan berkicau. Karena itu penggemar burung kicau memelihara
burung ini untuk melatih jenis burung kicau lain.

7. Nuri
Burung
Nuri
Bayan
(Eclectus
roratus) unik, jantan dan betinanya memiliki
bulu yang berbeda. Burung Nuri Bayan jantan
memiliki bulu yang didominasi warna hijau,
sedangkan Nuri Bayan betina berbulu merah.
Perbedaan mencolok pada warna bulu ini
pernah
membuat
para
ahli
burung
menganggapnya sebagai dua spesies yang berbeda.
Nuri Bayan merupakan salah satu burung paruh bengkok yang asli Indonesia.
Burung Nuri Bayan pun termasuk salah satu burung yang dilindungi di
Indonesia, baik berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 maupun
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.

B. Persebaran Tumbuhan di Indonesia Bagian Tengah

1. Eboni atau Kayu hitam


Kayu-hitam Sulawesi adalah sejenis pohon
penghasil kayu mahal dari suku eboni-ebonian
(Ebenaceae).
Nama
ilmiahnya
adalahDiospyros celebica, yakni diturunkan
dari
kata
"celebes"
(Sulawesi),
dan
merupakan tumbuhan endemik daerah itu.
Pohon, batang lurus dan tegak dengan tinggi
sampai dengan 40 m. Diameter batang bagian
bawah
dapat mencapai 1 m, sering
dengan banir (akar
papan)
besar.
Kulit
batangnya beralur, mengelupas kecil-kecil dan
berwarna coklat hitam. Pepagannya berwarna
coklat muda dan di bagian dalamnya
berwarna
putih
kekuning-kuningan.
Daun tunggal, tersusun berseling, berbentuk jorong memanjang, dengan
ujung meruncing, permukaan atasnya mengkilap, seperti kulit dan
berwarna hijau tua, permukaan bawahnya berbulu dan berwarna hijau
abu-abu.

Bunganya mengelompok pada ketiak daun, berwarna putih. Buahnya bulat


telur, berbulu dan berwarna merah kuning sampai coklat bila tua. Daging
buahnya
yang
berwarna
keputihan
kerap
dimakan monyet, bajing atau kelelawar; yang dengan demikian bertindak
sebagai agen pemencar biji. Bijinya berbentuk seperti baji yang
memanjang, coklat kehitaman.
2. Cendana
Cendana, atau cendana wangi, merupakan
pohon penghasil kayu cendana dan minyak
cendana. Kayunya digunakan sebagai rempahrempah,
bahan
dupa, aromaterapi,
campuran parfum,
serta
sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa
menyimpan aromanya selama berabad-abad.
Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk
membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad
ke-9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan
di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang
ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
Cendana
adalah tumbuhan
parasit pada
awal
kehidupannya.
Kecambahnya
memerlukan
pohon
inang
untuk
mendukung
pertumbuhannya, karena perakarannya sendiri tidak sanggup mendukung
kehidupannya. Karena prasyarat inilah cendana sukar dikembangbiakkan
atau dibudidayakan.[2]
Kayu cendana wangi (Santalum album) kini sangat langka dan harganya
sangat mahal. Kayu yang berasal dari daerah Mysoram di India selatan
biasanya dianggap yang paling bagus kualitasnya. Di Indonesia, kayu
cendana dari Timor juga sangat dihargai. Sebagai gantinya sejumlah pakar
aromaterapi dan parfum menggunakan kayu cendana jenggi (Santalum
spicatum). Kedua jenis kayu ini berbeda konsentrasi bahan kimia yang
dikandungnya, dan oleh karena itu kadar harumnya pun berbeda.
Kayu cendana dianggap sebagai obat alternatif untuk membawa orang
lebih dekat kepada Tuhan. Minyak dasar kayu cendana, yang sangat mahal
dalam bentuknya yang murni, digunakan terutama untuk penyembuhan
cara Ayurveda, dan untuk menghilangkan rasa cemas.
3. Meranti Merah
Meranti merah adalah nama sejenis kayu pertukangan yang populer
dalam perdagangan. Berbagai jenis kayu meranti dihasilkan oleh
marga Shorea dari suku Dipterocarpaceae. Sekitar 70 spesies dari marga
ini menghasilkan kayu meranti merah. Meranti merah tergolong kayu
keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar
antara 0,3 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna

merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga


merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan.
Berdasarkan BJnya, kayu ini dibedakan lebih lanjut
atas meranti merah muda yang lebih ringan dan
meranti merah tua yang lebih berat. Namun terdapat
tumpang tindih di antara kedua kelompok ini,
sementara
jenis-jenis Shorea tertentu
kadangkadang menghasilkan kedua macam kayu itu[
4. Ulin Atau Kayu Besi
Ulin atau
disebut
juga
dengan bulian atau kayu
besi
adalah
pohon berkayu dan merupakan tanaman
khas Kalimantan. Kayu ulin terutama
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan,
seperti konstruksi rumah, jembatan, tiang
listrik, dan perkapalan. Ulin merupakan
salah satu jenis kayu hutan tropika basah
yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera bagian selatan dan
Kalimantan Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat
mencapai 50 m dengan diameter sampai 120 cm. Pohon ini tumbuh pada
dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Ulin umumnya tumbuh pada
ketinggian 5 400 m di atas permukaan laut dengan medan datar sampai
miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran
namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa. Kayu Ulin juga tahan
terhadap perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut sehingga
sifat kayunya sangat berat dan keras. agak terpisah dari pepohonan lain
dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Di bagian bawah pohon
ulin terdapat bagian yang berlobang.

Anda mungkin juga menyukai